Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cempaka Rini
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi merupakan hak bagi setiap manusia namun belum ada kebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas intelektual. Penelitian ini bertujuan melakukan pengumpulan informasi untuk advokasi kebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas intelektual. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain Rapid Assesment Prosedure. Informan dalam penelitian ini berjumlah 12 orang, dipilih secara purposive dan snowball, yaitu berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan isu kesehatan reproduksi dan disabilitas. Metode pengumpulan data melalui indepth interview pada tahap analisis. Tahapan penelitian ini yaitu analisis; strategi pro aktif dengan membuat factsheet, press release serta penyelenggaraan lokakarya; mobilisasi sebagai langkah awal dari membangun koalisi; dan aksi advokasi melalui lokakarya. Hasil analisis didapatkan belum adanya kebijakan publik program kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas intelektual karena bukan program prioritas dan hasil lokakarya diperoleh usulan rekomendasi yang selanjutnya dibuat dalam bentuk policy brief berupa melakukan kajian perundang-undangan dan modul yang sudah ada terkait kesehatan reproduksi dan disabilitas dengan melibatkan semua pihak untuk berkoordinasi, modul psikoedukasi kesehatan reproduksi bagi remaja tunagrahita yang sudah ada perlu masuk ke dalam sistem pemerintah serta penyediaan alat peraga kesehatan reproduksi di SLB C.
ABSTRACT
Reproductive health is a right for every human being yet there is no public policy for concentrating reproductive health for adolescents intellectual disability. This study aims at collecting information for advocacy on the issue. This study used a qualitative research with Rapid Assessment Procedure design. The informants in this study amounted to 12 people were selected purposively and employed snowball, procedure a number of informant were selected consist of different stakeholder. Data were collected through in-depth interview on the analysis stage. Stages of this research is the analysis; pro-active strategy to create factsheets, press releases and organizing workshops; mobilization as the first step of building coalitions; and advocacy action through workshops. The results of the analysis indicated no public policies for reproductive health programs for adolescents intellectual disability because is not a priority program and the results of the workshop obtained by the proposed recommendations were subsequently made in the form of policy briefs be reviewing legislation and existing modules related to reproductive health and disabilities by involving all parties to coordinate, psychoeducation module reproductive health for adolescents intellectual disability existing need to get into the government system and the provision of reproductive health props in SLB C.
2016
T53723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Maeta Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Merry Maeta SariProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul Tesis : Efektivitas Intervensi Psikoedukasi Kesehatan ReproduksiRemaja Tunagrahita Terhadap Pengetahuan Dan PraktikOrangtua Siswa Tunagrahita Di SLB C Tri Asih Jakartaxvi 83 halaman, 9 tabel, 3 gambar, 7 lampiranPendahuluan : Beberapa data statistik menunjukkan bahwa 80 wanita dan 50 pria tunagrahita mengalami pelecehan seksual sebelum usia 18 tahun. Orang tuayang merupakan pendidik seks utama, seringkali takut berbicara tentang kesehatanreproduksi karena kurang pengetahuan.Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas intervensi psikoedukasi kesehatan reproduksiremaja tunagrahita terhadap pengetahuan dan praktik orangtua siswa tunagrahita diSLB C Tri Asih Jakarta.Metode : Kuasi eksperimen dengan pre-post test without control yang ditujukankepada 36 orangtua siswa tunagrahita di SLB C Tri Asih Jakarta.Hasil : Rata-rata pengetahuan orangtua siswa tunagrahita sebelum diberikanintervensi adalah 10,28, setelah diberikan intervensi, pada post test 1 menjadi 11,61dan pada post test 2 menjadi 11,94. Rata-rata praktik orangtua siswa tunagrahitasebelum intervensi adalah 1,08 dan setelah intervensi menjadi 1,11.Kesimpulan : Terjadi peningkatan pengetahuan dan praktik orangtua siswatunagrahita di SLB Tri Asih Jakarta setelah diberikan intervensi psikoedukasikesehatan reproduksi remaja tunagrahita, namun, peningkatan ini belum bisadikatakan efektif.Kata kunci : psikoedukasi, kesehatan reproduksi, remaja tunagrahita
ABSTRACT
