Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rakhmawati Caesaria
Abstrak :
Latar belakang : Semen dikalsium silikat campuran kalsium cangkang telur dan silika sekam padi (C2S CS) mempunyai sifat hidrofilik dan dapat bereaksi dengan air atau cairan pada suhu ruang/suhu tubuh. Semen dikalsium silikat apabila berekasi dengan air antara lain akan menghasilkan senyawa kalsium hidroksida. Dalam mekanisme antibakteri dari semen dikalsium silikat, ion hidroksil yang dilepaskan oleh kalsium hidroksida akan meningkatkan pH, menyebabkan terjadinya kerusakan membran sitoplasma bakteri, denaturasi protein dan kerusakan pada DNA bakteri  Tujuan: Mengetahui kemampuan antibakteri dari semen C2S CS yang dilarutkan dengan berbagai konsentrasi (1:1, 1:2 dan 1:4) terhadap viabilitas biofilm S. mutans. Metode: Terdapat 4 kelompok penelitian yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok Kontrol negatif. Menggunakan metode mikrodilusi, 3 kelompok perlakuan terdiri dari ekstrak semen C2S CS berbagai konsentrasi (1:1, 1:2 dan 1:4) lalu dipaparkan dengan biofilm S.mutans ATCC 25175. Kemudian ditentukan viabilitasnya melalui microplate reader dengan Panjang gelombang 570 nm dan juga pembacaaan visual. Nilai MIC ditentukan apabila terdapat penurunan pertumbuhan bakteri 
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Ibrahim
Abstrak :
Latar belakang: Jeruk memiliki khasiat untuk kesehatan karena megandung vitamin, antioksidan, dan senyawa lain. Jeruk purut (Citrus Hystrix) merupakan jenis jeruk yang memiliki senyawa fenol yang tinggi. Jeruk purut memilki potensi antibakteri terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Daun jeruk purut mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoids, fenolik, tannin dan minyak esensial. Pada fase vegetative, kandungan flavonoid jeruk purut tertinggi pada daun tua. Efek antibakteri flavanoids adalah dengan mekanisme menghambat sintetik asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma sel, dan merubah permeabilitas membran sehingga memengaruhi sifat patogenitas bakteri Tujuan: Mendapatkan perbedaann efek antibakteri berbagai konsentrasi larutan ekstrak daun jeruk purut terhadap biofilm Enterococcus faecalis. Mendapatkan perbedaan efek antibakteri larutan ekstrak daun jeruk purut konsentrasi 2,5%, 5%, 10% dan 20% dan NaOCl 2,5% terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Empat kelompok sampel diuji dengan larutan ekstrak daun jeruk purut masing masing 2,5%, 5%, 10%, dan 20%. Kelompok kontrol positif dilakukan pemaparan NaOCl 2,5%, dan kelompok kontrol negatif tanpa perlakuan. Efek antibakteri dilihat dari jumlah koloni pada media BHI agar. Hasil: Rerata koloni bakteri Enterococcus faecalis dari masing masing kelompok dengan nilai p=0,00 (berbeda bermakna). Nilai koloni tertinggi pada kelompok kontrol negatif dan larutan ekstrak daun jeruk purut 2,5% dan terendah pada kelompok kontrol positif dan larutan ekstrak daun jeruk purut 20%. Kelompok ekstrak daun jeruk purut dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 10% dan 20% menunjukan perbedaan bermakna dengan kompok positif NaOCl 2,5% dan kelompok kontrol negatif. Kelompok ekstrak daun jeruk purut dengan konsentrasi 2,5% juga memiliki perbedaan bermakna dengan konsentrasi 10% dan 20%. Kesimpulan: Konsenstrasi larutan ekstrak daun jeruk purut 20% memiliki efek antibakteri Enterococcus faecalis yang paling baik dibandingkan pada konsentrasi 10%, 5%, 2,5%. Efek antibakteri larutan ekstrak daun jeruk purut 2,5%, 5%,10% dan 20% terhadap bakteri Enterococcus faecalis lebih rendah dibandingkan dengan larutan NaOCl 2,5%. ......Citrus contains vitamin, antioxidant, and other compounds that beneficial to the health. Lime (Citrus Hystrix) contains high concentration of phenol that has antibacterial potential against gram-positive and gram-negative bacterias. Lime leaf contains bioactive compounds such as flavonoids, phenolic, tannin, and essential oils. In vegetative state, old lime leaf contains the highest concentration of flavonoids. Flavonoids inhibit synthetic of nucleatic acid and citoplasmic cell membrane's function of bacteria, and affect bacterial pathogenetic by altering its membrane permeability.Objective: To obtain the difference of antibacterial effects of various lime extract concentration (2,5%; 5%; 10%; and 20%) and 2,5% of NaOCl against Enterococcus faecalis biofilm. Methods: Four sample groups tested using 2,5%; 5%; 10%; and 20% concentration of lime extract. 