Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Affan Taufiqulhakim Johardian
"Representasi hegemoni dominasi kekuatan Inggris pada perang dunia kedua dapat direpresentasikan melalui teks-teks budaya populer seperti film perang Hollywood, Dunkirk (2017). Membahas film Dunkirk (2017) dengan buku yang berjudul Film as Social Practice oleh Graemer Turner dan buku Film Art Textual film analysis oleh David Bordwell dan Kristin Thompson sebagai kerangka pada penelitian ini, esai ini membuktikan bahwa ada beberapa pesan-pesan ideologi tertentu sebagaimana film tersebut memperlihatkan bendera Inggris dan Insignia sebagai lambang nasional dari tantara Inggris, bagaimana film tersebut menunjukkan superioritas tantara Inggris melebihi tantara Perancis, dan bagaimana representasi ambiguitas antara hirarki tentara Inggris dihasilkan dalam film ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa memori Dunkirk digambarkan sebagai serangkaian aksi heroik pada layar lebar dan secara implisit mengabadikan supremasi dari kekuatan Inggris melalui elemen-elemen sinematografi pada Dunkirk (2017). Selain itu, dengan memasukkan kepercayaan ideologi berupa hegemoni kekuatan Inggris ke dalam budaya populer, Christopher Nolan bermaksud untuk menampilkan sejarah dari peristiwa Dunkirk menurut versi negaranya.

The representation of Hegemony of British power domination in World War II can be
represented through popular culture texts such as Hollywood war movies, Dunkirk (2017).
Examining Dunkirk (2017) with Graeme Turners book titled Film as Social Practice and
David Bordwell and Kristin Thompson books Film Art textual film analysis as the
frameworks of this research, this essay argues that there are some particular ideological
messages, such as how the film displays the British flag and insignia as the national symbol of
British army, how it shows British armys superiority over the French soldier, and how the
ambiguity between British soldiers hierarchy representation is generated in the film. This
research shows that the memory of Dunkirk is portrayed as a series of heroic actions on the
screen and implicitly perpetuates the British power supremacy through cinematography
elements in Dunkirk (2017). Moreover, by inserting ideological belief such as hegemony of
British power into popular culture, Christopher Nolan intends to show the history of Dunkirk
according to his own countrys version.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Ibrahim Alan Dehars
"Perkembangan teknologi informasi menyebabkan adanya inovasi di bidang keuangan, salah satunya di metode pembayaran. Metode pembayaran yang dimaksud adalah pembayaran non tunai. Perkembangan transaksi non tunai mendorong Bank Indonesia membuat program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada Agustus 2014 untuk mempromosikan transaksi non tunai. Bank Indonesia berpendapat GNNT dapat meningkatkan perekonomian dan meningkatkan PDB. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan manfaatGNNT terhadap perekonomian. Studi fikih Islam juga memiliki concernterhadap metode pembayarannon tunai ini. Studi menggunakan model regresi time-seriesdari periode Q12010-Q4 2019.
Hasil penelitian menunjukkan cashless society dalam jangka pendek bersifat substitusi terhadap pembayaran tunai. Hal ini dapat disebabkan pembayaran dengan metode tunai dianggap memiliki cost yang lebih tinggi sehingga masyarakat mencari alternatif pembayaran dengan non tunai. Masyarakat yang telah menikmati manfaat dari non tunai lalu mempromosikan hal itu kepada lainnya sehingga tingkat substitusi tunai meningkat. Program GNNT juga mendorong substitusi ke non tunai. Dampakdari cashless societyhanya bisa diobservasi secara long-run. Hal ini berdampak pada segala kebijakan yang mendorong penggunaan pembayaran non tunai tidak akan memengaruhi perekonomian secara instan seperti kebijakan GNNT dari BI dan Pemerintah yang mendorong masyarakat menggunakan non tunai sebagai alat pembayaran dampaknyaterhadap perekonomianhanya dapat diobservasi secara signifikan dalam jangka panjang.
Menyangkut urusan fikih tentang metode pembayaran non tunai, berdasarkan penelitian melalui fatwa MUI transaksi non tunai boleh dilakukandengan syarat dan ketentuan tertentu dari MUI. Uang elektronik dan kartu debit boleh digunakan tetapi kartu kredit hanya boleh digunakan apabila unsur riba dan gharar dalam kartu kredit dapat dihilangkan. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk umat muslim di Indonesia yang masih ragu dengan manfaat dan hukum dari pembayaran dengan non tunai. Hasil penelitian ini juga sebagai rujukan untuk semakin mengembangkan GNNT lebih luas dalam waktu yang lebih lama untukdapat memberikan dampak bagi perekonomian.

