Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhimas Aulia Rahman
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai rumah sakit besar yang menawarkan berbagai layanan dan Rumah Sakit Koja memiliki 5 gedung yaitu gedung A, gedung B, gedung C, gedung D, dan gedung E dengan masing-masing gedung memiliki kegunaan yang berbeda. Sebuah rumah sakit harus memiliki sistem proteksi petir untuk melindungi peralatan elektronik rumah sakit dan manusia di dalamnya. Sistem penangkal petir dibagi menjadi dua yaitu sistem proteksi petir internal dan sistem proteksi petir eksternal. Dalam penelitian ini akan merancang sistem penangkal petir eksternal di gedung A RSUD KOJA menggunakan teknologi Early Streamer Emission Air Terminal (ESEAT). Sistem Proteksi petir eksternal berfungsi untuk melindungi benda dari sambaran petir langsung. Teknologi Early Streamer Emission Air Terminal (ESEAT) yang diyakini membuat sambaran petir lebih cepat di terminal udara dan kawasan lindung jangkauan yang lebih luas dari sistem proteksi petir konvensional. Desain selesai dengan memvariasikan nilai tinggi dan waktu pelepasan (ΔT) pada ESEAT yang area perlindungan akan dihitung menurut standar NF C 17-102.
ABSTRACT
As a large hospital that offers various services and Koja Hospital has 5 buildings, namely building A, building B, building C, building D, and building E with each building having different uses. A hospital must have a lightning protection system to protect the hospital's electronic equipment and humans in it. The lightning protection system is divided into two, namely an internal lightning protection system and an external lightning protection system. In this research, we will design an external lightning protection system in building A KOJA Hospital using Early Streamer Emission Air Terminal (ESEAT) technology. External lightning protection system serves to protect objects from direct lightning strikes. The Early Streamer Emission Air Terminal (ESEAT) technology is believed to make lightning strikes faster at air terminals and protected areas with a wider range than conventional lightning protection systems. The design was completed by varying the height and discharge time (ΔT) values ​​on the ESEAT for which the protection area would be calculated according to the NF C 17-102 standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kery Anindita Wakman
Abstrak :
ABSTRAK PLTMG Bontang II Kaltim merupakan salah satu unit pembangkit yang baru yang di miliki oleh PT. Bumi Bayu Gemilang . PLTMG Bontang II Kaltim mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas 4 x 2 MW. pembangkit listrik ini menyuplai daya listrik pada beban utama pada Priority Customer. Selain itu sistem pembangkit ini juga tersambung dengan jaringan PLN untuk memberikan kelebihan daya pada beban utama. Sebagai sistem pembangkitan yang baru, diperlukan pemodelan sistem yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja secara keseluruhan sistem. Pada tugas akhir ini analisa yang dilakukan adalah analisa kestabilan transien pada saat sistem beroperasi dengan 4 generator pararel island mode dan ketika 4 generator pararel terhubung jaringan PLN. Analisa di lakukan dengan melihat pengaruh gangguan-gangguan yang mungkin terjadi, dimana gangguan terebut berupa gangguan hubung singkat, motor starting, dan lepasnya generator. Dari hasil analisis dapat disimpulkan saat sistem beroperasi dengan mode 4 generator pararel island mode sistem dapat dikatakan stabil. Selain itu saat sistem beroperasi mode 4 generator pararel terhubung jaringan PLN, terjadi penurunan nilai sudut rotor melebihi batas normal yaitu ±90, sehingga dibutuhkan skema pelepasan generator. sedangkan saat starting motor dengan kapasitas terbesar, sistem menjadi tidak stabil dan membuat nilai tegangan tiap bus menjadi tidak normal untuk kedua jenis mode operasi pembangkitan, oleh karena itu di perlukan penambahan kapasitor bank untuk memperbaiki nilai tegangan pada tiap bus.