2,5% concentration of NaOCl was used as positive control group and no treatment was used as negative control group. Antibacterial effects were observed by the amount of bacterial colonies in BHI agar. Results: The mean of Enterococcus faecalis in each group with p=0.00 (significant). Negative control group and 2.5% lime extract concentration group had the highest amount of bacterial colonies. Positive control group and 20% lime extract concentration group had the lowest amount of bacterial colonies. All sample groups showed significant difference with positive and negative control group. 2.5% lime extract group had significant difference with group of 10% and 20% lime extract concentration. Conclusion: 20% lime extract concentration showed higher potential of antibacterial against Enterococcus faecalis than 2,5%; 5%; and 20% concentration. Antibacterial effects of lime extract in every concentration groups were lower than 2,5% NaOCl
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Kuswadi
Abstrak :
Latar Belakang: Pemanfaatan material limbah hayati cangkang telur sebagai sumber kalsium dan abu sekam padi sebagai sumber silika dapat digunakan sebagai substitusi komponen utama pada proses pembentukan semen Dikalsium Silikat. Tujuan: Mengetahui efek proses dan rasio cangkang telur dan silika sekam padi terhadap jumlah prosentase kandungan dikalsium silikat. Metode: Sebanyak 1 g bubuk cangkang telur hasil milling kering menggunakan alat High Energy Milling dan 1 g silika sekam padi dilakukan uji karakterisasi XRD Sintesis dikalsium silikat dilakukan dengan metode solid state menggunakan empat rasio mol campuran cangkang telur dan silika sekam padi (9,01:3,00) ; (2:1) ; (1,9:1) dan (1,8:1) yang di dapat dari hasil percobaan pendahuluan. Campuran homogen dari masing-masing sampel dilakukan dengan milling basah menggunakan alat High Energy Milling selama 1 jam (700 rpm) dan larutan pencampur HexanTM. Sintesis Dikalsium silikat menggunakan kalsinasi suhu 12000C selama 3 jam pada Muffle Furnace dan proses pendinginan dibiarkan hingga mencapai suhu ruangan tanpa perlakuan khusus tertentu. Semen dikalsium silikat yang terbentuk selanjut dilakukan uji karakterisasi dengan XRD. Data hasil penelitian di sajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil: Proses milling basah dengan rasio cangkang telur dan silika sekam padi 1,8 : 1 menghasilkan prosentase konten C2S ( 100% ) dengan 2 struktur kristalite (monoclinic dan orthorombic). Rasio 1,9:1 menghasilkan 96,22% C2S rasio 2:1 menghasilkan 94,54% C2S dan rasio 9,01: 3,00 menghasikan 71,6% C2S. Kesimpulan: Proses milling basah dengan rasio cangkang telur dan silika sekam padi 1,8 : 1 pada suhu kalsinasi 12000C selama 3 jam,menghasilkan prosentase kandungan tertinggi ( 100% ) C2S pada semen hidraulik campuran cangkang telur dan silika sekam padi. ......Background: Silica rice husk and eggshell waste are one of the calcium source that can be used as main component substitute in formation process of Dicalcium Silicate. Objective: To Determine the effect of silica rice husk and eggshell mixture process and ratio to the percentage formation of dicalcium silicate hydraulic cement. Methods: 1 gram of eggshell powder produced by dry milling using the High Energy Milling machine and 1 gram of silica rice husk were characterized tested with XRD (X-Ray Diffraction) Dicalcium silicate synthesis was made with solid state method using four mol ratio of the eggshell and silica rice husk mixture, which were (9,01:3,00) ; (2:1) ; (1,9:1) and (1,8:1) from the previous research. Homogenous mixture from each sample were proceed from the wet milling using High Energy Milling for 1 hour (700rpm) and HexanTM solution mixture. Dicalcium silicate synthesis using calcination temperature 12000C for 3 hours on Muffle Furnace and the cooling process were letting to the room temperature without any further treatment. Dicalcium silicate cement were formed using the characteristic test with XRD. The result was perform in descriptive. Result: Wet milling process with ratio of eggshell and silica rise husk was 1,8 : 1 content percentage of C2S ( 100% ) with 2 crystallite structure (monoclinic and orthorhombic). Ratio 1,9 : 1 produce 96,22% of C2S, ratio 2:1 produce 94,54% of C2S dan ratio 9,01: 3,00 produce 71,6% of C2S. Conclusion: Wet milling with ratio of eggshell and silica rise husk was (1,8:1), calcination temperature 12000C for 3 hours produce the highest percentage (100%) of C2S on hydraulic cement from eggshell and silica rise husk mixture.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library