Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asalam Riady Christian
Abstrak :
Bandara Soekarno Hatta merupakan bandar udara aktif yang melayani berbagai penerbangan domestik dan internasional. Bandara Soekarno Hatta memiliki sistem pengolahan limbah untuk mengolah limbah dari seluruh kawasan bandara tersebut. Salah satu hasil dari pengolahan limbah tersebut adalah lumpur dari STP (Sludge Treatment Plant) yang hanya dikeringkan dan tidak dilakukan pengolahan lanjutan, sehingga tidak diketahui jenis dan jumlah logam berat, serta bahayanya terhadap lingkungan. Salah satu pengolahan lumpur yang dapat dilakukan adalah pengomposan. Kompos merupakan bentuk akhir dari bahan-bahan organik sampah domestik setelah mengalami dekomposisi atau perubahan komposisi bahan organik sampah domestik akibat penguraian oleh mikroorganisme pada suhu tertentu menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Pengomposan pada penelitian ini menggunakan metode passively aerated windrow dengan bin yang memiliki volume 200 Liter dengan dimensi diameter sebesar 50 cm dan tinggi sebesar 102 cm yang dilengkapi pipa perforasi untuk aerasi. Bahan pendukung kompos yang digunakan adalah sampah organik, berjenis daun kering. Kontrol harian dilakukan untuk mengukur pH, suhu, kelembapan, bau, dan warna setiap 2 hari sekali. Analisis risiko juga dilakukan dengan menganalisis nilai HQ atau Hazard Quotient untuk efek non-karsinogenik dan ECR atau Excess Cancer Risk untuk efek karsinogenik. Konsentrasi awal logam berat pada lumpur hasil pengolahan STP Bandara Soekarno Hatta: Pb adalah 66,58 mg/kg dan logam berat Cu adalah 28,1 mg/kg. Berdasarkan penelitian, rasio terbaik untuk menurunkan kadar logam dan logam berat pada penelitian ini adalah 50% daun kering dan 50% lumpur. Berdasarkan perhitungan HQ dan ECR, kompos memiliki risiko sedang sampai risiko tinggi. ......Soekarno Hatta Airport is an active airport serving various domestic and international flights. Soekarno Hatta Airport has a waste treatment system to treat waste from the entire airport area. One of the results of this waste treatment is sludge from the STP (Sludge Treatment Plant) which is only dried and no further processing is carried out, so the type and amount of heavy metals, as well as the danger to the environment, are not known. One of the sludge treatments that can be done is composting. Compost is the final form of domestic waste organic matter after experiencing decomposition or changes in the composition of domestic waste organic matter due to decomposition by microorganisms at a certain temperature into simpler organic compounds. Composting in this study used the passively aerated windrow method with a bin that has a volume of 200 liters with a diameter dimension of 50 cm and a height of 102 cm which is equipped with a perforated pipe for aeration. The compost supporting material used is organic waste, dry leaves. Daily control was carried out to measure pH, temperature, humidity, odor, and color every 2 days. Risk analysis was also carried out by analyzing the HQ or Hazard Quotient values for non-carcinogenic effects and ECR or Excess Cancer Risk for carcinogenic effects. The initial concentration of heavy metals in the STP Soekarno Hatta Airport sludge treatment: Pb was 66.58 mg/kg and Cu was 28.1 mg/kg. Based on research, the best ratio for reducing metal content and heavy metal in this study was 50% dry leaves and 50% sludge. Based on HQ and ECR calculations, compost has moderate to high risk.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fastabiqu Khairin
Abstrak :
