Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dzahab Ali
"Indonesia memiliki wilayah gempa dari kecil sampai besar, sehingga perencanaan bangunan tahan gempa di Indonesia sangat penting karena beberapa gempa akhir ? akhir ini sering terjadi. Oleh karena itu rancang bangunan perlu kajian dalam untuk memberikan nilai keamanan bangunan terhadap gempa. Perencanaan bangunan tahan gempa umumnya di dasarkan pada analisa elastis yang di berikan faktor beban untuk simulasi kondisi batas ( ultimate ). Kenyataannya perilaku bangunan runtuh dalam keadaan inelastis, daktalitas struktur berperan penting dalam perencanaan struktur tahan gempa. Prinsip ?kolom kuat balok lemah ? diterapkan pada peraturan dengan mensyaratkan kapasitas kolom lebih sebesar 20 % dari balok ( Mc > 6/5Mb). Dengan pembesaran tersebut maka kekakuan struktur menjadi besar dan peraturan mensyaratkan pembatasan waktu getar pada saat crack. Untuk itu kajian mengenai kinerja struktur pada saat terjadi gempa besar struktur akan mengalami pelelehan, maka di butuhkan analisa non linear. Untuk itu dilakukan studi struktur rangka khusus pemikul momen, Gedung didesain sesuai SNI 1726-2002 dan SNI 03- 2847-2002. Perilaku seismiknya dievaluasi memakai evaluasi kinerja memanfaatkan nonlinear pushover dan Nonlinear Time history analysis SAP2000. Hasil target peralihan FEMA 356 semua struktur memenuhi kriteria life safety dengan nilai R ultimate 5A sebesar 5.846 , 5B sebesar 6.987, 10A sebesar 7.048, 10B sebesar 6.719 , 15A sebesar 6.866,15 B sebesar 7.018. Dari hasil Nonlinear Pushover FEMA 356 dan Nonlinear Timehistory didapat nilai ?kolom kuat balok lemah ? > 6/5
Indonesia have earthquake zona from small to big scale ,so building design with seismic resistance is very important because nowadays earthquake often done. That design need observation to give lifesafety in building seismic resistance. Base building seismic resistance is elastic analysis with load factor for boundary simulation ( ultimate ). Incase building collapse at inelastic, structure ductility is very important for building seismic resistance design. ?strong column weak beam ?give in code that capacity strength column higher 20% than beam ( Mc > 6/5Mb). From it structure stiffnes came big and code give time periode allowed to cracking structure. Observation for performed structure design earthquake resistance till structure yielding, so it need non linear analysis. Incase need studying for special momen frame. Building designed with SNI 1726-2002 dan SNI 03-2847-2002. Seismic behavior evaluated use pushover analysis performed design with SAP2000.output from target displacement FEMA 356 all structure in to lifesafety criteria with ultimate value R for 5A is 5.846, 5B is 6.987, 10A is 7.048, 10B is 6.719 , 15A is 6.866,15B is 7.018. Both analysis gift 6/5 factor is not enough for ?strong column weak beam?."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27525
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustofa Rifki
"Analisis modal secara teoritis dan eksperimen dilakukan pada penelitian ini untuk mendapatkan parameter dinamik struktur, yaitu: periode getar, rasio redaman, dan mode getar. Objek struktur yang digunakan adalah Jembatan Teksas di Universitas Indonesia yang merupakan jembatan pedestrian tipe rangka baja sepanjang 84 m. Jembatan dimodelkan secara tiga dimensi dengan program SAP 2000 untuk mendapatkan periode getar dan mode getar jembatan secara teoritis. Free vibration test kemudian dilakukan untuk mendapatkan periode getar dan rasio redaman secara eksperimental. Pengukuran vibrasi menggunakan microtremor dengan sensor acceleration dan eksitasi berupa human induced vibration. Pada akhirnya eksperimen mampu mengidentifikasi empat dari lima mode pertama struktur utama jembatan. Periode getar dari hasil eksperimen menunjukkan hasil yang identik dengan periode hasil modelisasi dengan rata - rata periode hasil eksperimen lebih besar 15% dibandingkan periode hasil modelisasi. Berdasarkan hasil eksperimen rasio redaman jembatan didapat sekitar 2.2 %, hasil ini seusai dengan literatur yakni sekitar 2 - 3 %.

