Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Multi
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun generator sinkron fluks aksial rotor belitan (AFWR) tiga fasa dengan pengaturan arus eksitasi. Generator yang dirancang mempunyai kapasitas skala kecil dengan tegangan, daya dan kecepatan masing-masing 380 V, 1 kW dan 750 rpm. Stator dan rotornya terbuat dari inti besi laminasi yang mempunyai alur. Generator ini mempunyai satu stator dua sisi alur yang dililit yang diletakkan diantara rotor ganda. Mesin fluks aksial pada umumnya menggunakan magnet permanen yang terpasang pada rotor. Penggantian magnet permanen dengan belitan yang terletak pada rotor akan menjadikan fluksnya dapat diatur dengan mengatur arus yang melalui kumparan medan. Pada prinsipnya perancangan elektromagnetik dan mekanik mesin fluks aksial rotor belitan hampir sama dengan mesin fluks radial. Mesin yang satu berbentuk piringan dan lainnya berbentuk silinder. Mesin fluks aksial mempunyai keuntungan-keuntungan dibandingkan dengan mesin fluks radial. Perancangan generator sinkron ini dimulai dengan menentukan spesifikasi dari mesin. Untuk selanjutnya dilakukan pemilihan bahan dan pemilihan parameter disain. Sebelum proses perancangan terhadap rangkaian listrik, rangkaian magnetik dan mekanik dilakukan, terlebih dahulu diasumsikan parameter optimisasi terkait dengan spesifikasi mesin. Perancangan dihitung dengan perangkat lunak Matlab dan digambar dengan SolidWorks. Pada akhir dari proses perancangan ini diharapkan performansi mesin terpenuhi. Bila performansinya belum terpenuhi, maka proses perancangan perlu diulangi dengan mengubah parameter optimisasi. Bila performansi telah terpenuhi, maka lembar data perancangan dapat dicetak. Proses optimisasi dalam perancangan mesin bertujuan agar diperoleh efisiensi yang lebih tinggi dengan berpatokan pada daya output yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam perancangan generator AFWR, efisiensi dapat dioptimalkan dengan mengubah parameter optimisasi seperti celah udara, tegangan eksitasi, jumlah lilitan stator per fasa dan diameter konduktor stator. Sedangkan dalam prakteknya parameter optimisasi yang dapat diubahubah adalah celah udara dan tegangan eksitasi. Dengan melakukan optimisasi diperoleh solusi terbaik pada celah udara 0,5 mm dan tegangan eksitasi 10 V dengan efisiensi 85%. Mesin sinkron AFWR tiga fasa ini mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mesin jenis lainnya yang mempunyai daya output 1 kW. Jumlah konduktor per alur pada stator dan rotor dijadikan patokan untuk dilakukan penggulungan. Perubahan jumlah lilitan dan diameter konduktor masih memenuhi persyaratan untuk faktor pengisian alur. Dari beberapa jenis pengujian menunjukkan bahwa perancangan generator ini telah sesuai dengan parameter-parameternya. Hasil pengujian hambatan kumparan pada satu sisi alur stator diperoleh gambar ketiga gelombang tegangan kumparan fasa tersebut berimpit. Hal ini menunjukkan keseimbangan hambatan antara ketiga kumparan stator. Pada pengujian perubahan celah udara diperoleh bahwa semakin besar celah udara, maka semakin besar tegangan eksitasi yang dibutuhkan, untuk menghasilkan tegangan terminal 380 V pada beban nol dengan celah udara 0,3 mm, 0,5 mm dan 0,7 mm diperlukan tegangan eksitasi masing-masing 5,5 V, 5,61 V dan 6,94 V. Berdasarkan hasil pengujian berbeban, diperoleh celah udara yang optimal adalah 0,5 mm. Efisiensi generator sinkron AFWR dari hasil pengujian pada celah udara 0,5 mm diperoleh 61,61 % pada beban penuh dengan tegangan eksitasi 10,85 V. Efisiensi yang rendah tersebut disebabkan oleh tiga faktor: hambatan kumparan stator dan arus eksitasi yang tinggi, laminasi inti besi yang tidak terisolasi dengan cukup baik dan ketidakrataan celah udara.