Lumpur residu pengolahan dari instalasi pengolahan air bersih (IPA) umumnya dibuang begitu saja ke badan air sekitar. Padahal, lumpur alum dapat digunakan kembali sebagai koagulan karena lumpur alum masih mengandung aluminium. Koagulan yang dihasilkan dari pemulihan dapat digunakan pada pengolahan lindi secara kimiawi menggunakan proses koagulasi-flokulasi. Penelitian ini melakukan eksperimen pada lumpur alum IPA Teluk Buyung untuk menganalisis kandungan lumpur, menganalisis pengaruh proses pemulihan aluminium dan dosis lumpur, serta menganalisis perubahan tingkat biodegradibilitas lindi IPAS 3 TPST Bantargebang pada pengolahan menggunakan lumpur alum. Hasil uji laboratorium menunjukkan lumpur alum IPA Teluk Buyung memiliki kandungan aluinium sebesar 0,84 mg/L. Setelah itu, eksperimen jar test dilakukan untuk mengetahui efektivitas koagulan pemulihan yang dihasilkan untuk menurunkan kandungan organik pada lindi dari kolam aerasi di Instalasi Pengolahan Air Sampah 3 TPST Bantargebang. Jar test dilakukan dengan mengkombinasikan koagulan pemulihan dan PAC murni dengan rasio 100:0, 75:25, 50:50, dan 25:75. Hasil jar test menunjukkan bahwa penyisihan terbesar terjadi pada parameter warna, yaitu dari 680 TCU menjadi 326 TCU (removal 52,06%). Hal ini didapatkan pada rasio dosis koagulan pemulihan dan PAC sebesar 75:25 dengan metode kalsinasi. Di sisi lain, peningkatan terjadi pada parameter kekeruhan dari 17,44 NTU menjadi 157,05 NTU, BOD5 dari 27,64 mg/L menjadi 39,02 mg/L, dan COD dari 94,08 mg/L menjadi 141,12 mg/L. Parameter pH juga berubah dari 4,9 ke arah yang lebih asam menjadi 3,9. Dari eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa lumpur alum IPA Teluk Buyung kurang efektif untuk dijadikan koagulan karena kandungan aluminium dan tingkat penyisihannya yang rendah. ......Residual treatment sludge from water treatment plants (WTP) is generally disposed to surrounding water bodies. In fact, alum sludge can be reused as a coagulant because alum sludge still contains aluminum. The coagulant produced from recovery can be used in chemical leachate treatment using the coagulation-flocculation process. This study conducted experiments on Teluk Buyung WTP alum sludge to analyze the sludge content, analyze the effect of aluminum recovery process and sludge dosage, and analyze changes in the level of biodegradability of IPAS 3 TPST Bantargebang leachate in the treatment using alum sludge. The laboratory test showed that Teluk Buyung WTP alum sludge has an aluminum content of 0.84 mg/L. After that, jar test experiments were carried out to determine the effectiveness of the recovery coagulant produced to reduce the organic content in the leachate from the aeration pond at Leachate Treatment Plant 3 Bantargebang Landfill. The organic content parameters reviewed were color, turbidity, BOD5, COD, and pH as supporting parameter. Jar tests were conducted by combining coagulant recovery and pure PAC with ratios of 100:0, 75:25, 50:50, and 25:75. The jar test results showed that the largest removal occurred in the color parameter, from 680 TCU to 326 TCU (52.06% removal). This was obtained at a recovered coagulant and PAC dosage ratio of 75:25 with the calcination method. On the other hand, an increase occurred in turbidity parameters from 17.44 NTU to 157.05 NTU, BOD5 from 27.64 mg/L to 39.02 mg/L, and COD from 94.08 mg/L to 141.12 mg/L. pH value also changed from 4.9 in a more acidic direction to 3.9. From these experiments, it can be concluded that the Teluk Buyung WTP alum sludge is less effective as a coagulant due to its aluminum content and low removal rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ade Ferynata
Abstrak :
Timbulan sampah pada area terbuka dapat menghasilkan lindi dengan kandungan fosfat yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penyisihan fosfat adalah presipitasi kimia dengan penambahan MgCI2 sebagai presipitan. Presipitat yang dapat terbentuk berupa struvite, newberyite, dan cattite yang memiliki potensi pemanfaatan sebagai pupuk tanaman karena adanya kandungan makronutrien (P) dan satu mesonutrien (Mg) untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi pH dan rasio molar yang efektif dalam penyisihan fosfat dengan metode presipitasi dan menganalisis jumlah fosfat yang dapat tersisihkan dengan metode presipitasi. Pada penelitian ini digunakan jar test dengan kecepatan pengadukan 158 rpm selama 60 menit dan kemudian didiamkan selama 30 menit. Penyisihan