Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Auliana Khasana
"Pengembangan TOD Sawah Besar bertujuan sebagai pengembangan berbasis ‘community oriented development’. Tidak hanya berfokus untuk menarik komunitas pendatang dari luar kawasan  Sawah Besar, tetapi juga dapat merespon kebutuhan komunitas eksisting sekitar, sehingga dapat menarik  komunitas sekitar untuk datang ke kawasan perencanaan. Berbatasan langsung dengan area padat penduduk, beberapa area pada kawasan pengembangan TOD Sawah Besar memiliki peran sebagai ‘gerbang’ kawasan dengan peruntukan fungsi yang dapat menarik minat dan juga mewadahi kebutuhan masyarakat sekitar kawasan pengembangan, sehingga diperlukan fungsi yang bertugas menjadi ruang inklusif bagi masyarakat sekitar dan pendatang. Balai Edukasi dan Kreasi Komunitas Terpadu diharapkan dapat memberikan diharapkan dapat menjadi activity generator serta daya tarik bagi kawasan perancangan, agar dapat memenuhi konsep yang direncanakan.

The development of TOD Sawah Besar aims to be a community oriented based development. Not only does it focus on attracting communities from outside the Sawah Besar area, but it can also respond to the needs of the surrounding existing community, so that it can attract the surrounding community to come to the development area. Directly adjacent to a densely populated area, several areas in the Sawah Besar TOD development area have a role as a 'gateway' area with designated functions that can attract interest and also accommodate the needs of the community around the development area, so that a function is required to serve as an inclusive space for the surrounding community and comer. The Integrated Community Creative and Education Center is expected to be able to provide an activity generator and an attraction for the design area, so that it can fulfill the planned concept."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rowi Darmawiredja
"Perancangan kawasan Transit Oriented Development di Sawah Besar dilakukan sebagai respons adanya pembangunan stasiun kereta bawah tanah di daerah tersebut. Lingkungan yang kompak perlu dihadirkan di Sawah Besar sehingga lingkungan menjadi lebih hidup karena tingginya intensitas aktivitas yang terjadi di sana. Salah satu fasilitas yang disediakan dalam kawasan yang dikembangkan ini adalah hotel untuk menunjang aktivitas komersil yang terjadi. Akses pada hotel dirancang berasal dari dua sisi untuk menunjang pejalan kaki dan pengguna kendaraan pribadi. Pemandangan hijau dihadirkan untuk meningkatkan daya tarik serta memberikan kenyamanan bagi pengunjung kawasan maupun hotel.

The design of the Transit Oriented Development area in Sawah Besar was carried out in response to the construction of a subway station in the area. A compact environment needs to be presented in Sawah Besar so that the environment becomes more alive because of the high intensity of activities that occur there. One of the facilities provided in this developed area is a hotel to support the commercial activities that occur. Access to the hotel is designed from two sides to support pedestrians and private vehicle users. The green view is presented to increase attractiveness and provide comfort for visitors to the area and hotels."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Pasa Nur Alim Rakhmadana
"Pada perancangan kawasan Sawah Besar yang akan datang, terdapat gerbang 4 Stasiun MRT pada garis batas deliniasi kawasan yang direncanakan pada perancangan. Dengan adanya Stasiun MRT, hal tersebut mendorong kawasan Sawah Besar menjadi kawasan yang mengacu pada konsep TOD (Transit Oriented Development) yang memberikan banyak keuntungan bagi Kota maupun masyarakat baik dalam bentuk sarana moda transportasi maupun lingkup sosio-ekonomi yang ada pada konteks makro dan mikro pada kawasan khususnya Sawah Besar. Pada sisi yang lain, kondisi eksisting yang ditempati oleh gerbang 4 stasiun Sawah Besar membutuhkan pengembangan citra kawasan sebagai persiapan dalam mewadahi masyarakat publik sebagai pengguna MRT dan transportasi umum lainnya. Menanggapi hal tersebut, perancangan pada Masterplan kawasan menyimpulkan pentingnya penerapan konsep COD (Community Oriented Development) yaitu membuat kawasan yang dapat mengumpulkan serta mengolah masyarakat dari berbagai kalangan agar Stasiun MRT dapat beroperasi aktif secara maksimal. Perencanaan kawasan terdapat beberapa kavling yang memliki fungsi berbeda-beda namun tetap terintegrasi satu sama lain dengan mengacu pada konsep kawasan COD. Pada kavling 12 yang merupakan lokasi proyek perancangan bangunan, difungsikan sebagai sarana Sekolah agar dapat menciptakan komunitas yang aktif beraktivitas. Selain itu, diketahui pula otomotif dan merupakan citra yang harus dipertahankan dari kawasan Sawah Besar ini, namun hal tersebut bertentangan dengan peraturan Pergub Nomor 67 yang melarang adanya aktifitas transaksi otomotif pada kawasan TOD. Untuk itu, pada proyek perancangan ini menawarkan solusi permasalahan dengan merencanakan Hyundai Future Mobility School sebagai sekolah yang mempelajari terkait perancangan mobilitas yang efesien serta akan berguna untuk masa depan yang mecakup cara bertransportasi yang dapat mengurangi resiko kemacetan.

