Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Besral
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia kurang zat besi pada penduduk usia lanjut (usila). Populasi penelitian ini adalah usila di Kota Bandung dan sampelnya dipilih secara acak sebanyak 132 usila di Kecamatan Cicendo. Metode pengukuran hemoglobin menggunakan Sianmethemoglobin, sedangkan kebiasaan minum teh diukur dengan catatan asupan makanan (food record) 1 x 24 jam selama 7 hari. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian anemia pada usila di Kota Bandung adalah 47,7% (95%CI = 39%?56%). Separuh dari responden (49%) mempunyai kebiasaaan selalu minum teh tiap hari (95%CI = 40%?58%). Usila yang selalu minum teh tiap hari mempunyai risiko untuk anemia 92 kali lebih tinggi (95%CI=8?221) dibandingkan usila yang tidak pernah minum teh setelah dikontrol dengan variabel konsumsi lauk dan konsumsi pauk. Apabila kebiasaan minum teh setiap hari dapat dikurangi maka kejadian anemia pada usila dapat diturunkan sebesar 85%, dari 47,7% menjadi 7,3%. Kejadian anemia dapat diturunkan dengan cara mengurangi kebiasaan minum teh atau meningkatkan konsumsi protein, namun mengingat kondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian anemia.

The Effect of Drinking Tea to the Anemia among Elderly in Bandung. The objective of this study is to know the effect of tea to anemia iron deficiency among elderly people. The study population is the elderly people in Bandung City. The sampling was 132 elderly that were selected randomly in Sub District of Cicendo year 2005. Method of measuring hemoglobin is the sianmethemoglobin and the drinking tea was measured by 1 x 24 hours food record for seven days. The data was analysis using multiple logistic regression.
The results of this study shows that rate of anemia among elderly people in Bandung is 47,7% (95%CI = 39%?56%) and about half of the elderly (49%) drinking tea every day (95%CI = 40%?58%). The elderly who drink tea every day have risk for anemia 92 times higher compared than those who did not drink tea (ORadj = 91.8, 95% CI = 8?221) after controlled for protein intake. If the drinking tea habit among elderly could be changed, the anemia could be reduced by 85% i.e. from 47.7% become 7.3%. In order to decrease anemia, it?s suggested to reduce their drinking tea habit or increase their protein intake. However, due to lack of their teeth?s functioning and low of their economic status, reducing their drinking tea habit is the best choice to decrease anemia among elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Akademi Perawat Depkes ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Arruum
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Fitriani
"Peran keluarga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (fenomenologi desktiptif) dengan wawancara mendalam yang datanya dianalisis dengan teknik Collaizi. Penelitian ini menemukan tujuh tema yaitu perasaan keluarga, penilaian keluarga, strategi pemberian makan, sistem pendukung keluarga dan masyarakat, motivasi, dan harapan keluarga. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang sangat beragam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan terhadap keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang pada balita dan memberikan masukan bagi pemerintah dalam upaya mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Family’s role is very important to fulfill on nutritional demand of children under five years. This study aimed to provide in-depth understanding of family’s experience in fulfilling nutrition for underweight children. This study design was descriptive phenomenology with in-depth interview and analyzed with Collaizi’s analysis method. This study identified seven themes, which are family’s feeling to children condition; appraisal to the causes of underweight; family use certain strategy to improve their feeding practice; family applies social support from family members and the community especially informational and instrumental support; the meaning of family’s experience is high motivation; family’s hope that the government has a good program to solve malnutrition problem. The result indicated that there was various experience of family in fulfilling nutritional demand. This study gave information about nursing intervention for family in managing nutritional problem and provided some ways to guide government programs which related to malnutrition management in children"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically
about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24
months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to
24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the
correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding
about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study
used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24
months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found
no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because
breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development
of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with
the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so
they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input
in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing
the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age
of 6 to 24 months.
Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24
Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan
dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik
keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel
keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan
tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan
ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian
MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi
kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016
610 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library