Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismirani Mardalena
"Skripsi ini membahas perubahan ortografi dari bahasa Prancis kuno abad Moyen Âge ke bahasa Prancis modern abad XX. Berdasarkan catatan sejarah perkembangan ortografi bahasa Prancis (SPOBP) menurut Dauzat, perubahan tersebut kemudian diklasifikasi atas perubahan grafis, kelas kata, dan pelafalan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis perubahan yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kategori utama (5 jenis) dan kategori campuran (3 jenis). Empat dari kedelapan jenis tersebut tidak tercantum di dalam SPOBP. Perubahan terjadi pada ketujuh kelas kata dan sebagian besar perubahan tidak mengubah pelafalan.

The focus of this study is the orthographic change from ancient French language on Moyen Âge into modern on 20th Century. Based on the research of Dauzat about history of orthography of French language, these changes classified by the type of change, parts of speech, and pronounciation. This research is qualitative research. It shows that there are eight main types of change, four of them are not mentioned in history of orthography of French language (SPOBP). These changes occur in seven parts of speech and most of them have same pronounciation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14440
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maretta Kartika Sari
"Skripsi ini membahasa tipologi dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan unsur leksikal yang terdapat dalam tugas Kemahiran Menulis mahasiswa KBP VI Tahun Ajaran 2007/2008 Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI ditinjau dari segi kemanusiaan semantis bahasa Prancis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang disajikan dengan rancangan deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan agar pemelajar memahami unsur leksikal secara utuh serta meningkatkan pengetahuan mengenai kontekstualisasi makna unsur leksikal dalam ujaran untuk menghindari kesalahan kosakata.

This study focuses on the French language learners? errors of lexical items analyzed from the viewpoints of semantic appropriateness. It examines the errors of vocabulary choices in the written works of French Department students of Faculty of Human Sciences, Universitas Indonesia. The purpose of this study is to identify and describe learners? errors of lexical items. This research is qualitative and descriptively written. The conclusion of this research imposes the importance of comprehending vocabularies thoroughly and suggest that students should increase their knowledge on using the words within context properly in order to avoid errors of utterance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Haslimin
"Terjemahan merupakan basil dari suatu proses komunikasi antar masyarakat. Mengingat pentingnya peranan kamunikasi dalam kehidupan manusia di jaman maderen ini, maka terjemahan merupakan salah satu media yang sangat diperlukan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan akan penterjemahan semakin meningkat karena terjemahan akan membantu lancarnya kamunikasi antar masyarakat atau antar bangsa di dunia. Seperti diketahui dengan banyaknya buku-buku yang diterjemahkan, suatu masyarakat atau suatu bangsa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai aleh masyarakat atau bangsa lain dan dapat Saling tukar pendapat dan informasi. Memang tidak dapat disangkal lagi bahwa terjemahan sangat panting artinya bagi masyarakat atau bangsa di dunia, bahkan melalui terjemahan dapat diketahui kehidupan maupun keanekaragaman kebudayaaan yang ada di muka bumi ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Junarso
"Berdasarkan hasil penelitian analisis korpus, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Kami memakai sistem dan struktur dalam pengertian yang berlainan, karena penelitian ini hanya mengenai pembentukan kata turunan. Lebih jelasnya, kami membahas kata-kata turunan itu dengan melihat relasi sintagmatik/ struktur dalam pengertian sempit, misalnya : perubahan -ible menjadi -ibil pada kata impossible bila ditambah sufiks -ite, dan melihat relasi paradigmatik/sistem dalam pengertian sempit. Kami beri contoh : sufiks -te hanya dapat digabungkan dengan morfem-morfem dasar yang berakhir dengan fonem vokal atau bila fonem akhir dari morfem dasar itu /t/ dan /r/. Setelah kata-kata itu dikelompokkan berdasarkan kaidah-kaidah yang diambil dari teori proses morfofonologis Dubois, ternyata Dubois tidak membuat pengelompokkan itu secara tuntas dan terperinci.tidak tuntas maksudnya, ada kata-kata yang tidak dapat di kelompokkan ke dalam tujuh kaidah di atas. Dikatakan kaidah-kaidah tersebut kurang terperinci, karena Dubois hanya mengelompokkan kata-kata itu secara..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Kurniati
"Tutur makian adalah suatu cara untuk mengungkapkan perasaan, misalnya rasa marah dengan menggunakan kata-kata makian tertentu. Dalam skripsi ini penulis tertarik untuk membuat suatu perbandingan konotasi leksem hewan dalam tutur makian bahasa Indonesia dan bahasa Perancis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konotasi dalam dua bahasa tersebut. Untuk mendapatkan banyak informasi, penulis menggunakan komik dan kamus, dan melakukan interview dengan penutur asli bahasa Indonesia dan Perancis. Data dianalisis dalam dua tahap yaitu pada tahap perta_ma adalah analisis konotasi. Selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan asosiasinya dengan acuan. Hasil analisis tersebut adalah, pertama konotasi yang sama dimiliki oleh leksem hewan yang sama, kedua konotasi yang sama dimiliki oleh leksem hewan yang berbeda. Dan ketiga konotasi yang berbeda dimiliki oleh leksem hewan yang berbeda pula.