The generator designed in this research is three phase axial flux wound rotor (AFWR) synchronous generator with controlling the field current. It is small-scale capacity with terminal voltage, power and speed are 380V, 1 kW and 750 rpm respectively. The stator and the rotor are made from slotted lamination core. The generator has a single double-sided slotted wound stator sandwiched between twin rotor. The axial flux machine generally uses permanent magnets mounted on the rotor. Replacing the permanent magnet with a winding in the rotor, makes it possible to control the flux by varying the current flowing into the field winding. In principle, the electromagnetic design of AFPM machines is similar to its radial flux PM (RFPM) counterparts with cylindrical rotors. One of the machines is a disc-type mechine and the other is cylindrical-type machine. The axial flux (AF) machines have a number of distinct advantages over radial flux machines (RFM). The design of synchronous generator is started with determining the specifications of the machine, then selecting materials and assigning design parameters. Before processing the design of the electrical circuit, the magnetic circuit and the mechanics, it is first assumed the parameter optimizations associated with the specification of the machine. The design is calculated by Matlab program and drawn by Solidwork software. It is expected at the end of the design process, the performance of the machine meets the requirements. If the performance has not met yet, then the design process should be repeated by changing optimization parameters. If the performance has been met, the design data sheet can be printed. The process of optimization in the design of the machine aims to obtain higher efficiency with power output fixed previously. In the design of AFWR generator, the efficiency can be optimized by changing optimization parameters such as air gap, excitation voltage, number of stator turns per phase and stator conductor diameter. While in practice, parameters which can be varied are the air gap and the excitation voltage. Varying the parameter optimization, it results the best solution in the air gap and the exctation voltage of 0,5 mm and 10 V respectively with the efficiency of 85%. Three phase AFWR synchronous machine has higher efficiency than the other machine types having the output power of 1 kW. The number of conductors per slot in the stator and the rotor becomes a reference for winding. The change of the number of turns and conductor diameter still meets the requirement for slot fill factor. From some type of tests, they show that the generator design matches their parameters. The result of winding resistance test in one side of stator slot shows the three waves of phase winding voltage coincide with each other. It shows that the resistance of the three stator windings are balanced. In the test of air gap changes, it is obtained that the wider the air gap, the higher the excitation voltage is needed. In order for the terminal voltage to be 380 V in the air gap of 0,3 mm, 0,5 mm and 0,7 mm, the excitation voltage supplied to the rotor must be 5,5 V, 5,61 V and 6,94 V respectively. According to the load test, the optimal air gap is 0,5 mm. From the result of test, the efficiency of AFWR synchronous generator at the air gap of 0,5mm is 61,61 % at full load with the excitation voltage of 10,85 V. This low efficiency of the machine is caused by three factors: the high stator winding resistance and field current, inedequately isolated core laminations and the nonuniform air gap.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1946
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewanto Rahman Hartono
Abstrak :
Salah satu solusi yang dapat dilakukan terhadap permasalahan ketiadaan listrik yaitu pembuatan alat pembangkit listrik tenaga manusia. Alat ini merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik dari kayuhan sepeda menjadi energi listrik pada generator. Roda belakang sepeda dihubungkan pada puli generator dengan menggunakan sabuk. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator akan disimpan pada akumulator yang nantinya akan digunakan untuk beban dasar rumah tangga yaitu 1 buah televisi 58 watt dan 4 buah lampu masing-masing 8 watt. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, kecepatan putar minimum generator agar dapat mengisi akumulator yaitu 900 rpm. Kecepatan putar generator akan berbanding lurus dengan tegangan dan arus keluaran generator. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi akumulator dari keadaan kosong hingga penuh adalah sekitar 11,13 jam dengan kecepatan kayuhan sepeda sebesar 18,8 km/jam dimana metode kayuhan sepeda dilakukan selama 30 detik dengan waktu istirahat 60 detik yang dilakukan secara kontinu. Lama waktu pengosongan akumulator dari keadaan penuh hingga tidak dapat menyuplai beban listrik adalah sekitar 4 jam. ...... One of the solution that can be solved about un-electrified problem is construct a human resource electric generator. This tool is a tool that can convert mechanical energy from pedaling bicycle into electrical energy in the generator. Wheel bicycle is connected to generator by using a belt. The electrical energy that produced by generator will be stored in accumulator that will be used to supply home base loads such as 1 piece of television 58 watt and 4 piece of lamps 8 watt. Based on laboratory tests, the minimum rotating speed of the generator in order to charge accumulator is 900 rpm. Rotating speed of generator will be directly proportional to output voltage and current of generator. Duration that required to charge the accumulator from empty to full charge state is about 11.13 hours by pedaling speed of 18.8 km/hour where the method of pedaling a bicycle for 30 seconds with 60 seconds take a break and it is done continuously. Duration that required for discharging accumulator test from full state to empty or cannot be able to supply the electrical load is approximately 4 hours.