optimum ditemukan pada rasio molar 3:1:1 dan pH 7 dengan efisiensi penyisihan fosfat sebesar 86,14%, kekeruhan 83,63%, dan warna sebanyak 77,71% Presipitat yang terbentuk dari variasi penyisihan terbaik tersebut (C2) menjalani pengujian lanjutan berupa XRF dan XRD. Hasil pengujian XRF menunjukkan bahwa presipitat terbentuk oleh 12% magnesium, 41% aluminium, 38% silika, 0,78% fosfor, 5.6% sulfur, dan 2,5% kalium. Hasil uji XRD pada sampel C2 menunjukkan grafik yang sesuai dengan cattiite pada data Crystallography Open Database (COD) 4027799. Metode presipitasi kimia untuk menyisihkan fosfat berpotensi baik bila diimplementasikan di IPAS 3 TPST Bantargebang karena mampu menyisihkan fosfat hingga memenuhi standar baku mutu, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dan memiliki lahan yang cukup untuk membangun unit pengolahannya. ......Waste generation in open areas can produce leachate with phosphate content that is harmful to the environment. One method that can be used in phosphate removal is chemical precipitation with the addition of MgCI2 as a precipitant. Precipitates that can be formed in the form of struvite, newberyite, and cattite have the potential to be used as plant fertilizer due to the content of macronutrients (P) and one mesonututrient (Mg) for plant growth. The purpose of this study is to analyze the effect of pH variation and effective molar ratio in phosphate removal by precipitation method and analyze the amount of phosphate that can be removed by precipitation method. In this study, a jar test was used with a stirring speed of 158 rpm for 60 minutes and then allowed to stand for 30 minutes. Optimum removal was found at a molar ratio of 3:1:1 and pH 7 with a phosphate removal efficiency of 86.14%, turbidity of 83.63%, and color of 77.71% The precipitate formed from the best removal variation (C2) underwent further testing in the form of XRF and XRD. XRF test results showed that the precipitates were formed by 12% magnesium, 41% aluminum, 38% silica, 0.78% phosphorus, 5.6% sulfur, and 2.5% potassium. The XRD test results on sample C2 show a graph that matches the cattiite in Crystallography Open Database (COD) data 4027799. The chemical precipitation method for phosphate removal has good potential when implemented at IPAS 3 TPST Bantargebang because it is able to remove phosphate to meet quality standards, can be used as fertilizer, and has sufficient land to build the treatment unit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Ayu Setyorini
Abstrak :
IPA Teluk Buyung merupakan salah satu instalasi pengolahan air yang belum melakukan pengolahan lanjutan untuk lumpur yang dihasilkan dan langsung dibuang ke badan air terdekat. Lumpur residu dari instalasi pengolahan air memiliki kandungan yang dapat dimanfaatkan kembali seperti Al yang berasal dari proses pembubuhan koagulan. Kandungan Al tersebut dapat dipulihkan dan dimanfaatkan kembali untuk menyisihkan polutan pada air bersih maupun air limbah. Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan lumpur sedimentasi untuk menyisihkan kandungan logam berat pada lindi IPAS 3 TPST Bantargebang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pemanfaatan lumpur sedimentasi dalam menyisihkan kandungan logam berat pada lindi serta menganalisis pengaruh metode recovery alum dan dosis koagulan terhadap efektivitas lumpur sedimentasi untuk menyisihkan logam berat pada lindi. Parameter kualitas lindi yang diuji terdiri atas TSS, TDS, salinitas serta logam berat seperti Fe dan Zn. Metode recovery alum yang diuji pada penelitian ini ialah dengan metode kalsinasi serta asidifikasi. Pada penelitian ini terdapat 4 variasi dosis campuran lumpur dengan PAC yakni 100:0, 75:25; 50:50, dan 25:75. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, lumpur sedimentasi IPA Teluk Buyung mengandung kadar Al dan Fe sebesar 0,84 mg/L dan 6,04 mg/L. Metode recovery alum dengan hasil yang optimal ialah asidifikasi pada dosis 75:25 yang mampu menyisihkan kandungan Fe sebesar 13,99% dan Zn 22,5%. Namun pada dosis optimum tersebut, konsentrasi dari parameter TSS, TDS, dan salinitas belum mampu disisikan. Pemanfaatan lumpur sedimentasi sebagai campuran koagulan pada penelitian ini masih memiliki potensi yang kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk menentukan dosis yang lebih optimal dalam menyisihkan kandungan logam berat.  ......Teluk Buyung Water Treatment is one of the water treatment plants that have yet to perform further treatment for the sludge produced and directly discharged into the nearest water body. Sludge from water treatment plants has reusable content, such as Al derived from the coagulant affixing process. The Al content can be recovered and reused to reduce pollutants in clean water and wastewater. In this study, sedimentation sludge was used to remove heavy metal content in the leachate from Bantargebang Landfill Waste Water Treatment Plant 3. This study aims to analyze the potential utilization of sedimentation sludge in removing heavy metal content in leachate and the effect of alum recovery methods and coagulant doses on sedimentation sludge's effectiveness in removing heavy metals in leachate. The quality parameters of leachate tested consist of TSS, TDS, salinity, and heavy metals such as Fe and Zn. The alum recovery methods tested in this study are calcination and acidification. In this study, there were 4 variations in the dose of sedimentation sludge mixture with PAC, namely 100:0, 75:25, 50:50, and 25:75. Based on the research conducted, sedimentation sludge from Teluk Buyuk Water Treatment contains 0,84 mg/L and 6,05 mg/L of Al and Fe, respectively. The alum recovery method with the most optimal results is acidification at a dose of 75:25 which is able to removed Fe content of 13.99% and Zn 22.5%. However, at this specific dose, the concentration of TSS, TDS, and salinity parameters has not been able to be removed. The use of sedimentation sludge as a coagulant mixture in this study still has little potential. Therefore, further analysis is needed to determine the optimal dose to reduce heavy metal content in leachate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Kyla Izzani Putri
Abstrak :
Lindi yang mengandung logam berat, merupakan permasalahan yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Fasilitas pengolahan lindi di TPA Cipayung sudah tidak beroperasi sejak 2019, sehingga lindi langsung mengalir ke Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lindi, jenis tanaman, potensi fitoremediasi, serta risiko pencemaran Mn dan Pb terhadap masyarakat. Lindi TPA Cipayung mempunyai konsentrasi Mn 4,38 mg/l dan Pb 4,92 mg/l. Penelitian dilakukan dengan metode Range Finding Test/RFT (50%) dan dilanjutkan metode fitoremediasi dengan variasi berat tanaman (300 g, 600 g, dan 900 g) serta jenis tanaman (kangkung air/Ipomoea aquatica dan Hydrilla verticillata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tanaman mampu mereduksi Mn dan Pb dengan penurunan terbaik pada kangkung air 900 g sebesar 0,46 mg/l Mn dan 0,73 mg/l Pb serta Hydrilla verticillata 300 g sebesar 0,36 mg/l Mn dan 1,4 mg/l Pb. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa berat tanaman berkorelasi lemah (r=0,392; 0,012) dan tidak signifikan (sig.=0,058; 0,955), sementara jenis tanaman berkorelasi kuat (r=-0,819; -0,494) dan signifikan (sig.=0,000; 0,014) terhadap nilai Mn dan Pb. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tingkat risiko yang diterima masyarakat terkategori rendah (HQ<1). Secara keseluruhan, Hydrilla verticillata lebih efektif dalam menurunkan logam Mn dan Pb pada lindi TPA Cipayung. ......Leachate that contains heavy metals is harmful to the environment and society. The leachate treatment facility at Cipayung Landfill hasn’t been operating since 2019, so the leachate flows directly into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze characteristics of leachate, plant species, phytoremediation potential, and risk of Mn and Pb pollution to human. Leachate of Cipayung Landfill