Dari analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat konotasi yang berbeda dalam leksem hewan dalam tutur makian bahasa Indonesia dan bahasa Perancis. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan bahasa sesuai dengan latar belakang kebudayaan masing-masing penutur bahasa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Wardani Mangunrahardjo
"Di dalam komunikasi, ada kecenderungan penutur untuk menghemat pemakaian kata. Penutur tidak perlu selalu mengulang kembali kata, kalimat, atau ujaran-ujaran panjang yang sudah diutarakan. Bahkan dalam komunikasi secara langsung, di mama Para pelaku tuturan saling bertatap muka, seringkali mereka menggunakan suatu kata tertentu yang dapat dipakai untuk menggantikan atau menunjuk secara langsung obyek yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi menyebut nama obyek tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Suzi Muljati A.
"Penelitian ini diadakan karena masalah yang timbul akibat adanya tiga bentuk kalimat pertanyaan dalam bahasa Prancis, yakni:bentuk afirmatif, bentuk interogatif dan bentuk dengan est-ce qua. I1a$alahnya ialah: bentuk kalimat mana yang paling banyak digunakan dalam percakapan yang di_sampaikan melalui saluran tulis. Tujuan penelitian ini ada_lah membuat deskripsi dari ketiga bentuk kalimat pertanyaan tersebut.Metode yang dipakai adalah penelitian korpus. Kor_pus terdiri etas 400 kalimat pertanyaan yang dikumpulkan dari empat buah sumber data yang diambil secara acak dari empat jenis bahan bacaan, yakni: uawancara, roman, cerita detektif dan komik bergambar. Atas dasar analisis sintaksis, kalimat-kalimat yang mempunyai struktur yang sarria digolong_kan menjadi satu. Jumlah kalimat tiap golongan dicatat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purnamawati
"Peranan bahasa sebagai sarana komunikasi dewasa ini dirasakan semakin panting. Bahasa digunakan oleh masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan manusia. Bahasa itu bersifat universal dan unik. Sifat universal atau hampir universal dapat dilihat melalui persamaan sistem antarbahasa. Sedangkan sifat unik merupakan sifat khas dari sistem masing-masing bahasa. Penelitian ini membahas persamaan sekaligus perbedaan sistem bahasa dari dua rumpun yang berbeda, yaitu Bahasa Perancis dan Bahasa Indonesia. Hal yang menjadi pokok bahasan adalah wilayah makna verba indera penglihat. Penelitian ini bertujuan mengkaji persamaan dan perbedaan wilayah makna yang terdapat pada verba-verba dalam masing_masing bahasa dan antara kedua bahasa tersebut. Pembahasan wilayah makna tidak terlepas dari pemba_hasan hubungan makna yang terdapat pada verba-verba baik pada masing-masing bahasa maupun antarbahasa. Dengan demi_kian digunakan konsep wilayah makna serta hubungan makna yang terdiri dari konsep makna generik dan spesifik serta hiponimi. Hasil analisa menunjukkan bahwa wilayah makna verba indera penglihat verba bahasa Peranois dan verba bahasa Indonesia memiliki persamaan-persamaan berikut ini: (1) Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terlihat pada verba entrevoir dan apercevoir. Perbedaan wilayah makna antarverba bahasa Perancis terdapat pada verba-verba selain yang telah disebutkan di atas. Persamaan wilayah makna antarverba bahasa Indonesia terdapat pada verba-verba: (a) melirik = mengerling = menjeling = menjuling, (b) meluluk = memata-matai, (c) mengedip(kan) = mengejap(kan), (d) memeriksa = mengontrol, (e) menilik = mengamat-amati. Selain verba tersebut tidak memiliki persamaan wilayah makna. Persamaan wilayah makna yang mengkaitkan kedua bahasa dilihat dari keseluruhan komponen makna yang sama-sama dimiliki verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indone_sia, yaitu: (a) voir = melihat, (b) regarder = memperhatikan, (c) considerer = mengamati, (d) controler = memeriksa, mengontrol, (e) lire = membaca, (f) espionner = memata-matai, meluluk, (g) tiller = mengedip(kan), mengejap(kan). 