Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Adistri
"ABSTRAK
Keberhasilan pengajaran bahasa Mandarin tidak hanya bergantung pada unsur-unsur linguistiknya saja, namun dibutuhkan pula aspek budaya sebagai komponen penunjangnya. Dengan memahami aspek budaya dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, pemelajar akan lebih mudah menyerap materi yang diberikan oleh pengajar. Aspek budaya dalam pengajaran bahasa seringkali diabaikan bahkan ditinggalkan. Hal ini berakibat pada kemunculan berbagai masalah pada saat harus menggunakannya di kehidupan nyata. Untuk menghindari hal tersebut, maka dibutuhkan suatu metode pengajaran yang dilengkapi aspek budaya yang diperkenalkan di dalam materi ajar. Aspek budaya yang paling mendasar yang dibahas dalam penulisan ini adalah panggilan terhadap anggota keluarga.

ABSTRACT
The success of teaching Mandarin does not only depend on the linguistic factors; cultural aspects also play an important role as a supporting factor. By understanding the cultural aspects in learning Mandarin, students or learners will accept the teaching materials more easily. In language studies, cultural aspects are often taken for granted or even abandoned. This causes problems when they are required to practice their Mandarin in real life. In order to prevent this, it is necessary to apply a teaching method that is supported by cultural aspects. The most fundamental aspect that is discussed in this journal is the manner of addressing family members."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Astuti
"ABSTRAK
Makalah ini membahas mengenai hari raya tahun baru yang dirayakan oleh suku Tibet bernama Losar. Penelitian ini memaparkan kapan Hari Raya Loar itu dirayakan dan bagaimana cara perayaannya menurut tradisi atau adat istiadat yang berlaku di dalam suku Tibet. Dalam penelitian ini akan dipaparkan pula perbedaan antara Hari Raya Losar dengan Tahun Baru Cina atau Festival Musim Semi. Karena suku Tibet mempunyai hari rayanya sendiri, maka suku Tibet tidak merayakan Tahun Baru Cina seperti yang dirayakan oleh orang Cina. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi peneliti selanjutnya yang akan mendalami budaya suku Tibet, khususnya Hari Raya Tahun Baru Losar, serta diharapkan pula dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia terhadap budaya dan tradisi suku Tibet tentang Hari Raya Losar yang berbeda dengan Tahun Baru Cina.

ABSTRACT
This paper discusses new year festival that celebrated by Tibetan, known as Losar. This research explains when Losar will be celebrated and how to celebrate it based on Tibetan traditions and customs. In addition, this research also explains the difference between Losar and Chinese New Year it also called Spring Festival . Because of Tibet have their own new year festival, so that Tibetan never celebrate Chinese New Year. This research aims to give a scientific contribution for further research in Tibetan culture, especially in Losar Tibetan rsquo s New Year, also to provides Indonesian with new insight about the tradition and the culture of Tibetan, Losar Festival, that different from Chinese New Year. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Al Hakim
"ABSTRAK
Suku Han dan suku Miao adalah salah satu suku tertua yang terdapat di dataran Cina. Suku Han merupakan satu-satunya suku mayoritas, sedangkan suku Miao adalah salah satu dari suku minoritas. Meskipun berasal dari dua leluhur yang berbeda, kedua suku ini terus mengalami interaksi sejak zaman Kuno. Interaksi ini pun mempengaruhi kedua suku, baik dalam sisi ekonomi, sosial, maupun budaya. Jurnal ini terutama membahas tentang pengaruh suku Han terhadap suku Miao dalam segi budaya. Hasil akhir dari penelitian ini adalah hampir setiap aspek kebudayaan suku Miao menerima pengaruh dari kebudayaan suku Han.

ABSTRACT
The Han tribe and the Miao tribe are one of the oldest tribes in mainland China. The Han tribe is the only majority tribe, while the Miao tribe is one of the minority tribes. Though originating from two distinct ancestors, these two tribes have been interacting since ancient times. This interaction also affects both tribes, in the economic, social, even cultural aspects. This journal mainly discuss the influence of the Han tribe on the Miao tribe in cultural terms. Describes in which field the acculturation of the Han tribe influenced the Miao tribe culture. This Journal has found that almost every aspects of Miao tribe rsquo s culture is affected by Han tribe rsquo s culture."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Adennia Zahriani
"ABSTRAK
Kehidupan perempuan Cina tradisional di Hunan mengalami suatu pembatasan ruang gerak. Mereka harus menjalankan suatu nilai budaya dan tradisi yang secara tidak langsung telah ldquo;mengikat rdquo; diri mereka. Perempuan tidak hidup dalam kebebasan. Banyak aturan yang membuat mereka sulit untuk mengembangkan wawasan serta diri mereka. Dalam kondisi tersebut, lahirlah N? Shu yang memberikan pengaruh besar bagi kehidupan mereka. N? Shu adalah bahasa rahasia yang diciptakan dan hanya digunakan oleh perempuan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Kaum laki-laki pun tidak ada yang mengerti bagaimana cara menulis dan membaca N? Shu, karena N? Shu tidak boleh disentuh oleh laki-laki. Makalah ini membahas mengenai makna N? Shu dan pengaruh N? Shu bagi kehidupan perempuan Cina tradisional di Hunan.