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2014
S56273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Felix Larry F.
Abstrak :
Fenomena tegangan lebih peralihan merupakan salah satu permasalahan kualitas daya sistem tenaga listrik karena akan terjadi kenaikan tegangan dengan waktu yang sangat cepat yang menggangu sistem. Tegangan lebih peralihan pada sistem tenaga listrik secara garis besar bersumber dari surja hubung dan surja petir. Surja hubung ini terjadi pada saat pensaklaran beban listrik, sedangkan surja petir berasal dari adanya sambaran petir pada rangkaian listrik. Surja hubung merupakan sumber tegangan lebih peralihan yang paling sering terjadi pada peralatan listrik karena hampir semua peralatan listrik mempunyai saklar untuk menyambung dan memutus beban tersebut dengan sumber listrik. Pada saat terjadi pensaklaran pada suatu rangkaian listrik yang memiliki komponen kapasitor akan terjadi pengisian dan pelepasan energi secara cepat yang menimbulkan perubahan paramater listrik berupa arus dan tegangan yang sangat cepat pada sistem. Komputer merupakan salah satu beban peralatan listrik yang dapat menimbulkan tegangan lebih ketika dilakukan penutupan saklar. Pada komputer terdapat komponen resistor, induktor dan kapasitor yang mempengaruhi bentuk dan besarnya tegangan lebih peralihan yang terjadi. Tegangan lebih peralihan ini juga dilakukan pemodelannya pada beban RLC murni untuk melihat tegangan lebih yang terjadi saat dilakukan pensaklaran terhadap variasi beban resistor, induktor dan kapasitor. Dengan adanya simulasi ini akan digunakan untuk membandingkan tegangan lebih yang terjadi dengan tegangan lebih pada beban komputer. ......Fenomena of transient over voltage is one of power system quality problem because the level of voltage will increase with very fast time that it will bother the system. Transient over voltage in power system sourced from switching surge and lighting surge. Switching surge occured when switching load, meanwhile lighting surge sourced from clap on electric circuit.Switching surge is the most of sourced transient over voltage on electrical equipment because most of them have switch for connected and cut off load from sourced. When swtiching occur on an electric circuit that has capacitor will happen charging and discharging energy fast which create electric paramater transformation very fast such as current and voltage on system. Computer is one of electrical equipment which create over voltage while closing the switch. On a computer, there is resistor component, induktor, and capacitor that affect form and level of transient over voltage that occur. This transient over voltage is modeled with simulation on RLC load to see the over voltage that occured when switching on varity of resistor load, induktor and capacitor. This simulation will be used to compare the over voltage which occured with the over voltage on computer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Indarto
Abstrak :

Transformator tenaga merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengubah tegangan dalam sistem transmisi dan distribusi. PD (partial discharge) merupakan parameter penting untuk menentukan kondisi kesehatan isolasi transformator. Proses penelitian dimulai dengan analisis kegagalan, investigasi pengaruh perekat silinder belitan, proses manufaktur dan disain isolasi antar belitan terhadap nilai PD. Sumber PD material isolasi padat berasal dari rongga, ruang kosong, ketidaksempurnan dan kelembaban. Sedangan pada isolasi cair berasal dari kelembaban, kandungan partikel dan gelembung. Hasil investigasi sumber PD adalah isolasi padat (63%), terutama silinder belitan (23%). Proses manufaktur yang mempengaruhi nilai PD adalah durasi pengeringan, durasi vakum dan peresapan minyak, serta tipe perekat pada silinder belitan. Durasi pengeringan yang optimum untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70 pC, dipengaruhi oleh berat isolasinya. Durasi vakum dan impregnasi minyak yang optimum adalah 57 jam dan 75-120 jam. Sedangkan jenis perekat yang sesuai untuk mendapatkan nilai PD dibawah 70pC adalah tipe casein, karena struktur berporinya membuat peresapan minyak lebih baik. Hasil tersebut didukung oleh morfologi menggunakan Scanning Electron Microscopy. Hasil simulasi disain isolasi antar belitan menunjukan bahwa untuk mendapatkan nilai PD yang rendah, tidak hanya dengan menurunkan nilai aktual maximum stress voltage saja, namun harus dipertimbangkan juga voltage inception level.


