Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Defrian Ghofar
"Mengetahui karakteristik mekanikal dari suatu material sangat penting dalam dunia manufaktur. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan melakukan pengujian tarik. Pengujian tarik konvensional yang selama ini diterapkan adalah menarik benda uji lalu DAQ akan mengolah data menjadi grafik tegangan-regangan. Saat ini, dikembangkan metode pengujian tarik non kontak menggunakan machine vision. Dalam metode ini, digunakan grid yang dicetak pada gauge length sehingga pergeseran piksel dapat diamati. Penelitian ini membandingkan tiga buah pola grid yang berbeda dalam efektifitas pengolahan citra. Ketiga grid tersebut adalah dot, horizontal line dan horizontal and vertical line yang diterapkan dalam benda uji plat alumunium alloy 1100. Hasil yang didapat menunjukkan pola dot meyulitkan program dalam mendefinisikan titik referensi yang konstan karena banyaknya dot dan kesemuanya bergerak dinamis. Adapun pola horizontal line cukup baik karena program dapat mendefinisikan daerah referensi dengan konstan. Untuk pola horizontal and vertical line dibuat dengan tambahan vertical line untuk mempermudah mengamati necking. Namun ternyata necking yang terjadi sangat kecil karena benda uji adalah sebuah plat 0,5mm. Kemudian, pola horizontal and vertical line didefinisikan program sebagai sebuah objek sehingga program dapat dengan mudah menentukan titik referensi. Sejauh ini, yang terbaik dalam penelitian ini adalan pola horizontal line.
Mechanical properties of material are important to know in manufacture industries. One of the methods is using tensile test. In the conventional tensile test, the specimen is pulled. Then the DAQ process the data to get the stress-strain diagrams. Nowadays, some new methods which developed are non contact tensile test using machine vision. In this method, grids were print at the gauge length so the piksel movement can be observed. This research compares three different grids in the affectivity at the image processing. The three different grids are dot, horizontal line, and horizontal vertical line which applied on aluminum alloy 1100 plate. The result shows that dot pattern went hard with the program to define the reference point because of so many dots and all of it is moving dynamically. The horizontal line pattern is the good one because the program can define the reference point easier. The horizontal and vertical line patterns were made with added vertical line to observe necking. But, actually the necking is too small to observe because the specimen is 0,5mm plate. Besides, the horizontal and vertical line pattern defined by program as an object so the program can define the reference point easily. So far, the best at this study is the horizontal line pattern."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luqman Sugiyono
"Pesawat dua-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) merupakan pesawat milik Pusat Teknologi Penerbangan BRIN yang termasuk kategori pesawat terbang ringan untuk misi surveillance berkaitan dengan pemetaan daerah, mitigasi bencana, monitoring, foto udara, dan sejenisnya. Dengan kemampuan ini, pesawat LSA akan banyak dibutuhkan pada misi pemantauan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Pesawat LSA dilengkapi roda pendaratan yang dapat dilipat rapih ke dalam fuselage (retractable landing gear). Penelitian ini membahas mengenai evaluasi performa sistem mekanikal roda pendaratan utama, yang diawali dengan pemodelan 3D, kemudian dianalisis mekanisme gerak retraksi dan ekstensi roda pendaratan utama melalui pendekatan kinematika dan kinetika. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan aktuator hidrolik adalah 1.5 kN dan harus dilengkapi tekanan hidrolik cadangan berupa akumulator hidrolik. Hasil ini sesuai dengan hardware yang terpasang pada referensi pembanding. Validasi juga dilakukan pada Autodesk CFD dan Ansys Workbench, hasilnya menunjukkan bahwa hitungan analitik sudah mendekati hasil simulasi dengan persentase perbedaan 9.37%. Rancangan ukuran suspensi pesawat LSA dianalisis saat pembebanan statis sebesar 7122.06 N. Simulasi respon suspensi menunjukkan bahwa osilasi akibat pendaratan hanya sampai pada detik ketiga baik di landasan beraspal maupun tidak beraspal. Analisis flotasi menunjukkan bahwa pesawat LSA dapat dioperasikan pada landasan tak beraspal.

