Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astien Setianingrum
Abstrak :
Manajemen risiko merupakan proses mengelola risiko agar organisasi dapat mencapai tujuan. Dibutuhkan pondasi yang kuat tentang konsep manajemen risiko sebelum menerapkannya. Penelitian ini akan menganalisis manajemen risiko keselamatan pertambangan di PT HPU site PDU, DMI, KMO, dan MGA berdasarkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Wawancara mendalam dilakukan dengan triangulasi sumber yaitu, sumber data dari pengawas tingkat Project Manager, Superintendent, dan Foreman. Hasil wawancara dilakukan analisis konten dan dibandingkan dengan dokumen PT HPU berdasarkan SMKP Minerba dilengkapi referensi lain tentang standar manjemen risiko (ISO 31000:2009, AS/NZS 4360:2004, dan ISO 45001:2018). Berdasarkan analisis konten, didapati bahwa interpretasi pengawas di PT HPU tentang manajemen risiko belum sepenuhnya sesuai dengan standar manajemen risiko karena prosedur perusahaan belum mengakomodir seluruh proses manajemen risiko. Oleh karena itu perlu adanya penyusunan prosedur tentang manajemen risiko yang terintegrasi dengan sistem manajemen keselamatan pertambangan perusahaan dan dipahami oleh setiap lini manajemen.
Risk management is a process of managing risk so the organization can achieve its goals. A strong fundamental is necessary for understanding the concept of risk management before it is implemented. This study will analyze mining safety risk management at PT HPU site PDU, DMI, KMO, and MGA based on the Mineral and Coal Mine Safety Management System (SMKP Minerba). The study was conducted by in-depth interviews and document review. In-depth interviews were conducted with data source triangulation, namely, the supervisors from three level: Project Manager, Superintendent, and Foreman. The results of the interviews were analyzed by its content and compared to PT HPU documents based on Mineral and Coal Mining Safety Management System (SMKP Minerba) and also other risk management standards (ISO 31000: 2009, AS / NZS 4360: 2004, and ISO 45001: 2018) for additional reference. Based on content analysis, it was found that the supervisor's interpretation of PT HPU regarding risk management was not fully in accordance with risk management standards since the company's procedures had not accommodated the entire risk management process. Therefore, it is necessary to formulate procedures for risk management that are integrated with the company's mining safety management system and understood by each line of management.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyan
Abstrak :
PT H sebagai perusahaan jasa pertambangan memiliki risiko dalam kegiatan operasionalnya. Risiko ini menjadi lebih besar dikarenakan aktivitas bisnis PT H yang berkaitan langsung dengan produksi dan pendistribusian batubara. Hal ini menjadikan manajemen risiko menjadi isu penting dalam upaya mengantisipasi kejadian atau kerugian yang mungkin muncul. Pada Tahun 2023 ini, sampai dengan bulan April, sudah 5 dari 10 parameter lagging indicator PT H tidak tercapai. Ketidaktercapaian parameter ini berkaitan erat dengan implementasi dari manajemen risiko yang telah dilakukan PT H. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis manajemen risiko keselamatan pertambangan dengan menggunakan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan pada PT H. Peneliti menggunakan desain penelitian secara deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen (dokumentasi). Peneliti bertindak sebagai alat pengumpul data utama. Metode kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran serta menggali informasi lebih dalam tentang pemahaman proses manajemen risiko keselamatan pertambangan di PT H tahun 2023. Berdasarkan hasil wawancara kepada 27 orang responden kunci pada penelitian ini berkaitan dengan komunikasi dan konsultasi, didapat sebanyak 7 orang menyatakan bahwa komunikasi dan konsultasi risiko telah dilaksanakan dengan seluruh para pemangku kepentingan, namun baru sebagian dari hasil dari komunikasi dan konsultasi risiko menjadi bahan pertimbangan dalam manajemen risiko. Didapat sebanyak 11 orang responden menyatakan bahwa penetapan konteks risiko telah dilakukan, yang telah mencakup sebagian faktor internal dan sebagian faktor eksternal (belum seluruhnya). Sebanyak 14 orang responden menyatakan bahwa identifikasi bahaya telah dilakukan dan seluruh bahaya telah diidentifikasi. sebanyak 23 orang responden menyatakan bahwa penilaian dan pengendalian risiko telah dilakukan sesuai dengan hirarki pengendalian, namun implementasi pengendaliannya belum memadai. Pemahaman mereka belum mencakup