The development of information technology has led to financial innovations, one of which is the payment method. The payment method in question is non-cash payment. The development of cashlesstransactions encouraged Bank Indonesia to create a Gerakan Nasional Non Tunai(GNNT) program in August 2014 to promote cashlesstransactionsto the society. Bank Indonesia believes that GNNT can improve the economy and increase GDP. Therefore, this study aims to prove the benefits of GNNT on the economy. The study of Islamic Jurisprudence also has a concern regarding this cashless payment method. The study used a time-series regression model from the period Q1 2010 until Q4 2019.
The results showthat cashless society in the short-run acts as a substitute to the cash payment. This result maybe due to the higher cost of doing cash payment so people start looking for the alternative in cashless payment. People who already reap the benefits of cashless payment will tell others to start using cashless payment then the substitution rate from cash to non-cash increases.The GNNT program also encourages cashless payment as a substitute to cash in the short-run.The true effects of cashless society can only be observed in the long-run. This effect means any policy which promotes cashless payment will not affect the economy in an instant for instance GNNT program which is initiated by BI and the Government which encourage people to cashless payment its effects to the economy can only be observed in the long-run.
Concerning fiqh matters regarding cashless payment methods, based on research through the MUI fatwa, cashless transactions is permissible with several terms and conditions set by MUI. Electronic money and debit cards are permitted but credit cards can only be used if the usury and gharar (uncertainty) elements in a credit card can be removed regarding to akad. The results of this study can be a reference for Muslims in Indonesia who are still unsure of the benefits and the law of non-cash payments. The results of this study are also intended as a recommendation to further develop GNNT in longer periods in order to achieve its intended effects to the economyin means of GDP.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Komala Dewi
"Tesis ini membahas tentang strategi Brian Jackson (tokoh utama), seorang mahasiswa berlatarbelakang kelas pekerja, untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah di universitas ?elite? di Inggris pada novel Starter for Ten (2007) karya David Nicholls. Tesis ini juga membahas tentang perspektif pengarang (David Nicholls) terhadap sistem elite pendidikan tinggi di Inggris yang tercermin di dalam novel ini. Teori unsur intrinsik dalam novel dan Teori Arena dari Pierre Bourdieu yang meliputi arena, kapital, habitus, dan strategi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini. Analisis dari data menunjukkan bahwa Brian melakukan beberapa strategi untuk dapat diterima di ruang sosial kelas menengah tersebut. Peningkatan tingkat intelektualitas dan peniruan attitude dari temantemannya yang berasal dari kelas menengah seperti gaya hidup dan perbaikan penampilan fisik dilakukan untuk meraih kapital budaya dan sosial. Mengikuti dan memenangkan kuis University Challenge menjadi strategi penting yang Brian lakukan dalam meraih kapital simbolik di universitas. Dinamika strategi yang ia lakukan membuatnya memiliki rintangan dan mengalami penerimaan yang berbeda dari teman-temannya. Narasi dari novel ini menunjukkan kritik Nicholls terhadap sistem ?elite? pendidikan tinggi di universitas. Ia menggambarkan sebuah fakta bahwa kompetensi intelektualitas tidak menjadi satu-satunya syarat bagi mahasiswa untuk mendapatkan posisi di arena universitas. Sebuah kepemilikan atttitude dari kelas sosial yang lebih tinggi menjadi faktor dominan bagi seorang mahasiswa untuk mendapatkan posisi dan bertahan di arena universitas.

