Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmi Tri Wardhani
"Penelitian ini membahas risiko keselamatan pada aktivitas bermain di area bermain outdoor TK Indria, Beji-Depok Tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional yang bertujuan untuk menentukan tingkat risiko keselamatan pada aktivitas bermain terkait penggunaan alat-alat permainan di area bermain outdoor dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Penelitian ini melakukan identifikasi bahaya dan risiko di setiap tahapan (task) aktivitas bermain dengan menggunakan metode JHA (Job Hazard Analysis) dan menganalisis nilai probability, exposure, dan consequences di setiap tahapan tersebut berdasarkan tabel semi kuantitatif W.T Fine J. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat risiko yang dimiliki pada setiap tahapan aktivitas bermain di area bermain outdoor meliputi level very high, priority 1, substantial, priority 3, dan acceptable.

This research discussed the safety risk in playing activity at playgorund area Kindergarten Indria, Beji-Depok 2013. Design for this research was descriptive observational study that objective to determine the level of risk safety on playing activity related playing equipment at playground area using semi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The research identified hazard and risk using JHA (Job Hazard Analysis) and analyze the score of probability, exposure, and consequences at each stage in playing activity based on semi quantitative table W.T. Fine J. Results of this research showed that the level of risk at each stage in playing activity at playground area includes very high level, priority 1, substantial, priority 3, and acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horry Andres
"Proses kerja dengan banyak aktivitas biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Proses pekerjaan pembuatan sandal kulit banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Musculoskeletal Disorders/MSDs). Penelitian ini dilakukan pada perajin sandal kulit di Bengkel Reza Leather Kranggang, Bekasi Tahun 2014 untuk menilai tingkat risiko ergonomi berdasarkan metode REBA dan keluhan MSDs. Responden sebanyak seluruh perajin (16 orang). Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan dari 24 aktivitas pekerjaan yang ada yaitu risiko tinggi (high) 3 pada aktivitas kerja pewarnaan sandal, penggarisan pola mukaan, dan pencucian sol. Kemudian risiko sedang (medium) terdapat 10 aktivitas kerja, dan risiko rendah (low) 11 aktivitas kerja. Dari hasil kuesioner dan nordic body map diketahui bahwa keluhan MSDs yang dirasakan perajin pada leher bagian atas dan leher bagian bawah (93.75%), kemudian pinggang bagian bawah (87.5%) serta punggung (81.25%). Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal, sakit/nyeri, kaku dan kesemutan serta kram/kejang. Selain risiko ergonomi, di dapatkan juga faktor lain yang memperberat keluhan MSDs yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja dan pencahayaan, serta karaktersitik individu yang terdiri dari umur, masa kerja, jam kerja per hari, indeks masa tubuh, dan kebiasaan merokok.

The process of working with many activities normally will use the whole body and require maximum muscle performance. The process of making leather sandals much work is done manually so that to induce risk of musculoskeletal disorders (Musculoskeletal Disorders / MSDs). The research was to do craftsman leather sandals at Reza Leather Workshop, Kranggan, Bekasi in 2014 to describe the level of ergonomic risk based methods REBA of musculoskeletal disorders and complaints. Responden of all craftmans (16 persons). From the results, the risk level of work activity of 24 existing jobs are high risk (high) 3 to the work activity staining sandals, hatching patterns of the surface, and leaching sol. Then the risk of moderate (medium) contained 10 work activities, and low risk (low) 11 work activities. The results of the questionnaire and nordic body map is known complaint musculoskeletal disorders that be perceived craftmans to upper neck and lower neck (93.75%); and then the lower back (87.5%); and the back (81.25%). The complaints is stifness, painful, tingling, and cramps/spasms. In addition to ergonomic risk, other factors also found that complaints aggravate MSDs risk factors work consists of working positions and lighting, as well as an individual characteristic consisting of age, length of service, hours worked per day, body mass index and smoking habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodora Dina Ekasari
"Pertumbuhan industri manufaktur dan konstruksi dapat meningkatkan potensi kecelakaan dan kejadian darurat yang perlu dipertimbangkan. Diperlukan sistem tanggap darurat untuk mengurangi dan meminimalkan dampak dan kerugian yang bisa disebabkan oleh peristiwa darurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian implementasi sistem tanggap darurat di pabrik fabrikasi baja PT Wijaya Karya pada tahun 2019 berdasarkan National Fire Protection Association 1600 (NFPA 1600) 2016 edisi untuk menangani peristiwa darurat/bencana. Penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan dua jenis data-ata primer diperoleh melalui wawancara dan observasi lapangan, sedangkan data sekunder adalah melalui tinjauan dokumen. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kesesuaian implementasi sistem tanggap darurat berbasis NFPA 1600 di pabrik fabrikasi baja PT Wijaya Karya adalah 74%, sedangkan ketidaksesuaian adalah 26%. Meskipun hasilnya dapat diterima, perusahaan dituntut untuk meningkatkan perencanaan dan implementasi sistem tanggap darurat agar lebih komprehensif.