ABSTRACTName Merry Maeta SariStudy Program Public HealthTitle Effectiveness of psychoeducational Interventions Healthof Reproductive Intellectual Disability Teenager forKnowledge and Practice Intellectual Disability Student rsquo sParents In SLB C Tri Asih Jakartaxvi 83 pages, 9 tables, 3 pictures, 7 attachmentsBackground Some of statistical data shows that 80 of women and 50 of menwith intellectual disability have sexually abused before 18 years old. Parents, who isthe primary sex educators, often afraid to talk about health of reproductive becausethe lack of knowledge.Objective Knowing the effectiveness of psychoeducational interventions health ofreproductive intellectual disability teenager for knowledge and practice intellectualdisability students parents.Methods Type of research are quasi experimental and pre post test without controlfor 36 parents in SLB C Tri Asih Jakarta.Results The average of knowledge from student rsquo s parents of intellectual disabilitybefore the intervention is10.28, after the intervention, in the first post test become11.61 and the second post test is 11.94. The average of intellectual disabilitystudent rsquo s parents practice before the intervention is 1.08, and after the interventionbecome 1.11.Conclusion There is an increasing knowledge and practice of intellectual disabilitystudent rsquo s parents in the SLB C Tri Asih Jakarta after being given apsychoeducational interventions health of reproductive intellectual disabilityteenager, however the increases can not be said to be effective yet.Keywords psycho education, reproductive health, intellectual disability
2017
T46977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlie Azwar
Abstrak :
ABSTRAK
Tanggal 1 Januari 2014 pemerintah mulai melaksanakan program JKN guna mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat. Pelayanan kebidanan dan neonatal pada program JKN melibatkan Puskesmas/dokter keluarga dan BPM sebagai jejaringnya. Keikutsertaan BPM pada program JKN di Kabupaten Bungo masih kurang, hanya 12 (54,5%) BPM yang telah bekerja sama dengan dokter keluarga dari 22 BPM yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keikutsertaan BPM pada program JKN di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Pendekatan penelitian secara kualitatif dengan desain RAP, pengambilan sampel secara purposive sampling, teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam terhadap 10 BPM, Kepala Dinas Kesehatan, Pengelola MPKP BPJS Kesehatan, dan Ketua IBI Kabupaten Bungo. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2017. Hasil penelitian adalah pengetahuan tentang program JKN sudah baik. Berpersepsi dan bersikap baik terhadap prosedur kerja sama, namun berpersepsi dan bersikap kurang baik terhadap prosedur klaim dan tarif yang telah ditentukan. Motivasi BPM ikut program JKN adalah pasien sudah banyak yang menjadi peserta BPJS. Dukungan dari Pemerintah, BPJS, dan IBI masih rendah, baik dalam bentuk sosialisasi, ataupun kebijakan yang mendukung keikutsertaan BPM pada program JKN. Perlu adanya perbaikan dalam prosedur klaim, besaran tarif, dan meningkatkan sosialisasi dari Pemerintah, BPJS, dan IBI terkait program JKN terutama pada pelayanan kebidanan dan Neonatal.
ABSTRACT
On January 1, 2014, the government began to implement the JKN program to realize social welfare for the whole community. Midwifery and neonatal care in the JKN program involves Puskesmas/family doctors and BPM as its network. BPM participation in the JKN program in Bungo District is still lacking, only 12 (54.5%) BPM have cooperated with family doctors from 22 BPM existing. This study aims to get an overview of BPM participation in the JKN program in Bungo District, Jambi Province. Qualitative research approach with RAP design, purposive sampling, data collecting technique by in-depth interview to 10 BPM, Head of Health Office, MPKP BPJS Health Manager, and Chairman of Bungo Regency IBI. The study was conducted from January to July 2017. The result of this research is the knowledge of JKN program is good. Perceptions and good attitude towards cooperative procedures, but perceived and unfavorable to the claim and tariff procedures that have been determined. The motivation of BPM to join the JKN program is because many patients have become BPJS participants. Support from the Government, BPJS, and IBI is still low, either in the form of socialization, or policies that support BPM's participation in the JKN program. ItNeeds improvement in claims procedures, tariffs, and increase the dissemination of government, BPJS and IBI related program to JKN especially on obstetric and neonatal care.
