Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farid
"CD-ROM sebagai media simpan informasi yang mampu menampung banyak data, membutuhkan ketrampilan khusus dalam menemukan kembali informasi yang terekam didalamnya. Dengan ciri seperti itu, maka pelatihan pemakaian CD-ROM di suatu perpustakaan tertentu menjadi penting untuk diadakan. Suatu perpustaaan yang kondisi pemakainya mempunyai pengetahuan berbeda terhadap layanan CD-ROM perlu diatasi dengan mengadakan pendidikan pemakai tambahan bagi pemakainya yang belum mendapatkan pelatihan. Penelitian ini ingin melihat mengapa pemakai perlu mendapatkan program pengenalan layanan CD-ROM, yang terintegrasi dalam program Intorduction Course di Perpustakaan Pusat Universitas Trisakti. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini didapat dari daftar pemakaian koleksi CD-ROM selama semester ganjil tahun 1997/1998. Tujuan penelitian ini ingin memberikan alasan-alasan mengapa program pengenalan layanan CD-ROM perlu bagi pemakai Perpustakaan Pusat Trisakti.
Teknik pengumpulan data yang dipakai menggunakan metode dokumenter, yaitu data yang dikumpulkan dari lembar pemakaian layanan CD-ROM. Sebagai data penunjang didapat dari hasil wawancara dengan Sekretaris Perpustakaan dan Kepala Sub.Unit Pelayanan Referensi. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rumus prosentase.
81,5% pemakai layanan CD-ROM adalah pemakai yang berstatus belum mendapatkan program pengenalan layanan CD-ROM dan 72,3% dari populasi adalah mahasiswa tingkat 3 sampai akhir, padahal pada saat-saat itu mereka butuh sumber informasi yang banyak untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah mereka. 70,9% dari populasi adalah mahasiswa Universitas Trisakti yang memakai layanan ini hanya 1 kali dalam waktu semester ganjil tahun 1997/1998. Kondisi ini mungkin disebabkan mereka putus asa dalam mencari melalui CD-ROM dan beralih ke media bentuk lain atau ke sumber informasi lain, misalnya perpustakaan lain atau melalui internet. Melihat sebagian besar pemakai layanan ini adalah mahasiswa, 90.8% dan populasi, maka pihak Perpustakaan Pusat Trisakti harus memikirkan untuk diadakannya program pengenalan layanan CD-ROM tambahan bagi pemakai yang belum mendapatkannya.
Perpustakaan Pusat Trisakti sangat perlu mengadakan program pelatihan tambahan. Baik itu untuk para mahasiswanya dan juga segala unsur sivitas akademika Universitas Trisakti. Pihak perpustakaan disarankan untuk mengadakan promosi tentang layanan CD-ROM agar keberadaan layanan ini diketahui oleh seluruh warga sivitas akademika Universitas Trisakti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S15138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Humaira
"Gangguan mental yang sering dikaitkan dengan risiko bunuh diri adalah schizophrenia dan depresi. Kedua gangguan ini memiliki kesamaan dalam mekanisme etiologi, baik secara genetik maupun klinis, sehingga menjadi faktor risiko bunuh diri. Expressive Writing Therapy (EWT) adalah intervensi yang berpotensi efektif bagi individu yang berisiko bunuh diri, terutama dalam mengelola tekanan emosional dan meningkatkan kesehatan mental. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko bunuh diri melalui penerapan EWT. Metode yang digunakan adalah laporan kasus (case report). Instrumen evaluasi yang digunakan berupa lembar tanda dan gejala risiko bunuh diri yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa intervensi keperawatan generalis dan EWT dapat secara signifikan menurunkan tanda dan gejala risiko bunuh diri, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan dorongan bunuh diri. Penerapan EWT terbukti menurunkan skor gejala risiko bunuh diri dari 20 menjadi 3, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol dorongan bunuh diri dari skor 1 menjadi 10. EWT diharapkan dapat menjadi salah satu teknik alternatif yang efektif dalam menurunkan tanda dan gejala risiko bunuh diri. 