The growth of the manufacturing and construction industry can increase the potential for accidents and emergencies that need to be considered. Emergency response systems are needed to reduce and minimize the impact and losses that can be caused by emergency events. The purpose of this study is to analyze the suitability of the implementation of the emergency response system at PT Wijaya Karya steel fabrication plant in 2019 based on the 2016 National Fire Protection Association (NFPA 1600) edition to handle emergency/disaster events. This research is a descriptive qualitative research design that uses two types of data; Primary data obtained through interviews and field observations, while secondary data is through a document review. From this study, it can be concluded that the suitability of the implementation of the NFPA 1600-based emergency response system at PT Wijaya Karya steel fabrication plant is 74%, while the non-conformity is 26%. Although the results are acceptable, companies are required to improve the planning and implementation of emergency response systems to be more comprehensive."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magfira Adha Hernayanti
"Tesis ini membahas tentang hubungan antara faktor demografi, faktor individu, dan faktor pekerjaan terhadap kejadian kelelahan (fatigue) pada pekerja kantor di DKI Jakarta pada masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta. Kebijakan yang mulai memberlakukan bekerja di kantor, di rumah atau Campuran di kantor dan di rumah berisiko pada terjadinya kelelahan pada pekerja. Data yang dikumpulkan untuk analisis, terkait faktor demografi (usia dan jenis kelamin), faktor individu (kehidupan sosial keluarga, kuantitas tidur, kualitas tidur, gangguan kesehatan, keadaan psikologis, dan perilaku tidak baik), dan faktor pekerjaan (kebijakam, penjadwalan, lingkungan ruang, beban kerja, durasi kerja, dan pekerjaan lain) terhadap kejadian kelelahan pada pekerja kantor diteliti menggunakan kuesioner (google form) kepada 202 responden di DKI Jakarta. Analisis menggunakan Chi-Square 2x2 untuk uji hubungan dua variabel dan uji regresi linear logistik untuk multivariat. Hasil telitian menunjukkan bahwa di DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19 Maret 2020 – April 2022 di wilayah DKI Jakarta, ada 33,7% pekerja mengalami kelelahan. Pekerja yang bekerja di kantor lebih banyak yang mengalami kelelahan yaitu 45,9%, sedangkan yang bekerja di rumah atau campuran 26,6% yang mengalami kelelahan. Uji statistik mendapatkan pekerja dengan gangguan kesehatan berpeluang 3,3 kali lebih berisiko kelelahan dibandingkan dengan pekerja yang tidak ada gangguan kesehatan (p 0,001; OR 3,300 (1,615-6,742)), yang berperilaku tidak baik lebih berisiko 2,4 kali dibandingkan yang berperilaku baik (p 0,012; OR 2,400 (1,214-4,745)), serta yang punya beban kerja berat berisiko 2,1 kali dibandingkan dengan yang tidak (p 0,038; OR 2,127 (1,041-4,344)). Sehingga, perlu dibangun model kebijakan untuk mengatasi persoalan kelelahan pada pekerja kantor di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah DKI Jakarta Wilayah DKI Jakarta.

