Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jhane Pebyana Wilis
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dufri Andreas
"Skripsi ini meneliti prospek mobilitas sosial anak-anak yang berlatih di sekolah sepakbola Internasional, khususnya di Liverpool International Soccer Schools menjadi pemain sepakbola profesional. Konsep yang digunakan adalah mobilitas sosial dan stratifikasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi langsung terhadap subjek yang diteliti serta mengkaji berbagai literatur terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang berlatih di Liverpool International Soccer Schools memiliki prospek perkembangan masa depan yang kurang baik untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Kecilnya prospek perkembangan anak-anak tersebut disebabkan SSB ini hanya dapat di akses oleh anak-anak kelas menengah ke atas. Bagi sebagian masyarakat kelas menengah atas, khususnya yang berlatih di SSB ini, program kegiatan olahraga seperti sepakbola merupakan kegiatan pengisi waktu luang yang terbaik dan dapat memperkuat status kelas sosial dan prestise mereka.

This under-graduate thesis examines the prospect Social Mobility of Children who practice in International Football Schools especially practicing in liverpool international soccer schools to be professional football player. This research uses a social mobility and social stratification. The research used Qualitative method approach. The researcher directly observe to the people being studied and also review of various literature that related. The results of this study show that Children who practice in liverpool international soccer schools has prospect of future developments not good enough for to be a professional football player, because liverpool international soccer schools can only be in access by the middle and upper class, For some people from middle upper-class, especially that practice in this Football Schools, programs of sport activies such as football is the best pastime activity and able to strengthen social class status and prestige."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Adlina Krisna Putri
"Skripsi ini secara umum membahas mengenai fenomena wanita karir yang melajang di Jakarta dan ingin melihat apakah yang menyebabkannya tidak menikah, keputusan individu, struktur sosial atau bahkan keduanya. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan satu orang sebagai subyeknya, skripsi ini menemukan bahwa penundaan usia perkawinan merupakan akibat dari beberapa hal yaitu : jalur pengenalan yang tidak lengkap, terbatasnya jumlah unit sosial, aktivitas sosialnya rendah, serta tidak adanya tekanan kolektif yang memaksanya untuk menikah. Disamping itu skripsi ini juga menemukan bahwa struktur dan keputusan individu sama-sama memiliki peran dalam menyebabkan wanita masih hidup melajang.

This thesis discusses the phenomenon of single career woman who lives in Jakarta and intentionally wants to observe what makes her stay single, the individual's decision, the social structure or even both. After conducting research using qualitative method with one person as the subject, this thesis found that delaying the age of marriage is because of the result of several things : which are line of introduction was incomplete, amount of social unit were too little, low social activity, and the absence of collective pressure to force her to get married. Hence, the thesis shows that both structure and individual’s decision have the important role in causing woman stay single."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Rudiananda
"Industri jasa merupakan pekerjaan yang berkembang dengan pesat di Indonesia Seiring perkembangan zaman beberapa industri jasa mulai mengalami perubahan pelayanan menjadi sesuatu yang mengandung unsur seks Beberapa industri jasa tersebut melibatkan perempuan perempuan yang ingin merubah nasib dengan cara yang instan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang perempuan dengan keterbatasan pendidikan dapat memiliki akses ke kehidupan yang lebih baik secara materi Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan satu informan utama dan beberapa informan tambahan untuk memperkuat data
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa seorang terapis perempuan bisa memperoleh dua aspek yang dianggap penting oleh masyarakat yaitu kekuasaan dan kekayaan Dengan dua aspek ini seorang terapis perempuan bisa mengalami mobilitas vertikal ke atas yang membawa dia naik kelas dari lapisan bawah ke lapisan menengah atas di dalam stratifikasi sosial di masyarakat perkotaan.