Theoretical and experimental modal analysis were conducted in this study to obtain dynamic parameters of structure, such as: natural period, damping ratio, and mode shape. The object used is Teksas Bridge in Universitas Indonesia which is a 84 m long steel truss pedestrian bridge. The bridge was modeled in three dimensional using SAP 2000 to obtain natural period and mode shape theoretically. Free vibration test was then performed to obtain natural period and damping ratio experimentally. The structure excited by human induced vibration and then measured using microtremor with acceleration sensor. At the end, experiment were able to identify four of the five initial modes of major structure of the bridge. The natural period from experimental results showed identical results with the theoretical one, with experimental natural period 15 % average greater compared to theoretical natural period. According to experimental results, damping ratio of bridge were obtained about 2.2 % corresponding to literature which is about 2 - 3 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S81
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
"Wilayah kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa. Berdasarkan pengalaman sejarah dan teori gempa, gempa dahsyat akan kembali terjadi di kawasan seismik yang memiliki seismic gap, dalam hal ini di Indonesia. Kondisi diatas diperburukan lagi dengan tingkat kepedulian masyarakat terhadap pentingnya peraturan peraturan gempa yang menstandarisasikan bahwa struktur bangunan untuk memiliki ketahanan terhadap gempa pada wilayah yang rawan gempa. Dleh karena itu pentingnya seorang teknik sipiI dalam mendesain bangunan maupun memperbaiki bangunan exsisting dengan memperhitungkan faktor gempa terhadap struktur tahan gempa tersebut. Dalam penulisan ini penyusun mengkondisikan pada bangunan existing dengan berpedoman pada SNI 03-1726-1989 dan dievaluasi kembali dengan peraturan Baru SNI 03-1726-2002. Dari perbedaan yang ada diperlukannya rehabilitasi bangunan existing dengan metode rehabilitasi seismik untuk menambah perkuatan struktur tersebut.

Indonesian archipelago is crossing a sensitive scils nic area. Base on historical experiences and seismic theories, that the great earthquake will be suffered in seismic gap area, in this case is Indonesia. This condition is getting worse by amount of people doesn't cared about the important of standard seismic rules that any building should have a seismic resistant in sensitive seismic area. Therefore, the important factor that civil engineer should capable to design and rehabilitate existing building by applying a calculation of seismic resistant factor. In this paper, writer makes condition that existing building which calculating by SNI 03-1726-1989 and evaluating by recalculated existing building by SNI 03-1726-2002. The differences of both standards seismic rules are use to the analysis existing building rehabilitation with seismic rehabilitation method, in order to strengthen the existing building structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Primasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Widiatmoko
"Pada struktur bangunan bermassa besar perlu dianalisa hubungan antar bangunan dan tanah. Interaksi tanah dan bangunan menimbulkan suatu beban tersendiri bagi struktur bermasa besar karena lendutan akibat beban dari bangunan akan menimbulkan suatu gaya pada struktur bangunan hingga perlu diperhitungkan untuk perencanaan bangunan yang bermasa besar. Tanah pada skripsi ini dimodelkan sebagai suatu medium yang semi infinit elastic homogeneus. Semi infinit merupakan batasan pada suatu medium yang unbounded (half space) . Sedangkan struktur dimodelkan sebagai suatu beban datar dengan berbagai bentuk, dimodelkan dengan finite element method.

Soil structure interaction for massive structure are an important role for a dynamic system where the impact of soil is considered to be analyzed. The response (stress and displacement) of this analysis can be use for designing massive structure like nuclear reactor, or a dam. In this mini thesis soil modeled as semi infinite, isotropic, elastic, homogeneus half space media. Half space have no boundary but can have a layer (semi infinite). The structure modeled as plate using finite element method."
[, ], 2008
S50501
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry Fendy
"Dalam sebuah permodelan dinamik terhadap struktur, terutama untuk strukturstruktur yang bersifat masif (memiliki ukuran dan massa yang besar), permodelan pada tanah tidak bisa disamakan dengan permodelan untuk gaya statik, adanya efek pemantulan gelombang dari batasan yang dibutuhkan untuk analisa pada model statik membuat perlu permodelan yang berbeda untuk pembebanan dinamik. Pada kasus dinamik tanah tidak diberikan lagi batasan seperti pada kasus statik, sehingga permodelan tanah secara half-space, merupakan permodelan yang paling mendekati sifat tanah yang sebenarnya. Dengan mempergunakan prinsip Rigid Body Constraint dan transformasi integral, maka kita akan dapat membuat persamaan dinamik yang memodelkan interaksi dari struktur dan tanah. Dari persamaan dinamik tersebut, maka respon dinamik dari tanah dan struktur dapat kita ketahui.

