Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kamelia Naser
"Serbuk “DF” merupakan suplemen yang mempunyai komposisi berupa DRibosa, L-Karnitin fumarat, Koenzim Q10 dan magnesium. Suplemen ini di duga dapat meningkatkan trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan
diharapkan dapat membantu penyembuhan penyakit demam berdarah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa serbuk DF dapat meningkatkan jumlah trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, dan bentuk sel darah pada tikus yang dibuat anemia. Serbuk “DF” diberikan secara oral pada 35 ekor tikus jantan yang masing-masing diberikan kedalam lima kelompok. Kelompok I merupakan
kelompok kontrol normal dan kelompok II adalah kelompok kontrol anemia hanya diberikan larutan CMC 0,5%, sedangkan kelompok III, IV dan V masingmasing
diberikan dosis sebesar 5.4 g/kg bb tikus, 10.8 g/kg bb tikus dan 21.6 g/kg bb tikus. Darah diambil pada keadaan anemia dan pada hari ke-6 setelah pemberian obat untuk dilakukan penghitungan jumlah trombosit, penetapan kadar
hemoglobin dan kadar hematokrit. Hasil uji statistik ANAVA menunjukkan perbedaan secara bermakna antar kelompok perlakuan maupun dengan kelompok kontrol normal dan kontrol anemia (a ≤ 0,05). Pengamatan bentuk sel darah dinilai dengan cara membandingkan kelompok kontrol sebagai bentuk sel darah yang normal dengan kelompok variasi dosis. Dari pengamatan mikroskopis,
bentuk sel darah pada tikus antara kelompok dosis I, II, III, menunjukkan bentuk sel darah yang normal, dibandingkan pada saat anemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Serbuk “DF” selama 6 hari mempengaruhi jumlah trombosit, kadar hemoglobin, kadar hematokrit dan bentuk sel darah tikus putih adalah dosis II."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S33085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Kamala
"Defisiensi zat gizi mikro terutama vitamin A, zat besi dan yodium, masih
tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Di antara berbagai
intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan status gizi mikro penduduk adalah
dengan pelaksanaan fortifikasi pangan. Tujuan dari mikroenkapsulasi vitamin A
palmitat dengan menggunakan gelatin-akasia secara koaservasi kompleks adalah
untuk mengubah bentuk vitamin A menjadi serbuk yang dapat melindungi inti
dari pengaruh luar sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku fortifikasi
pangan. Mikrokapsul vitamin A dibuat dengan perbedaan konsentrasi inti dan
penyalut 1:1, 1:2, dan 1:3. Mikrokapsul lalu diuji meliputi ukuran partikel, bentuk
dan morfologi, kadar air dan stabilitas mikrokapsul. Hasil uji stabilitas
mikrokapsul vitamin A palmitat setelah penyimpanan selama 4 minggu baik pada
suhu ruang maupun oven 40 °C menunjukkan bahwa mikrokapsul dengan
perbandingan inti-penyalut 1:3 lebih stabil dibandingkan 1:1 dan 1:2. Penurunan
kadar vitamin A dalam mikrokapsul yang disimpan dalam oven suhu 40 °C lebih
besar dibandingkan suhu ruang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Devy Febriyani
"Perubahan lingkungan telah terjadi di Teluk Jakarta diakibatkan pencemaran oleh sampah dan banyaknya limbah industri yang semakin meningkat, namun dalam kondisi yang sedemikian tercemar masih ditemukan kenyataan lain bahwa beberapa jenis ikan, udang, kerang masih dapat ditemui di teluk Jakarta yang masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar tembaga, kadmium, dan timbal yang menyemari udang jerbung dan udang pacet dan untuk mengetahui apakah kandungan ketiga logam tersebut masih dalam batas aman untuk dikonsumsi mayarakat. Preparasi awal dilakukan dengan mencuci udang, pisahkan bagian badan, kulit, dan kepala, lalu keringkan dalam oven pada suhu 60° C selama 24 jam, setelah kering blender hingga menjadi serbuk.lalu destruksi dengan HNO3 65% di atas lempeng pemanas dalam lemari asam. Diperoleh rata-rata kadar tembaga dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 1,07 0,05; 2,23±0,08;4,30 0,29; 5,28 ± 0,13; 4,26 0,21; dan 11,86 ± 0,38 mg/kg. Rata-rata kadar kadmium dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 1,010,05; 0,69 ± 0,02; 0,83±0,11; 0,61 ± 0,02; 0,64 0,06; 0,80± 0,03 mg/kg. Rata-rata kadar timbal dalam badan, kulit, kepala udang jerbung dan udang pacet dalam sampel (bobot basah) yang diteliti berturut-turut adalah 0,21 ± 0,00; 0,48 ± 0,011,170,00; 0,56 0,00; 0,82 ± 0,00; 0,67 ±0,00 mg/kg. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tembaga, kadmium, dan timbal terdeteksi pada seluruh sampel dan masih dalam batas aman dikonsumsi berdasarkan maksimum kadar tembaga, kadmium, dan timbal yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu sebesar 20,0 mg/kg, 1,0 mg/kg, dan 2,0 mg/kg."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S33138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Kusumawati
"ABSTRAK
Serbuk "DF" merupakan suplemen, dengan komposisi berupa D-ribosa, L-karnitin fumarat, koenzim Q10, dan magnesium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian serbuk "DF" terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit, dan laju endap darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan anilin. Serbuk "DF" diberikan secara oral pada 35 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan lebih kurang 150 gram yang dibagi ke dalam lima kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal diberikan larutan CMC 0,5% dan tidak diinduksi dengan anilin. Kelompok II sebagai kontrol anemia diinduksi dengan anilin kemudian diberikan CMC 0,5% selama 6 hari, kelompok III, IV, dan V masing-masing diberi bahan uji dengan dosis sebesar 5,4 g/kg bb tikus (dosis 1), 10,8 g/kg bb tikus (dosis 2), dan 21,6 g/kg bb tikus (dosis 3) selama 6 hari setelah diinduksi. Pemeriksaan dilakukan terhadap kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah leukosit dan laju endap darah setelah diinduksi dengan anilin dan setelah hari ke-6 pemberian bahan uji. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian serbuk "DF" dengan dosis 2, dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah eritrosit lebih baik daripada dosis 1 dan dosis 3 jika dibandingkan dengan kontrol normal, namun tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah leukosit dan laju endap darah tiap kelompok tikus selama pengujian.