had concentrations of Mn 4,38 mg/l and Pb 4,92 mg/l. This study was conducted using Range Finding Test/RFT (50%) and phytoremediation with variation of weight (300 g, 600 g, and 900 g) and species (Ipomoea aquatica and Hydrilla verticillata). The results showed both plantswere able to reduce heavy metal contaminants with the best reduction of Ipomoea aquatica 900 greduced 0,46 mg/l Mn and 0,73 mg/l Pb, and Hydrilla verticillata 300 greduced 0,36 mg/l Mn and 1,4 mg/l Pb. The statistical analysis indicated that the variation of weight had weak correlation (r=0,392;0,012) and wasn’t statistically significant (sig.=0,058;0,955), while the species showed strong significant (r=-0,819;-0,494) and was statistically significant (sig.=0,000;0,014) to the values of Mn and Pb. The analysis results showed that the impact of risk to human was classified as low (HQ<1). Overall, Hydrilla verticillata was more effective plant in reducing Mn and Pb in the leachate of Cipayung Landfill.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rhenalda Ayu Patasik
Abstrak :
Lumpur merupakan hasil sampingan dari pengolahan air limbah yang berbentuk padat dan kaya akan bahan organik. Pada kondisi eksisting, lumpur STP Bandara Soekarno Hatta yang berasal dari unit sludge drying bed tidak diolah kembali. Padahal lumpur dapat diolah menjadi produk bermanfaat salah satunya kompos. Dilakukan metode bin composting dengan menggunakan lumpur dari STP Bandara Soekarno-Hatta sebagai bahan dasar, ditambah dengan daun kering sebagai bahan tambahan, dan larutan bioaktivator EM4 untuk mempercepat proses pengomposan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio bahan baku kompos yang optimum dan menganalisis potensi aplikasi lumpur STP sebagai kompos. Dilakukan 6 variasi komposisi bahan kompos (lumpur:daun kering) dalam penelitian, yaitu 90% : 10% (V1), 80% : 20% (V2), 70% : 30% (V3), 60% : 40% (V4), 50% : 50% (V5), dan 40% : 60% (V6). Berdasarkan analisis unsur hara makro dan parameter fisik (pH, bau, dan warna), ditemukan bahwa rasio optimal yang paling sesuai dengan standar SNI 19-7030-2004 terdapat pada variasi V4. Pada variasi V4, kompos yang dihasilkan mengandung 22,53% karbon (C), 2,04% nitrogen (N), 11,04 rasio C/N, 1,81% fosfor (P), dan 0,35% kalium (K). Lumpur STP Bandara Soekarno Hatta memiliki potensi aplikasi sebagai kompos yang telah memenuhi standar baku mutu kompos. ......Sludge is a solid byproduct of wastewater treatment rich in organic matter. In the current condition, the sludge from the Soekarno Hatta Airport Sewage Treatment Plant is not reprocessed. However, sludge can be processed into beneficial products, one of which is compost. Bin composting method was conducted using sludge from the Soekarno Hatta Airport STP as the main ingredient with dry leaves as an additional material, and EM4 to accelerate the composting process. This research aims to determine the optimum ratio of compost raw materials and analyze the potential application of STP sludge as compost. Six variations of compost material compositions (sludge:dry leaves) were conducted in the study, 90%:10% (V1), 80%:20% (V2), 70%:30% (V3), 60%:40% (V4), 50%:50% (V5), and 40%:60% (V6). Based on the analysis of macronutrient content and physical parameters (pH, odor, and color), it was found that the optimal ratio that best met the SNI 19-7030-2004 standard was present in variation V4. In variation V4, the resulting compost contained 22,53% carbon (C), 2,04% nitrogen (N), a C/N ratio of 11,04, 1,81% phosphorus (P), and 0,35% potassium (K). The sludge from Soekarno Hatta Airport STP has the potential to be applied as compost that meets the standard compost requirements.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rana Aqilah
Abstrak :