ABSTRACT
The life of traditional Chinese women in Hunan experienced a restriction of space. They must exercise a cultural value and tradition that indirectly bind themselves. Women do not live in freedom. Many rules make it difficult for them to develop their insight and self. Under these circumstances, the birth of N Shu had a major impact on their lives. N Shu is a secret language that created and used only by women to communicate and express themselves. No man can understand how to write and read N Shu, because N Shu should not be touched by men. This paper discusses the meaning and what influences of N Shu brings to the lives of traditional Chinese women in Hunan."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Krisanti Permatasari
"Jiaozi (饺 子) dalam Bahasa Indonesia yang disebut juga dengan Pangsit Tiongkok merupakan salah satu makanan tradisional Tiongkok yang sering dihidangkan pada malam tahun baru Tionghoa terutama di Tiongkok Utara. Mengkonsumsi hidangan Jiaozi pada malam tahun baru Tionghoa memiliki makna budaya tersendiri. Secara khusus, jurnal ini meneliti tentang asal mula dan makna mengkonsumsi hidangan Jiaozi pada tahun baru Tionghoa beserta makna dari berbagai macam isian Jiaozi. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian dalam jurnal ini mengungkap makna dari mengkonsumsi Jiaozi pada tahun baru Tionghoa dan juga makna dari isian Jiaozi.

Jiaozi (饺 子) in Bahasa is also called Pangsit Tiongkok Chinese Dumpling is one of the traditional Chinese food that is often served on Chinese New Year 39;s Eve especially in Northern China. Consuming Jiaozi dishes on Chinese New Year 39;s Eve has its own cultural value. In particular, this journal researched about the origin of Jiaozi and the cultural value of consuming Jiaozi in Chinese New Year along with the cultural value of the various Jiaozi 39;s filling. The research method used in this journal is qualitative method. The results of this research reveals the cultural value of consuming Jiaozi in Chinese New Year and also the cultural value of the Jiaozi filling.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aviola Ghassani
"ABSTRAK
Bahasa Mandarin meskipun adalah bahasa yang sulit dipelajari, namun seiring dengan kemajuan perekonomian Cina, maka banyak orang tertarik untuk mempelajarinya. Proses pembelajaran yang panjang di dalam kelas, menuntut seseorang untuk berjuang agar dapat menggapai pemerolehan bahasa, pengetahuan budaya dan cara berpikir yang baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Perjuangan pemelajar sudah tentu perlu mendapat bantuan dari pengajar. Pengajar dalam proses pengajarannya memerlukan perangkat metode ajar yang sesuai dengan kebutuhan kelas, dengan demikian baru dapat membuahkan hasil yang baik. Perangkat metode pengajaran yang terintegrasi merupakan hal terpenting dalam proses perolehan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua. Makalah ini membahas kekurangan dan faktor apa saja yang mempengaruhi pemerolehan bahasa Mandarin pada pemelajar sekolah SDT Pelita Hati.

