Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Richi Mardias
"Penggunaan bahan bakar fosil oleh manusia menimbulkan ancaman serius, yaitu jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang dan polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Kesadaran terhadap ancaman tersebut telah mengintensifkan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-sumber energi alternatif yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Salah satu energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignoselulosa seperti bagas (limbah padat industri gula). Bagas mengandung sekitar 50% selulosa, 20% hemiselulosa, 25% lignin dan sisanya berupa senyawa abu. Pada penelitian ini telah dilakukan percobaan untuk membuat etanol dari bagas dengan proses Sakarafikasi dan Fermentasi Serentak (SSF). Enzim selulase dan yeast Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk hidrolisis dan fermentasi dalam proses SSF tersebut. Variasi pH yang digunakan adalah pH 4; 4,5 dan 5 untuk mendapat pH optimum. Untuk lebih meningkatkan kuantitas etanol yang dihasilkan, dilakukan penambahan HCl dengan konsentrasi 0,5% dan 1% (v/v) serta perlakuan awal dengan jamur pelapuk putih Lentinus edodes (L.edodes) selama 4 minggu. Proses SSF dilakukan dengan waktu inkubasi selama 24, 48, 72, 96 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol tidak dapat dihasilkan tanpa enzim selulase. Pada pH 4; 4,5 dan 5 diperoleh konsentrasi etanol tertinggi berturut-turut 5,29 g/L, 5,6 g/L, 5,46 g/L. Penambahan HCl dengan konsentrasi 0,5% dan 1% dan perlakuan awal dengan L.edodes mampu meningkatkan yield etanol yang diperoleh. Konsentrasi etanol tertinggi pada penambahan HCl dengan konsentrasi 0,5% dan 1% (v/v) berturut-turut adalah 6,02 g/L dan 6,4 g/L. Konsentrasi etanol tertinggi pada perlakuan awal dengan L.edodes adalah 6,49 g/L.

The use of fossil fuel by human can cause seriously threat likes available of fossil fuel for further decade and pollution to the environment by emission from fossil fuel. Consider of that threats, caused intensify many researches to produce sustainability alternative energy resources and more environments friendly. One of the sustainable alternative energy is relatively cheap production and environment friendly was development bio ethanol from waste residue agriculture. It does contain many lignocelluloses like bagasse (waste residue sugar industry). Bagasse contains approximately 50% cellulose, 20% hemicelluloses, 25% lignin and the other such as ash compound. This research deals with ethanol production from sugar cane bagasse using Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF) process. Cellulase enzyme and Saccharomyces cerevisiae was used to hydrolyse and fermentation in SSF process. Variation of pH was used pH 4; 4.5 and 5. For increasing ethanol quantity, SSF process was done by added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and also pre-treatment with white rot fungi such as Lentinus edodes (L.edodes) as long 4 weeks. The SSF process was done with 24, 48, 72, and 96 hour?s incubation time for fermentation. The results show that ethanol can?t be produce without cellulase enzyme. In pH 4, 4.5 and 5 was obtained highest ethanol concentration consecutively is 5.29 g/L, 5.6 g/L, 5.46 g/L. The added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and L.edodes can increase ethanol yield. The highest ethanol concentration with added chloride acid (HCl) concentration 0.5% and 1% consecutively is 6.02 g/L and 6.4 g/L. The highest ethanol concentration with pre-treatment by L.edodes is 6.49 g/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Baiquni
"Bagas merupakan residu padat pada proses pengolahan tebu menjadi gula, yang sejauh ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah (added value). Bagas yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol atau biogas. Dengan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dapat mengatasi krisis energi terutama sektor migas. Pada penelitian ini telah dilakukan konversi bagas menjadi etanol dengan menggunakan enzim xylanase Hasil penelitian menunjukkan kandungan lignoselulosa pada bagas sebesar lebih kurang 52,7% selulosa, 20% hemiselulosa, dan 24,2% lignin. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh enzim xylanase dan kemudian akan difermentasikan oleh yeast S. cerevisiae menjadi etanol melalui proses Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak (SSF). Beberapa parameter yang dianalisis pada penelitian ini antara lain kondisi pH (4, 4,5, dan 5), untuk meningkatkan kuantitas etanol dilakukan penambahan HCl berkonsentrasi rendah (0,5% dan 1% (v/v)) dan bagas dengan perlakuan jamur pelapuk putih (L. edodes) selama 4 minggu. Proses SSF dilakukan dengan waktu inkubasi selama 24, 48, 72, dan 96 jam. Perlakuan dengan pH 4, 4,5, dan 5 menghasilkan konsentrasi etanol tertinggi berturut-turut 2,357 g/L, 2,451 g/L, 2,709 g/L. Perlakuan penambahan HCl konsentrasi rendah mampu meningkatkan produksi etanol, penambahan dengan konsentrasi HCL 0,5 % dan 1 % berturut-turut menghasilkan etanol 2,967 g/L, 3,249 g/L. Perlakuan dengan menggunakan jamur pelapuk putih juga dapat meningkatkan produksi etanol yang dihasilkan. Setelah bagas diberi perlakuan L. edodes 4 minggu mampu menghasilkan etanol dengan hasil tertinggi 3,202 g/L.

Bagasse is a solid residue from sugar cane process, which is not many use it for some product which have more added value. Bagasse, which is a lignosellulosic material, be able to be use for alternative energy resources like bioethanol or biogas. With renewable energy resources a crisis of energy in Republic of Indonesia could be solved, especially in oil and gas. This research has done the conversion of bagasse to bioethanol with xylanase enzyme. The result show that bagasse contains of 52,7% cellulose, 20% hemicelluloses, and 24,2% lignin. Xylanase enzyme and Saccharomyces cerevisiae was used to hydrolyse and fermentation in SSF process. Variation in this research use pH (4, 4,5, and 5), for increasing ethanol quantity, SSF process was done by added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and also pre-treatment with white rot fungi such as Lentinus edodes (L.edodes) as long 4 weeks. The SSF process was done with 24, 48, 72, and 96 hour?s incubation time for fermentation. Variation of pH 4, 4,5, and 5 can produce ethanol with concentrations 2,357 g/L, 2,451 g/L, 2,709 g/L. The added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and L. edodes can increase ethanol yield, The highest ethanol concentration with added chloride acid (HCl) concentration 0.5% and 1% consecutively is 2,967 g/L, 3,249 g/L. The highest ethanol concentration with pre-treatment by L. edodes is 3,202 g/L."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library