Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wambra Aswo Nuqramdha
"Daerah prospek panasbumi Arjuno-Welirang terletak di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu. Daerah prospek ini berada di lingkungan geologi yang didominasi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Manifestasi permukaan yang terdapat di daerah prospek ini berupa fumarol ? Solfatar yang terletak di puncak Gunung Welirang serta mata air panas yang berada di sebelah barat dan baratlaut Gunung Welirang. Mata air panas ini bertipe bicarbonate, dengan suhu berkisar antara 39,4 ? 55 0C.
Dari hasil perhitungan geothermometer Na-K, suhu reservoir area prospek ini sekitar 310-314 0C. Untuk mengetahui informasi bawah permukaan daerah prospek panasbumi Arjuno-Welirang, dilakukan survey magnetotelurik. Selanjutnya hasil dari data MT akan di integrasikan dengan data geologi dan geokimia. Data magnetotelurik diolah dari time-series data hingga mendapatkan kurva resistivitas versus frekuensi, dan fase, lalu dilakukan filtering, rotasi dan koreksi static shift untuk mendapatkan kurva MT yang lebih representatif. Selanjutnya dilakukan inversi 2-dimensi dan divisualisasikan secara 3-dimensi.
Hasil penelitian ini memperlihatkan lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan sekitar 1 km, diindikasikan sebagai clay cap dari sistem panasbumi. Lapisan yang berada di bawah clay cap dengan nilai resistivitas sedikit lebih tinggi (>30 ohm-m), diindikasikan sebagai zona reservoir. Updome shape dengan nilai resistivitas yang tinggi (±1000 ohm-m), mengindikasikan hot rock, yang berada di bawah Gunung Welirang dan masih meluas kearah Selatan dan Tenggara. Model konseptual dibuat dengan mengintegrasikan data MT, geologi dan geokimia, sebagai pedoman dalam melakukan pengeboran eksplorasi.

Arjuno-Welirang geothermal prospect area is located in the district of Malang, Mojokerto, Pasuruan, dan Batu Town. The prospect area is located in the geological environment that is dominated by Quaternary volcanic rocks. Surface manifestations occurred in this prospect area are fumaroles-solfatara found on the top of Mount Welirang and hot springs located on the West and Northwest of Mount Welirang. These hot springs are bicarbonate types, with temperature range between 39.4 to 55 0C.
From the calculation of Na-K geothermometer, the temperature of the reservoir is about 310-314 0C. To understand the subsurface information of the Arjuno-Welirang geothermal prospect for further development, a magnetotelluric survey was carried out. The result was then integrated with geological and geochemical data. The Magnetotelluric data was processed from the time-series data to obtain resistivity and phase versus frequency. Further processing were filtering, rotation and static shift correction to obtain a more representative MT curve. The final processing was two-dimensional inversion and 3-D visualization.
The results show a conductive layer (<15 ohm-m) with a thickness of about 1 km, indicating a clay cap of the geothermal system. A slighty higher resistivity values (>30 ohm-m) is found below the clay cap, indicating as reservoir zone. An updome shape of high resistivity zone (± 1000 ohm-m) is encountered below the indicated reservoir zone. This resistive zone indicating the hot rock is located below the Mount Welirang cone and is still expanding towards the south and southeast. A conceptual model of the geothermal system was then developed on the basis of the MT data, integrated with geological and geochemical data. This model could be used for a guidance in conducting exploration drilling.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S911
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Amriyah
"Lokasi prospek geotermal Tawau berada sekitar 20 km arah timur laut kota Tawau, Sabah, Malaysia. Daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik Pliocene- Quaternary berupa batuan basalt, dacite, tuff dan andesit yang menyebar di sekitar area Gunung Maria dan Gunung Andrassy. Mata air panas pada lokasi ini ditemukan di area Apas Kiri (A1-A4, A5, A8), area Balung (B1, B2), area Tawau (T1, T2) dan area Sungai Jepun (J1, J2). Berdasarkan data geokimia, pusat reservoar geotermal diperkirakan berada di sebelah tenggara Gunung Maria yang meluas ke area Balung.