Power transformer is important parts in an electric power system that change voltage in the transmission and distribution system. Partial discharge (PD) is crucial parameter to define the health condition of transformer insulation. The research process begins with the failure analysis, investigation adhesive type, manufacturing process and insulation design between winding to PD value. The sources of PD in solid insulation material come from void, cavity, impurity, and moisture. While in liquid insulation, it come from moisture, particle, and bubble. The investigation results showed that solid insulation is the highest value of PD source (63%), especially cylinder winding (23%). The manufacturing process that affect PD value are drying, vacuum, oil impregnation and adhesive usage on winding cylinder. To achieve PD below 70 pC, drying time is influenced by the insulation weight. Optimum vacuum and impregnation time are 57 and 75-120 hours. The type of adhesive to obtain PD value below 70 pC is the casein, due to its porous structure can make the oil absorb better. This result is supported by morphological analysis using Scanning Electron Microscopy. The result of insulation design between winding showed that to achieve low PD value, must be considered both reducing actual value of maximum stress voltage.

 Keywords— partial discharge; power transformer; manufacturing process; insulation design, adhesive

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sunawar
Abstrak :
Pengguna kendaraan sering harus memarkir kendaraan pada ruang terbuka yang terpapar panas matahari langsung, yang mana pada saat kondisi terik, temperatur didalam kabin mobil meningkat jauh dibanding kondisi temperatur luar. Temperatur di dalam kabin dapat mencapai lebih dari 60°C dalam waktu kurang dari 60 menit, yang tentunya dapat membahayakan bagi manusia ataupun bagi benda-benda didalam kendaraan serta menimbulkan kerusakan bagi material mobil itu sendiri. Disertasi ini akan melihat pola distribusi temperatur mobil yang diparkir di bawah sinar matahari langsung di iklim tropis Indonesia, sehingga diperoleh pola data temperatur tertinggi dan terendah di dalam kabin mobil selama waktu pemanasan 60 menit. Pengujian dilakukan dengan menggunakan model mobil asli dan menggunakan model skala untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dengan memodelkan mobil menjadi suatu sumber panas konstan dengan prinsip konduksi thermodinamika, panas yang dihasilkan didalam kabin dimanfaatkan untuk mendapatkan energi listrik menggunakan modul thermoelektrik. Penggunaan modul thermoelektrik sebagai sumber energi tidak memerlukan tenaga dari mesin mobil yang memboroskan pengunaan bahan bakar minyak. Penggunaan modul thermoelektrik yang diletakkan di atap seluas 1 m2 diperkirakan dapat menghasilkan daya sampai dengan 14,7W dengan simulasi diperoleh penurunan suhu sebesar 1°C. Dengan penurunan temperatur tersebut diharapkan dapat mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat panas dan meringankan kerja sistem pendingin mobil. ......Vehicle users often have to park vehicles in open spaces that are exposed to direct heat, which during hot conditions, the temperature in the cabin of the car increases considerably compared to the conditions of outside temperaturs. The temperature in the cabin can reach more than 60 ° C in less than 60 minutes, which of course can be dangerous for humans or for objects in the vehicle and cause damage to the material of the car itself. This dissertation will look at the temperature distribution patterns of cars parked in direct sunlight in Indonesias tropical climate, so that the highest and lowest temperatur data patterns are obtained in the cabin of