pelaksanaan komunikasi dan konsultasi risiko pada tahap awal. Prosedur yang telah dibuat PT H masih bersifat umum serta belum menjelaskan bahwa penetapan konteks seharusnya dilakukan pada tahap sebelum IBPR. Pemahaman proses identifikasi bahaya para middle manager masih ada yang bersifat normatif sehingga belum mampu menjelaskan kegiatan spesifik yang dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya. Sebagian kecil middle manager di jobsite belum memahami konsep manajemen terhadap risiko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Konsep pemantauan dan peninjauan risiko yang sudah dilakukan sudah dipahami oleh middle manager di lokasi kerja. ......PT H as a mining service company has risks in its operational activities. This risk becomes bigger because PT H's business activities are directly related to the production and distribution of coal. This makes risk management an important issue in an effort to anticipate events or losses that may arise. In 2023, up to April, 5 out of 10 PT H lagging indicator parameters have not been reached. The failure to achieve this parameter is closely related to the implementation of risk management that has been carried out by PT H. The general objective of this research is to analyze mining safety risk management using the Mining Safety Management System at PT H. The researcher used a descriptive research design by conducting in-depth interviews and reviewing documents (documentation). The researcher acts as the main data collection tool. The qualitative method aims to obtain an overview and dig deeper information about the understanding of the mining safety risk management process at PT H in 2023. Based on the results of interviews with 27 key respondents in this study related to communication and consultation, it was found that 7 people stated that risk communication and consultation had been carried out with all stakeholders, but only part of the results from risk communication and consultation became material for consideration in risk management. It was found that 11 respondents stated that the determination of the risk context had been carried out, which included some internal factors and some external factors (not all). A total of 14 respondents stated that hazard identification had been carried out and all hazards had been identified. as many as 23 respondents stated that risk assessment and control had been carried out in accordance with the control hierarchy, but the implementation of the controls had not been adequate. Their understanding does not include the implementation of risk communication and consultation at an early stage. The procedures that have been made by PT H are still general in nature and have not explained that setting the context should have been carried out at the stage before IBPR. The middle managers' understanding of the hazard identification process is still normative, so they are unable to explain the specific activities carried out to identify hazards. A small number of middle managers in the jobsite do not understand the concept of acceptable and unacceptable risk management. The concept of risk monitoring and review that has been carried out has been understood by the middle manager at the work site.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Herna Rosalin
Abstrak :
Latar Belakang: The World Health Organization (WHO) telah menetapkan Corona Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi. Untuk mengendalikan penyebaran virus SAR-CoV-2, pemerintah telah membuat berbagai kebijakan. Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang berpotensi menyebabkan penularan virus SAR-COV-2, salah satunya di sektor pertambangan. Di masa pandemi COVID-19, pengelolaan keselamatan pertambangan dihadapkan pada bahaya baru yaitu virus SARS-COV-2 dengan risiko penularan yang sangat cepat, yang memerlukan peningkatan pengelolaan keselamatan pertambangan dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengelolaan keselamatan pertambangan di perusahaan batubara sebelum dan saat pandemi COVID-19. Metode: Menggunakan desain cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada perusahaan batubara pada periode Oktober hingga Desember 2021. Sampel sebanyak 35 perusahaan dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif yaitu telaah dokumen laporan RKAB 2017 hingga 2021. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran pengelolaan keselamatan pertambangan dengan capaian pengelolaan keselamatan pertambangan saat pandemi COVID-19 (2020-2021) lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 (2017-2019 Kesimpulan: Dalam hal ini terbukti pandemi COVID-19 mempengaruhi pengelolaan keselamatan pertambangan, bahkan perusahaan yang tidak melakukan kegiatan penambangan karena kasus terpapar COVID-19. ......Background: The World Health Organization (WHO) has declared Corona Disease 2019 (COVID-19) as a pandemic. To control the spread of the SAR-CoV-2 virus, the government has made various policies. The workplace is one of the locations that has the potential to cause the transmission of the SAR-COV-2 virus, one of which is in the mining sector. During the COVID-19 pandemic, mining safety management was faced with a new danger, namely the SARS-COV-2 virus with a very rapid risk of transmission, which required improved management compared to before the COVID-19 pandemic occurred. Objective: This research is aimed to see how mining safety management in coal companies before and during the COVID-19 pandemic. Methods: Using a cross sectional design, with quantitative and qualitative approaches. The study was conducted on coal companies in the period from October to December 2021. A sample of 35 companies was analyzed using quantitative data, namely document review from the 2017 to 2021 RKAB reports. Result: Based on the research that has been done, an overview of mining safety management in the process of mining activities is obtained. Mining safety management achievement data during the COVID-19 (2020-2021) pandemic is lower than before the COVID-19 pandemic (2017-2019 Conclusion: In this case it is proven that the COVID-19 pandemic affects mining safety management, even companies that do not perform mining activities due to cases of being exposed to COVID-19.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelitasari
Abstrak :
Kelelahan dalam operasi tambang merupakan isu yang serius dan merupakan kontributor signifikan untuk terjadinya kecelakaan. Secara hukum perusahaan yang mengoperasikan tambang batubara harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengendalikan setiap risiko keselamatan dan kesehatan yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara di Indonesia. Pendekatan studi merupakan gabungan antara pendekatan kualitatif untuk menemukan indikator kinerja dan kuantitatif untuk menguji validitas, reliabilitas dan kualitas instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara. Sampel sebanyak 90 perusahaan tambang batubara yang ada di Indonesia. Penelitian menghasilkan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara yamg terdiri dari 31 indikator, dengan validitas dan reliabilitas instrumen sudah memenuhi persyaratan. Hasil analisis kurva ROC diperoleh cut off point 73 dan AUC 71,3% yang artinya skor kinerja MRK memiliki kekuatan prediksi sedang untuk terjadinya kecelakaan karena kelelahan. Ditemukan kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara dengan kategori kurang baik 45,6% dan baik 54,4% Kategori kinerja manajemen risiko kelelahan berkategori kurang baik paling banyak terdapat pada perusahaan yang jumlah karyawannya<1000 orang 60,9%. Dari tipe izin perusahaan kategori kinerja manajemen risiko kelelahan berkategori baik paling banyak pada perusahaan dengan tipe izin IUJP 80 % dan kategori kurang baik paling banyak pada perusahaan dengan tipe izin IUP Operasi Produksi 73,7%. Ditemukan adanya hubungan kinerja manajemen risiko kelelahan dengan jumlah karyawan dan tipe izin perusahaan. Diharapkan Kementrian ESDM RI dan perusahaan tambang batubara di Indonesia dapat menggunakan instrumen penilaian kinerja manajemen risiko kelelahan untuk menilai, monitoring dan evaluasi kinerja manajemen risiko kelelahan di perusahaan tambang batubara. ......Fatigue in mining operations is a serious issue and a significant contributor to accidents. According to the law, companies operating coal mines must develop and implement strategies to control any safety and health risks associated with worker fatigue. This research was conducted to develop an instrument for assessing the performance of fatigue risk management in coal mining companies in Indonesia. The study approach combines a qualitative approach to find performance indicators and a quantitative one to test the validity, reliability, and quality of fatigue risk management performance assessment instruments in coal mining companies. The sample is 90 coal mining companies in Indonesia. The study produced a tool for assessing the performance of fatigue risk management in coal mining companies consisting of 31 indicators, with the validity and reliability of the instrument meeting the requirements. The results of the ROC curve analysis obtained a cut off point of 73 and an AUC of 71.3%, which means that the Fatigue Risk Management