Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Asriadi
"Latar belakang: Perawat sebagai edukator memiliki peran penting dalam edukasi manajemen diabetes. Perawat berada pada posisi yang tepat untuk mengedukasi pasien karena mendampingi pasien diabetes dengan waktu lebih banyak dibandingkan profesi lain. Edukasi merupakan tanggung jawab mendasar bagi perawat agar pasien memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menjalani hidup, cepat pulih, dan mencegah komplikasi akut serta kronis. Namun, edukasi pada pasien DM belum dikelola secara optimal karena kompetensi perawat edukator DM yang masih perlu ditingkatkan, serta jumlah perawat edukator DM di rumah sakit yang belum sebanding dengan jumlah pasien DM yang lebih banyak. Tujuan: Terbentuknya model edukasi dengan pendekatan manajemen untuk meningkatkan kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM. Metode penelitian: Penelitian ini terbagi dalam dalam tiga tahap penelitian. Tahap pertama menggunakan pendekatan kualitatif yang terdiri dari systematic review, FGD dan indepth interview, tahap kedua validasi model edukasi oleh pakar, tahap ketiga menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji efektiftas model edukasi dengan pendekatan manajemen dengan metode Quasi Eksperimen. Hasil: Tahap pertama teridentifikasi 5 tema sebagai komponen penyusunan model edukasi dengan pendekatan manajemen. Tahap kedua dihasilkan model edukasi dengan pendekatan manajemen yang memiliki komponen; perencanaan edukasi, pengorganisasian tenaga perawat, ketenagaan Perawat, pengarahan dan pengendalian. Tahap ketiga model edukasi dengan pendekatan manajemen berpengaruh secara bermakna terhadap kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM (p<0,05). Simpulan: model edukasi dengan pendekatan manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM. Saran: Model edukasi ini dapat diaplikasikan dirumah sakit guna meningkatkan kompetensi Perawat edukator dan literasi kesehatan pasien DM.
Background: Nurses as educators play a critical role in diabetes management education. Nurses are well-positioned to educate patients due to their extended interaction time with diabetes patients compared to other professions. Education is a fundamental responsibility for nurses, enabling patients to acquire knowledge and skills to live better, recover faster, and prevent acute and chronic complications. However, education for diabetes mellitus (DM) patients has not been optimally managed due to the limited competency of nurse educators in DM care and an insufficient number of nurse educators compared to the increasing number of DM patients in hospitals. Objective: To develop an educational model with a management approach to improve the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients. Methods: This study was conducted in three stages. The first stage utilized a qualitative approach involving systematic review, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews. The second stage involved expert validation of the educational model. Using a quasi-experimental design, the third stage employed a quantitative approach to test the effectiveness of the management approach-based educational model. Results: In the first stage, five themes were identified for developing the educational model with a management approach. In the second stage, an educational model with a management approach was developed, comprising education planning, nurse workforce organization, staffing, directing, and controlling. The third stage demonstrated that the educational model with a management approach significantly impacted the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients (p<0.05). Conclusion: The educational model with a management approach significantly improves the competency of nurse educators and the health literacy of DM patients. Recommendations: This educational model can be implemented in hospitals to enhance nurse educators' competency and improve DM patients' health literacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Rita Dwi Hartanti
"Latar Belakang : Peningkatan prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) yang terus menerus mengakibatkan peningkatan beban penyakit kronik secara global sebanyak 1,5 % ditahun 2020. Manajemen diri pada pasien PGK sangat diperlukan untuk mencegah prevalensi dan perburukan PGK. Perbedaan persepsi, cara pandang, keyakinan dan budaya pasien dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan dan kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan diri sesuai dengan manajemen PGK. Manajemen diri pasien PGK yang sesuai dengan budaya pasien diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan serta kepatuhan pasien PGK dalam melakukan perawatan diri terhadap penyakitnya. Tujuan : Melakukan pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap perawatan diri dan fungsi ginjal pasien PGK stadium 1-3. Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain research and development melalui tiga tahapan penelitian. Penelitian tahap pertama dengan kualitatif melibatkan 15 pasien PGK stadium 1-3, 10 orang keluarga pasien PGK stadium 1-3 dan 3 orang tokoh masyarakat. Penelitian tahap kedua pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dengan pendekatan diendangi sedulur dan nrimo ing pandum yang melibatkan tiga pakar. Tahap ketiga penelitian dengan kuantitatif melibatkan 119 pasien PGK stadium 1-3 yang terbagi menjadi 60 pasien pada kelompok intervensi dan 59 pasien pada kelompok kontrol. Hasil : Teridentifikasi lima tema yang menjadi dasar pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa yang dilengkapi dengan satu buku meodel dan empat modul sebagai perangkat model. Hasil analisis model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa berpengaruh meningkatkan perawatan diri dan perbaikan fungsi ginjal pasien PGK secara signifikan (p value ≤ 0,05). Simpulan : model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa efektif meningkatkan perawatan diri dan fungsi ginjal pada pasien PGK stadium 1-3. Saran : Model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dapat diadopsi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PGK stadium 1-3 melalui peningkatan perawatan diri dan fungsi ginjal pasien PGK stadium 1-3.