the car during a 60 minute warm up time. Testing is done using the original car model and using a scale model to get more accurate results. By modeling the car into a constant heat source with the principle of thermodynamic conduction, the heat generated in the cabin is used to obtain electrical energy using a thermoelectric module. The use of a thermoelectric module as an energy source does not require power from a cars engine which wastes the use of fuel oil. By using a thermoelectric module that is placed on a roof of 1 m2 it is estimated that it can produce power up to 14,7W with a target of decreasing the temperatur inside the cabin to reach 1 degrees compared to without the addition of modules. With the decrease in temperatur is expected to reduce the dangers that may arise due to heat and ease the work of the car cooling system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2715
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainil Syafitri
Abstrak :
Penggunaan motor induksi linier untuk kereta magnet memiliki tantangan dalam menjaga kestabilan dan keamanannya karena gaya yang timbul akibat adanya interaksi fluks magnetik antara magnet permanen dan inti besi, yang menyebabkan timbulnya getaran dan kebisingan yang disebut dengan gaya deten. Salah satu sumber timbulnya gaya deten adalah efek ujung akhir yang timbul karena terputusnya lintasan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan perancangan dan perhitungan bentuk gigi diujung akhir menjadi bentuk melengkung cekung dimana berdasarkan penelitian sebelumnya dengan bentuk melengkung cembung di gigi akhir pada motor sinkron linier berhasil menurunkan sebagian dari efek karena ujung akhir. Pada penelitian ini perancangan dan perhitungan bentuk melengkung dari gigi diujung lintasan dilakukan dengan membuat model menggunakan pendekatan persamaan parabola, hiperbola dan eksponensial dengan dimensi bidang X, Y, Z sebesar 660mm x 360mmx 360 mm. Pengambilan data untuk kerapatan magnet dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ansis dengan meshing 10 mm sedangkan perhitungan besarnya gaya deten berdasarkan persamaan matematis dilakukan menggunakan perangkat lunak MatLab. Perhitungan besarnya gaya deten dengan menggunakan MatLab menghasilkan nilai tertinggi untuk pendekatan parabola sebesar 0,07882 N dan nilai terendah 0.00579 N, dengan pendekatan hiperbola menghasilkan nilai tertinggi 0,303 N untuk nilai k besar dan 0,00645 N untuk nilai k kecil dan pada pendekatan eksponensial nilai tertinggi 0,00045N dan nilai terendahnya 0,00034N. ......The use of linear induction motors for magnetic trains deals with challenges in maintaining stability and safety because of the forces that arise due to the interaction of magnetic fluxs between the permanent magnets and the iron core, which causes vibrations and noise called detent forces. One of the detent force sources is the end effect that occurs due to limitations in the track. To solve this problem, designing and calculating the tooth shape at the end into a concave curved shape based on previous research with a convex curved shape for in the last tooth on a linear synchronous motor succeeded in reducing some of the effects due to the end teeth. In this study, the design and calculation of the tooth's curved shape at the end of the track was conducted by making a model using the parabolic, hyperbole, and exponential equation approach. The dimensions X Y Z planes of 660mm x 360mmx 360 mm. Data collection for magnetic density was carried out with the help of Ansis software with a meshing of 10 mm. In contrast, the amount of detent force based on mathematical equations was carried out using MatLab software. The detent force calculation using MatLab produces the highest value for the parabolic approach of 0.07882 N. The lowest value is 0.00579 N. With the hyperbolic approach, it reaches the highest value, 0.303 N for large k values and 0.00645 N for small k values . In the exponential value approach, the highest value is 0.00045N, and the lowest value is 0.00034N%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