In the future plan of the Sawah Besar area, there are 4 MRT Station gates on the delineation of the planned area in the design. With the MRT Station, it encourages the Sawah Besar area to become an area that refers to the concept of TOD (Transit Oriented Development) which provides many benefits for the City and the Community both in the form of transportation modes and the socio-economic scope that exists in the macro and micro context in the area, especially Sawah Besar. On the other hand, the existing conditions occupied by the gate of 4 Sawah Besar stations require the development of the image of the area in preparation for accommodating the public as MRT users and other public transportation. In response to this, the design of the area Master Plan concludes the importance of applying the concept of COD (Community Oriented Development), which is to create an area that can gather and process people from various groups so that the MRT Station can operate actively to the fullest. The planning area has several lots that have different functions but are still integrated with each other by referring to the concept of the COD area. In lot 12, which is the location of the building design project, functions as a school facility in order to create an active community. In addition, automotive is also known and is an image that must be maintained from this Sawah Besar area, but this is contrary to the regulation of Pergub Nomor 67 which prohibits automotive transaction activities in the TOD area. For this reason, this design project offers a solution to the problem by planning the Hyundai Future Mobility School as a school that studies the design of mobility that is efficient and will be useful for the future which includes ways of transportation that can reduce the risk of congestion."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christie Aquarista
"Perancangan berlokasi di daerah Sawah Besar. Saat ini, area ini tidak memiliki identitas mereka sendiri. Kondisi eksisting daerah ini hanya memiliki beberapa komersial besar seperti hotel, kantor, mall, komersial otomotif, dan bangunan residensial masyarakat dengan permukiman yang penataan dan bentuknya yang belum terancang dengan baik. Sementara, dimasa depan akan terancang salah satu stasiun pendukung moda transportasi antar daerah kota yakni Stasiun MRT Sawah Besar. Oleh karena itu, menilik dari prospek masa depan, dimana adanya kemungkinan bahwa semakin pesatnya perkembangan dan kehidupan disana, maka diperlukan sebuah bangunan residensial yang dapat menampung kebutuhan tempat tinggal bagi mereka yang memiliki kepentingan dalam jangka waktu menengah disana. Dimana tujuan sebagai pertimbangannya adalah akan tumbuh bangunan komersial atau pusat pelatihan yang bisa saja memakan waktu berbulan lamanya. Sehingga, kawasan akan ditunjang dengan kemudahan adanya sebuah bangunan yang bersifat untuk tinggal sekaligus memudahkan pergerakan manusia dengan orientasi rancangan yakni Stasiun MRT Sawah Besar sebagai moda transportasi utama antarkota disana selain.