The thesis discusses the strategy of Brian Jackson (main character), a working-class student, who is trying to fit in the social space of middle-class society in a Britain elite university in the novel Starter for Ten (2007) by David Nicholls. The thesis also discusses the perspective toward system of education in an elite university in Britain reflected in the novel. The framework of basic elements of a novel and concept by Pierre Bourdieu which consists of field, capital, habitus, and strategy are employed to answer the research questions. The findings reveals that Brian conducts several strategies in order to have a position among his middle-class friends. Brian does lots of efforts in improving his intelligence and also imitating the attitude of middle-class students to have cultural as well as social capital. Furthermore, the involvement of Brian in the University Challenge show makes him gain the symbolic power. The dynamism of the strategies brings Brian to the various responses frompeople around him. The narattion in this novel shows Nicholls? criticism about the essence of education in a university. Having a great intelligence is not the only factor in determining someone?s success in a university. The legitimate attitude from a higher social class is needed for a student to have a position in a university."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidzrotin Setiawaty Rainan
"Tesis ini membahas karya penulis kulit hitam yang menyuarakan masalah rasisme. Permasalah ras di Amerika khususnya terhadapat ras kulit hitam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T38091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peny Rahmadhani
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan gaya retorika dari pidato Presiden Susilo BambangYudhoyono, yang dibawakan di depan peserta The 13th COP/3rd CMP UN Conference on Climate Change di Bali, 2007, untuk memperoleh legitimasi politik. Dengan metodologiAnalisisWacana Kritis yang secara khusus difokuskan pada Teori Linguistik Fungsional Sistemik milik Halliday: Sistem Transitivitas serta Suasana dan Modalitas, penelitian dilakukan dengan membandingkan gaya bahasa kedua pidato.
Hasil temuan menunjukkan bahwa ada perbedaan pendekatan pada kedua pidato yang disampaikan melalui subjektivitas dan formasi ideologi pada beberapa isu utama. Hasil tersebut mendemonstrasikan keahlian retorika Yudhoyono yang lebih besar pada pidato kedua dibandingkan dengan pidato pertama. Melalui pidato kedua, dia merangkul seluruh peserta dari berbagai bangsa, yang pada saat itu sedangterlibat dalam perdebatan dramatis,untuk secara kooperatif menyelesaikan tujuan konferensi sehingga pada pidato ini, dia berhasil mencapai legitimasi politik yang lebih tinggi.

The purpose of this reserach is to figure out the changes on the rhetorical styles of President Susilo Bambang Yudhoyono's speeches, which were given to participants of The 13th COP/3rd CMP UN Conference on Climate Change in Bali, 2007, in order to gain political legitimacy. Framed with the methodology of Critical Discourse Analysis that specifically focuses on Halliday's Systemic Function Linguistic Theory: Transitivity and Mood & Modality, this research compares the linguistic features of two speeches.
The findings reveal that there are different approaches between two speeches that are reflected through Yudhoyono's subjectivity and the ideology formation of several main issues. Finally, it demonstrates Yudhoyono's more skillful use of rethorical strategies in second speech compared to the first one in which he embraced all participants from various nations, who were engaged in a dramatic debate, to cooperatively complete the goal of conference so that he could reach higher level of legitimacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Quinta Binar Resista
"Skripsi ini membahas tokoh Bean dalam serial televisi Mr. Bean (1990) sebagai contoh parodi terhadap ide maskulinitas Britishman. Parodi terhadap maskulinitas Britishman akan dianalisis melalui cara tokoh Mr. Bean memperlakukan tubuh tanpa memandang konsep heteronormativitas yang hidup di lingkungan sekitarnya, berdasarkan beberapa adegan yang terdapat dalam episode Mr. Bean, The Return of Mr. Bean, dan The Curse of Mr. Bean. Selain itu, parodi terhadap ide maskulinitas karakter Britishman pada teks penelitian akan ditinjau dengan kebiasaan para mahasiswa Oxford dan Cambridge University (Oxbridge Men) di awal abad 19, yang diketahui sebagai cikal bakal konsep Britishman di Inggris. Melalui penelitian ini, penulis menemukan bahwa Mr. Bean adalah seorang dengan identitas jender yang tidak dapat didefinisikan, namun ia telah menjadi subjek atas tubuhnya sendiri.