Saat ini TPA Cipayung tidak memiliki unit pengolahan lindi, sehingga lindi dialirkan menuju Kali Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi fitoremediasi yang ditinjau dari pengaruh persentase luas tutupan dan jenis tanaman air yang optimal dalam penyisihan pencemar dari lindi TPA Cipayung. Tahapan penelitian terdiri dari observasi lapangan, range finding test, adaptasi dan fitoremediasi. Penelitian ini menggunakan metode fitoremediasi dengan tanaman eceng gondok dan kayu apu. Eceng gondok mampu menyisihkan parameter TDS, TSS, COD, BOD, dan total koliform berturut-turut sebesar 33%, 32%, 20%, 25%, dan 39%, sedangkan kayu apu sebesar 24%, 28%, 25%, 34%, dan 43%. Berdasarkan uji statistik, persentase luas tutupan tanaman memiliki korelasi positif tidak signifikan (sig >0,05) dengan persentase penyisihan pencemar yaitu TSS, COD dan BOD. Hubungan korelasi didapatkan jika semakin besar persentase luas penutupan tanaman, maka akan semakin besar nilai persentase penyisihan parameter pencemar. Selain itu, hasil uji korelasi antara jenis tanaman dengan penurunan persentase penyisihan pencemar menujukan korelasi negatif pada parameter COD, BOD, dan total koliform. Hasil dari penelitian ini yaitu eceng gondok lebih baik dalam menurunkan pencemar dibandingkan kayu apu. Penerapan fitoremediasi pada TPA Cipayung direncanakan pada unit constructed wetland. ...... Cipayung Landfill does not have a leachate treatment, so the leachate flows into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze the potential of phytoremediation with the percentage of the cover area and the optimal type of aquatic plants in removing pollutants. The research stages included observation, range finding test, adaptation and phytoremediation. This study used phytoremediation with water hyacinth and water lettuce. Water hyacinth was able to remove TDS, TSS, COD, BOD, and total coliform parameters by 33%, 32%, 20%, 25%, and 39%, while water lettuce was 24%, 28%, 25%, 34%, and 43%. Based on statistical tests, the percentage of plant cover area has an insignificant positive correlation (sig>0,05) with the removal efficiency TSS, COD and BOD. The correlation relationship is if the more significant the percentage of plant cover area, the greater the removal efficiency pollutant. The correlation test results between plant types and the decrease in the percentage of pollutant removal showed a negative correlation in COD, BOD, and total coliform parameters. This study concludes that water hyacinth is better at reducing contaminants than water lettuce. The constructed wetland unit plans the application of phytoremediation in the Cipayung landfill.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Vidiasty Heruputri
Abstrak :
Pengolahan sampah pada tempat pembuangan akhir menghasilkan lindi dengan kandungan amonium yang cukup tinggi dan dapat bersifat toksik. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menyisihkan amonium pada lindi adalah dengan metode presipitasi yaitu dengan menambahkan Mg2+ dan PO43- ke dalam lindi yang kemudian dilakukan proses flokulasi dan sedimentasi. Struvite yang terbentuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dikarenakan kandungan fosfat (PO4) yang terkandung di dalamnya dan bagus bagi tanaman. Tujuan dari dilakukanya penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik lindi di IPAS 3 TPST Bantargebang berdasarkan kondisi eksisting, menganalisis efisiensi penyisihan amonium dengan metode presipitasi pada lindi IPAS 3 TPST Bantarebang, dan untuk menganalisis pengaruh pH dan rasio molar terhadap kinerja penyisihan amonium dengan metode presipitasi. Pada penelitian ini, jar test dilakukan pada kecepatan pengadukan 158 rpm selama 60 menit dan dilanjutkan oleh proses pengendapan selama 30 menit. Penelitian menunjukan bahwa penyisihan terbaik berada pada rasio molar 1,2:1:1,2 dan pada pH 9 dengan efisiensi penyisihan amonium sebesar 95,6%, warna 68,8%, dan COD sebanyak 45%. Variasi dosis sampel terbaik (A2B3) kemudian dilakukan pengujian lanjutan dengan XRF dan XRD. Berdasarkan hasil uji XRF, terbentuk 72% fosforus, 14,7% magnesium, 12% kalium, dan 1,11% aluminium. Kemudian, berdasarkan hasil uji XRD, terbentuk struvite-K sebanyak 7,48% dan cattiite sebanyak 92,52%. ......Waste processing in landfills