Along the times some service industries began to change the service into something contains elements of sex Some service industries involve women who want to change the fate of an instant way The purpose of this study was to determine how a woman with limited education can have access to a better life materially This study used qualitative methods with the key informants and some additional informants to strengthen data
The results showed that a female therapist can earn two aspects that are considered important by society that is power and wealth With these two aspects a female therapist may experience upward vertical mobility that brings him up from the lower class to the upper middle layer in social stratification in urban communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Wasan
"Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang kinerja pengurus PSSI priode 2007-2011, budaya organisasi di PSSI dan hubungan budaya organisasi dengan kinerja. Dengan melakukan wawancara medalam, observasi dan studi pustaka, hasilnya menunjukkan bahwa kinerja pengurus PSSI priode 2007-2011 dinilai buruk. Budaya organisasi di PSSI adalah kuat negatif, karena nilai-nilai pertemanan yang tidak profesional dianut secara kuat oleh semua level. Dan, ada hubungan antara budaya organisasi yang kuat negatif dengan kinerja para anggota organisasi
The purpose of this study is to describe the performance of PSSI management for the period 2007-2011, organizational culture in PSSI and the relationship between organizational culture and performance. By conducting in-depth interviews, observations and literature studies, the results show that the performance of the PSSI management for the 2007-2011 period is considered poor. The organizational culture at PSSI is strongly negative, because the values of unprofessional friendship are strongly embraced by all levels. And, there is a strong negative relationship between organizational culture and the performance of organizational members."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25140
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ferdinand J.P.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S6872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boky Hastuti
"Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) adalah suatu bentuk program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah untuk melindungi tenaga-tenaga kerja dari kecelakaan ataupun gangguan keseha tan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program K3 pada sektor Jasa Konstruksi dewasa ini. Namun ruang lingkup penelitian hanya sebatas wilayah DKI Jakarta. Teori yang dipergunakan adalah teori-teori sosiologi organisasi, sehingga komponen-komponen yang ada di dalam organisasi dipergunakan sebagai alat ukur atau indikator, yaitu struktur, teknologi dan manajemen. Dimana struktur kemudian dilihat melalui kompleksitas dan formalisasinya, manajemen dilihat melalui proses pengambilan keputusannya, dan teknologi dilihat melalui tingkat pendidikan formal. Variabel-variabel tersebut di duga dapat mempengaruhi pelaksanaan K3 di dalam suatu organisasi. Temuan pertama penelitian ini adalah gambaran umum tentang pelaksanaan K3 yang cenderung tinggi. Dikatakan 'tinggi' karena sebesar 51% telah melaksanakannya dengan baik (tinggi), sedangkan sisanya masih tergolong rendah (49%). Kemudian temuan kedua yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa sikap mereka terhadap K3 cenderung positif (51%) meskipun yang bersikap negatif juga hampir berimbang (49%). Selanjutnya penelitian ini juga menghasilkan suatu informasi tentang rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki oleh perusahaanperusahaan tersebut yaitu 51% memiliki pendidikan yang tinggi, dan 49% memiliki pendidikan yang rendah. Tingkat kompleksitas di dalam perusahaan-perusahaan tersebut cenderung tinggi (63%), begitu juga tingkat formalisasinya (66%). Atau dengan kata lain hampir setengahnya (49%) memiliki struktur yang berbentuk kompleks, atau lebih khusus lagi berbentuk divisional birokrasi. Dengan demikian pengambilan keputusannya pun cenderung menyebar (57%). Penelitian ini juga menghasiIkan temuan-temuan berupa hubungan-hubungan antar variabel. Informasi yang pertama adalah tentang hubungan antara variabel independen dengan dependen; yang di dalamnya memperlihatkan adanya hubungan antara teknologi, struktur dan manajemen dengan pelaksanaan K3, meskipun hubungan-hubungan tersebut cenderung lemah. Kemudian informasi kedua yang berhasil di dapat, dan ini merupakan informasi yang penting, adalah bahwa ternyata tidak terdapat hubungan antara sikap (sebagai variabel antara) dengan pelaksanaan K3 (sebagai variabel dependen). Struktur yang kompleks, teknologi yang non-rutin, dan ma najemen yang demokratis, adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh organisasi yang ber-size besar. Dan ternyata size memiliki hubungan yang sedikit kuat dengan pelaksanaan K3. Dengan size yang besar, maka proyek-proyek yang dikerjakan juga lebih besar, lebih mudah terlihat secara fisik karena bentuknya dan lokasi pembangunan. Dengan demikian maka lebih mudah bagi pemerintah untuk mengawasi perusahaan-perusahaan ber-size besar tersebut apakah sudah melaksanaan program K3 atau belum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S16221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mianti
"Penelitian ini berangkat dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana film sebagai salah satu produk kesenian dapat juga digunakan untuk merepresentasikan realita sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengulas konten film Tanda Tanya sebagai salah satu film yang merepresentasikan kehidupan keberagamaan di Indonesia. Dalam konteks penelitian ini, aspek utama yang dinilai adalah konten film secara struktural yaitu aktor-aktor membentuk suatu relasi yang digambarkan melalui dialog, adegan, dan alur cerita dalam film. Relasi yang terjalin antar aktor menciptkan struktur sosial yang mendefinisikan diri mereka pada kelompok-kelompok tertentu. Misalnya dalam film Tanda Tanya ada kelompokkelompok agama yang sifatnya puritan maupun sinkretis. Struktur sosial yang terbentuk dalam film mencerminkan realita yang ada di masyarakat.