Untuk memverifikasi hal tersebut, dilakukanlah survey Magnetotellurik (MT). Data MT yang diperoleh dari lapangan kemudian diinversi secara multidimensi (2D dan 3D). Inversi 2D dan 3D secara berturut-turut dilakukan dengan menggunakan software WinGlink dan MT3DInv-X. Selanjutnya, hasil inversi MT tersebut diintegrasikan dengan data geologi dan geokimia yang ada sehingga diperoleh sebuah konseptual model sistem geotermal daerah Tawau yang terintegrasi. Pemodelan visualisasi dilakukan dengan menggunakan software Geoslicer-X.
Adapun hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum hasil inversi 2D telah dapat menggambarkan kondisi bawah permukaan. Akan tetapi, hasil inversi 3D ternyata lebih baik dibandingkan dengan hasil inversi 2D dalam hal kesesuaian dengan struktur. Oleh karenanya, integrasi antar keduanya diperlukan untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan yang lebih akurat.

Tawau geothermal prospect is located about 20 km northeast of Tawau City, Sabah, Malaysia. This area is dominated by Pliocene-Quaternary volcanic rocks such as basalt, dacite, tuff and andesitic rock which are spread around the Mt. Maria and Mt. Andrassy. Hot spring in this area appears in Apas Kiri area (A1-4, A5, A8), Balung area (B1, B2), Tawau area (T1, T2) and Jepun River area (J1, J2). Based on geochemistry data, center of geothermal reservoar is assessed beneath the southeastern part of Mt. Maria and may extends to the Balung Area.
Survey Magnetonetotelluric (MT) was carried out to verify that point. The MT data was processed using multidimensional inversion (2D and 3D). The 2D Inversion was done by using WinGlink software, while the 3D Inversion has been carried out using MT3DInv-X software. The result of MT inversion was then integrated with geological and geochemical data to get an integrated conceptual model of geothermal system Tawau. Visualization modelling was performed by using Geoslicer-X software.
The result of this study show, that in general, 2D inversion's result indicates the subsurface condition with good result. But, 3D inversion is actually more better than 2D inversion in describing geological structure. Accordingly, integration of both results is necessary to describe the subsurface condition more acurately.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Gidson Andriano
"Lapangan "X" merupakan salah satu lapangan panas bumi di Indonesia yang terbentuk pada lingkungan magma basaltik. Fluida panas satu fasa bertemperatur tinggi terbentuk pada zona resevoir yang memiliki permeabilitas tinggi sebagai fasa cair. Fluida ini dapat tersimpan dengan baik di reservoir dikarenakan ditutupi lapisan penudung berupa batuan ubahan yang bersifat inpermeable. Zona upflow terbentuk di dalam kaldera komplek Telong tepatnya di puncak Gunung Telong seperti batuan alterasi. Sedangkan zona outflow terbentuk di daerah sekitar manifestasi air panas Mapane, Masaingi dan Buayana bertipe klorida-bikarbonat dan berada pada zona immature water dengan suhu berkisar antara 35-36 °C. Inversi 3-D dari data magnetotellurik dilakukan untuk mengetahui distribusi resitivitas bawah permukaan. Inversi 3-D ini dilakukan dengan menggunakan initial model yang berbeda, yaitu initial model heterogen (inversi 2-D) dan initial model homogen (100 Ωm).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inversi 3-D dengan model awal heterogen mampu menggambarkan distribusi resistivitas bawah permukaan dengan lebih baik dibandingkan dengan inversi 3-D dengan model awal homogen. Zona clay cap dengan nilai resistivitas <10 Ωm memiliki ketebalan hingga 1,5 km dari permukaan. Zona reservoir yang berada di bawah clay cap dengan range nilai resistivitas 30-60 Ωm berada pada kedalaman 1,5-2,5 km dari permukaan. Sumber panas bumi (heat source) yang ditandai dengan nilai resistivitas tinggi >100 Ωm berada pada kedalaman >2,5 km.