Abstrak :
Skema load shifting merupakan strategi krusial dalam upaya menekan biaya pokok penyediaan (BPP) dalam sistem pembangkitan energi. Penelitian ini mengeksplorasi dua pendekatan utama dalam pelaksanaan load shifting: yang pertama, secara aktif melalui pemanfaatan Battery Energy Storage System (BESS), dan yang kedua, secara partisipatif dengan menerapkan tarif dinamis. Fokusnya adalah pada simulasi kedua skema ini dalam jangka waktu mendatang, khususnya mengantisipasi penetrasi masif PLTS dalam lima tahun ke depan di wilayah Sistem Jawa-Madura-Bali. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik implementasi BESS maupun penerapan tarif dinamis Time of Use (TOU) efektif dalam meningkatkan efisiensi pembangkitan listrik. Studi ini juga mengidentifikasi karakteristik unik dalam simulasi tarif dinamis TOU untuk berbagai jenis pelanggan, termasuk rumah tangga, industri, dan komersial. Penelitian ini memberikan metodologi yang praktis dan relevan bagi sistem besar di seluruh dunia, dengan studi kasus pada Sistem Jawa-Madura-Bali yang menyoroti hasil terbaik pada skenario 10.5% load shifting untuk pelanggan rumah tangga. ......The load-shifting scheme plays a pivotal role in reducing the cost of electricity provision in power generation systems. This study explores two main approaches to implementing load shifting: firstly, actively through the utilization of Battery Energy Storage System (BESS), and secondly, participatively by applying dynamic tariff schemes. The focus lies on simulating both schemes in future time horizons, particularly anticipating the massive penetration of Photovoltaic Solar (PLTS) within the next five years in the Java-Madura-Bali System. The analysis results demonstrate the effectiveness of both BESS implementation and the Time of Use (TOU) dynamic tariff scheme in enhancing electricity generation efficiency. The study also identifies unique characteristics in the simulation of TOU dynamic tariffs for various types of consumers, including households, industries, and commercial entities. This research provides a practical and relevant methodology for large-scale systems worldwide, with a case study on the Java-Madura-Bali System highlighting household consumers' best outcomes in the 10.5% load-shifting scenario.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Parlinto
Abstrak :
Air yang mengalir pada saluran Tarum Barat (STB) merupakan suatu sumber daya alam dan air baku instalasi penjernihan air kota Jakarta, yang kualitasnya semakin menurun, sehingga diperlukan suatu konsep baru peningkatan kualitas air di sisi hilir dengan memanfaatkan kandungan energi pada air itu sendiri. Konsep peningkatan kualitas air dilaksanakan melalui permodelan dengan mereduksi secara bertahap parameter fisika, kimia, dan biologi dengan memanfaatkan kandungan energi dalam air tersebut, sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder dan data primer sebagai verifikasi. Permodelan peningkatan kualitas air melalui diversifikasi energi di daerah aliran sungai dapat mereduksi kekeruhan sebesar 66,45% dan meningkatkan nilai indeks kualitas air dari 47,83-51,23 (kategori buruk - rata-rata) menjadi 55,49-59,08 (ketegori rata-rata), serta membangkitkan daya sebesar 885,28 kW dan energi sebesar 546.674,08 kWh/bulan, setara dengan penghematan bahan bakar solar