Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maskito A. Soerjoasmoro
"Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, saat ini kuantitasnya sudah mencukupi, tetapi bagaimana dengan kualitasnya? Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran tentang kinerja petugas pengisi formulir stratifikasi yang merupakan alat evaluasi Puskesmas. Metoda penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Unit analisis adalah petugas pengisi formulir stratifikasi seluruh puskesmas Kabupaten Tangerang. Cara memperoleh datanya dengan wawancara terstruktur dan dengan menilai kinerja petugas dari hasil isian formulir stratifikasi tahun 1992.
Hasil variabel independen masukan yaitu pendidikan, pengetahuan, bimbingan, jabatan, lama bekerja, kepuasan, pendapat, pengisian dan ketekunan yang berhubungan dengan kinerja petugas adalah pengetahuan dan kepuasan bekerja. Variabel-variabel independen proses yaitu tingkat kesulitan tidak ada yang berhubungan bermakna dengan kinerja petugas. Sedangkan variabel independen lingkungan yaitu data, sarana dan waktu yang tersedia serta Hubungan dengan atasan, yang berhubungan dengan kinerja adalah sarana dan waktu. Hasil variabel dependen yaitu ketepatan, kelengkapan dan kecermatan hasilnya 86% kurang dan 14% yang baik. Hal-hal panting lain yang memberikan dorongan kinerja adalah bimbingan, tersedianya data dan perbaikan formulir stratifikas Puskesmas.
Kesimpulan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, kepuasan bekerja, sarana buku pedoman dan waktu pengisian terhadap hasil kinerja petugas pengisi formulir stratifikasi. Sebagai saran perlu ditingkatkan pengetahuan petugas, diusahakan agar pekerja puas baik fisik maupun mental, dicukupi sarananya dan alokasi waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya. Puskesmas-puskesmas Kabupaten Tangerang agar lebih memperhatikan kinerja pengisian formulir stratifikasi Puskesmas sehingga hasilnya lebih baik. Untuk Dinkes Kabupaten DT II Tangerang agar memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang pentingnya stratifikasi Puskesmas dan peningkatan kinerja.

A Case study on factors connected with performance of officers responsible for Health Center (Puskesmas) Stratification has been carried out in Tangerang Regency, West Java, Indonesia. The study incorporate all 43 puskesmas in the regency and select one person from each Puskesmas, who was responsible for Puskesmas stratification, as a responder for the unit analysis. Data for independent variable collected for the study wa conducted through structural interview at February 15, 1993. And for the dependent variable, data collected by measurement of the performance od the filling 1992 Tangerang Regency Puskesmas Stratification.
The result indicated that some factors (i.e Knowledge, Job Satisfaction, Studies Guide book and Enough Time Allocation), Significantly connected with increased performance. Performance itself, measured through exactness, completeness and accuracy of Puskesmas Stratification fill in, showed an inadequate 86% Low result with only 14% fair result. Other important factors indicating performance stimulation were personal training, data availability and stratification form improvement.
It was suggested to increase Knowledge, Job Satisfaction, resources fulfillment and allocating enough time for persons involve in Puskesmas stratification to rise their performance. Puskesmas in Tangerang Regency should also suggested to increased their effort for a better performance result. Regency Health office should increased their training, guidance and information regarding the importance of Puskesmas Stratification performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Marinda Montain
"Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun kegiatan pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat. Pada pelaksanaannya menemui hambatan antara lain: kuatitas dari PTP yang kurang memadai, belum terealisirnya PTP sebagai input perencanaan kesehatan Dinas Kesehatan (Din.Kes) Dati II, belum terjawabnya masalah-masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dengan adanya PTP, kurangnya pembinaan PTP oleh Dinas Kesehatan Dati II.
Penelitian ini bertujuan menganalisis aplikasi Perencanaan Tingkat Puskesmas pada tiga Puskesmas di Kabupaten Karawang, dengan menggunakan pendekatan sistem dan dibahas dengan analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threats).
