Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilma Umar
"Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) sebagai salah satu sub sistem dalam sistem kesehatan paripurna di rumah sakit, dalam upaya peningkatan mutu pelayanannya haruslah ditunjang oleh sumber daya manusia yang memadai. Dalam salah satu kegiatan PGRS yaitu penyediaan, pengolahan dan penyaluran makanan, tenaga pelaksana gizi merupakan komponen utama, dan motivasi kerja mereka yang tinggi akan sangat mendukung keberhasilan PGRS.
Motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu yang bersumber dari dalam diri seseorang (umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, jumlah anak, status perkawinan, status kepegawaian) dan faktor yang bersumber dari luar seperti kebijakan organisasi, hubungan pribadi dengan sesama/atasan, kondisi lingkungan kerja, imbalan dan pengawasan.
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja tenaga pelaksana gizi di Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan (STPP), dilakukan penelitian studi observasional dengan metode cross-sectional pada seluruh (72 orang) tenaga pelaksanan gizi di SIPP. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner.
Untuk melihat kemaknaan hubungan antara masing-masing dari 12 variabel bebas dengan tingkat motivasi kerja dilakukan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor status perkawinan, status kepegawaian dan imbalan mempunyai hubungan bermakna dengan motivasi kerja. Dari hasil tersebut disampaikan saran untuk meningkatkan motivasi kerja tenaga pelaksana gizi SIPP yaitu mengembangkan program motivasi dan penampilan kerja bagi tenaga pelaksana gizi ; menyediakan kondisi dan lingkungan kerja yang layak ; membentuk sistem supervisi untuk setiap tingkatan kegiatan dan mengembangkan standar_penampilan kerja ; mengembangkan sistem reward bagi pegawai negeri sipil (PNS) sesuai kebijakan rumah sakit ; mengembangkan dan menerapkan sistem kontrak keja yang dilengkapi dengan spesifikasi kerja dan imbalan bagi tenaga bukan PNS ; serta menganalisis dan meningkatkan sistem insentif/pengg jian secara bertahap dan berkala.
Daftar bacaan: 32 (1984 - 1999)

Nutritional care service is one of the sub systems of comprehensive health care system in the hospital. Human Resources are one of the important inputs to support the effectiveness of the whole operation of the system. Food service management system which compose namely the preparation, production, distribution of food component is the biggest working unit in nutrition department which has more than fifty percents of the total personnel's in nutrition department.
Motivation at work is influenced by many factors either the internal factor of the person (age, sex, education background, period/years of work, member of the family, marital status, employee status), or the external factors such as policy, organization, personnel relationship to others sub ordinate, working condition, reward and supervision system.
An observational cross sectional study has been conducted in June 2000 in order to identify the relationship between motivation at work and related factors on seventy two Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital food service personnel?s. The primary data was collected through interviewed using closed questionnaire.
The relationship between motivation at work and 12 independent variables were assessed using chi-square test. The study shown that marital status, employee status and incentive reward has a significant relationship with motivation at work Based in this founding, the writer recommends some aspects as followed: Develop the motivation and work performances program for food service personnel?s. Provide appropriate condition and working environment.
Formulate the supervision system for each level of activities and develop work performance standard of food service personnel?s. Develop reward system for the government's employee according to the policy of the hospital. Develop and apply the contract system with work specification and appointed salary for auxiliary personnel?s. Analyze and improve the incentive/salary system gradually and periodically.
Bibliography: 32 (1984 -1999)"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodlia
"Tesis ini membahas tentang asupan karbohidrat sebagai prediktor kuat terhadap respon gula darah sehingga salah satu terapi diet pada penderita DM adalah memberikan makanan sumber karbohidrat antara 45-60% dari total asupan energi per hari dengan rendah indeks glikemik dan memperhatikan beban glikemik. Tujuan penelitian ini adalah hubungan antara asupan karbohidrat, indeks glikemik dan beban glikemik dan faktor lain dengan kadar gula darah Diabetisi di Persadia Cabang Kota Depok.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian obeservasi dengan desain studi cross-sectional. Jumlah sampel adalah 88 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear.
Hasil: Pada analisis bivariat ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat (p=0,000), beban glikemik (p=0,006) dan umur (p=0,004). Sedangkan variabel indeks glikemik, aktifitas fisik, asupan energi, asupan lemak dan asupan serat secara statistik tidak berhubungan dengan GDPP.
Kesimpulan : Secara statistik, pada penelitian ini asupan karbohidrat merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan GDPP. Saran perlu dilakukan penelitian mengenai akurasi nilai indeks glikemik bahan makanan secara laboratoris dibandingkan dengan nilai indeks glikemik secara perhitungan.

The focus of this study is the carbohydrate intake that one of the strongest predictor for blood-glucose level, so one of the diet therapy for diabetisi is providing carbohydrate ingridiens for about 45-60% from daily total energy intake with low glycemics index and glycemics load. The purpose of this study is to find the relation between between carbohydrate intake, glycemics index and glycemics load and other factors with bood-glucose level in Diabetisi in Persadia Depok 2014.
Method: This is a cross-sectional study with 88 respondents. Linear regression will be used to analyse the collected data.
Results: Through the bivariate analysis, a significant correlation is found between carbohydrate intake (p=0,000), glycemics load (p=0,006) and age (p=0,004). In other, glycemics index, physical activity, energi intake, fat intake and fiber intake has no correlation in statistics with the post-prandial blood-glucose level.
Conclusions: statistically in this research, carbohydrate intake is the dominant factors correlated with post-prandial blood-glucose level. Suggested a complete research about glycemics index for accuration of laboratoric and calculation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library