Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suseno
Abstrak :
ABSTRAK
Konflik itu selalu ada dalam kehidupan manusia?. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah mengelola (managing) konflik yang terjadi, sehingga tidak menjadi konflik kekerasan massal yang menghancurkan peradaban manusia. (Ichsan Malik, 2006).

Latar belakang etnik dengan budaya, bahasa, dan agama yang beragam dari narapidana adalah salah satu faktor yang menimbulkan konflik di Lembaga Pemasyarakatan. Untuk itu, diperlukan pemahaman dari para narapidana itu sendiri maupun petugas bahwa perbedaan adalah hal yang sangat manusiawi.

Untuk menjamin terlaksananya proses pembinaan dan bimbingan terhadap narapidana, diperlukan kondisi Lapas yang kondusif. Salah satu faktor yang dapat menjaga kondisi Lapas tetap kondusif adalah adanya petugas yang mampu memahami dan menanani bila konilik antar narapidana terjadi. Untuk melakukan antisipasi dan mernbekali petugas dalam menangani konflik, rancangan program pelatihan strategi menangani konflik merupakan salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan.

Selanjutnya, perlu diciptakan juga nuansa kedamaian di antara para WBP. Untuk memotivasi mereka dalam menciptakan dan memelihara suasana perdamaian tersebut dilakukan upaya kampanye hari tanpa kekerasan melalui lomba poster antar kelompok narapidana.