ABSTRACT
Although Mandarin is a language which is difficult to learn, but along with the progress of China 39;s economy, many people are interested to learn it. A long process of learning in the classroom requires learner to struggle to gain new language acquisition, cultural knowledge and the way of thinking that they never been studied before. The answer to the struggle of the learner certainly needs is to get help from the teacher. Teachers in the teaching process need a tool way of teaching method that suits the needs of the class, thus only can produce good results. The integrated set of teaching methods is paramount in the process of acquiring Chinese as a second language. This paper discusses the shortcomings and factors affecting the acquisition of Mandarin on the Pelita Hati SDT school students. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Erlinawati
"
ABSTRAK
Sejak jaman dahulu Cirebon telah menjadi salah satu kota pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa. Perdagangan yang ramai antara kerajaan-kerajaan Nusantara dengan berbagai negara di dunia menyebabkan banyak kapal asing yang singgah di Cirebon dan banyak bangsa asing yang kemudian tinggal menetap di kota tersebut, termasuk bangsa Cina.
Bangsa asing yang tinggal menetap tesebut kemudian berbaur dan melakukan kegiatan sebagaimana masyarakat Cirebon lainnya, yang antara lain berkecimpung dalam pembatikan. Batik, sebagai salah satu seni budaya khas Cirebon lambat laun mendapat pengaruh budaya Cina, terutama pada motifnya. Banyak lambang-lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina yang dipakai sebagai motif kain batik Cirebon, terutama flora dan fauna.
Berbagai kemungkinan yang menyebabkan lambang-lambang kebudayaan Cina terdapat pada kain batik Cirebon diteliti, termasuk peran Puteri Ong Tien sebagai seorang isteri penguasa Cirebon. Kabut, yang merupakan salah satu lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina dan dikenal sebagai motif khas batik Cirebon, memperkuat adanya pengaruh budaya Cina pada motif batik Cirebon.
"
1997
S12941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berthauli Rosita E
"Pandangan umum terhadap kehidupan wanita Cina pada masa tradisional adalah keterikatan, penderitaan hidup serta kedudukan yang rendah. Hal ini disebabkan karena ajaran moral Konghucu yang dipegang teguh masyarakat tradisional Cina, sangat menekankan kepatuhan, kelemahlembutan dan keterbatasan ruang gerak wanita. Di samping itu pula, masyarakat Cina menganut sistem kekerabatan patrilineal sehingga sangat mengutamakan pria sebagai penerus marga.Meskipun demikian, terdapat suatu masa dimana wanita-wanita Cina hidup lebih bebas dan dihargai. Masa itu adalah masa Tang dan pada masa inilah seorang wanita muncul sebagai penguasa dinasti. Ia adalah Wu Zetian, kaisar wanita pertama dan terakhir dalam sejarah kedinastian Cina. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam skripsi ini akan dijelaskan faktor_faktor yang melatarbelakangi munculnya Wu Zetian sebagai seorang kaisar wanita dan mengapa keadaan hidup wanita pada masa Tang jauh lebih baik dari keadaan wanita pada masa lainnya. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan, dengan mengkaji sumber-sumber buku dan tulisan mengenai kehidupan wanita Cina, wanita Cina pada masa Tang serta tokoh Wu Zetian. Hasil analisis terhadap keseluruhan pembahasan yaitu munculnya Wu Zetian sebagai seorang kaisar wanita berkaitan erat dengan kebebasan hidup wanita-wanita pada masa Tang. Dan kehidupan yang lebih bebas ini disebabkan karena kaisar-kaisar Tang berdarah campuran Han dan non Han sehingga tidak begitu mementingkan pelaksanaan ajaran moral Konghucu, sebaliknya memberikan kebebasan pada wanita untuk ikut berperan dalam pemerintahan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Ratih Sekarsari
"
ABSTRAK
Skripsi ini mengenai sekolah Pa Hua yang merupakan salah satu sarana pendidikan formal bagi keturunan Cina pada tahun 1946-1957. Penulisan ini bertujuan menguraikan sistem pendidikan formal di sekolah Pa Hua pada tahun 1946-1957 sehingga diketahui apa saja yang telah diperoleh para murid-muridnya selama bersekolah di sekolah Pa Hua sebagai bekal dalam kehidupan mereka.
Tehnik mengumpulkan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan mengadakan wawancara tak berstruktur dan mendalam terhadap para responden yaitu Bapak Drs. Fredy Lingga, Ibu Dra. Linggasari, Bapak Tjiong Thiam Siong B.A dan Bapak Drs. Surya Gunardi. Dalam penyusunan skripsi ini digunakan metode riwayat hidup (Individual Life Story).
Hasil penelitian menunjukan, pendidikan formal yang diterima para responden di sekolah Pa Hua telah memberikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Sekolah Pa Hua yang didriikan oleh Tiong Hoa Hwee Koan ini lebih mengutamakan pendidikan akademis bagi anak didiknya pada kurun waktu 1946-1957. Sehingga sekolah Pa Hua tidak lagi menjadi sarana untuk melaksanakan tujuan Tiong Hoa Hwee Koan pada awal berdirinya pada tahun 1900 yaitu memajukan pemahaman Konghucuisme untuk memperbaharui adat-istiadat Cina di kalangan masyarakat keturunan Cina khusus dalam hal upacara perkawinan dan kematian.
"
1997
S12955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Astrianti
"ABSTRAK
Lisa Astrianti (0790060175). Suku Bangsa Minoritas Gaoshan Di Taiwan(di bawah bimbingan Christine Tala Bachrun M.A. dan Anita L. Amran S.S.y, Depok, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1996. Taiwan atau dikenal juga dengan Formosa, memiliki suku bangsa minoritas Gaoshan yang merupakan salah satu dari 55 suku bangsa minoritas di Cina. Suku bangsa minoritas Gaoshan ini, berdasarkan bukti-bukti arkeologis diperkirakan datang ke Taiwan kira-kira 2000 tahun yang lalu. Mereka berasal dari Semenanjung Melayu dan Pasifik Selatan. Sebenarnya suku bangsa minoritas Gaoshan ini terdiri dari 19 kelompok, namun yang masih mempertahankan kebudayaan tradisionalnya di tengah-tengah suku bangsa miyoritas Han dan pengaruh yang ditimbulkan dari bangsa-bangsa asing yaitu Belanda, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Jepang, hanyalah tinggal 9 kelompok yaitu Atayal, Saisiat, Bunun, Ami, Tsou, Rukai, Puyuma, Paiwan, dan Yami. Menurut penelitian kepustakaan, pada saat ini kesembilan kelompok ini masih dapat mempertahankan kebudayaannya yaitu tempat tinggal, pernikahan, pakaian, perhiasan, makanan, dan ciri khas masing-masing kelompok. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menggambarkan kehidupan suku bangsa minoritas Gaoshan ini dilihat dari aspek budayanya.

"
1996
S13008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>