Menggunakan metode kualitatif dengan unit analisis Kepala Puskesmas, staf Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Dati II Karawang, Kepala Seksi Din.Kes Dati II Karawang, Staf Urusan Perencanaan dan Informasi Din.Kes Dati II Karawang, Camat, dan Petugas Penyuluh Lapangan KeIuarga Berencana Teknik pengumpulan data wawancara mendalam, diskusi kelompok dan kajian dokumen. Penelitian dilakukan secara deskripsi analitik untuk menjawab permasalahan dalam penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan pendekatan sistem dan dibahas dengan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan pedoman PTP yang digunakan masih mengacu pada pedoman PTP "Micro Planning" tahun 1986 dan belum mengacu pada pedoman PTP tahun 1993. Kurangnya komitmen Kepala Puskesmas dan Din.Kes Dati II dalam mendukung PTP. Dukungan lintas sektor untuk berpartisipasi dalam kegiatan Puskesmas masih terbatas. Tidak adanya jadwal tertulis dan menyeluruh pada awal tahun anggaran dari Din.Kes Dati II mengenai pengelolaan PTP selanjutnya dan program-program yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas. PTP sulit untuk menyelesaikan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas, bila dikaitkan dengan target yang terlalu tinggi. Tidak adanya pengaruh kebijakan PTP yang sejalan dengan Peraturan Mendagri No. 9 tahun 1982 sebagai kontrol dari pelaksanaan PTP di Puskesmas maupun pengelolaannya di Din.Kes Dati II.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat dikemukakan beberapa saran, antara lain: perlunya suatu evaluasi dari hasil pelatihan pada tahun-tahun berikutnya, adanya informasi jadwal pengelolaan PTP selanjutnya di Din.Kes Dati II, perlunya komunikasi yang lebih aktif antara Puskesmas dengan Din.Kes Dati II dan antara Kepala Seksi dengan Urusan Perencanaan Din.Kes Dati II., meningkatkan komitmen Kepala Puskesmas dan Din.Kes Dati III dalarn mendukung PTP.

Community health center planning is a systematic activities process to arrange the activities and increase the quality of health services to the people in order to handle the health problems. In the execution, there are some obstacles for instance: the quality of the community health center planning is not good enough, there is no realization of community health center planning as an input of the health planning of health department (Dinas Kesehatan) Karawang regency, there are no solutions for health problems with the planning right now, least support for community health center planning by the department of health in Karawang regency.
The aim of the research is to analyze the application of community health center planning on three community health centers in Karawang regency, by using the approaching system that will be talked over by SWOT (strength, weakness, opportunity , threats) analysis.
Using the qualitative method with the analysis unit are: the chief of community health center, the staffs of community health center, the chief of the health department in Karawang regency, the chief of the health department section in Karawang regency, the staffs of the planning affairs and information of the health department in Karawang regency, the head of the district (Carat) and the officers of information of family planning. The techniques of collecting data are: in depth interview, focus group discussion, learning from the document. The research was done in descriptive analysis to solve the problems in managing the planning of community health center by the approaching system and will be discusses by SWOT analysis.
The results of the research shows the guide of community health center planning which is used still oriented to the guide of 1986 community health center planning, not to the 1993 guide. Least commitment of the chief of community health center and the department of health in Karawang regency in supporting community health center planning. Supporting from the sector to participate in the activities of it is still limited. There is no written schedule in the early budgetary year from the health department in Karawang regency on the planning management and the programs that must be done by the community health center. It is difficult to solve the health problems by the planning when it is connected to the high target. There is no effect of the policy of community health center planning refer to the minister of home affairs rule number 91 1982 as the controller of the execution in the public health center and in the management in the health department in Karawang regency as well.