ABSTARCT
DF pulvis is a supplement, consists of D-ribose, L-carnitin fumarate, coenzyme Q10 and magnesium. This research aimed to investigate the influence of "DF" pulvis distribution towards of hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats induced with aniline. "DF" pulvis was given orally to each 35 male Sprague Dawley rats with weight about 150 g that had been classified into 5 groups. Group I as a normal control, was given 0.5% CMC suspension and not inducted with aniline. Group II as an anemia control, was inducted with aniline followed by 0.5% CMC suspension for 6 days, group III, IV, V were given the test material with dosage of 5,4 g/kg body weight of rat (dose 1), 10,8 g/kg body weight of rat (dose 2), and 21,6 g/kg body weight of rat (dose 3) for 6 days respectively, after being inducted. Cross-examination was done by monitoring the hemoglobin level, erythrocyte counts, leucocytes counts, and erythrocyte sedimentation rate in white male rats after being inducted with aniline and after the 6'h day were given the test material. Result findings showed that "DF" pulvis with dose 2 could increase the level of hemoglobin and erythrocyte counts higher than dose 1 and dose 3 after comparing with normal control, but there was no significant difference between the leucocytes counts and erythrocyte sedimentation rate among the experiment groups during the testing. "
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S32723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amitri Inggardiayu HP
"Kelapa kopyor adalah kelapa dengan daging buah yang membentuk gumpalan-gumpalan dan menjadi satu dengan air kelapa. Vitamin E merupakan salah satu komponen yang terkandung dalam daging buahnya, yang berkhasiat menghambat proses oksidasi dan pembentukan radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kandungan vitamin E dalam daging buah kelapa kopyor tua secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sampel berupa santan dari daging buah kelapa kopyor tua yang disaponifikasi dengan kalium hidroksida dan asam askorbat sebagai anti oksidan kemudian diekstraksi dengann-heksana. Analisis dilakukan secara KCKT menggunakan kolom fase terbalik C18 Kromasil? (25 cm x 4,6mm) dengan fase gerak metanol dan kecepatan alir 1,0 mL/menit. Hasil validasi menggunakan standar vitamin E memberikan linearitas kurva kalibrasi 0,99993 dengan batas deteksi dan kuantitasi masing-masing 0,38 μg/mL dan 1,29 μg/mL. Hasil uji keterulangan vitamin E memberikan nilai koefisien variasi di bawah 2% dan hasil uji perolehan kembali vitamin E dalam matriks kelapa kopyor adalah 99,45%. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam 100 g santan dari daging buah kelapa kopyor tua mengandung vitamin E sebesar 0,0653 mg."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32935
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Hamidah
"Gliklazida merupakan obat antidiabetes tipe II golongan sulfonilurea yang
berdasarkan BCS (Biopharmaceutical Classification System) termasuk ke dalam
golongan kelas II yaitu golongan yang memiliki kelarutan yang rendah dan
permeabilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan kelarutan dari
gliklazida dapat dilakukan dengan cara sistem dispersi padat. Pada penelitian ini
dispersi padat dibuat menggunakan pembawa PVP dan penambahan
superdisintegran Kollidon Cl. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan superdisintegran Kollidon Cl terhadap laju disolusi tablet gliklazida
dalam sistem dispersi padat. Dispersi padat gliklazida-PVP (formula A) dibuat
dengan perbandingan 1:1, gliklazida-PVP-kollidon Cl (formula B) 1:1:0,1 dan
campuran fisik gliklazida-PVP-kollidon Cl (Formula C) 1:1:0,1 menggunakan
metode pelarutan. Hasil menunjukkan kelarutan gliklazida dalam dispersi padat
meningkat sebesar 39,27% dibandingkan dengan gliklazida standar sedangkan
dengan adanya penambahan superdisintegran kolidon Cl kelarutan gliklazida
menurun sebesar 10,30% dibandingkan dengan gliklazida standar sedangkan pada
pengujian disolusi tablet peningkatan pelepasan gliklazida dalam dispersi padat
meningkat 50,92% dibandingkan campuran fisik dan adanya penambahan
superdisintegran kolidon Cl menurun sebesar 30,23% dari campuran fisik. Dari
hasil perhitungan disolusi terbanding formulasi tablet yang dibuat tidak
menunjukkan adanya persamaan profil disolusi dengan tablet X."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33154
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library