Field "X" is one of the Indonesia geothermal field that formed in basaltic magma environment. Single phase high temperature thermal fluids formed in the resevoir zone that has a high permeability as liquid phase. This fluid can be stored in the reservoir due to the covering of alteration as cap rocks. Upflow zone formed within the caldera of Telong complex, exactly at the top of Mount Telong such as altered rock. While its outflow zone formed at around of the manifestations of Mapane, Masaingi and Buayana that categorized as chloride-bicarbonate type and include on immature water zone with temperature range between 35 - 36 °C. The 3-D inversion of magnetotelluric data was performed to determine the subsurface resistivity distribution. The 3-D inversion using different initial model, a model compiled from 2-D inversion and a homogeneous earth of resistivity 100 Ωm.
The results of inversion show that 3-D inversion with a model compiled from 2-D inversion can delineate subsurface resistivity distribution more clearly than 3-D inversion with 100 Ωm homogeneous initial model. Clay cap zone with resistivity value <10 Ωm has a thickness of about 1500 m b.s.l. Reservoir zone is discovered below the clay cap has resistivity value about 30 - 60 Ωm at elevation 1500 - 2500 m b.s.l. And heat source with high resistivity (>100 Ωm) seen at >2500 m b.s.l.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Isa Marianto Suryo Putro
"Daerah “D” merupakan salah satu daerah prospek panasbumi di Indonesia. Daerah ini di dominasi oleh batuan produk vulkanik yang terdiri dari aliran lava dan kubah-kubah vulkanik. Manifestasi di daerah ini terdiri dari kelompok mata air panas D dengan temperatur sebesar 95 – 97oC dan kelompok mata air panas M dengan temperatur sebesar 60,9 – 84,0oC. Kedua kelompok mata air panas tersebut memiliki tipe klorida. Selain itu, terdapat batuan ubahan di sekitar manifestasi yang mengandung mineral ubahan yang di dominasi oleh mineral silika. Untuk mendelineasi sistem panasbumi tersebut, maka dilakukan inversi 3-D data magnetotellurik, baik dengan full impedance tensor maupun dengan off-diagonal element dengan menggunakan software MT3Dinv-X. Hasil dari inversi 3-D dengan full impedance tensor menggambarkan kondisi bawah permukaan lebih baik dibandingkan dengan off diagonal element. Lapisan konduktif (<15 ohm-m) dengan ketebalan 200 m – 1 km diindikasikan sebagai caprock. Lapisan dibawah caprock (15 – 158 ohm-m) diindikasikan sebagai reservoar. Sedangkan body dengan resistivitas >1.000 ohm-m diindikasikan sebagai heat source yang merupakan intrusi dari batuan beku muda. Selanjutnya, hasil inversi 3-D tersebut diintegrasikan dengan data gravitasi untuk membuat model konseptual dari sistem panasbumi “D”. Dimana sistem panasbumi “D” merupakan jenis sistem panasbumi intermediate temperature dengan temperatur reservoar sebesar 190oC berdasarkan geotermometer Na/K."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Hikmah Ramadianti
"ABSTRAK
Salah satu target eksplorasi panas bumi adalah zona permeabilitas tinggi, yang mana zona ini biasanya berhubungan dengan banyak struktur. Pemetaan struktur pada geologi hanya mampu menunjukkan struktur permukaan saja. Kemenerusan struktur ke bawah permukaan sulit dideteksi. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis struktur menggunakan metode Magnetotelurik (MT), yaitu induction arrows, kurva splitting dan diagram polar. Dengan menggunakan induction arrow dan diagram polar kita dapat memetakan keberadaan anomali konduktif. Spliting pada data kurva MT pada range frekuensi tinggi biasanya terjadi karena struktur di bawah permukaan. Forward modeling 3-D pun dilakukan guna memastikan struktur pada daerah tersebut, dengan model sintetik yang lebih simple dibuat berdasarkan acuan dari hasil inversi 3-D sehingga dapat mempermudah dalam melihat respon analisis induction arrows, kurva splitting dan diagram polar data MT riil lapangan. Hasil penelitian dari penelitian Lapangan ?S? ini menunjukan adanya korelasi antara struktur geologi dengan data MT baik analisis kurva splitting, induction arrows, dan diagram polar. Korelasi tersebut memperlihatkan adanya kontrol struktur yakni Sesar Sm dan Cg terhadap hadirnya zona main conductor. Zona pemboran diorientasikan sebelah Selatan Sesar Sm berarah NW-SE, dimana berdasarkan kemiringan struktur Sm ini mengarah NE-SW.