The design is located in the Sawah Besar area. Currently, these areas haven’t their own identity. The existing condition of this area only has a few large commercial establishments such as hotels, offices, malls, automotive commercials, and community residential buildings with settlements whose arrangement and shape aren’t designed so well. Meanwhile, in the future one of the supporting stations for inter-city transportation modes will be designed, namely the Sawah Besar MRT Station. Therefore, looking at future prospects, where there is a possibility that development and life there will be more rapid, a residential building is needed that can accommodate housing needs for those who have an interest in the medium term there. Where the goal in consideration is to grow a commercial building or training center which could take months. Thus, the area will be supported by the convenience of having a building that is for living as well as facilitating human movement with a design orientation, namely the Sawah Besar MRT Station as the main mode of inter-city transportation there besides."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaid Adi Putro
"Berdasarkan studi kasus dari jalur stasiun MRTJ pada fase 1 yang dirasa masih kurang maksimal dalam menjangkau pengguna sebagai salah satu pilihan moda transportasi publik, perpanjangan pada jalur stasiun MRTJ pada fase 2 ini kelompok Trekspunk memilih stasiun MRTJ yang tidak memiliki point of interest sebagai area yang dapat diintervensi penataan ulang yang merespon TOD (transit oriented development). Dari ketujuh Stasiun MRTJ, Stasiun Sawah Besar memiliki citra kawasan yang cukup kontras. Pasalnya, hanya terdapat area pemukiman yang padat dengan aktivitas yang ada hanya perdagangan suku cadang otomotif apabila dibandingkan dengan Stasiun Thamrin sebagai area perkantoran, Stasiun Monas sebagai area perkantoran pusat pemerintahan dan pariwisata, Stasiun Harmoni sebagai simpul atau transit hub, Stasiun Mangga Besar sebagai area perkantoran dan pusat hiburan, Stasiun Glodok sebagai area perdagangan dan pariwisata, dan Stasiun Kota sebagai area pariwisata dan simpul moda transportasi. Delineasi kawasan perencanaan dipilih di entrance 4 karena banyak bangunan yang tidak terpakai secara tata guna lahan yang tidak maksimal dan secara peraturan TOD (transit oriented development) berada di dalam radius 400 m’ yang pada perencanaan intensi kelompok, kawasan tersebut digunakan sebagai area transisi yang berbasis community oriented development sehingga penggunanya dapat meluas ke sisi timur kawasan. Sehingga menciptakan efek domino sebagai katalisator antar Kawasan, pendapatan meningkat dan return of Investment cepat, dan kota yang sustainabilitas pada MRTJ dan value kawasan naik, memperkuat karakter, menarik pengguna, tumbuh aktivitas dan ekonomi baru, mereduksi kemacetan serta lahan hijau yang meningkat pada kawasan perencanaan.

ased on the case study of the MRTJ station line in phase 1 which is still considered less than optimal in reaching users as one of the choices of public transport modes, the extension of the MRTJ station line in phase 2, the Trekspunk group chose MRTJ stations that did not have points of interest as areas that could be intervened by rearrangements that responded to TOD (transit oriented development). Of the seven MRTJ stations, Sawah Besar Station has a quite contrasting image of the area. The reason is, there is only a dense residential area with activities that exist only in the automotive spare parts trade when compared to Thamrin Station as an office area, Monas Station as an office area and tourism centre, Harmoni Station as a node or transit hub, Mangga Besar Station as an office area and entertainment centre, Glodok Station as a trade and tourism area, and Kota Station as a tourism area and transportation mode node. The delineation of the planning area was chosen at entrance 4 because there are many unused buildings in the land use that are not maximised and the TOD (transit oriented development) regulations are within a radius of 400 m' which in the planning group's intention, the area is used as a transition area based on community oriented development so that users can extend to the east side of the area. So that it creates a domino effect as a catalyst between areas, increased revenue and fast return of investment, and a sustainable city in MRTJ and the value of the area rises, strengthening character, attracting users, growing new activities and economy, reducing congestion and increasing green land in the planning area."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akhiriansyah
"Perputaran ekonomi masyarakat terjadi dikarenakan adanya Shopping Center. Shopping Center merupakan kompleks pertokoan yang dikunjungi untuk membeli, melihat dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi social masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan berbelanja bagi pengunjung. Salah satunya adalah pada Kawasan Sawah Besar yang berada di area transisi antara pemukiman padat, stasiun transit hub, perdagangan, pariwisata dan menjadi trademark sebagai kawasan penjualan otomotif. Kawasan Sawah besar ini juga masuk ke dalam Kawasan TOD (Transit Oriented Development).