This research discusses the relationship between demographic, individual factors, and occupational factors on the incidence of fatigue among workers in DKI Jakarta during the period of covid-19 March 2020 – April 2022 in DKI Jakarta. Policies that start enforcing work in the office, at home, or Mixed in the office and at home, can put workers at risk of fatigue. Data collected for analysis related to demographic factors (age and gender), individual factors (family social life, sleep quantity, sleep quality, health problems, psychological conditions, and negative behavior), and work factors (policy, work scheduling, space design, workload, duration of work, and other occupations) on the incidence of fatigue studied using a questionnaire (google form) to 202 worker respondents in DKI Jakarta. Analysis using Chi-Square 2x2 to test the relationship between two variables and linear logistic regression test for multivariate. The research results show that in DKI Jakarta during the Covid-19 pandemic period March 2020 – April 2022 in the DKI Jakarta area, 33.7% of workers experienced fatigue. More workers who work in offices experience fatigue, namely 45.9%, while those who work at home or a mixture of 26.6% experience fatigue. Statistical tests found that workers with health problems had a 3.3 times greater risk of fatigue compared to workers without health problems (p 0.001; OR 3.300 (1.615-6.742)), those who behaved badly were 2.4 times more at risk than those who behaved well (p 0.012; OR 2.400 (1.214-4.745)), and those who have a heavy workload are at risk 2.1 times compared to those who don't (p 0.038; OR 2.127 (1.041-4.344)). So, it is necessary to build a policy model to overcome the problem of fatigue in office workers during the Covid-19 Pandemic Period in the DKI Jakarta Region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhandi Mulia
"Berdasarkan hasil kajian literatur, aktivitas hauling, loading, dan dumping merupakan aktivitas berisiko tinggi di pertambangan (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). Pada tahun 2015 sampai 2018, di PT. XYZ telah terjadi beberapa kecelakaan pada aktivitas tersebut, sehingga menyebabkan fataliti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko mendalam terkait tiga kegiatan tersebut di PT. XYZ. Kajian risiko dilakukan dengan metode failure modes and effects analysis (FMEA). Ditemukan 71 mode kegagalan potensial di PT. XYZ, terdiri dari 7 temuan tahap persiapan, 18 temuan proses pemuatan, 35 temuan proses pengangkutan, dan 11 temuan proses pembongkaran. Dari 71 mode kegagalan, 25% mode kegagalannya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, seperti kerusakan ban dumptruck akibat batu tajam, kegagalan fungsi rem, ban bocor saat berjalan, unit loader menabrak batu besar ketika manuver, unit loader terkena pentalan batu dan mengenai kabin ketika pengisian, ban unit loader mengalami sayatan besar akibat ceceran batu tajam, unit dumptruck terperosok di permukaan labil, kendaraan ringan terjatuh saat berjalan di tebing. Oleh karena itu, perlu dilakuan peningkatan perawatan pada unit alat berat, lingkungan kerja aman, dan peningkatan kompetensi operator.