ABSTRAK
One of the geothermal exploration target is a zone of high permeability, which is usually associated with a lot of structure. Geological mapping of the structure is only able to show the structure of the surface. Continuity of structures beneath the surface difficult to detect. However, to look for structure, can be done by using the methods of structural analysis magnetotellurics (MT), such as, the induction arrows, splitting curves and polar diagram. By using induction arrow and diagram polar we can map the presence of anomalous conductive. Spliting the MT curve data at high frequency range usually occurs because of the structure below the surface. Forward 3-D modeling was done to ensure the structure of the region, with a more simple synthetic models are based on 3-D inversion results. The results of the Field "S" shows a correlation between the geological structure of the data is good MT splitting curve analysis, Induction Arrows, and a polar diagram. The correlation shows that the control structure of the Sm and Cg Fault zone to the presence of the main conductor. Zone drilling is oriented southern Sm Fault trending NW-SE, which is based on the slope of the structure of Sm leads NE-SW."
2016
S64171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmat Nadzaruddin
"Penentuan prospek zona permeabilitas sekuder ditentukan melalui analisis terpadu pengideraan jauh, data geologi, magnetotellurik dan gravitasi. Berdasarkan analisis penginderaan jauh, kelurusan yang berkembang berarah dominan Baratlaut-Tenggara dan Timurlaut-Baratdaya dengan kerapatan 2.5-3.2 km/km2, berkorelasi dengan kemunculan manifestasi dan alterasi yang berkembang didaerah penelitian. Perkiraan zona alterasi dan manifestasi menggunakana Metoda Direct Principal Component DPC pada citra Landsat 7 ETM menghasilkan area terduga seluas 73 km2 dari 160 km2 luasan area penelitian yang terkonfirmasi berdasarkan peta sebaran alterasi dan manifestasi yang berada didalam area terduga. Berdasarkan pemodelan inversi 3D MT dan forward modelling 2D data gravitasi, lapisan claycap bernilai resistivitas < 10 ?m dengan densitas 1.7-1.9 gr/cc merupakan alterasi argilik pada formasi Aimere dan Siutoro. Top of Reservoir TOR ditandai dengan keberadaan alterasi propilitik pada sumur MT-02 berada pada kisaran kedalaman 400-600 mdpl dengan ketebalan reservoar berkisar 800-1000 m dengan nilai resistivitas 10-100 ?m dan densitas 2.1-2.6 gr/cc yang diperkirakan berada pada formasi volkanik tua. Heatsource diperkirakan merupakan tubuh intrusi formasi Bajawa dibagian Timurlaut dan pluton formasi kompleks kerucut breksi volkanik dibagian Baratdaya dengan nilai resistivitas >150 ?m dan densitas 2.7-3.1 gr/cc. Manifestasi berupa mataair panas ML1 dan ML2, fumarol dan kolam lumpur panas diperkirakan merupakan upflow dari sistem geotermal berasosiasi dengan Tinggian Volkanik dengan karakter Fluida 2 Fasa yang berada diatas heatsource dibagian Timurlaut. Perkiraan temperatur reservoar berkisar 200-300°C berdasarkan profil temperatur sumur MT-02 dan geotermometer gas. Delineasi daerah prospek reservoar ditentukan seluas 1.6 km2 berdasarkan hasil depth slice elevasi 400m pemodelan inversi 3D MT. Rekomendasi sumur pemboran trajectory menargetkan sesar F08 Sesar Waeluja mengacu kepada hasil analisis curve splitting, FHD, SVD yang mengkonfirmasi keberadaan struktur bawah permukaan diperkirakan merupakan prospek zona permeabilitas sekuder dengan temperatur dan permeabilitas tinggi.