sebesar 119,17 ton/bulan, reduksi CO2 sebesar 311.604,23 kg/bulan, dan menghasilkan Certified Emission Reduction besar 3.116,04 USD/bulan sesuai program mekanisme pembangunan bersih Protokol Kyoto. Secara ekonomi permodelan peningkatan kualitas air ini mempunyai analisis rasio manfaat biaya sebesar 1,23-2,00, analisis laju pengembalian sebesar 20,45% pertahun, dan analisis titik impas pada tahun ke 5.;Air yang mengalir pada saluran Tarum Barat (STB) merupakan suatu sumber daya alam dan air baku instalasi penjernihan air kota Jakarta, yang kualitasnya semakin menurun, sehingga diperlukan suatu konsep baru peningkatan kualitas air di sisi hilir dengan memanfaatkan kandungan energi pada air itu sendiri. Konsep peningkatan kualitas air dilaksanakan melalui permodelan dengan mereduksi secara bertahap parameter fisika, kimia, dan biologi dengan memanfaatkan kandungan energi dalam air tersebut, sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder dan data primer sebagai verifikasi. Permodelan peningkatan kualitas air melalui diversifikasi energi di daerah aliran sungai dapat mereduksi kekeruhan sebesar 66,45% dan meningkatkan nilai indeks kualitas air dari 47,83-51,23 (kategori buruk - rata-rata) menjadi 55,49-59,08 (ketegori rata-rata), serta membangkitkan daya sebesar 885,28 kW dan energi sebesar 546.674,08 kWh/bulan, setara dengan penghematan bahan bakar solar sebesar 119,17 ton/bulan, reduksi CO2 sebesar 311.604,23 kg/bulan, dan menghasilkan Certified Emission Reduction besar 3.116,04 USD/bulan sesuai program mekanisme pembangunan bersih Protokol Kyoto. Secara ekonomi permodelan peningkatan kualitas air ini mempunyai analisis rasio manfaat biaya sebesar 1,23-2,00, analisis laju pengembalian sebesar 20,45% pertahun, dan analisis titik impas pada tahun ke 5.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahyahudin Sodri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model mobilitas perkotaan karbon rendah berkelanjutan sebagai bagian dari pembangunan kota berkelanjutan. Penelitian ini unik dengan pendekatan kuantitatif yang berfokus pada keterkaitan antara faktor ekonomi, penduduk, perilaku perjalanan, konsumsi energi dan emisi CO2 secara sistematik dan integralistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan permodelan melalui beberapa tahapan, yaitu menganalisis karakteristik transportasi Kota Jakarta saat ini, menganalisis kausalitas antara variabel penelitian dengan Granger-causality dan permodelan mitigasi gas rumah kaca GRK di daerah perkotaan berbasis System Dynamics SD . Penelitian ini menghasilkan model yang dapat digunakan untuk menguji dampak kebijakan dan perencanaan penghematan energi serta penurunan emisi sektor transportasi melalui pergeseran moda angkutan pribadi ke transportasi massal. Lima skenario transportasi perkotaan karbon rendah telah diuji dengan model, yaitu skenario business as usual BAU , pembatasan usia kendaraan, peralihan moda ke transportasi umum mass rapid transit MRT dan light rapid transit LRT , elektrifikasi bus rapid transit BRT , dan skenario gabungan comprehensive policy . Berdasarkan skenario business as usual BAU , emisi CO2 yang diproyeksikan dari sektor transportasi pada tahun 2030 di kota megapolitan Jakarta mencapai 43,68 MtonCO2; kontributor utama adalah mobil pribadi yang menghasilkan emisi 25,99 MtonCO2, diikuti oleh motor 12,54 MtonCO2 dan bus 5,15 MtonCO2. Penurunan emisi CO2 pada tahun 2030 sebesar 30 hanya dapat dicapai dengan strategi intervensi komprehensif. Mendorong kebijakan yang berorientasi pada angkutan umum emisi rendah, membatasi pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi, mengurangi jarak tempuh kendaraan adalah solusi yang mungkin untuk mengurangi emisi CO2.