Loading, hauling, and dumping activities are high risk acitivities in mining, based on the literatur review (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). During the period of 2015 to 2018, there were several accidents related to loading, hauling, and dumping activities that causing fatalities at PT. XYZ. Therefore, detail risk assessment need to be performed of these three activities at PT. XYZ. The failure modes and effects analysis (FMEA) method was used in this study. 71 potential failure modes were identified, consist of 7 failure modes at preparation step, 18 failure modes at loading process, 35 failure modes at the hauling process, and 11 failure modes at the dumping process. About 25% of the 71 potential failure modes were very high risk level. They were dumptruck tire failure due to scattered sharp stones, brake failure while operating dumptruck, tire damage while operating, loader unit crahsed with big stones while maneuvering, loader cabin hit by hanging stones while loading, scratched tire of the loader unit due to scattered sharp stones, the dumptruck caught in the labile surface, and light vehicle fell down from benches. As recommendation, it is important to strengthen maintenance of heavy equipment, improve safe environment, and increase operator competence."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffi Alexandra
"ABSTRAK
Kesiapsiagaan Emergency Response Team Kota CilegonTerhadap : Bencana Industri Di Kawasan Industri Zona I;Pembimbing : Prof. Dra.Fatma Lestari, M.Si, PhD.Perkembangan Industri Kota Cilegon memberikan dampak kerawanan bencanateknologi yang tinggi, kerawanan tersebut terlihat dari banyaknya jumlah industridengan pengelolaan bahan kimia sebagai bahan dasarnya, Luas Kota Cilegon 17.550Ha, dengan letak geografis pada posisi 5 52 rsquo;24 rdquo; - 6 04 rsquo;07 rdquo; Lintang Selatan dan105 54 rsquo;05 rdquo; - 106 05 rsquo;11 rdquo; Bujur Timur, jumlah usaha / perusahaan yang ada di KotaCilegon sebanyak 43.900 perusahaan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2016 ,dari sejumlah usaha /perusahaan tersebut Kota Cilegon membagi menjadi tiga KawasanIndustri, yaitu:a. Zona Satu berada di Kecamatan Citangkil, Ciwandan, Cilegon, Grogol;b. Zona Dua berada di Kecamatan Citangkil, Ciwandan, Grogol;c. Zona Tiga berada di Kecamatan Grogol dan Pulomerak.Sebagai salahsatu bentuk kesiapsiagaan bencana industri di Kota Cilegon makadibentuklah Emergency Response Team dari lintas sektoral baik dari unsur TNI-Polri,Lembaga atau Non Lembaga Kementrian, OPD Pemerintah Kota Cilegon di bidangBencana, Pihak Swasta terutama di tiga kawasan industri yang dikenal dengan ZonaAMC Anyer, Merak, Ciwandan , kawasan dengan Risiko bencana industri terbesaradalah Zona I Kawasan Industri Kota Cilegon, sehingga Zona I membentuk CiwandanEmergency Response Team sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap bencana industri, danperlu program , sarana prasarana, jalur komando dalam membangun kesiapsiagaan yangtangguh sebagai kesiapsiagaan terhadap bencana industri..Kata kunci:Bencana Industri, Kesiapsiagaan , Emergency Response Team Kota Cilegon
Abstract Industrial Development of Cilegon City gives high impact of technological disaster, the vulnerability is seen from the number of industries with chemical management as its basic material, Cilegon City Area 17,550 Ha, with geographical position at 5 52 39 24 6 04 39 07 South Latitude and 105 54 39 05 106 05 39 11 East longitude, the number of businesses companies in the City of Cilegon as many as 43,900 companies Central Bureau of Statistics of Banten Province, 2016 , from a number of businesses companies Kota Cilegon divided into three Industrial Zones, namely a. Zone One is located in Citangkil Sub district, Ciwandan, Cilegon, Grogol b. Zone Two is located in Citangkil Sub district, Ciwandan, Grogol c. Zone Three is located in District Grogol and Pulomerak.As one of the forms of industrial bancana preparedness in Cilegon City, Emergency Response Team was formed from cross sectoral from elements of TNI Polri, Institution or Non Ministry Institution, OPD Cilegon Government in Disaster, Private Party especially in three industrial area known as Zone AMC Anyer, Merak, Ciwandan , the largest industrial disaster area is Zone I of Cilegon Industrial Zone, so Zone I establishes the Ciwandan Emergency Response Team as an effort to prepare for industrial disaster, and needs program, infrastructure, command line in building preparedness tough as disaster preparedness for industry. Keywords Industrial Disaster, Preparedness, Emergency Response Team Kota Cilegon "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Gadang Wiratmoko