Prospect identification of secondary permeability zone determined by using integrated analysis of remote sensing, geological, magnetotelluric and gravity data. Lineament pattern characterized the geological structural development dominates on NW SE and SW NE direction with lineament density reach 2.5-3.2 km km2 correlates with the appearance of surface manifestation and alteration zone within research area. Prediction of alteration and manifestation by using Direct Principal Component DPC technique from Landsat 7 ETM image resulting predicted area of 73 km2 out of 160 km2 research area and confirmed by comparing with the alteration and manifestation map from the previous research. 3D MT inversion model and 2D forward modelling gravity resulting geophysical characterization of the geothermal system. Claycap characterize as resistivity value 10 m with density 1.7 1.9 gr cc refer to Aimere and Siutoro argillic altered formation. Top of Reservoar TOR identifies in comparison with log description MT 02 well with the appearance of prophylitic alteration found at elevation of depth 400-600 msl with thickness of reservoir 800 1000m below characterized as resistivity value 10 100 m with density 2.1-2.6 gr cc interpreted as old volcanic formation. Heatsource interpreted as intrusive body of Bajawa formation found on the Northeastern part while at the Southwestern part related with the pluton of the breccia volcanic cone complex with the resistivity value 150 m and the density value 2.7 3.1 gr cc. Surface manifestation lies above the heatsource at Northeastern identified as the upflow zone of the typical Volcanic Associated Geothermal System on High Terrain with the 2 Phase Fluid characteristic. Reservoir temperature predicted 200-300°C based on temperature profile from well MT 02 and gas geothermometer. Delineation of the reservoir prospect area determined 1.6 km2 wide based on depth slice of 3D MT inversion at elevation 400 msl. Recommended trajectory drilling well, targeting F08 fault Waeluja Fault based on the result of confirmation of the occurrence subsurface geological structure using curve splitting, FHD, SVD predicted as the prospect of secondary high permeability zone and high temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Susanti
"Telah dilakukan reprocessing data mentah dari Badan Geologi yaitu : data geolistrik, data geomagnet dan data gravity, diperoleh model konseptual Sistem Panas Bumi daerah Pincara, kabupaten Luwu utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Sistem panas bumi Pincara adalah sistem yang didominasi oleh air Daerah panas bumi Pincara terletak di Masamba, Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis berada pada posisi diantara 02 0 27? 00?? - 02 0 35? 00?? Lintang Selatan dan 120 0 18" 00" - 120 0 26" 00" Bujur Timur.
Pada Model konseptual sistem panas bumi Pincara, diduga merupakan sistem panas bumi outflow berdasarkan pada penyeledikan geokimia oleh badan geologi, dimana mata air panas yang terdapat dipermukaan bersifat bikarbonat dengan pH netral. Sumber panas dan reservoar diduga berada di tenggara penyelidikan hal ini berdasarkan pada data geologi dan peta geologi bahwa di tenggara dipekirakan merupakan pusat erupsi magma yang menyebabkan terbentuknya penggunungan Baliase.
Disebelah tenggara daerah penyelidikan diperkirakan terdapat lapisan impermeabel yang menahan fluida hydrothermal sampai kepermukaan, namun dengan diperkirakan terdapatnya sesar/patahan pada beberapa titik pengukuran berdasarkan pada pemodelan gravity dan data geomagnet, maka fluida hydrothermal tersebut dapat muncul kepermukaan.

The reprocessing data from Geology Office was done to be processed, they are: data geolistrik, data geomagnet and data gravity. It is got the conceptual model system hydrothermal Pincara, district luwu north, province south. System hydrothermal pincara that is dominated by water.
The system hydrothermal Pincara is located in Masamba, district Luwu North, South Sulawesi. Based on geographically it is between 020 27 00 - 020 35 00 latitude south and 1200 18" 00 - 120 0 26" 00 longitude east. Conceptual model system hydrothermal pincara, guessed to be earth hot system outflow based on geokimia survey by geology office, where does hot spring found has bicarbonate with ph neutral. hot source and reservoar guessed to reside in south east this matter quest based on in geology data and geology map that is at south east be centre erupsi magma that causes bentuknya penggunungan baliase.