Penulis berharap rancangan program yang penulis buat dapat dijadikan sebagai acuan untuk penanganan konflik, baik konilik yang terjarli di Lapas Kelas I Sukamiskin pada khususnya, dan Iembaga pemasyarakatan pada umumnya.
2007
T17827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Hernes
Abstrak :
Intervensi ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi warga desa Sumurugul melalui pembangunan jaringan sosial dengan pengusaha lokal dalam mendukung program penurunan angka kematian ibu (AKI) di daerahnya. Secara spesifik, tujuan yang hendak dicapai adalah tumbuhnya kesadaran target group akan pentingnya sistem jaringan sosial, guna peningkatan ekonomi masyarakat desa, dan meningkatkan kapasitas inisiatif mandiri dari target group dalam membangun sistem jaringan sosial di desa Sumurugul. Pendekatan community development partnerships dan community development corporation memberikan kerangka landasan teoritis dan arah pengembangan jaringan sosial sebagai faktor strategic dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat desa Sumurugul. Kontribusinya dapat dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan jaringan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan lainnya di Indonesia. Hasil yang dicapai dalam program intervensi merujuk dan terakumulasi pada rangkaian teknik seperti: (1) Pelaksanaan diskusi terlaksana dengan baik, peserta sangat tertarik akan penjelasan fasilitator dan peserta dapat memahami akan arti pentingnya membangun jaringan sosial, (2) Melalui pelatihan pertama, tentang keterampilan pembuatan proposal, dalam hal ini pembuatan surat menyurat formal, awalnya peserta belum semua memahami aturan tata lulls surat menyurat yang resmi. Setelah diadakan pelatihan, peserta mampu membuat surat resmi berupa undangan formal, (3) Pada pelatihan kedua, keterampilan pelatihan pemetaan, peserta mampu mengidentifikasi potensi kelebihan dan kekurangan dirt dan mitra, sehingga kemampuan memetakan potensi sudah mereka kuasai, dan (4) Pelatihan ketiga berupa simulasi kunjungan ke pejabat negara teijadi perubahan sikap dan perilaku yang tampak, dimana peserta terlihat menjadi percaya diri, dan muncul snail] pemahaman barn, bahwa bertemu dengan pejabat pemerintah adalah hal yang tidak sulit, sepanjang aturan yang berlaku dilakukan.
This intervention held in intention to improve the economics of Sumurugul village society through social network development with the local businessmen to endorse the local Maternity Death Rate reduction program. Specifically, the purpose is the development of group target's conscience due importance of the social network, in order to improve society's economics, and enhancing an active participatory of the target group in developing the social network system in Sumurugul village. The results are; (I) the discussion was performed successfully, participants were attracted to facilitator's explanation and they are able to understand the importance of this social network development. (2) On the first training material, proposal training, this in the case is to create formal papers. Initially, participants did not entirely understand the formal papers conduct, whereas after the training, they are able to create a formal paper, a formal invitation. (3) In the second training of mapping, participants are able to identify their and their partners' potentials and shortcomings, thus, they have the ability to map the potentials, and (4) changing in attitude and behaviour is apparent upon the third training of simulation in visiting a state's official, where participants become more confident, and incurred a new understanding that meeting with a government official was not adifficult thing to do , as long as they obey the effective rules.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Shinta S. Sudono
Abstrak :
Sport is a school for life. Program aksi yang dilaksanakan oleh Yayasan SEKAM untuk mencegah keterilbatan anak-anak dalam peredaran narkoba melalui kompetisi bola. Kompetisi bola dan penyebaran informasi mengenai narkoba tidak cukup untuk dapat memberikan penguatan kepada anak-anak, terutama anak jalanan yang beresiko tinggi. Perlu adanya intervensi lanjutan bagi kelompok-kelompok tim bola yang beresiko tinggi terhadap terpaparnya narkoba. Karena itu, penguatan tim bola dalam sportivitas permainan melalui kepemimpinan dan team building menjadi tujuan spesifik intervensi. Pendekatan yang dipakai dalam intervensi sosial ini adalah The five C's. Sedangkan untuk peningkatan kepemimpinan, digunakan pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard melalui pencapaian gaya kepemimpinan partisipatif dengan komunikasi dua arah. Pendekatan team building menggunakan Model tahap-tahap pembentuk kelompok dari Tuckman. Program intervensi dirancang dalam 1 I tahap kegiatan, mulai dari lobbying hingga evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Tujuan kegiatan terpenuhi, ditandai dengan tercapainya indikator keberhasilan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasugian, Maria Rita I.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Suyuti Kholil
Abstrak :
ABSTRAK
Konflik bernuansa SARA di Maluku tahun 1999 hingga saat ini masih menyisakan masalah pengungsi yang belum terselesaikan dengan tuntas. Mereka masih merasakan trauma konflik, sehingga rentan konflik dan bersikap intoleran. Di ruang publik, mereka tidak menunjukkan adanya sikap intoleran, namun di ruang privat masih terdapat sikap intoleran. Dari tiga konstruk intoleran, yaitu prejudice, stereotype dan racism, konstruk yang dinilai paling dominan adalah prejudice terhadap kelompok masyarakat lain. Oleh karena itu, untuk meningkatkan sikap toleran pengungsi konflik dilakukan intervensi dengan menurunkan tingkat prejudice-nya. Teknik intervensi yang digunakan adalah Living Values Education (LVE) dan teknik kontak berdasarkan contact hyphotesis theory. Setelah dilakukan intervensi terhadap target, evaluasi data kuantitatif pre test dan post test dilakukan dengan teknik analisis t-test, dengan N = 11 dan pernyataan yang terdiri dari 31 item. Hasil analisa menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dengan nilai p = 0,001 dan interval nilai mean pre test dan mean post test sebesar 17,09.
ABSTRACT
SARA nuanced conflict in Maluku in 1999 until today still leaving unresolved internally displaced persons problem completely. They still feel the trauma of conflict, leaving it vulnerable conflict and being intolerant. In public spaces, they do not indicate intolerance, but in the private sphere there is still intolerance. Of three construct intolerant, namely prejudice, stereotype and racism, the construct considered the most dominant is the prejudice against other groups. Therefore, to increase the tolerance for internally displaced person, intervention to reduce the level of its prejudice. Intervention techniques used are Living Values Education (LVE) and contact technique based contact hypothesis theory. After the intervention of the targets, evaluating quantitative data pre test and post test was performed using t-test analyzes, with N = 11 and a statement that consists of 31 items. Results of the analysis indicate a significant change in the value of p = 0.001 and the interval of the mean pre-test and post-test mean of 17.09.
2016
T45238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Suciyana S.
Abstrak :
Tugas Akhir ini membahas upaya meningkatkan moral judgment pedagang kaki lima di jalan Margonda Raya yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi belief pedagang kaki lima terhadap Emosi dan hak penggunaan trotoar. Program penelitian dilakukan dengan booklet yang conlenmya dibuat berdasarkan teori moralitas, cogniiive dissonance, dan just world theory. Penelitian ini adalah penclitian action research semi lcuantitatif yang bertujuan mencari solusi yang baik terhadap masalah sosial yang berkaitan dengan aktivitas pedagang kaki lima di area trotoar. Hasil penelitian menunjukkan baoldei sebagai program intewensi yang dijadikan altematif media perubahan dapat meningkatkan moral judgment pedagang kaki lima. Pcnclitian juga menunjukkan bahwa usia dan letak kios pedagang kaki lima meujadi faktor-faktor yang nyata mempengaruhi peningkatan moral judgmenz pedagang kaki lima terhadap fimgsi dan hak penggunaan trotoar di jalan Margonda Raya, Depok. Program intervensi yang dilakukan pada penelitian ini hanyalah awal dari usaha mengubah kondisi sosial yang berkaitan dengan masalah Pedagang Kaki Lima, Trotoar dan Lalu Lintas. Untuk menghasilkan perubahan yang nyata diperlukan program intcrvensi lanjutan yang difokuskan mendorong terbentuknya organisasi dan komunikasi yang setara antara pedagang kaki lima dan Pcmerintah Kota Depok scbagai pihak pemegang otoritas. ......This final project focus on an effort to upgrade the moral judgment level as a factor that affecting belief of the street-vendors regarding sidewalk timction and use on Margonda Raya Street, Depok_ This project was using a booklet as a social intervention media. The content of the booklet based on morality theory, cognitive dissonance, and just world theory. By using semi quantitative action research, this project’s goal is trying to find a better solution to social problems regarding the street-vendors activities on the sidewalk. This research shows that booklet as intervention program could be use as an alternative media to upgrade the moral judgment level of the street~vendors. The researcher also found that the participant age and the spot of the “stand” as factors that has significant effect in upgrading street-vendor’s moral judgment level regarding sidewalk timction and use on Margonda Raya Street, Depok. The intervention program in this research is just the beginning to improve social condition related to street-vendors, sidewalk, and traiiic. To get significant change in social problems, the research should be foucus in advance intervention programs to promote street-vendors to develop organization and equal communication from the street-vendors and Depok city govemment aa legal otonty.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34020
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Pencegahan konflik di Lembaga Pemasyarakatan sudah seharusnya menjadi prioritas utama dari Direktorat Jcndcral Pemasyarakatan, dimana kondisi keamanan di Lapas menjadi barometer utama keberhasilan Lapas. Untuk menjadikan kondisi Lapas aman, jauh dari konflik dihutuhkan petugas Lapas yang mampu membaca situasi apabila kontlik di Lapas akan terjadi. Untuk itu diperlukan suatu intcrvensi kepada petugas Lapas, berupa intervensi peningkatan kapasims petugas Lapas dengan pelatihan mencegah konhik, terutama konflik yang bersifat laten. Pelatihan merupakan salah satu bentuk pilihan altemalif yang dirasa paling efektif untuk meningkatkan kemampuan petugas, khususnya petugas pengamanan. Adapun modul dari pelatihan tersebut menitik beratkan pada 4 (empat) hal yaitu; memahami konflik, strategi menangani koflik, metode peringatan dan tanggapan dini (Earbz Warning System), Participatory Action Research.