"Nama : Adi Gadang WiratmokoProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Analisis Risiko dan Business Continuity Plan pada StudiKasus : Flood di PT XPembimbing : Dr. dr. Zulkifli Djunaidi, M.App.ScPT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan danpelayanan air bersih, dalam menjalankan operasional bisnisnya PT X sangatberisiko mengalami kerugian finansial maupun non finansial jika terjadi interupsikhususnya bencana alam, dalam studi kasus tesis ini adalah bencana banjir, untukitu PT X telah menyusun rencana keberlangsungan bisnis untuk menghadapibencana banjir.Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, dengan melakukan diskusi kelompokorganisasi dan observasi dokumen untuk mengkaji penerapan analisis risiko danbusiness continuty plan, studi kasus : Banjir di PT X. Pemenuhan rencanakeberlangsungan bisnis business continuity plan dilakukan simplifikasi hanyapada tahapan Planning dan Do Implementation berdasarkan standar ISO 22301:2014 business continuity management system .Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek penilaian risiko, PT X telahmelakukan identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan pengendalianrisiko dengan baik, namun belum dilakukan monitor, review dan update secaraberkala terhadap risk register dan analisis dampak bisnis. Hirarki pengendalianberupa rekayasa engineering belum maksimal dan frame of thingking futures riskpada proses identifikasi risiko belum dilakukan. PT. X telah merencanakan sumberdaya yang dibutuhkan pada saat terjadi bencana dengan baik dicerminkan daripemenuhan semua klausul ISO 22301 : 2014 pada tahapan planning danimplementation, namun masih adanya inkonsistensi pada beberapa klausul,penilaian sumber daya belum disesuaikan dengan perubahan kondisi risiko sertakondisi lingkungan terbaru pada implementasi business continuity plan.Kata kunci: analisis risiko, business continuity plan, ISO 22301 : 2014.

Name Adi Gadang WiratmokoStudy Program Occupational Health SafetyTitle Risk Analysis and Business Continuity Plan Case Study Flood PT XCounsellor Dr. dr. Zulkifli Djunaidi, M.App.ScPT X is a company in the sector supply and service of clean water, in operatingbusiness, PT X very risky financial and non financial loss if the occurrence ofinterruptions, In the study of the thesis case it was a disaster of flood. For whichPT X have been drawing up and developed a business continuity plan to facedisasters flood.The analysis was conducted by qualitative method, by conducting organizationalgroup discussions and document observation to assess the application of an analysisof risks and business continuty plan, case study flood in PT X. The fulfillment ofsustainability plan business, business continuity plan done simplification only onstage planning and implementation based on the iso standard 22301 2014 business continuity management system .The research results show that of the aspect of risk assessment, PT X haveidentified risk, an analysis of risks, evaluation risks and control risk well, but hasnot done monitoring, review and updating periodically to risk register and BusinessImpact Analysis. Control hierarchy of engineering has and frame of thingkingfutures risk in process of risk identification has not been done yet. PT. X hasplanned the required resources in the event of a disaster well reflected from thefulfillment of all clauses of ISO 22301 2014 at the planning and implementationstage, but inconsistencies in some clauses and resource appraisals have not beenadjusted to changes in risk conditions, and the latest environmental aspects on theimplementation of business continuity plan ..Keywords risk analysis, business continuity plan, ISO 22301 2014"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catu Umirestu Nurdiani
"Pendahuluan: Data dari Occupational Safety and Health Association, (OSHA) menyatakan bahwa terjadi hampir sepuluh ribu kasus kecelakaan di laboratorium penelitian selama tahun 2005, melukai dua dari 100 ilmuwan. Rata-rata tingkat kejadian kecelakaan di laboratorium akademis sepuluh hingga lima puluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di laboratorium industri. Beberapa penyebab kecelakaan di laboratorium dapat bersumber dari sikap dan tingkah laku para pekerja, keadaan yang tidak aman dan kurangnya pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan dan faktor terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di laboratorium pada mahasiswa Prodi Diploma Analis Kesehatan Universitas MH Thamrin
Metode: Studi penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 328 mahasiswa Prodi Diploma Analis Kesehatan dengan variabel dependen adalah kepatuhan penggunaan APD dan variabel indepennya adalah faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan adanya APD, kenyamanan APD), faktor penguat (rekan mahasiswa, pengawasan, peraturan, sanksi). Analisis dilakukan dengan regresi logistik
Hasil: Responden yang patuh menggunakan APD sebanyak 227 (69,2%) dan yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 101 (30,8%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi: pengetahuan (OR=1,73), sikap (OR=1,15), faktor pemungkin: ketersediaan APD (OR=0,63), kenyamanan APD (OR=2,74), faktor penguat: rekan mahasiswa (OR=2,74), pengawasan (OR=1,17), peraturan (OR=0,25), sanksi (OR=0,82).