The purpose of this final thesis is to analyze the character of Bean in the Mr. Bean tv shows (1990) as a form of parody toward the concept of Britishman masculinity. The analysis is conducted by examining how Mr. Bean treats his own body without a regard to the concept of heteronomativity around him, based on several scenes from the episodes of Mr. Bean, The Return of Mr. Bean, and The Curse of Mr. Bean. Furthermore, the parody toward the concept of Britishman masculinity in this paper will be examined in its connection with the habit of students from Oxford and Cambridge University (Oxbridge Men) in the beginning of 19th century, which has been known as the role model of an ideal Britishman in England. Through this study, the writer found that Mr. Bean is a gender entity who can't be easily defined, and instead mould his own identity as a subject based on his body."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43429
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mumtazus Sundus
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara fungsi dari sebuah wacana, dalam hal ini laporan pertandingan kekalahan Chelsea untuk anak-anak dengan penggunaan strategi face-threatening acts (FTAs) di dalam penulisannya. Pada dasarnya, wacana merupakan bentuk hasil tulisan dengan mengusung tujuan tertentu di dalam penyampaiannya. Wacana akan disusun sedemikian rupa agar sesuai dengan siapa yang menjadi pembacanya. Hal ini juga akan merunut bagaimana cara berita tersebut disampaikan kepada para pembacanya lewat permainan kata-kata. Di dalam tujuannya, wacana juga acap kali memiliki kekuatan untuk memengaruhi para pembacanya, tidak terkecuali bagi para pembaca anak-anak. Tidak tertutup kemungkinan bahwa wacana yang disampaikan akan memberikan dampak tertentu bagi anak-anak tersebut. Dengan menilik kepada teori tentang strategi face-threatening acts (FTAs) dalam kajian pragmatik, dan teori "ramalan" dari Halliday, penelitian ini akan berusaha untuk menemukan berbagai pengaruh dari penggunaan strategi face-threatening acts (FTAs) dalam kaitannya dengan anak-anak sebagai addressee di dalam laporan pertandingan kekalahan tersebut.

The objective of this study is to examine the relation betwixt the function of discourse, in this case is Chelsea's match report defeat for children with the use of face-threatening acts (FTAs) strategy within the text. Basically, discourse is a kind of writing which carries certain aims. Discourse will be intentionally arranged to suit over whom the readers are. Also, this condition will lead to how discourse is bought to the readers through a play on words. Specifically speaking about the discourse purpose, it somehow has power to influence the readers; no exception for children. The discourse delivered may affect children in several points. Through the face-threatening acts (FTAs) strategy theory in pragmatics and predictability theory conducted by Halliday, this study will discover several impacts as the use of face-threatening acts (FTAs) strategy in the context of children as the addressee in that match report defeat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Wicaksono
"ABSTRAK
Sebagai rangkaian kunjungannya ke Amerika Serikat, setelah menghadiri forum
G-20, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpidato di
Universitas Harvard. Salah satu tujuannya adalah merespons pidato pidato
Barrack Obama di Kairo. Dalam pidato yang berjudul ?Toward Harmony among
Civilizations? tersebut, SBY menyampaikan sembilan langkah yang dapat
diterapkan untuk mencapai keharmonisan antar peradaban. Selain penjabaran
langkah-langkah tersebut, SBY juga membangun retorika hubungan komunitas
Muslim, terutama Indonesia, dengan Amerika. Penelitian ini mencoba
menjabarkan formasi retorika, strategi, serta motivasi yang dibangun oleh SBY.
Dengan pendekatan analisis wacana kritis dengan didukung oleh teori benturan
peradaban, penelitian ini menemukan adanya kecenderungan untuk memperkuat
citra Indonesia di mata dunia alih-alih memposisikan Islam sebagai rekan
Amerika dalam mencapai perdamaian dunia.