Background: The continuous increase in the prevalence of chronic kidney disease (CKD) has led to a global rise in the burden of chronic diseases by 1.5% in 2020. Self-management of CKD patients is essential to prevent the prevalence and worsening of CKD. Differences in perceptions, perspectives, beliefs, and cultures among patients can result in varying abilities and adherence to self-care under CKD management. A self-management model that aligns with the patient's culture is needed to improve understanding, belief, capability, and adherence to self-care among CKD patients. Objectives: To develop the SEDULUR self-management model based on Javanese culture and to evaluate its effect on self-care and kidney function in CKD patients stages 1-3. Methodology: This study used a research and development design through three research phases. The first phase involved qualitative research with 15 CKD patients in stages 1-3, 10 family members of CKD patients in stages 1-3, and 3 community leaders. The second phase involved the development of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture using the "diendangi sedulur" and "nrimo ing pandum" approaches with three experts. The third phase involved quantitative research with 119 CKD patients in stages 1-3, divided into 60 patients in the intervention group and 59 in the control group. Results: Five themes were identified as the basis for the development of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture, which is equipped with one model book and four modules as model tools. The results of the analysis of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture have a significant effect on improving self-care and improving kidney function in PGK patients (p value ≤ 0.05). Conclusion: The SEDULUR self-management model based on Javanese culture effectively enhances self-care and kidney function in CKD patients stages 1-3. Recommendation: The SEDULUR self-management model based on Javanese culture can be adopted to improve the quality of life of CKD patients in stages 1-3 by enhancing self-care and kidney function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Rita Dwi Hartanti
"Latar Belakang : Peningkatan prevalensi penyakit ginjal kronik (PGK) yang terus menerus mengakibatkan peningkatan beban penyakit kronik secara global sebanyak 1,5 % ditahun 2020. Manajemen diri pada pasien PGK sangat diperlukan untuk mencegah prevalensi dan perburukan PGK. Perbedaan persepsi, cara pandang, keyakinan dan budaya pasien dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan dan kepatuhan pasien dalam melakukan perawatan diri sesuai dengan manajemen PGK. Manajemen diri pasien PGK yang sesuai dengan budaya pasien diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan serta kepatuhan pasien PGK dalam melakukan perawatan diri terhadap penyakitnya. Tujuan : Melakukan pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap perawatan diri dan fungsi ginjal pasien PGK stadium 1-3. Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain research and development melalui tiga tahapan penelitian. Penelitian tahap pertama dengan kualitatif melibatkan 15 pasien PGK stadium 1-3, 10 orang keluarga pasien PGK stadium 1-3 dan 3 orang tokoh masyarakat. Penelitian tahap kedua pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dengan pendekatan diendangi sedulur dan nrimo ing pandum yang melibatkan tiga pakar. Tahap ketiga penelitian dengan kuantitatif melibatkan 119 pasien PGK stadium 1-3 yang terbagi menjadi 60 pasien pada kelompok intervensi dan 59 pasien pada kelompok kontrol. Hasil : Teridentifikasi lima tema yang menjadi dasar pengembangan model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa yang dilengkapi dengan satu buku meodel dan empat modul sebagai perangkat model. Hasil analisis model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa berpengaruh meningkatkan perawatan diri dan perbaikan fungsi ginjal pasien PGK secara signifikan (p value ≤ 0,05). Simpulan : model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa efektif meningkatkan perawatan diri dan fungsi ginjal pada pasien PGK stadium 1-3. Saran : Model manajemen diri SEDULUR berbasis budaya Jawa dapat diadopsi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PGK stadium 1-3 melalui peningkatan perawatan diri dan fungsi ginjal pasien PGK stadium 1-3.
Background: The continuous increase in the prevalence of chronic kidney disease (CKD) has led to a global rise in the burden of chronic diseases by 1.5% in 2020. Self-management of CKD patients is essential to prevent the prevalence and worsening of CKD. Differences in perceptions, perspectives, beliefs, and cultures among patients can result in varying abilities and adherence to self-care under CKD management. A self-management model that aligns with the patient's culture is needed to improve understanding, belief, capability, and adherence to self-care among CKD patients. Objectives: To develop the SEDULUR self-management model based on Javanese culture and to evaluate its effect on self-care and kidney function in CKD patients stages 1-3. Methodology: This study used a research and development design through three research phases. The first phase involved qualitative research with 15 CKD patients in stages 1-3, 10 family members of CKD patients in stages 1-3, and 3 community leaders. The second phase involved the development of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture using the "diendangi sedulur" and "nrimo ing pandum" approaches with three experts. The third phase involved quantitative research with 119 CKD patients in stages 1-3, divided into 60 patients in the intervention group and 59 in the control group. Results: Five themes were identified as the basis for the development of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture, which is equipped with one model book and four modules as model tools. The results of the analysis of the SEDULUR self-management model based on Javanese culture have a significant effect on improving self-care and improving kidney function in PGK patients (p value ≤ 0.05). Conclusion: The SEDULUR self-management model based on Javanese culture effectively enhances self-care and kidney function in CKD patients stages 1-3. Recommendation: The SEDULUR self-management model based on Javanese culture can be adopted to improve the quality of life of CKD patients in stages 1-3 by enhancing self-care and kidney function."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library