In a dynamic modelization for a structure, especially for massive structures (structures with large size and mass), the modelization condition for soil cannot be considered as same as static condition, the wave reflection effect from the boundary that is needed in a static condition makes the need for a different modelization for soil in a dynamic condition. In a dynamic case, the soil doesn't have any boundary like in the static condition, so the modelization of soil as a half-space is the most appropriate modelization. Using the rigid body constraint principle and integral transform method, we can create a dynamic equation that models the interaction between soil and structure. From this dynamic equation, we can know the dynamic respond from the soil and structure."
[, ], 2009
S50453
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Dixon Octora
"Mixed-use building secara struktural dapat diartikan sebagai struktur podium yang memiliki beberapa tower, dimana seringkali dalam analisis, struktur podium dan tower dimodelkan secara terpisah dengan mengasumsikan terjepit pada level atap podium. Pada penulisan ini akan dilakukan analisis dinamik 3D struktur podium yang memiliki beberapa tower sebagai satu kesatuan dengan bantuan program Etabs untuk mengetahui nilai diaphragm mass, eigenvector, dan periode dari struktur tersebut. Kemudian perhitungan akan dilakukan secara manual untuk mengetahui faktor partisipasi massa dan gaya geser dari masing-masing subsistem yang terdiri dari tower dan podium. Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa periode getar struktur podium multi tower lebih ditentukan oleh periode getar dari sub-struktur tower yang tertinggi atau sub-struktur yang memiliki kekakuan yang kecil. Nilai faktor partisipasi massa total struktur walaupun nilainya kecil tetapi tidak bisa diabaikan karena masih mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap respons struktur secara keseluruhan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa gaya geser di atap podium pada analisis secara terpisah memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan analisis secara lengkap sehingga dari segi keamanan, analisis secara terpisah lebih aman dibandingkan dengan analisis secara lengkap, namun dari segi desain analisis terpisah tidak ekonomis dibandingkan dengan analisis secara lengkap.

A Mixed-use building, in structural can be interpret as a podium structure with several towers, which common in analyzing modeled separately by means the towers assumed to be fixed at podium's roof level. In this study, 3D dynamic analysis will be performed by ETABS program to find out diaphragm mass, eigenvector, and period of the multi towers podium structure which is modeled completely as a unity. Then, manual calculation will be performed to find out mass participation factors and shear force from each of sub-system that consists of tower and podium. From simulation and analysis show that the period of vibration of multi towers podium structure more dominate by the period of vibration from the sub-structure that have highest tower or from the sub-structure that have small stiffness. Total mass participation factors of structures even have a small value but it can't be ignore because is still has a significant contribution to the response of the whole structures. The result also shows that the shear force at podium's roof level from separate analysis bigger than complete analysis, so from the safety aspect, separate analysis safer than complete analysis, but from the design aspect, complete analysis more economic than separate analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50553
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salangka, Christopher
"Mixed-use building secara structural dapat dianggap sebagai struktur podium yang memiliki beberapa tower yang seringkali dalam analisis, struktur podium dan tower dimodelkan secara terpisah dengan tower diasumsikan terjepit pada lantai atap podium. Pada penulisan ini akan dilakukan analisis dinamik 3D struktur podium yang memiliki beberapa tower sebagai satu kesatuan dengan bantuan program ETABS untuk mengetahui arah dan besaran gaya geser baik pada bagian atap podium maupun dasar podium dengan menggunakan analisa riwayat waktu. Hasil ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil analisa respon spektrum.
Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa perbandingan antara analisa riwayat waktu dan respon spektrum tergolong kecil terutama pada struktur yang memiliki tower kembar, sehingga analisa respon spektrum cukup aman jika digunakan pada struktur podium multi tower. Hasil analisa respon spektrum pada umumnya lebih besar pada atap podium, namun lebih kecil pada dasar podium serta jika tower dimodelkan terpisah. Untuk tower yang memiliki ketinggian yang berbeda, terjadi gaya tekan, tarik maupun geser pada pelat lantai atap podium akibat gerakan tower yang berlawanan arah sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut.