Based on the result of the research, some suggestion can be brought forward, for instance: it needs an evaluation of the training results from the further years, there are some information about management schedule of further community health center planning, it needs more active communications, improving the commitment in supporting community health center planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ramadhani Makarao
"Departemen Kesehatan telah menggariskan suatu kebijaksanaan yang disebut: Panca Karya Husada, dimana "Karya" yang pertamanya adalah: "Peningkatan dan Pemantapan upaya kesehatan." Keberhasilan karya pertama ini ditentukan antara lain melalui upaya kesehatan di puskesmas. Sehingga sewajarnyalah peranan dan fungsi puskesmas perlu dibina dan ditingkatkan. Di Indonesia, puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan diketahui bahwa produktivitas dan kinerja cakupan puskesmas masih rendah, serta banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang kinerja cakupan puskesmas di Kabupatan Serang Propinsi Jawa Barat. Kabupatan Serang dipilih menjadi daerah penelitian disebabkan karena Kabupaten Serang mempunyai angka kematian bayi yang tertinggi diantara Kabupaten dan Kotamadya se-propinsi Jawa Barat. Dengan angka kematian bayi sebesar 123,77/1000 kelahiran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan "Cross sectional." Unit analisanya yaitu Puskesmas dengan respondennya: Kepala Puskesmas beserta stafnya yang memegang program KB-KES. Hipotesa yang diajukan adalah faktor Lingkungan, Pembinaan Organisasi Puskesmas, Manajemen Internal Puskesmas serta Faktor Input Puskesmas mempunyai hubungan searah dengan Kinerja Cakupan Puskesmas.
Hasil analisa bivariat didapatkan dari keempat variabel independen korelasi yang paling tinggi adalah manajemen internal puskesmas {0,66) kemudian diikuti oleh pembinaan organisasi puskesmas (0,54), lingkungan umum (0,53) dan yang korelasi terkecil adalah faktor input (0,32). Hasil analisis dengan menggunakan regresi ganda didapatkan persamaan: Kinerja Cakupan Puskesmas: 5,28 + 0,63 (Manaje) + 0,21 (Lingk) + 0,13 (Input) + 0,11 (Bins).
Kesimpulan dari analisis di atas menunjukkan manajemen internal puskesmas merupakan variabel utama yang mempengaruhi cakupan kinerja puskesmas disusul lingkungan umum. Disarankan perlu adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga puskesmas yang difokuskan pada manajemen internal.

Health Ministry had underscored a wisdom, which is coiled: Panca Karya Husada, where the first "Karya (work)" is "Improvement and Stabilization of Health conditions." The success of this first work is determined among others, through the health efforts in Health Center. So that it's natural that the role and the function of health center need to be constructed and increased. In Indonesia, health center is one center of health servicing and is known that the productivity and the coverage performance of health center still low, and so many factors influence them.
The aim of this observation want to get image about coverage performance of health center in Serang regency, West Java Province. Serang Regency is choice become observation region it is caused that Serang Regency has a highest infant mortality rate between Regency and Municipality in all west Java Provinces. With the infant mortality rate is 123,77/1000.
This observation is a analytic description observation with approaching "Cross sectional". The Unit of it's analysis is the health center isn?t responder: The chairman of health center with his staff who kept KB-KES Program. The Hypothesis with is proposed is environment factor, Establishment Organization of health center, Management Internal of health center and Input Factor has the same way direction of connection with coverage performance of health center.
The Result of bivariat analysis is gotten from the fourth variable independent of highest correlation are management internal of health center (0,66), and then followed by Establishment Organization of health center (0,54), environment factor (0,53), and smallest, correlation is input factor (0,32). The result of analysis with using multiple regressions is obtained similarity coverage performance of health center: 5,28 + 0,63 (manage) + 0,21 (environment) + 0,13 (input) + 0,11 (establishment) + e.
The conclusion of analysis above showed that the management internal of health center is the main variable which influence coverage performance of health center is followed by environment factor. It's suggested that it need something to increase the ability and the skill of health center power, which is focused on management internal of health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library