Penulis berharap agar intervensi yang penulis buat dapat dijadikan sebagai acuzm untuk pelatihan pcnanganan kontlik, baik penanganan konflik yang terjadi di Lapas Klas I Cipinang pada khususnya dan lembaga pemasyarakatan Iainnya pada umumnya.
2007
T34077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR Mindo Poetri Permata
Abstrak :
ABSTRAK
Faktor ekonomi kerap dijadikan permasalahan tunggal pada kasus “anak putus sekolah” di Indonesia. Ada sebuah temuan 3000 anak putus sekolah di kota Depok dan mereka memilih mengikuti ujian Paket C untuk mendapatkan ijazah ketimbang belajar di sekolah. Hal ini menunjukkan adanya keengganan siswa didik untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Sikap enggan mengikuti pelajaran sekolah dapat diterjemahkan sebagai menurunnya motivasi anak belajar di sekolah. Kegiatan bercerita untuk anak usia 6 -7 tahun adalah sebuah kegiatan intervensi yang bersifat preventif untuk mempersiapkan anak menghadapi pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Media bercerita sangat efektif untuk dijadikan khasanah pemaparan permasalahan sekaligus pemecahan permasalahan dengan cara yang mudah dicerna oleh anak. Pemilihan anak usia 6 - 7 tahun berdasarkan kemampuan tugas perkembangan anak dimana anak telah memiliki kemampuan mengolah informasi berdasarkan stimulasi lingkungan. Yang dimaksud dengan kegiatan bercerita ialah bercerita dengan muatan penanaman motivasi belajar anak sehingga dorongan dan semangat belajar tetap terjaga utuh hingga anak menyelesaikan pendidikan. Lembaga yang dijadikan partner kerja dalam kegiatan intervensi ini ialah Taman Pendidikan Al Qur’an dan Ngaji Lekar, sebagai dua lembaga yang dipercaya oleh warga RW 20 Kampung Lio sebagai tempat mereka menitipkan anak untuk belajar membaca Al Qur’an, baca latih, tulis, hitung dan pendidikan anak usia dini.
2007
T38050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Dian Indraswari
Abstrak :
ABSTRAK
Program Intervensi ini bertujuan untuk mendorong perubahan kebiasaan yang mencemari sumber air pada anak-anak komunitas Al Bahar. Komunitas Al Bahar adalah sekelompok masyarakat marginal yang menempati lahan kosong di RT 09/RW 02 Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kotamadya Depok, Jawa Barat dengan sistem sewa. Sebagian besar berprofesi sebagai pedagang kaki lima dan pemulung. Pada wilayah ini terdapat 7 (tujuh) buah sumur namun warga membeli air untuk konsumsi. Dalam pandangan mereka, sumur yang ada tidak layak dikonsumsi, salah satunya disebabkan perilaku anak-anak yang membuang sampah sembarangan dan mengotori sumur.