Kesimpulan dan saran: Variabel paling dominan yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD adalah pengetahuan dengan OR=1,73 yang artinya mahasiswa yang pengetahuan tentang APD nya tinggi berpeluang 1,73 kali lebih tinggi untuk patuh menggunakan APD dibandingkan mahasiswa yang pengetahuan tentang APD nya rendah. Untuk penelitian selanjutnya agar ditambahkan dengan teknik kualitatif.

Introduction: Data from the Occupational Safety and Health Association (OSHA) states that nearly ten thousand cases of accidents in research laboratories during 2005 injured two out of 100 scientists. The average incidence rate of accidents in academic laboratories is ten to fifty times higher than what happens in industrial laboratories. Some causes of accidents in the laboratory can be derived from attitudes and behavior of workers, unsafe conditions and lack of supervision. This study aims to determine compliance and factors related to the use of Personal Protective Equipment (PPE) in the laboratory for students of Health Analyst Diploma Study Program, University of MH Thamrin
Method: This research study is descriptive analytic with cross sectional design. A sample of 328 Health Analyst Diploma Study Program students with the dependent variable was compliance with PPE use and independent variables were predisposing factors (knowledge, attitude), enabling factors (availability of PPE, comfort PPE), reinforcement factors (student colleagues, supervision, regulation, sanctions) . Analysis was carried out by logistic regression
Results: Respondents who obeyed PPE were 227 (69.2%) and those who did not comply with PPE were 101 (30.8%). There was no significant relationship between predisposing factors: knowledge (OR = 1.73), attitudes (OR = 1.15), enabling factors: availability of PPE (OR = 0.63), comfort of PPE (OR = 2.74), reinforcement factors: student associates (OR = 2.74), supervision (OR = 1.17), regulations (OR = 0.25), sanctions (OR = 0.82).
Conclusions and suggestions: The most dominant variable related to compliance with the use of PPE was knowledge with OR = 1.73 which means that students with high APD knowledge had a 1.73 times higher chance of adhering to PPE compared to students whose knowledge of APD was low. For further research to be added with qualitative techniques."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Patrianto
"Kegiatan berolahraga di Unit Kegiatan Mahasiswa bidang olahraga Universitas Indonesia (UKOR UI) memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan anggotanya. Penelitian ini untuk menggambaran kasus cedera olahraga dan persepsi anggota UKOR UI terhadap faktor risiko cedera olahraga yang terjadi di UKOR UI tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Pengambilan datanya menggunakan kuesioner dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini diikuti oleh 87 responden dari populasi yang terdiri dari 448 orang di 17 cabang olahraga. Rata-rata usia mereka adalah 21,38 tahun. Usia minimumnya 18 tahun dan maksimumnya 30 tahun dan terbanyak adalah laki-laki (74%). 64,4% responden memiliki BMI normal. 58,6% responden memiliki riwayat cedera. Tingkat keparahan cedera sebagian besar pada tingkat ringan dan sedang (78,4%). Lokasi cedera yang paling banyak terjadi pada ekstrimitas bawah (64,8%) yaitu pada engkel (31,4%), paha (15,7%) dan lutut (13,7%). Sedangkan menurut kondisi medisnya cedera yang paling besar mengenai ligamen/keseleo sebanyak 64% dan cedera otot (tendon) sebesar 24%. Persepsi responden cenderung setuju bahwa kebugaran tubuh (80%), kurang pemanasan (84%) dan kurang latihan (65%) dan kondisi lapangan (65%) sebagai faktor penyebab terjadinya cedera olahraga di UKOR UI. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa pemangku kepentingan olahraga di UI untuk mengkaji risiko cedera olahraga dan mengembangkan SOP aktifitas olahraga di setiap UKOR dan mempromosikan kegiatan olahraga yang bebas cedera kepada mahasiswa UI seperti melakukan latihan olahraga secara rutin dan terjadwal, melakukan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga, menjaga kebugaran fisik, dan menggunakan alat pelindung olahraga yang disyaratkan.