2017
T47761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Pusmaika
Abstrak :
Di usia remaja dengan keterampilan hidup yang belum memadai dapat menyebabkan remaja berperilaku seksual hingga melakukan hubungan seksual. Hal ini dapat menempatkan remaja pada risiko terinfeksi Human Immunodeficiency Virus HIV, Infeksi menular seksual IMS dan kehamilan yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh wilayah tempat tinggal terhadap perilaku seksual pada remaja di Indonesia dengan menganalisis data sekunder Survey Demografi Kesehatan Indonesia-Kesehatan reproduksi Remaja SDKI-KRR tahun 2012. Sampel sebanyak 19.868 remaja yang berusia 15-24 tahun dan belum menikah. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan multivariable regresi logistik . Hasil penelitian menunjukkan perilaku potensial seks berisiko pada remaja di Indonesia sebesar 19,65, hubungan seksual pertama kali 42,67 dilakukan di rumah rumah sendiri dan rumah pasangan, 90,27 melakukan hubungan seksual pertama kali dengan pacar. Hasil penelitian juga menunjukkan 20,94 remaja perkotaan berperilaku potensial berisiko cOR 0,82; OR; 0,95. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan wilayah tempat tinggal terhadap perilaku seksual remaja. Hasil analisis stratifikasi dengan status ekonomi keluarga menunjukkan bahwa Remaja di perkotaan dengan status ekonomi terbawah terdapat beda efek yang sangat kecil untuk berperilaku potensial seks berisiko dibandingkan remaja di perkotaan dengan status ekonomi teratas. Peningkatan keterlibatan pemerintah, dinas pendidikan dan kesehatan untuk dapat memberikan informasi terkait kesehatan reproduksi khusunya seksualitas yang tepat dan merata bagi remaja. ......In adolescence with adequate life skills can cause adolecense sexual behavior to sexual intercourse. This can put them at risk of Human Immunodeficiency Virus HIV , Sexual Transmitted Infections STI, and unwanted pregnancies. The research analyzed the seconder data of Indonesia Demographic and Health Survey Adolescent Reproductive Health in 2012. The sample is 19,868 of teenagers in the age between 15 24 years old and single. It used descriptive analysis and multivariable logistic regression. The research results showed that 19.65 for risk sexual behavior amongst the adolescent in Indonesia, 42.67 for first sexual contact at home at home or in couple rsquo s home, 90.27 for first sexual contact with girlfriend boyfriend. It also showed that 20.94 of urban youth having risk sexual behavior cOR 0,82 OR 0,95. It showed that there no difference between the residential areas to the adolescent sexual behavior. The results of economic stratification status analysis with family showed that there small difference effect between the low level and high level economic teenagers who live in the rural that is potential for risk sexual. The increased engagement of the government, education service, and health service can give contribution for giving information about health reproduction, especially the right sexual behavior for teenager.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifa Pascariyanti Sujarwanta
Abstrak :
Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan penyebab langsung dari menurunnya produktivitas remaja perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebesar 50-92% perempuan di berbagai belahan dunia mengalami dismenore primer selama masa reproduktif. Dismenore terjadi ketika ada peningkatan prostaglandin sehingga memicu kontraksi kuat pada otot polos uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja perempuan. Metode penelitian menggunakan desain potong lintang pada bulan April 2018. Total populasi sejumlah 216 siswi berasal dari dua SMA Negeri di Kotamadya Jakarta Timur dengan rentang usia 16-18 tahun. Prevalensi kejadian dismenore primer pada siswi sebesar 85,1% terdiri dari dismenore ringan sejumlah 69,8%, dismenore sedang 13,0% dan dismenore berat 2,3%. Hasil penelitian menunjukkan riwayat ibu sebagai faktor penentu yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer setelah dikontrol oleh lama menstruasi dan konsumsi kafein. Siswi yang memiliki riwayat ibu mengalami dismenore memiliki risiko 2,3 kali menderita dibandingkan siswi yang tidak memiliki riwayat ibu mengalami dismenore. Dampak terhadap performa akademik akibat kejadian dismenore primer yang paling dirasakan oleh siswi adalah kesulitan konsentrasi (61,9%). Diamati dari tingginya prevalensi dismenore primer dan besarnya dampak terhadap performa akademik, siswi perlu mengambil langkah preventif yang tepat untuk meningkatkan status kesehatannya. ...... Dysmenorrhea or menstrual pain is a direct cause of productivity declining for adolescent girls in the world, including Indonesia. There are 50-92% of women in different country develop primary dysmenorrhea during their reproductive age. Dysmenorrhea occurs when there is an increase in prostaglandins, which leads to strong contractions in the uterine smooth muscle. This study aims to determine the factors that affect the incidence of primary dysmenorrhea in adolescent girls. The research method used cross-sectional design in April 2018. The total population of 216 adolescent girls came from two state enior high schools in East Jakarta with the age range 16-18 years. The prevalence of primary dysmenorrhea in adolescent girls was 85,1%, consist of mild dysmenorrhea 69,8%, moderate dysmenorrhea 13,0% and severe dysmenorrhea 2,3%. The results showed a mother's history as a determinant factor affecting the incidence of primary dysmenorrhea after controlled by length of menstrual period and caffeine consumption. Students who have a mother's history of dysmenorrhea have 2,3 times higher risk of suffering than students without a mother's history of dysmenorrhea. The impact on academic performance due to primary dysmenorrhea incidence most felt by adolescent girls is the difficulty of concentration (61,9%). As the high prevalence of primary dysmenorrhea and the magnitude of impact on academic performance, students need to take some appropriate preventive measures to improve their health status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Walidah Mailina Istiqomah
Abstrak :
Rendahnya pendidikan memberikan dampak hampir 48,1% dari remaja SMP/MTs tidak melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi di Jepara dengan demikian diharapkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang di dapat di sekolah formal SMP/MTs mampu memberikan pengetahuan yang baik sebelum siswa tidak melanjutkan sekolah dan mengahadapi pergaulan bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di SMP/MTs binaan Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Jepara, menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Rapid Assesment Procedure (RAP). Didapatkan hampir semua sekolah belum mempunyai kebijakan yang berkaitan dengan penerapan kesehatan reproduksi, pemberian materi kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh guru secara sepintas, fasilitas, materi pengajaran serta informasi tentang kesehatan reproduksi yang sebagian besar diambil dari internet dan dana yang seadanya serta belum adanya pelatihan yang konsisten terhadap petugas Puskesmas, kerjasama dengan puskesmas belum menghapus anggapan tabu yang masih dimiliki sebagian guru maupun siswa. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi penerapan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah SMP/MTs di Jepara. Kesimpulannya Penerapan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Sekolah belum berjalan.