Metode teater rakyat dipilih karena terbukti efektif dalam melakukan penyadaran untuk berperilaku lebih baik. Teater rakyat dilahirkan oleh seorang seniman Brasilia bernama Augusto Boal. Salah satu teater anak-anak yang cukup berhasil adalah Children 's Theatre Collective (CTC) di Filipina. Berdasarkan pengalaman CTC, teater merupakan proses yang memberikan ruang untuk anak-anak mengeksplorasi, memahami realitas dan menemukan solusi atas masalah yang teijadi. Teater juga melatih anak-anak untuk mau mendengarkan dan berani mengkomunikasikan pengalamannya kepada orang lain.

Pelaksanaan program intervensi beijalan kurang lebih selama 2 (dua) bulan dan diikuti oleh 11 (sebelas) anak. Metode yang digunakan selain teater, juga permainan yang menyenangkan bagi anak-anak. Target group dalam intervensi ini yaitu anak usia 6-11 tahun atau tahap operational concrete berdasarkan Jean Piaget. Landasan teori utama adalah Contextualism dari Lev Semyonovich Vygotsky. Teori ini menempatkan anak bukan sebagai subyek yang menerima pengaruh dari lingkungan, namun sebaliknya anak dipandang sebagai aktor yang mampu mempengaruhi lingkungannya {agent o f social changes). Teori lain yang digunakan adalah individual changes process yang dikemukakan Martindale (Zaltman, 1972). Martindale menyebutkan dalam tahapan perubahan perilaku, pertama kali harus muncul kesadaran (awareness). Jika kesadaran telah muncul, maka akan timbul ketertarikan (interest) yang akan mengarah pada perubahan perilaku (behavior). Teater menjadi stimulus yang merangsang kesadaran yang akan mendorong perubahan perilaku anak-anak komunitas Al Bahar.

Intervensi melalui Teater Rakyat telah menyadarkan anak-anak Al Bahar untuk tidak mencemari sumur dan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Metode ini juga mampu membongkar budaya bisu dan membuat komunikasi lebih baik antara anak dengan orangtuanya. Anak-anak Al Bahar menjadi lebih bertanggungjawab, kreatif dan bahkan mulai berani mengingatkan para orangtuanya untuk menjaga kebersihan. Dalam intervensi ini juga diketemukan bahwa internalisasi nilai dan perubahan perilaku lebih efektif dan lebih cepat terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-laki.

Selain untuk anak-anak, Teater Rakyat dapat juga dimanfaatkan dalam intervensi yang melibatkan remaja dan para orangtua. Teater Rakyat juga relevan untuk permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia seperti pengungkapan pelanggaran HAM masa lalu, trauma healing akibat bencana dan konflik, penyadaran untuk isu korupsi dan lingkungan hidup serta metode yang efektif untuk menggali permasalahan secara partisipatif dalam program pendampingan masyarakat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T37646
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Santoso
Abstrak :
Pencegahan konflik di Lembaga Pemasyarakatan sudah seharusnya menjadi prioritas utama dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, di mana kondisi keamanan di Lapas menjadi barometer utama keberhasilan Lapas. Untuk menjadikan kondisi Lapas aman, jauh dari konflik dibutuhkan petugas Lapas yang mampu membaca situasi apabila konflik di Lapas akan terjadi. Untuk itu diperlukan suatu intervensi kepada petugas Lapas, berupa intervensi peningkatan kapasitas petugas Lapas dengan pelatihan mencegah konflik, terutama konflik yang bersifat laten. Pelatihan merupakan salah satu bentuk pilihan alternatif yang dirasa paling efektif untuk meningkatkan kemampuan petugas, khususnya petugas pengamanan. Adapun modul dari pelatihan tersebut menitikberatkan pada 4 (empat) hal yaitu; memahami konflik, strategi menangani konflik, metode peringatan dan tanggapan dini (Early Warning System), Participatory Action Research. Penulis berharap agar intervensi yang penulis buat dapat dijadikan sebagai acuan untuk pelatihan penanganan konflik, baik penanganan konflik yang terjadi di Lapas Klas I Cipinang pada khususnya dan lembaga pemasyarakatan lainnya pada umumnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>