Sports activities at the University of Indonesias Student Activity Unit (UKOR UI) have risks to the safety and health of its members. This study is to describe sports injury cases and perceptions of UKOR UI members on the risk factors for sports injuries that occurred at UKOR UI in 2019. This research was a quantitative descriptive study with a cross sectional design. The data collection uses a questionnaire with accidental sampling technique. This study was attended by 87 respondents from a population of 448 people in 17 sports. Their average age is 21.38 years. Minimum age is 18 years and maximum is 30 years and most are male (74%). 64.4% of respondents had a normal BMI. 58.6% of respondents had a history of injury. The severity of the injury was mostly at the mild and moderate levels (78.4%). The location of the most injuries occurred in the lower extremities (64.8%), which were ankle (31.4%), thigh (15.7%) and knee (13.7%). Whereas according to his medical condition the biggest injuries regarding ligaments/sprains as much as 64% and muscle injury (tendons) by 24%. Perceptions of respondents tended to agree that physical fitness (80%), lack of warming (84%) and lack of exercise (65%) and field conditions (65%) as factors causing sports injuries at UKOR UI. The results of this study suggest that sports stakeholders at UI to assess the risk of sports injuries and develop SOPs for sports activities in each UKOR and promote injury-free sports activities to UI students such as conducting regular and scheduled exercise, warming up sufficiently before exercising, keeping physical fitness, and using the required sports protective equipment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Andryana
"Bekerja di ketinggian bagi tim SAR merupakan jenis pekerjaan yang mempunyai resiko bahaya yang tinggi seperti terjatuh, tertimpa benda, tersetrum, kebakaran, dan lain-lain. Akses tali telah diterapkan secara luas dalam setiap pekerjaan di ketinggian, namun penerapanya membutuhkan keterampilan yang baik agar resiko bahaya terjatuh dapat dicegah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat pada perilaku selamat petugas Potensi SAR yang mengikuti pelatihan penyelamatan di ketinggian menggunakan akses tali (rope access). Desain penelitian ini adalah cross-sectional, menggunakan metode penelitian analitik korelatif dengan pendekatan semikuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Populasi penelitian meliputi seluruh Potensi SAR di daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang telah mengikuti pelatihan Rope Acces di Basarnas sebanyak 1500 orang dan sampel diambil dengan teknik acak sebanyak 30 orang. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa variabel persepsi dan pelatihan berhubungan dengan perilaku selamat, sedangkan variabel pengetahuan, fasilitas, upaya penyelamatan di ketinggian, dan dukungan tidak berhubungan dengan perilaku selamat. Direkomendasikan antara lain memastikan petugas Potensi SAR memahami posisi tubuh ergonomis, mewajibkan mengikuti pelatihan sebelum melakukan pertolongan di ketinggian, dan menerapkan reward bagi petugas Potensi SAR yang telah mengikuti pelatihan dengan baik.

Working at height for the SAR team is a type of work that has a high risk of danger such as falling, falling over objects, electrocuted, fire, and others. Rope access has been widely applied in every work at height, but its application requires good skills so that the risk of falling hazard can be prevented. The purpose of this study was to determine the contribution of predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors to the behavior of potential SAR survivors who participated in rescue training at altitude using rope access. The design of this research is cross-sectional, using corelative analytical research methods with a semicitative approach. Data were collected using a questionnaire, observation, and interview. The study population covered all the SAR potential in the East Kalimantan and North Kalimantan regions that had participated in Rope Access Training in Basarnas of 1500 people and samples were taken by random sampling technique of 30 people. The results of the study showed that the variables of perception and training were related to survivors behavior, while the variables of knowledge, facilities, rescue efforts at heights, and support were not related to survivors behavior. The recommended recommendations include ensuring SAR Potential officers understand ergonomic body positions, requiring training before high altitude relief, and applying rewards for SAR Potential officers who have attended training well."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>