Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valdi Rafii Rizqullah
"Penelitian ini hendak menganalisis fenomena hilangnya identitas diri seorang pemain game online akibat praktik konsumtif transaksi mikro-kosmetik dengan menggunakan pemikiran filsuf posmodern Jean Baudrillard. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka, di mana penulis mengumpulkan data-data yang relevan sekaligus menginterpretasikan informasi terkait dengan permasalahan praktik transaksi mikro kosmetik dalam produk game online. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa praktik transaksi mikro kosmetik dalam game online membuat para pemain terjatuh kepada sikap hidup yang konsumtif; di mana mereka menghabiskan uang mereka hanya untuk memenuhi hasrat berupa pencapaian makna atau tanda di balik dari komoditas virtual yang dibeli. Penulis kemudian menyimpulkan bahwa ketergelinciran pemain game online dalam dunia transaksi mikro-kosmetik menjadikan mereka kehilangan identitas diri akibat para pemain yang terjebak dalam situasi anonimitas, di mana persepsi pemain tentang subjektivitas aktual mereka di dunia nyata menjadi terkaburkan ketika para pemain hanya terfokus kepada karakter virtual yang mereka ciptakan dalam game online.

This research uses the postmodern philosopher Jean Baudrillard’s perspective to analyze the phenomenon of losing self in an online game player due to consumptive practices related to micro-cosmetic transactions. In this study, the author employs a literature review method, collecting relevant data and interpreting information related to the issue of micro-cosmetic transactions in online game products. The findings indicate that micro-cosmetic transactions in online games lead players toward a consumptive lifestyle, where they spend money solely to fulfill desires for meaning or signs associated with the virtual commodities they purchase. The author concludes that players’ immersion in micro-cosmetic transactions causes them to lose their sense of identity, as they become ensnared in anonymity. Their perception of actual subjectivity in the real world becomes blurred when they focus solely on the subjectivity of the characters they create in the online game.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Zulfa Kazhim
"Kesadaran masyarakat Indonesia untuk bersimpati akan lingkungannya masih sangat rendah dan kian mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan yang terus terjadi menjadi ancaman besar bagi eksistensi manusia. Penelitian ini berfokus pada pembahasan mengenai bagaimana pragmatisme Richard Rorty menjadi tawaran lain dalam menjawab persoalan masalah lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan metode kritik pragmatis yang didukung dengan kajian pustaka. Kajian diawali dengan menjelaskan orientasi epistemologi Barat yang menghasilkan empat aspek utama dalam pragmatisme Richard Rorty. Kemudian pragmatisme Rorty dan etika solidaritas-nya selanjutnya digunakan sebagai perspektif alternatif dalam pembahasan topik etika lingkungan dalam rangka menemukan solusi atau jalan keluar dari kebuntuan diskursif dalam perdebatan filsafat lingkungan fundamentalis dan mencari solusi praktis yang relevan dalam konteks masyarakat Indonesia. Dalam hal ini penulis menggunakan aksi Pandawara Group untuk menunjukkan manifestasi dari nilai teori solidaritas Richard Rorty dan juga untuk menguatkan kesimpulan penulis bahwa penekanan pada aspek praktikal yang mengakar pada pengalaman manusia sehari-hari atau realitas konkrit dalam konteks-konteks tertentu dapat menjadi solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan kepekaan moral terhadap penderitaan orang lain.

The awareness of Indonesian to sympathize with their environment is still very low and increasingly worrying. Environmental degradation that continues to occur is a major threat to human existence. This research focuses on discussing how Richard Rorty's pragmatism becomes another offer in the problem of environmental problems. This research uses pragmatic criticism methods supported by literature review. The study begins by explaining the Western epistemological orientation which produces four main aspects in Richard Rorty's pragmatism. Then Rorty's pragmatism and his ethics of solidarity are further used as alternative perspectives in discussing the topic of environmental ethics in order to find solutions or a way out of the discursive deadlock in the debate on fundamentalist environmental philosophy and to seek practical solutions that are relevant in the context of Indonesian society. In this case, the author uses the actions of the Pandawara Group to demonstrate the manifestation of the values of Richard Rorty's solidarity theory and at the same time to strengthen the author's conclusion that emphasizing practical aspects rooted in everyday human experience or concrete realities in certain contexts can be a more effective solution in increasing moral sensitivity to the suffering of others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Roufan Naqib
"Saat ini, tidak jarang teknologi berupa algoritma digunakan untuk meminimalkan bias manusia dalam proses pengambilan keputusan dikarenakan pemrosesan dan prediksi algoritma dapat dikalkulasi, mendorong prediksi yang netral, tidak melibatkan bias, dan non-diskriminatif dalam membantu manusia mengambil keputusan. Kendati demikian, melalui langkah dekonstruksi Derrida dan mekanisme différance, penulis berargumen wacana tersebut secara inheren merupakan hal mustahil. Melalui analisis dekonstruktif, penulis membongkar gagasan tentang algoritma netral dan non-diskriminatif yang pada dasarnya dioperasikan sistem yang akan selalu terikat dengan jejak-jejak yang-lain, menyebabkan algoritma prediktf selalu parsial dan tidak penuh. Oleh sebab itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa pengejaran terhadap netralitas algoritma prediktif akan selalu secara kuasi-transendental, mungkin-sekaligus-mustahil, dengan proses prediksi dan pemaknaan algoritma secara erat terkontekstualisasi dengan klasifikasi-klasifikasi data-data dan konteks makna yang dimunculkan.

Today, it is not uncommon for technology in the form of algorithms to be used to minimize human bias in the decision-making process within reason algorithmic processing and predictions could be calculated, thus encouraging neutral, unbiased, and non-discriminatory predictions in helping humans to make decisions. However, through Derrida's deconstruction and the mechanism of différance, the author argues that such discourse is inherently impossible. Through deconstructive analysis, the author dismantles the idea of a neutral and non-discriminatory algorithm that essentially operates a system that will always be bound by traces of the-other, causing predictive algorithms to always be partial and incomplete. Therefore, this research reveals that the pursuit of the neutrality of predictive algorithms will always be quasi-transcendental, possible-and-impossible, as the process of prediction and the meaning of the algorithm closely contextualized with the classifications of data and the context of meaning that is generated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library