The low level of education affects almost 48.1% of junior high school teenagers do not continue higher education in Jepara thus expected knowledge of reproductive health that can in formal school of SMP / MTs able to give good knowledge before students do not continue their school. This study aims to determine the implementation of reproductive health education in SMP / MTs targeted Puskesmas with Adolescent Friendly Health Services in Jepara, using qualitative method with Rapid Assessment Procedure (RAP) approach. It is found that almost all schools have no policies related to reproductive health practices, the provision of reproductive health materials by teachers only in passing, facilities, teaching materials as well as information on reproductive health, mostly from the internet, modest funds and lack of consistent training to the Puskesmas staff also the cooperation with the puskesmas has not erased the taboo assumption that some teachers still have. This is a challenge for the implementation of reproductive health education in junior high schools in Jepara.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin Violita
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja banyak mengalami masalah akibat perilaku beresiko. Oleh karena itu remajamembutuhkan penanangan khusus melalui pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatanreproduksi, namun pemanfaatan program pelayanan kesehatan reproduksi remaja di KotaMakassar masih tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pemanfaatanpelayanan kesehatan reproduksi remaja dan menganalisis determinan yang mempengaruhipemanfaatan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional yang dilaksanakan pada bulan Maret ndash; Mei 2018 di Kota Makassar. Datadikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri oleh 383 siswa-siswi sekolahmenengah atas yang diambil secara acak dari total enam sekolah. Data dianalisismenggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda menggunakan SPSS. Hasil penelitianmenemukan hanya 24,3 siswa-siswi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan reproduksiremaja. Hasil analisis membuktikan faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi danpelayanan yang tersedia OR= 1,74; CI 95 = 1,040-2,911 berhubungan denganpemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Siswa-siswi yang berpengetahuantinggi berpeluang hampir 2 kali lebih tinggi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatanreproduksi remaja dibandingkan yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol variabeldukungan keluarga dan dukungan teman. Untuk itu perlu sosialisasi kepada siswa-siswi danorang tua secara rutin, penyebaran informasi melalui media online / jejaring sosial, pelatihanpeer educator dan pembentukan organisasi sekolah dibidang kesehatan reproduksi dapatdilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemanfaatan pelayanan kesehatan reproduksiremaja.
ABSTRACT
Adolescents face many problems due to risky behavior. Therefore, they require specialconsideration through the administration of health education and reproductive healthservices, but the utilization of adolescent reproductive health service programs in Makassaris still relatively low. The purpose of this study was to identify the rates at which adolescentreproductive health services were utilized and to analyze the determinants affecting suchutilization. This research was a quantitative project with a cross sectional design, and itwas conducted in March to May of 2018 in Makassar City. Data were collected via theindependent completion of questionnaires by 383 senior high school students randomlyselected from a total of six schools. Data were analyzed using chi square testing andmultiple logistic regression using SPSS. This study found that only 24.3 of the studentstook advantage of adolescent reproductive health services. The results of the analysis provethat knowledge of reproductive health and the available services OR 1.74 95 CI 1.040 ndash 2.911 are related to the utilization of adolescent reproductive health services. It wasfound that students with high levels of knowledge are nearly two times more likely to utilizeadolescent reproductive health services than those with low levels of knowledge after theresults were controlled for the variables of family and peer support. It is necessary topromote socialization between students and parents on a regular basis, disseminateinformation through online media social networking, administer peer educator training,and establish school organizations in the field of reproductive health to increase awarenessand utilization of adolescent reproductive health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library