The two-seater LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) is an aircraft belonging to the Pusat Teknologi Penerbangan BRIN on category of light aircraft for surveillance missions. LSA aircraft are equipped with landing gear that can be folded neatly into the fuselage (retractable landing gear). This study discusses the evaluation of the main landing gear mechanical system performance, which begins with 3D modeling, then analyzes the mechanism of retraction and extension of the main landing gear through kinematics and kinetics approaches. The results show that the hydraulic actuator needs 1.5 kN and must be equipped with backup hydraulic pressure in the form of a hydraulic accumulator. These results are match with the hardware installed on the comparison reference. Validation was also carried out on Autodesk CFD and Ansys Workbench, the results showed that the analytical calculation was close to the simulation results with a percentage difference of 9.37%. The design of the suspension size of the LSA aircraft was analyzed when static loading was 7122.06 N. The suspension response simulation showed that the oscillation due to landing only reached the third second on both paved and unpaved runways. Flotation analysis shows that the LSA aircraft can be operated on unpaved runways"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Indiono Indiarto
"ABSTRAK
Kondisi udara semakin memburuk dengan bertambahnya jumlah kendaraan dan emisi gas buang. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai analisis penerapan dua busi pengapian pada kendaraan bermotor. Tujuan dari penelitian ini yaitu menurunkan emisi gas buang dan meningkatkan power kendaraan bermotor. Untuk itu pembuatan alat uji dilakukan, kemudian pengujian alat menggunakan
gas analyzer untuk mendapatkan gas emisi gas buang (CO, CO2, HC, dan O2) dan dynamometer untuk mendapatkan power (HP) dan traksi pada roda. Pengujian dilakukan dengan dua variasi waktu penyalaan yaitu 15 derajat sebelum TMA dan 16 derajat sebelum TMA. Pengambilan data dilakukan yaitu kondisi mesin dengan busi utama, busi sekunder dan dua busi. Dari hasil pengujian menunjukkan penerapan dua busi pengapian dapat menurunkan emisi gas buang.
Kadar CO menurun dari 2.74% kadar CO pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 2.26% kadar CO pada kondisi dua busi map pengapian 16 derajat. Power pada roda juga meningkat dari 4.2 HP pada kondisi busi utama map pengapian 15 derajat menjadi 4.4HP pada kondisi 2 busi map pengapian 16 derajat. Dapat disimpulkan bahwa penerapan dua busi dapat memperbaiki kinerja mesin ditunjukkan dengan menurunnya emisi gas buang yaitu menurun sekitar
0.48% emisi gas CO dan meningkatnya power sekitar 0.2HP dari kondisi standar.

Abstract
Air condition is getting worse with increasing amount of vehicle and exhaust gas. In this thesis will be presenting about performance analysis of application twin spark ignition on 4 stroke engine. The objectives of this thesis are applying twin spark ignition technology and then comparing the use of primary spark, secondary spark and twin spark. Next step, we were manufacturing twin spark ignition part. For testing, we were using gas analyzer to get exhaust gas (CO, CO2, HC, and O2)
and dynotest to get power (HP) and traction. The test are using 2 variation ignition timing which are 15 degrees BTDC and 16 degrees BTDC. Data taken on primary spark ignition, secondary spark ignition and twin spark ignition. Results show that twin spark ignition can decrease exhaust gas and improve power. Carbon monoxide exhaust gas decreased from 2.74 % on primary spark igniton using 15 degrees BTDC ignition timing condition to 2.26% on twin spark ignition using 16 degrees BTDC condition. Power improved from 4.2 HP on primary spark ignition using 15 degrees BTDC ignition timing to 4.4 HP on twin spark ignition using 16 degrees BTDC ignition timing. We can conclude that twin spark ignition improved engine performance which are indicated by decreasing exhaust gas round 0.48% CO and increasing power around 0.2 HP."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42772
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Mauriza Hazmi
"ABSTRAK
Mobil listrik telah lebih dulu dikembangkan di negara maju terutama setelah melambungnya harga minyak dunia pada tahun 2000. Saat ini sudah banyak mobil listrik yang diproduksi masal contohnya Mitsubishi iMiEV, Nissan leaf, dan Tesla Roadster. Nissan Leaf dengan penjualan lebih dari 20.000 unit di dunia, dan Mitsubishi iMiEV dengan penjualan 17.000 unit merupakan mobil listrik yang paling laris di dunia. Dalam riset ini, dilakukan proses konversi mobil Nissan March menjadi mobil listrik dengan mengganti mesin Nissan March dengan motor listrik dengan daya 10kW.

ABSTRACT
Electric cars have been developed in developed countries for more than 2 decades, especially after the soaring oil prices in 2000. Currently, there are many mass produced electric car such as Mitsubishi iMiEV, Nissan Leaf and Tesla Roadster. Nissan Leaf with sales over 20,000 units in the world, and Mitsubishi iMiEV with sales of 17,000 units is the best selling electric car in the world. In this research, we convert an internal combustion engine car, Nissan March, into an electric car by replacing the engine of the Nissan March with 10kW electric motor."
2014
S66135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library