ABSTRACT
This study aims to develop sustainable low carbon urban mobility models as part of sustainable urban development. This study is unique with a quantitative approach that focuses on the linkages between economic factors, population, travel behaviour, energy consumption and CO2 emissions systematically and comprehensively. This study uses a modelling approach through several stages, i.e. analysing the characteristics of Jakarta 39 s current transportation, analysing the causality between research variables with Granger causality test and GHG mitigation modelling in urban areas based on System Dynamics SD . This research results model that can be used to test the impact of policy and energy saving planning and the reduction of transport sector emissions through the shift of private transport mode to mass transportation. Five low carbon urban transport scenarios have been tested with models, namely business as usual BAU scenarios, vehicle age restrictions, modal transitions to mass rapid transit MRT and light rapid transit LRT public transport, bus rapid transit BRT electrification, and combined scenarios comprehensive policy . Under the business as usual BAU scenario, CO2 emissions from the transport sector by 2030 in the megapolitan city of Jakarta projected to 43.68 MtonCO2 Main contributor is private cars that produce 25.99 MtonCO2 emissions, followed by motorcyles 12.54 MtonCO2 and buses 5.15 MtonCO2. A 30 reduction of CO2 emissions by 2030 can only be achieved with a comprehensive intervention strategy. Encouraging policies that are oriented towards low emissions public transport, limiting the growth of private vehicle ownership, reducing vehicle mileage is a possible solution for reducing CO2 emissions
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Pariaman
Abstrak :
ABSTRAK
Ketersediaan sistem pembangkit tenaga listrik dipengaruhi oleh keandalan suku cadang dan manajemen pemeliharaan yang berdampak pada maintainability. RCM Reliability Centered Maintenance , RBM Risk Based Maintenance , dan CBM Condition Based Maintenance atau gabungan RCM dan RBM, atau RCM dan CBM telah diterapkan pada pembangkit tenaga listrik. Setiap teknik pemeliharaan menghasilkan maintenance work packages. Implementasi RCM, RBM dan CBM secara terintegrasi akan menghasilkan maintenance work packages yang akan meningkatkan ketersediaan pembangkit listrik lebih signifikan dibandingkan penggunaan masing-masing teknik pemeliharaan atau gabungan dua teknik pemeliharaan. Penelitian ini mengintegrasikan teknik pemeliharaan berbasis keandalan, risiko dan kondisi yang disebut Teknik Pemeliharaan Terintegrasi TPT . Tahapan TPT sebagai berikut: menentukan pohon fungsi, rekaman data kerusakan, FMEA Failure Mode Effect Analysis , FTA Fault Tree Analysis , risk analysis, yang kemudian menghasilkan MPI Maintenance Prioritization Index , FDT Failure Defense Task , integrated maintenance program yang dilakukan condition monitoring assessment, analisis keandalan maintainability dan hasil. Dalam penelitian ini dikembangkan model matematis, dan dilakukan simulasi untuk menganalisis ketersediaan yang dihasilkan teknik pemeliharaan. Tingkat ketersediaan RCM, RBM, CBM dan TPT sebagai berikut 81,56 , 81,02 , 84,92 , dan 90,07 . Penerapan TPT pada PLTU objek penelitian telah menghasilkan peningkatan ketersediaan dari 76,95 2008 ndash; 2012 atau 81,84 2010 ndash; 2012 menjadi 92,59 2013 ndash; Mei 2015 .
ABSTRACT
Availability of thermal power plant is influenced by the reliability of spare parts and maintenance management that affect maintainability. RCM Reliability Centered Maintenance , RBM Risk Based Maintenance , and CBM Condition Based Maintenance or combined RCM and RBM or RCM and CBM have been applied in thermal power. Each maintenance technique will generate each maintenance work packages. Implementation of RCM, RBM and CBM maintenance techniques in an integrated manner will result in maintenance work packages that will increase the availability of power plants more significantly than the use of each maintenance technique or a combination of two maintenance techniques. This research integrates maintenance techniques based on reliability, risks and conditions, called Integrated Maintenance Techniques TPT , which consists of 10 steps determining function tree, operation records, FMEA Failure Mode Effect Analysis , FTA Fault Tree Analysis , risk analysis, which then produce MPI Maintenance Prioritization Index , FDT Failure Defense Task , integrated maintenance program conducted by condition monitoring assessment, reliability maintainability analysis and results. This research developed a mathematical model, and then performed a simulation to analyze the availability produced by each maintenance technique. Availability of RCM, RBM, CBM and TPT is as follows 81.56 , 81.02 , 84.92 , and 90.07 . The implementation of TPT in thermal power plant of research object has resulted in an increase of thermal power plant availability from 76.95 2008 2012 or 81.84 2010 2012 to 92.59 2013 May 2015 .
2017
D2357
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>