Abstract
After attending the G-20 forum, the president of Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) gave a speech in Harvard University as one of his activities in
the United States of America. It is also a response to Barrack Obama?s speech in
Cairo. Through his speech, which titled ?Toward Harmony among Civilizations?,
SBY presented nine imperatives to achieve harmony. Besides, he also built
rhetoric of relationship between Muslim community, especially Indonesia, and
America. This study aims to elaborate rhetoric formation, strategy, and motivation
which are built by SBY. By using critical discourse analysis approach and clash of
civilization theory, it discovers that there is a tendency to strengthen the image of
Indonesia instead of arranging Islam as a partner of America to attain world?s
peace."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43565
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nisrina Ayu Sugiharto
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian mengenai penggunaan pelanggaran maksim
percakapan sebagai strategi dalam menghasilkan humor verbal dalam sketsa komedi
Little Britain. Dengan menampilkan parodi dari orang-orang dari berbagai lapisan
masyarakat di Britania, serta mengambil latar belakang sejumlah wilayah di Britania,
sketsa komedi ini menghadirkan serangkaian kelucuan lewat komunikasi verbal
maupun non verbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitaif
dengan menggunakan gabungan dua teori yakni antara teori linguistik, yakni teori
pragmatik maksim percakapan dan implikatur percakapan, serta teori psikologi
humor berupa teori keganjilan-resolusi (the incongruity-resolution theory). Tujuan
penulisan skripsi ini untuk menunjukkan bahwa dalam humor, khususnya humor
verbal, pelanggaran kaidah berbahasa, yakni berupa pelanggaran maksim percakapan,
berakibat pada keganjilan yang pada akhirnya dapat menghasilkan efek humor dalam
humor verbal. Namun, tidak berarti bahwa keganjilan yang dihasilkan oleh
pelanggaran maksim percakapan tersebut membuat humor tersebut tidak memiliki
makna, sebaliknya, kita dapat menangkap makna dari keganjilan dalam humor verbal
tersebut seraya menikmatinya dengan suka cita. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam kajian humor dengan melihat bagaimana maksim
percakapan menjadi strategi dalam menghasilkan humor verbal.

Abstract
This study is conducted to highlight the use of violating conversational maxims as
a strategy in generating verbal humor in Little Britain, a British character-based
comedy sketch.Through featuring a parody of British people and taking the
background of some areas in Britain, this comedy sketch presents humour through
both verbal and non-verbal forms of communication. This study used qualitative
and quantitative methods using pragmatics theory, namely conversational maxim
and implicature, as the main theory and incongruity-resolution theory as the
supporting theory. The purpose of this study is to show that the violation of
conversational maxims in a verbal interaction could cause an incongruity and thus
result in humor effect through verbal interaction. However, it does
not mean that the humor itself does not convey any message. The message can be
received as well as we enjoy this comedy sketch. This study is expected to be a
contribution in seeing how violating the conversational maxim can be a strategy to
generate verbal humor."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43609
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Reginasari
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan penelitian tentang pemanfaatan kelompok nomina dalam
empat lirik lagu yang dinyanyikan oleh tokoh Oompa Loompa dalam novel
Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dan kuantitatif dengan pisau analisis tata bahasa fungsional dan
pendekatan analisis bahasa kritis (critical linguistics). Tujuan ditulisnya skripsi ini
adalah untuk menunjukkan bahwa kelompok nomina dalam empat lirik lagu
tersebut dimanfaatkan untuk mempertegas citraan anak nakal dalam cerita novel
Charlie and the Chocolate Factory. Temuan penelitian skripsi ini adalah: (1)
kelompok nomina dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberi citra negatif
bagi anak nakal dalam cerita, (2) kelompok nomina yang digunakan umumnya
berstruktur kompleks, dengan struktur modifikasi yang dominan berupa unsur
deictic, epithet, dan qualifier, (3) citraan anak nakal yang ditampilkan umumnya
berupa karakter dengan orientasi non-produktif. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberi kontribusi dalam memahami struktur kelompok nomina serta fungsinya
untuk menunjukkan suatu pencitraan tertentu dalam sebuah bentuk karya sastra.

ABSTRACT
The focus of this study is about the use of nominal groups within four lyrics
which are sung by the Oompa Loompas in Roald Dahl?s Charlie and the
Chocolate Factory. This study used qualitative and quantitative methods through
functional grammar and critical linguistics. The purpose of this study is to show
that the nominal groups in those four lyrics are mostly used as the way to
emphasize the image of ill-behaved children in the novel. The results of this study
are: (1) nominal groups are used optimally to strengthen the negative image of illbehaved
children in the story, (2) the functional structures of nominal groups in
those lyrics are mostly complex, and the dominant modifiers are deictic, epithet,
and qualifier, (3) the image of ill-behaved children here is mostly about characters
with non-productive orientation. This study is expected to be a contribution to
understand more about nominal groups, their structures, and function to highlight
a particular image within literatures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43842
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>