The community's economic turnover occurs due to the existence of a Shopping Center. Shopping Center is a shopping complex that is visited to buy, view and compare goods in meeting the socio-economic needs of the community as well as providing shopping comfort and security for visitors. One of them is the Sawah Besar area which is in a transition area between dense settlements, transit hub stations, trade, and tourism and has become a trademark as an automotive sales area. The Sawah Besar area is also included in the TOD (Transit Oriented Development) Area."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifari Abror Iswara
"Kawasan Sawah Besar merupakan perkembangan dari Kota Batavia (Jakarta) merupakan kota yang dibangun untuk warga kulit putih, dan pernah memiliki daerah Prancis seperti Rijswijkstraat. Daerah ini dulunya adalah permukiman di pinggiran Batavia dengan persawahan yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Hayam Wuruk. Pada masa Belanda, Jalan Hayam Wuruk hanya sampai di Jembatan Besi, Sawah Besar. Di era tersebut, kawasan Harmoni, Rijswijk, dan Noordwijk merupakan pusat kegiatan dengan berbagai macam hiburan di Jakarta. Sejarah komedi di Indonesia memiliki tiga periode, dengan era 1960-1970an fokus pada penguatan karakter dan ekspresi lucu. Di era 1980-1990an, muncul Warkop DKI dengan humor intelektual dan politik satir. Sedangkan di era 2000an, komedi mengusung situasi komedi, dengan tayangan seperti Bajaj Bajuri dan Office Boy (OB). Industri stand-up comedy juga berkembang pesat, dengan komedian terkenal seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Latar belakang Sawah Besar adalah distrik padat penduduk di Jakarta Pusat, terkenal dengan pasar tradisionalnya seperti Pasar Pagi dan Pasar Baru dengan adanya penambahan isu pembangunan Fase 2 MRT Jakarta diharapkan memberikan dampak positif dengan mengurangi kemacetan dan memperbaiki akses transportasi. Pengembangan berorientasi masyarakat di Sawah Besar melibatkan prioritas terhadap ruang hijau, pusat komunitas, dan lembaga budaya untuk menciptakan kota yang dinamis dan berkembang bagi semua orang. Pusat Komedi Sawah Besar diharapkan tidak hanya mampu menjadi wadah inkubator aktivitas masyarakat Sawah Besar namun Jakarta serta Indonesia di masa depan.

Sawah Besar area is a development of the City of Batavia (Jakarta), a city built for white citizens, and once had French areas such as the Rijswijkstraat. This area used to be seen on the outskirts of Batavia with rice fields which later changed its name to Jalan Hayam Wuruk. During the Dutch era, Jalan Hayam Wuruk only reached the Iron Bridge, Sawah Besar. In that era, the Harmoni, Rijswijk, and Noordwijk areas were centers of activity with various kinds of entertainment in Jakarta. The history of comedy in Indonesia has three periods, with the 1960-1970s focusing on strengthening characters and humorous expressions. In the 1980-1990s, Warkop DKI appeared with intellectual humor and satirical politics. Meanwhile, in the 2000s, comedy carried situation comedy, with shows such as Bajaj Bajuri and Office Boy (OB). The stand-up comedy industry is also growing rapidly, with well-known comedians such as Raditya Dika and Ernest Prakasa. Background Sawah Besar is a densely populated district in Central Jakarta, famous for its traditional markets such as Pasar Pagi and Pasar Baru with the additional issue of the construction of Phase 2 of the Jakarta MRT which is expected to have a positive impact by reducing congestion and improving transportation access. Community-oriented development in Sawah Besar involves prioritizing green spaces, community centers and cultural institutions to create a dynamic and thriving city for everyone. It is hoped that the Sawah Besar Comedy Center will not only be able to become an incubator for community activities in Sawah Besar, but also for Jakarta and Indonesia in the future.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library