A mixed-use building, in structural can be interpret as a podium structure with several towers, which common in analyzing modeled separately by means the towers assumed to be fixed at podium's roof level. In this study, a podium structure with several towers is modeled completely as a unity with 3D dynamic analysis will be performed by ETABS programme to find out the direction and value of the shear force at podium's roof and base level with time history analysis. This output will be compare with response spectrum analysis.
The output of simulation and analysis show that the comparison between time history and response spectrum analysis relatively small, especially the structure which have a twin towers, so the response spectrum analysis can be classified safely if used at multi towers podium structure. Generally, the value of response spectrum analysis had a bigger result at podium's roof level, but smaller at podium's base level and if the tower modeled separately. For the tower which have different level, there are normal and shear force at podium's roof level which happen because of different direction between towers, so it need to be considered.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiah
"Pada saat ini beton siap pakai sedang marak digunakan pada konstruksi bangunan. Seiring dengan perkembangan teknologi, beton siap pakai juga berkembang menggunakan material fly ash yang dapat digunakan sebagai bahan pereduksi semen. Fly ash merupakan limbah hasil pembakaran batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selain ekonomis, penggunaan fly ash pada beton siap pakai juga dapat meningkatkan kekuatan beton pada usia lanjut dan menurunkan susut yang terjadi bahkan dapat mengurangi emisi gas CO2 yang dihasilkan dari produksi semen. Namun, berdasarkan pengalaman dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan abu terbang banyak menimbulkan keretakan pada beton struktural yang mengindikasikan terjadinya susut beton yang lebih besar dari beton normal. Hal ini berkebalikan dengan pernyataan sebelumya. Beton yang diteliti merupakan beton siap pakai yang menggunakan fly ash. Kekuatan beton yang akan dipakai adalah fc - 10 - 50 MPa dengan persentase fly ash yang digunakan 9% - 20%. Kemudian dilakukan pengujian susut selama lebih kurang 28 hari.
Berdasarkan, pengujian, diketahui bahwa besarnya persentase fly ash terhadap jumlah semen, perbandingan air semen, nilai slump, banyaknya air dari tiap-tiap sampel, dan kondisi luar seperti suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi persentase susut beton. Dari penelitian ini diperoleh bahwa beton siap pakai yang menggunakan fly ash dengan persentase terhadap jumlah semen antara 9% - 20% memiliki persentase susut atau strain dari beton yang lebih kecil daripada beton normal pada usia 28 hari yang persentasenya bisa mencapai 0.035% - 0.041%.

Now ready mix concrete is very well known on construction of building. Along with technological development, ready mix concrete was also developed using fly ash material that can be used as ingredients in cement kilns. Fly ash is a coal combustion waste on the Steam Power Plant (Power Plant). Besides economic value, use of fly ash in ready mix concrete can also increase strength in the elderly and reduce shrinkage that occurs, even can reduce CO2 emissions resulting from cement production. However, based on field experience shows that the use of fly ash causes a lot of cracks in structural concrete that indicate the occurrence of concrete shrinkage greater than normal concrete. This contrasts with the previous statement. Concrete under study is a ready mix concrete using fly ash. Concrete strength will be used is fc' 10 MPa - 50 MPa with the percentage of fly ash used in 9% - 20%. Then do the test more or less shrinkage during 28 days.
Based testing, found that the percentages of fly ash on the amount of cement, water cement ratio, slump, amount of water from each sample, and external conditions such as temperature and humidity affect the percentage shrinkage of concrete. From this study found that the ready mix concrete using fly ash with a percentage of total cement between 9% - 20% have a percentage of shrinkage or strain of concrete is smaller than normal concrete at the age of 28 days that the rates can reach 0035% - 0041%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50583
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bella Febrina
"Bangunan Masjid Manonjaya merupakan salah satu bangunan konservasi di Indonesia yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Akibat gempa yang terjadi di daerah tersebut (2 September 2009), bangunan ini tidak luput dari getaran selama gempa berlangsung. Secara struktural, elemen-elemen pada bangunan ini secara keseluruhan menggunakan material batu bata pada elemen dinding dan kolom serta material kayu jati pada struktur atap. Kegagalan-kegagalan yang terjadi secara struktural akibat gempa dapat disimulasikan melalui pemodelan sehingga dapat dianalisis hasil yang diperoleh dan dibandingan dengan di kenyataan. Pemodelan akan dilakukan dengan analisa riwayat waktu dengan menggunakan tiga jenis data gempa, yaitu Gempa Tasikmalaya Asli, Gempa Tasikmalaya Diskalakan, Gempa El-Centro Modifikasi. Penerapan variasi data waktu bertujuan untuk dilakukan perbandingan kegagalan-kegagalan yang seharusnya terjadi pada elemen-elemen struktur. Material yang digunakan pada struktur berpengaruh terhadap ketahanannya menahan gaya gempa sehingga setelah dilakukan analisa dapat diketahui penyebab kegagalan-kegagalan tersebut yang selanjutnya dapat dilakukan usulan perbaikan dan penambahan perkuatan secara struktural pada elemen-elemen yang lemah/gagal.

Manonjaya Mosque Building is one of Indonesia's conservation buildings that are located in Tasikmalaya regency. Caused by the earthquake that occurred in the area (2 September 2009), the building was not escaped from vibrations during the earthquake took place. Structurally, the elements in this building overall use brick materials on the wall and column and teak wood materials elements in the roof structure. Failures which occur structurally can be simulated through modeling, so that we can analyze the results obtained and compared with the reality. Modeling will be performed by time history analysis using three types of seismic data, i.e. Original Tasikmalaya Earthquake, Tasikmalaya Earthquake Scaled up, El-Centro Earthquake Modification. Application of the time variation of the data aims to compare the failures that should occur in structural elements. Materials used in the structure affect its resilience withstand earthquake forces so that after analysis can be known causes of such failures which then can be proposed improvements and additional reinforcement structurally to the weak / failed elements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>