Mental disorders commonly associated with suicide risk are schizophrenia and depression. These two disorders share similarities in their etiological mechanisms, both genetically and clinically, making them risk factors for suicide. Expressive Writing Therapy (EWT) is a potentially effective intervention for individuals at risk of suicide, particularly in managing emotional distress and improving mental health. This scientific paper aims to analyze nursing care for patients at risk of suicide through the application of EWT. The method used is a case report. The evaluation instrument used is the risk of suicide signs and symptoms sheet developed by the Department of Psychiatric Nursing, Faculty of Nursing, Universitas Indonesia. The results show that generalist nursing interventions and EWT significantly reduce the signs and symptoms of suicide risk and improve patients' ability to control suicidal urges. The application of EWT proved to reduce the suicide risk symptoms score from 20 to 3, and increase the patient's ability to control suicidal urges from 1 to 10. EWT is expected to become an alternative technique in reducing the signs and symptoms of suicide risk. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ristiara Shafwah Khairunnisa
"Skizofrenia dalam keperawatan jiwa merupakan salah satu kondisi klinis yang dapat menimbulkan salah satu di antaranya masalah keperawatan berupa risiko perilaku kekerasan. Risiko perilaku kekerasan pada individu tidak hanya dapat berdampak pada diri individu itu sendiri, melainkan juga pada orang lain dan lingkungan. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menilai manfaat penerapan pelaksanaan standar asuhan keperawatan jiwa generalis dengan kombinasi terapi humor terhadap penurunan tanda dan gejala serta agitasi pada klien dengan masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi kasus. Intervensi keperawatan diberikan kepada Tn. G berjenis kelamin laki-laki berusia 45 tahun dengan riwayat marah-marah, tidak mampu mengontrol emosi, dan melakukan kekerasan pada diri maupun orang lain. Setelah diberikan intervensi keperawatan generalis, diperoleh penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dari skor 20 pada pertemuan pertama menjadi skor 3 pada pertemuan ketiga belas. Kemampuan klien dalam mengontrol amarah meningkat dari skor 2 kemampuan pada pertemuan pertama menjadi skor 6 kemampuan pada pertemuan ketiga belas. Sementara itu, tingkat agitasi klien diukur menggunakan instrumen Behavioral Activity Rating Scale (BARS) diperoleh tingkat agitasi menurun setelah diberikan terapi humor pada pertemuan keenam hingga pertemuan ketiga belas dari skor 5 atau 6 menjadi skor 4. Hasil karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pasien, caregiver, dan penelitian selanjutnya dalam mengoptimalkan pemberian asuhan keperawatan jiwa kepada pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan.

Schizophrenia in mental health nursing is one of the clinical conditions that can cause one of the nursing problems in the form of risk of violent behavior. The risk of violent behavior in individuals can not only affect the individual’s own self, but also other people and the environment. The writing of this final scientific work aims to assess the benefits of implementing the implementation of generalist mental health nursing care standards with a combination of humor therapy on reducing signs and symptoms and agitation in clients with nursing problems at risk of violent behavior. The method used in this scientific work is a case study. Nursing interventions were given to Mr. G, a 45-year-old male with a history of anger, unable to control emotions, and violence against himself and others. After providing generalist nursing interventions, a decrease in signs and symptoms of risk of violent behavior was obtained from a score of 20 at the first meeting to a score of 3 at the thirteenth meeting. The client's ability to control anger increased from a score of 2 abilities at the first meeting to a score of 6 abilities at the thirteenth meeting. Meanwhile, the client's level of agitation was measured using the Behavioral Activity Rating Scale (BARS) instrument, and the level of agitation decreased after being given humor therapy at the sixth meeting to the thirteenth meeting from a score of 5 or 6 to a score of 4. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library