Selain aspek diatas beberapa aspek penting lainnya yang dianggap berpengaruh terhadap film sebagai representasi sosial adalah aspek kultural. Aspek kultural yang ditunjukan ke dalam bentuk penanaman nilai-nilai atau ideologi Sutradara ke dalam kreasi film. Penanaman nilai-nilai tersebut mempunyai motivasi untuk menggambarkan situasi ideal di masyarakat atau dapat juga digunakan sebagai ekspektasi Sutradara terhadap suatu konteks sosial masyarakat tertentu.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa film Tanda Tanya berhasil mengubah suatu produk seni menjadi karya ilmiah melalui kacamata sosiologi dengan memotret kehidupan keberagamaan yang ada di Indonesia. Kehidupan keberagamaan tersebut dicerminkan melalui sikap pluralisme antar anggota kelompok agama tertentu terhadap kelompok agama lainnya. Adegan interaksi antar anggota kelompok agama satu dengan yang lainnya diambil melalui beberapa kasus yang terjadi dalam realita sosial di masyarakat sehingga dengan begitu film Tanda Tanya adalah salah satu dari sedikit film di Indonesia yang menggambarkan proses kehidupan keberagamaan yang sebelumnya toleran namun karena adanya factor-faktor eksternal menciptkan konflik-konflik sesuai dengan realita sosial di masyarakat.

This study aims to learn how far a movie, as an artistic product, is used to represent reality in the social world. This study employs qualitative approach to cover contents in ?Tanda Tanya? as a movie representing religious life of the Indonesian people. In the context of this study, the main aspect considered is the structural contents, which is relations shaped by the actors through dialogues, scenes, and story plots of the movie. Bonded relations among actors create social structures that define themselves into certain groups. For instance, in the movie, there were several religious groups of puritan and syncretism. Social structures formed in the movie reflect reality in the society.
Besides the aspects above, another relevant aspect also influenced the social representation in the movie, which is the cultural aspect. Culture is represented by the director's values and ideologies incorporated into his creation. Such values motivated to illustrate the ideal situation in the society or could be used as the director?s expectations on a certain social context.
The results to this study shows that the movie ?Tanda Tanya? succeeded in shifting an artistic product into a scientific product, using sociological view to snap the religious life in Indonesia. The religious life is reflected through the state of pluralism between members of a certain religious group and other religious groups. The scene where interactions between one religious group to another was taken from many cases which happened in the social reality. Thus, the movie is one of many Indonesian movie illustrating the process of religious lives, which was previously tolerant but then various external factors created conflicts, just as in the social reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Indira Yasmine
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya model pemasaran bertingkat ganda (Multi Level Marketing) pada era 90-an. Model pemasaran ini sering disebut “bisnis manusia”, karena cara kerja bisnis ini layaknya pohon keluarga, yang mengutamakan kebersamaan. Masalah yang diangkat adalah kemunculan bisnis ini dalam masyarakat yang semakin modern dan mengagungkan rasionalitas, efektivitas dan efisiensi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bentuk solidaritas diantara jaringan distributor Amway (Sebagai organisasi MLM terbesar di dunia)dan bagaimana mekanisme yang digunakan untuk membentuk solidaritas itu tersebut. Melalui penelitian survei yang dilakukan terhadap 30 orang responden dan 3 informan, ditemukan bahwa bentuk solidaritas dalam jaringan distributor Amway cenderung solidaritas mekanik. Hal ini ditandai oleh tingginya skor pada 6 variabel interaksi ritual sebagai mekanisme pembentuk solidaritas. Artinya dalam jaringan distributor Amway kepadatan fisik cenderung tinggi, kesamaan fokus perhatian cenderung tinggi, emosi bersama cenderung kuat, keberadaan dan arti simbol cenderung tinggi, respon terhadap pelanggaran simbol cenderung lunak dan sikap terhadap non anggota cenderung tidak percaya Temuan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian, yaitu bentuk keterikatan dalam jaringan distributor Amway cenderung mekanik terbukti keberlakuannya Adapun mekanisme yang membentuk solidaritas mekanik ini adalah interaksi ritual. Interaksi ritual ini merupakan “baterai” sosial bagi para distributor yang memberi mereka semangat dan perasaan terlibat dalam bisnis ini. Interaksi ritual yang kuat khususnya terasa dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan para distributor. Walau dibangun dengan solidaritas mekanik, kegiatan pemasaran ini tetaplah sebuah kegiatan bisnis yang menjadikan keuntungan material sebagai tujuan utama Hal yang menarik di sini adalah tujuan tersebut dicapai dengan cara-cara solidaritas mekanik yang lebih menekankan pada keterlibatan emosional sehingga mempengaruhi para distributor secara tidak sadar dan non utilitarian. Temuan ini sedikitnya memberi masukan bahwa organisasi tidak selalu harus berkembang dari solidaritas mekanik ke solidaritas organik. Penelitian ini menunjukkan pada era yang cenderung berbentuk solidaritas organik, solidaritas mekanik tetap dapat berperan dalam meningkatkan efektivitas organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
S6870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yohanna Magdalena Lydia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>