performance score has moderate predictive power for accidents due to fatigue. It was found that the fatigue risk management performance in coal mining companies was in the poor category (45,6% and 54,4% good). From the type of company permits, the fatigue risk management performance category was in the good category, the most in companies with IUJP permit types 80% and the poor category the most in companies with Production Operation IUP permit types 73,7%. It was found that there was a relationship between fatigue risk management performance with the number of employees and the type of company permit. In order to measure, monitor, and evaluate the performance of fatigue risk management in coal mining companies, it is hoped that the Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources and Indonesian coal mining companies will implement the fatigue risk management performance evaluation tool.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesiae, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham
Abstrak :
Kegiatan pertambangan dan industri nikel pada kawasan Pomalaa telah memberi dampak terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Penerapan good mining practice, ekologi industri, dan tanggung jawab sosial diharapkan dapat menyeimbangkan aktivitas pertambangan dan industri dengan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Permasalahan akibat kegiatan pertambangan dan industri nikel adalah perubahan kualitas lingkungan, prasarana sosial yang belum memadai, serta penyerapan tenaga kerja yang minim. Riset ini bertujuan menganalisis kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyakarat, serta membuat model keseimbangan kawasan pertambangan dan industri nikel yang berkelanjutan. Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat, serta menggunakan Analytical Network Process ANP untuk membuat model keseimbangan. Hasil riset memperlihatkan adanya perubahan kondisi lingkungan akibat kegiatan pertambangan, prasarana sosial yang masih kurang, persepsi dan mata pencaharian yang beragam, serta rendahnya pendapatan masyarakat. Model keseimbangan kawasan pertambangan dan industri nikel yang berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkan konsep good mining practice, ekologi industri, dan tanggung jawab sosial secara seimbang. ......Mining activity and nickel industry in the Pomalaa area have affected the environment, social, and economy. It is expected that the implementation of good mining practice, industrial ecology, and social responsibility will balance the mining and industrial activities with the sustainability of environment, social, and economy. The problems caused by the mining activity and nickel industry are the changes of environmental quality, inadequate social infrastructure, and minimal employment. This research aims to analyze the environmental and socio-economy conditions of the community as well as creating a balanced model of the sustainable mining area and nickel industry. The descriptive method with the qualitative approach is used to know the environmental, social, and economic conditions of the community. The Analytical Network Process ANP is also used to make balance model. The research results show the existence of changes in the environmental changes due to the mining activity, inadequate social infrastructure, diverse perceptions and livelihoods, and low community income. The balanced model of the mining area and sustainable nickel industry can be realized by implementing the concept of good mining practice, industrial ecology, and social responsibility in a balanced manner.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
D2523
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyaji Agung Pambudi
Abstrak :
Pertambangan batubara berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi. Masalah pada penelitian ini adalah citra pertambangan cenderung negatif karena reklamasi dan pascatambang tidak dilakukan dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menyusun strategi reklamasi dan pascatambang batubara melalui pendekatan eko- habitat. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan melalui observasi fisik dan sosial, data dianalisis secara spasial, SWOT, dan deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan kondisi biologi (vegetasi) di lokasi telah terganggu namun dijumpai bioindikator kualitas air, sedangkan kondisi kimia dan fisik berada pada ambang batas normal. Pelibatan masyarakat lokal sebagai pekerja perlu ditingkatkan guna mitigasi konflik sosial yang berisiko mengganggu stabilitas operasional. Perusahaan memiliki komitmen mengembangkan sumber daya manusia melalui skema pemberian beasiswa pendidikan tinggi. Strategi reklamasi dan pascatambang berada di kuadran negatif, sehingga perlu intervensi dengan pendekatan eko-habitat untuk mengatasi ancaman berbasis pada optimalisasi potensi yang dimiliki. Melalui pendekatan eko-habitat reklamasi dan pascatambang dapat memberikan nilai ekologi, sosial, dan ekonomi secara optimal. ......Coal mining contributes greatly to economic growth. The problem in this study is that the image of mining tends to be negative because reclamation and post-mining are not carried out properly. The aim of the research is to develop its strategies through an eco-habitat approach. The research was conducted uses a quantitative approach with a mixed method through physical and social observations, data were analyzed spatially, SWOT, and through descriptive exploration. The results showed that the biological conditions (vegetation) at the site had been disturbed, but water quality bio-indicators were found, while the chemical and physical conditions were within normal limits. The involvement of local communities as workers needs to improve the social conflict management function, which risks disrupting operational stability. The company is committed to developing human resources through a higher education scholarship program. Reclamation and post-mining strategies are in the negative quadrant, so intervention with an eco-habitat approach is needed to overcome threats based on optimizing their potential. It can optimally provide ecological, social, and economic values.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Wirawan
Abstrak :
Salah satu konsep dalam keselamatan dikenal dengan Safety-II. Pada Safety-II, fokus pengelolaan keselamatan melihat kepada keberhasilan-keberhasilan dari keselamatan yang tercapai. Pandangan ini muncul sebagai tanggapan dari pandangan lama yang dianggap terlalu berfokus ke hal negatif seperti insiden dan kecelakaan. Hal ini kemudian membuat tantangan keselamatan semakin tinggi dan resilience menjadi tujuan baru bagi organisasi dalam pengelolaan keselamatan. Penelitian ini menggunakan metode campuran untuk menguji dan melihat penerapan Safety-II pada perusahaan pertambangan di Indonesia. Kuesioner disebarkan kepada 12 perusahaan yang terdiri dari 2 perusahaan owner, 4 perusahaan kontraktor, dan 6 perusahaan subkontraktor dan melibatkan 1346 responden. Wawancara dilakukan kepada 38 narasumber dari 2 perusahaan owner dan kontraktor di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Safety-II dapat diterapkan di perusahan pertambangan di Indonesia yang mengacu kepada empat dimensi: respond, monitor, learn, dan anticipation. Terdapat perbedaan skor Safety-II yang signifikan antara perusahaan owner dengan perusahaan kontraktor dan subkontraktor. Berdasarkan analisis kualitatif ditemukan 5 tematik yang dianggap berkaitan dengan potensi Safety-II, yaitu: adaptasi organisasi terhadap keselamatan, budaya K3 perusahaan, kepemimpinan keselamatan, keterlibatan pekerja, dan komitmen keselamatan perusahaan. Munculnya 5 tematik tersebut mencerminkan perlunya perubahan paradigma pengelolaan keselamatan ke arah Safety-II. ......One concept in safety is known as Safety-II. In Safety-II, safety management focuses on the successes achieved in safety. This perspective emerged as a response to the old view, which was considered too focused on negative aspects such as incidents and accidents. This has led to increased safety challenges, and resilience has become a new goal for organizations in safety management. This study uses a mixed method to test and see the application of Safety-II in mining companies in Indonesia. The questionnaire was distributed to 12 companies consisting of 2 owner companies, four contractor companies, and six subcontractor companies, involving 1346 respondents and then conducted interviews with 38 resource persons involving two owner companies and contractors. The results of the study show that the concept of Safety-II can be applied in mining companies in Indonesia referring to four dimensions: respond, monitor, learn, and anticipation. There is a significant difference in Safety-II scores between the owner company, the contractor company, and the subcontractor. Based on qualitative analysis, five thematic areas related to the potential of Safety-II were identified: organizational adaptation to safety, company safety culture, safety leadership, employee involvement, and company safety commitment. The emergence of these five themes reflects the need for a paradigm shift towards Safety-II.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library