produces leachate with a high ammonium content and can be toxic. One method that can be done to remove ammonium in leachate is the struvite precipitation method, by adding Mg2+ and PO43- to the leachate which is then flocculated and sedimented. The struvite can be used as fertilizer due to the phosphate (PO4) content in it and is good for plants. The purpose of this research is to analyze the characteristics of leachate in IPAS 3 TPST Bantargebang based on existing conditions, analyzing ammonium removal efficiency by struvite precipitation method in leachate IPAS 3 TPST Bantarebang, and analyze the effect of pH and molar ratio on ammonium removal performance by struvite precipitation method. In this study, jar tests were conducted at a stirring speed of 158 rpm for 60 minutes and continued by the precipitation process for 30 minutes. The study showed that the best removal was at a molar ratio of 1,2:1:1,2 and at pH 9 with ammonium removal efficiency of 95.6%, color of 68.8%, and COD of 45%. The best sample dosage variation (A2B3) was then subjected to further testing with XRF and XRD. Based on the XRF test results, 72% phosphorus, 14.7% magnesium, 12% potassium, and 1.11% aluminum were formed. Then, based on the results of the XRD test, struvite-K was formed as much as 7.48% and cattiite 92.52%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Gouw
Abstrak :
Lumpur padat merupakan endapan suspensi limbah cair dan mikroorganisme yang berasal dari pengolahan air limbah pada IPLT. Pembuatan pupuk kompos merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya dalam pemanfaatan lumpur padat karena kandungan yang dimiliki oleh lumpur padat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur hara makro dan mikro serta logam berat dan menganalisis potensi aplikasi lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo gebang serta menganalisis risiko pencemaran logam berat terhadap tanah, tanaman, dan manusia. Pembuatan kompos menggunakan bahan baku berupa lumpur padat hasil pengolahan IPLT Pulo Gebang dan bahan pendukung kompos berupa sampah organik dan dedaunan kering. Metode pengomposan yang digunakan adaah metode open bin composting dengan wadah kompos berupa compost bag 200 L yang dimodifikasi. Pengomposan dilakukan dengan 3 variasi kompos selama 50 hari dimana dilakukan pengamatan suhu, pH, dan kelembapan setiap 2 hari sekali serta pengamatan warna dan bau setiap 1 minggu sekali. Seluruh reaktor kompos berhasil melewati proses pengomposan dengan baik, yaitu berhasil mencapai fase mesofilik, termofilik, dan pendinginan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kompos II dengan perbandingan lumpur padat : sampah organik : dedaunan kering sebesar 50 : 25 : 25 mempunyai kandungan yang paling baik dengan kandungan C-organik sebesar 36,75%, N-Total sebesar 3,57%, rasio C/N sebesar 10,29, P2O5 Total sebesar 2,45%, K2O total sebesar 0,38%, Fe total sebesar 1,97%, Mn sebesar 0,03%, Cu sebesar 33,6 ppm, dan As sebesar 13,09 ppm. Proses pengomposan dapat menaikkan kadar unsur hara makro dan mikro serta menurunkan kadar logam berat. Analisis risiko paparan logam berat terhadap manusia dilakukan dengan 2 metode, yaitu berdasarkan nilai HQ (Health Quotient) dan ECR (Excess Cancer Risk). Kandungan logam berat pada kompos matang mempunyai potensi untuk menimbulkan efek kesehatan dan efek kanker pada 23 – 106 orang dari 10.000 orang. ......Sludge is a liquid waste suspension and microorganisms precipitate from wastewater treatment at WWTP. Compost is an alternative that can be done as an effort to utilize sludge because of the content possessed by the sludge. This study aims to analyze macro and micronutrients as well as heavy metals and analyze the potential application of solid sludge from Pulo Gebang WWTP processing. In addition, also analyze the risk of heavy metal contamination to soil, plants, and humans. Compost production uses raw materials in the from of sludge from Pulo Gebang WWTP processing and compost supporting materials in the form of organic