2). Dalam hal hubungan makna, makna generik verba bahasa Perancis sama dengan makna generik verba bahasa Indone_sia, yaitu 'tindakan, retina menerima bayangan obyek, kelopak mata terbuka'. Demikian pula makna spesifiknya, ada yang sama, yaitu 'kelopak mata tertutup dan terbuka lagi, untuk menemukan baik buruknya sesuatu, dengan perhatian, dengan kecerma_tan'. Dilihat dalam hubungan makna paradigmatis atau hiponimi, perbandingan hiponimi didasarkan pada verba bahasa Perancis dan verba bahasa Indonesia yang memiliki persa_maan wilayah makna. Ternyata, di antara verba-verba tersebut ada yang memiliki hiponim dengan wilayah makna yang sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanamal
"Setelah melihat perjalanan karir T.S. Eliot sebagai sastrawan, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya puisi dan karya-karya dramanya bukanlah merupakan suatu perubahan yang bertolak belakang. Mungkin lebih tepat bila dikatakan bahwa perubahan ini lebih merupakan perkembangan pandangan dunia sang sastrawan. Jika dalam karya-karya puisinya pertanyaan Eliot akan kelanjutan nasib manusia modern yang secara spiritual begitu kering belumlah terjawab, maka tampaknya jawaban itu telah ditemukannya dalam karya dramanya. Tampaknya Eliot telah menemukan jawaban atas pertanyaannya dan menganggap bahwa dengan berpegang kepada agama dan menjalankan ajaran cinta kasih terhadap sesama maka manusia dapat mengatasi kekeringan jiwanya. Eliot sendiri telah menegaskan pendapatnya ini melalui kata-kata berikut: ... it is doubtful whether civilization can endure without religion (Thorp, 1965: 298). Inilah perkembangan pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya dramanya Eliot adalah seorang sastrawan yang mempunyai minat _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Andrea P.H.L.
"Penelitian mengenai kategori semantis nomina hasil nominalisasi dalam bahasa Perancis berdasarkan teori Comrie dan Thompson, tujuannya adalah untuk memerikan kategori semantis nomina hasil nominalisasi dalam BP. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan nomina hasil nominalisasi yang berkata dasar verba dan adjektiva abjad dari kamus kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorisasi Comrie dan Thompson, kata dasarnya, juga berdasar sufiks yang digunakan. Comrie dan Thompson adalah 2 sarjana linguistik yang melakukan penelitian atas berbagai bahasa di dunia dan mengkategorikan hasil nominalisasi secara semantic dalam penggolongan berikut: action/state nouns [n. tindakan/keadaan], agentive nouns [n. agen], instrumental nouns [n. al manner nouns], [n. cara], locative nouns (n. lokatif), objective nouns (n. obyek), reason nouns [n. alas an] Berdasarkan penelitian, basil nominalisasi BP mencerminkan kategori semantis yang diajukan Commie dan Thompson. Tetapi dalam penelitian ini ditemukan bahwa BP mempunyai basil nominalisasi yang dapat digolongkan sebagai n. kelompok dan n. kewaktuan. Kesimpulan lain yang dapat ditarik adalah bahwa 1 sufiks dapat berada dalam beberapa kategori. Akan tetapi jenis kategori yang hanya mempunyai 1 jenis kata dasar. Dalam analisis n. tindakan dan keadaan dilakukan penelitian berdasar jenis verba, yaitu verba tindakan dan verba keadaan. Pada n. alat kata dasarnya adalah verba tindakan, sedang pada n. obyek kata dasarnya adjektiva dan verba. Kelas kata dasar n. cara, n. lokatif, n. alasan dan n. kelompok adalah verba tindakan. Pada n. agen yang berkata dasar verba agennya melakukan pekerjaan, sedang yang berkata dasar adjektiva agennya mendapat keterangan yang berkaitan dengan kata dasar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>