Beside south east quest region is estimated found layer impermeabel that hold back fluid hydrothermal until kepermukaan, but with estimated dapatnya fault/fracture in several measurements points based on in pemodelan gravity and data geomagnet, so fluid hydrothermal can appear kepermukaan such as those which be seen in picture 5.6 menyekitar points measurement - points sounding.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanto Sudiyanto
"Endapan bijih besi terdapat dalam satuan batuan ultramafik-mafik. Satuan batuan ini terdiri atas gabro dan peridotit yang telah mengalami serpentinisasi. Dalam bijih besi terkandung mineral bijih kromit, magnetit dan hematite. Berdasarkan pada komposisi mineralogi dan kimia, pembentukan endapan bijih besi diduga oleh proses magmatik; kemudian mengalami proses replacement dan oksidasi. Dengan kisaran nilai resistivity 42 -179 ohm.m yang mewakili endapan bijih besi kurang memperlihatkan kontras resistivity yang baik Anomali terbentuk pada nilai induced polarization (IP)-nya dengan kisaran nilai chargeability 24 -107 msec. Dari pemodelan IP 3 dimensi diperoleh model endapan bijih besi berbentuk podform dan lensa-lensa kecil.

Iron ore deposits to be found on the mafic-ultramafic rocks units which consists of serpentinized gabbro and peridotite. The iron ore contains cromite, magnetite and hematite. Base on mineralogy and chemical composition, iron ore deposits is predicted to be formed by magmatic process and occurred a replacement and oxidation processes later. With range of 42 -179 ohm.m resistivity value that represent the ore iron deposits less show well contrast. Anomaly occurre on its induced polarization (IP) value with range of 24 -107 msec chargeability value which represent the iron ore deposit. Of the IP 3D modelling to be found the model of iron ore deposits have the form of podform and small lens."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T30207
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Boko Nurdiyanto Suwardi
"Telah dilakukan analisa potensi panasbumi Kepahiang, Bengkulu menggunakan metode gaya berat dan MT hasil pengukuran dari PSDG. Analisa dilakukan terhadap 286 titik gaya berat dan 37 titik MT yang tersebar di bagian selatan Gunung Kaba hingga mata airpanas Babakan Bogor. Sistem panasbumi Kepahiang berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Kaba yang masih menyimpan panas dari magma sisa. Anomali residual gaya berat menunjukkan struktur yang mengontrol airpanas Sempiang diperkirakan sesar Sempiang yang berarah hampir utara-selatan. Sedangkan airpanas Babakan Bogor dikontrol oleh sesar Sumatera. Batuan penudung tersebar di sekitar airpanas Sempiang mulai dekat permukaan tanah dengan ketebalan antara 1500 meter hingga 2500 meter. Batuan penudung merupakan satuan Lava Kaba Muda dengan nilai tahanan jenis <10 Ohm-m dan densitas 2.2 gr/cm3. Reservoir panasbumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung tersebar di sekitar airpanas Sempiang dengan nilai tahanan jenis 10-60 Ohm-m dan densitas 2.4 gr/cm3. Puncak reservoir ini diperkirakan pada kedalaman sekitar 1500 meter, batuan ini merupakan produk Vulkanik Kaba Tua baik berupa lava ataupun piroklastik. Area prospek panasbumi Kepahiang berada di sekitar mata airpanas Sempiang dibatasi oleh kontras tahanan jenis dan sesar yang mempunyai luas area 19 km2 dan potensi panasbuminya dengan asumsi temperatur resevoir 250 0C (geokimia) adalah sebesar 133 Mwe. Perhitungan potensi panasbumi ini termasuk dalam klasifikasi cadangan terduga yaitu luas dan ketebalan reservoar serta parameter fisik batuan dan fluida diestimasi berdasarkan data ilmu kebumian detil terpadu yang digambarkan dalam model tentatif.