waste and dry leaves. The composting method used is the open bin composting method with a modified 200 L compost bag. Composting was carried out with 3 variations of compost for 50 days where temperature, pH and humidity were observed every 2 days and color and odor observations were made once every 1 week. All of the compost reactors successfully passed the composting process well, successfully achieving the mesophilic, thermophilic, and cooling phases. Based on laboratory test results, compost II with a ratio 50 : 25 : 25 of sludge: organic waste: dry leaves has the best content with C-organic content of 36.75%, N-Total of 3.57%, ratio of C /N 10.29, P2O5 Total 2.45%, K2O total 0.38%, Fe total 1.97%, Mn 0.03%, Cu 33.6 ppm, and As 13, 09 ppm. The composting process can increase levels of macro and micronutrients and reduce levels of heavy metals. Analysis of the risk of heavy metal exposure to humans was carried out using 2 methods, namely based on HQ (Health Quotient) and ECR (Excess Cancer Risk) values. The content of heavy metals in mature compost has the potential to cause health effects and cancer effects in 23-106 people out of 10,000 people.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Mulia
Abstrak :
Perubahan pola konsumsi dan pertumbuhan jumlah penduduk akan mengakibatkan makin beragamnya jenis sampah maupun peningkatan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. TPA merupakan tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah menuju lingkungan. TPA Galuga merupakan TPA yang masih menggunakan metode open dumping dan dikelola oleh 2 pemerintah daerah yang berbeda yaitu Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Pada penelitian ini lebih berfokus kepada TPA yang dikelola oleh Kabupaten Bogor yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah, mengetahui komposisi sampah, dan mengetahui sistem pengelolaan sampah yang ada di TPA Galuga Kabupaten Bogor. Sampel pada penelitian ini adalah sampah perumahan yang terdapat pada angkutan dan sistem pengelolaan sampah. Pengumpulan data dilakukan dengan survey dan studi litelatur. Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis Load-count analysis. Pada penelitian ini didapatkan hasil dari karakteristik komposisi sampah TPA Galuga Kabupaten Bogor sebesar plastik 14%, logam 0,003%, kertas/karton 13%, sampah makanan 65%, kain 0,69%, dan kaca 0,078 % dan lainnya 5,79% lalu untuk rata-rata volume timbulan sampah sebesar 899,34 m3/hari. Sistem pengelolaan sampah pada Kabupaten Bogor terdapat penerimaan sampah, pembongkaran sampah, perataan/pemadatan sampah, dan belum terdapat pengelolaan sampah setelah itu ......Changes in consumption patterns and population growth will result in more diverse types of waste and an increase in the amount of waste generated. TPA is a place to process and return waste to the environment. TPA Galuga is a landfill that still uses the open dumping method and is managed by 2 different local governments, namely Bogor City and Bogor Regency. This study focuses more on the TPA managed by Bogor Regency which has a fairly large population. Therefore, this study aims to determine the generation of waste, to determine the composition of the waste, and to know the waste management system in TPA Galuga, Bogor Regency. The sample in this study is residential waste contained in the transportation and waste management system. Data was collected by means of surveys and literature studies. The data analysis technique used is load-count analysis. In this study, the results obtained from the characteristics of the composition of waste at the Galuga TPA, Bogor Regency, amounting to 14% plastic, 0.003% metal, 13% paper/cardboard, 65% food waste, 0.69% cloth, and 0.078 % glass and 5.79% others. for the average volume of waste generation is 899.34 m3/day. The waste management system in Bogor Regency includes receiving waste, disposing of waste, compacting waste, and there is no waste processing after that.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>