An analysis of geothermal potential in Kepahiang-Bengkulu area, using gravity and MT measurements of PSDG has been done. The analysis was conducted on 286 gravity points and 37 MT points spread over the southern part of Mount Kaba to Babakan Bogor hot springs. Kepahiang geothermal system is related to the volcanic activity of Mount Kaba which is still preserving the residual heat from the magma. Based on the gravity residual anomaly, the structure that controls the emerging Sempiang hot springs is estimated to be Sempiang fault that in near north-south direction, while Babakan Bogor hot springs is estimated to be controlled by the Sumatra fault. The cap rocks scatter around Sempiang hot springs start from near ground surface with thickness of between 1500 meters to 2500 meters. Cap rock is a unit of Lava Kaba Muda with resistivity < 10 Ohm-m and 2.2 gr/cm3 in density. Geothermal reservoir is estimated to be located under the cap rocks scatter around Sempiang hot springs as indicated by values of 10-60 Ohm-m in resistivity and 2.4 gr/cm3 in density. The top of reservoir is estimated to be 1500 meters below the ground surface, these rocks are Kaba Tua volcanic products in form of either lava or pyroclastic. Kepahiang geothermal prospect area scatters 19 km2 wide around Sempiang hot springs which is bound by contrast resistivity and fault. It has potential geothermal of 133 MWe with the assumption of reservoir temperature (geochemistry) is 250 0C. Calculation of geothermal potential is included in the classification of expected reserves, as well as the extent and thickness of reservoir rock and fluid physical parameters are estimated based on data integrated geosciences detail depicted in the model tentatively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munazyi
"Wayang windu merupakan sistem panasbumi yang terletak di daerah Pengalengan, 35 km di selatan Kota Bandung. Sistem panasbumi yang berada di Bandung Volcanic Complex ini merupakan salah satu sistem panasbumi dengan temperatur dan entalpi yang tinggi. Model sistem panasbumi ini tergolong unik karena merupakan transisi dari sistem dominasi uap dan sistem dominasi air. Keberhasilan dalam eksplorasi maupun dalam proses pengembangan sistem panasbumi ini salah satunya ditentukan oleh keberhasilan mengidentifikasi struktur. Microearthquake (MEQ) merupakan metode yang cukup efektif untuk mendeteksi struktur dengan cara mendengarkan renspon alamiah dari perubahan stress dan strain dari batuan dalam bentuk gempa mikro. Waktu tiba gelombang P dan S serta identitas sinyal dilakukan penghitungan untuk mendapatkan hiposenter dengan menggunakan Hypo71. Model kecepatan yang digunakan adalah satu dimensi yang homogen dengan rasio Vp terhadap Vs adalah 1.79. Kemudian, relokasi hiposenter dilakukan dengan algoritma Double Difference dengan fase gelombang P meliputi data katalog dan data pasangan event yang memiliki similaritas yang tinggi berdasarkan hasil korelasi silang. Setelah melakukan relokasi dengan HypoDD, didapatkan distribusi hiposenter yang cukup logis dari bentuknya yang memiliki ekstensi horisontal dan vertikal serta memiliki RMS yang minimal. Kemudian, distribusi hiposenter hasil relokasi divisualisasikan dengan GeoSlicer-X untuk kemudian dilakukan konfirmasi dengan data struktur geologi dan data Magnetotellurik untuk menguji validitas dari distribusi hiposenter yang berhasil dihitung. Hasilnya, distribusi hiposenter berada pada batas antara heatsource dan reservoir yang juga memiliki kesesuaian terhadap struktur di permukaan. Interpretasi kaitan MEQ dengan aktivitas injeksi menghasilkan prediksi persebaran fluida ke arah timur dan selatan berdasarkan proyeksi vertikal dari distribusi hiposenter.

Wayang Windu Geothermal System lies at Pangalengan, 35 kilometers South of Bandung. The Geothermal System that located in Bandung Volcanic Complex has high temperature and high enthalpy. This is very unique geothermal system because it is the transition of vapor dominated and liquid dominated system. To make the exploration success for, the main factor is determined to structure identification. Microearthquake (MEQ) is efficient method to detect the structure by sensing every change of natural response in form earthquake that less than 3 richter scale. First arrivals time and characteristics of signal are calculated to get the hypocenter using Hypo71 (Geiger Algorithm). This calculation uses velocity model with homogeny seven layers with ratio Vp/Vs is 1.79. After that, the Double Difference algorithm with P phase is used to relocate the hypocenter using catalog data and high similarities of event pair determined by cross correlation. After relocating hypocenter using HypoDD, hypocenters distribution becomes more plausible because of the shape that has vertical and horizontal extension with minimum RMS residual. Then, the hypocenters are visualized using GeoSlicer-X to be confirmed and checked by geological structure and magnetotelluric data. The result shows that hypocenters not only lie at boundaries of low and high resistivity (heatsource) but also firmed with the geological structure orientation. Interpretation of MEQ and fluid injection activities shows fluid flow prediction that head for southern and eastern of injection well.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>