ABSTRACT PLTMG II Bontang East Kalimantan is one of the new generating unit which is owned by PT. Bayu Earth Gemilang. Bontang, East Kalimantan PLTMG II operates power plants with a capacity of 4 x 2 MW. The power plant supplies electrical power to the main load on a Priority Customer. Besides generating system is also connected to the grid to provide excess power to the main load. As a new generation system, the necessary modeling system that can be used to analyze the overall performance of the system. In this final analysis was performed on the transient stability analysis of the current operating system with 4 parallel generator island mode when the 4 generators and grid connected in parallel. The analysis is done by looking at the effect of disturbances that may occur, where the disturbances stretcher a short circuit, motor starting, and the loss of the generator. From the analysis it can be concluded when the system is operating with a generator mode 4 modes island parallel system can be said to be stable. Additionally when the system is in operation mode 4 parallel connected generators of electricity networks, a decline in the value of the angle of the rotor exceeds the normal range is ± 90, so it takes a generator release scheme. while when starting the motor with the largest capacity, the system becomes unstable and make the value of each bus voltage becomes abnormal for both types of operation modes of generation, therefore in need of additional capacitor banks to correct the value of the voltage at each bus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Wisnu Nusantoro
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Kepulauan Selayar sangat mengandalkan kelapa sebagai salah satu komoditas utama sektor perkebunan. Banyak industri pengolahan kelapa yang berkembang di Selayar, salah satunya adalah industri kopra. Masih banyak pengolahan kopra yang dilakukan secara tradisional dengan mutu yang rendah dan proses produksi yang lama hingga 7 hari. Limbah industri kopra berupa tempurung dan sabut kelapa yang hanya ditumpuk dan tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan timbul permasalahan lingkungan. Oleh karenanya, limbah kopra yang tidak ada nilainya perlu dimanfaatkan untuk menjadi sesuatu yang mempunyai nilai tambah bagi produktivitas industri kopra. Limbah kopra digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga biomassa dengan cara gasifikasi sehingga dapat menghasilkan energi listrik. Disamping itu panas buang dari pembangkit digunakan untuk proses pengeringan kopra dalam rangka meningkatkan mutu dan produksi kopra. Pada industri kopra skala kecil dengan kapasitas produksi 2.000 kg didapatkan limbah kopra sebesar 857,14 kg tempurung dan 2.500 kg sabut. Kapasitas daya pembangkit yang diperoleh adalah sebesar 53,07 kW dan daya pengeringan kopra sebesar 48,51 kW dengan waktu beroperasi selama 14 jam. Mampu dihasilkan kopra sebanyak 293.504,51 kg dan produksi listrik sebesar 173.560,30 kWh dalam setahun.
ABSTRACT
Kepulauan Selayar Regency relies on coconut as one of the main commodities in the plantation sector. Many coconut processing industries are growing in Selayar, one of which is the copra mill. There is still a lot of copra processing done traditionally with low quality and long production process up to 7 days. The copra waste, coconut shell and husk, which is only stacked and not managed properly can cause environmental problems. Therefore, unnecessary copra wastes need to be utilized to be something of added value to the productivity of the copra. Copra waste is used as a fuel for biomass power generation by means of gasification so that it can generate electrical energy. Besides, the exhaust heat from the plant is used for copra drying process in order to improve the quality and production of copra. In the small-scale copra industry with a production capacity of 2,000 kg obtained copra waste of 857.14 kg shell and 2,500 kg of husk. The generated power capacity is 53.07 kW and copra drying capacity is 48.51 kW with 14 hours operating time. Able to produce copra as much as 293,504.51 kg and electricity production of 173,560.30 kWh in a year.
2017
T45122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdhi Rhazhya Ramadhan
Abstrak :

Penggunaan energi baru terbarukan di dunia semakin meningkat, begitu juga dengan Indonesia. Ketertarikan ini didukung oleh sifatnya yang ramah lingkungan dan salah satu cara yang efektif untuk melawan pemanasan global. PLTS adalah pembangkit listrik yang dapat mengkonversi energi surya menjadi energy listrik menggunakan panel surya.Namun,PLTS memiliki ketergantungan pada energy surya,ini karena energi surya dipengaruhi oleh cuaca dan kondisi awan yang mungkin bisa berubah dalam waktu singkat.Tentu di saat ada perubahan pada energi surya maka keluaran dari panel surya pun juga berubah. PLTS pada umumnya memiliki komponen elektronika daya yaitu inverter. Inverter digunakan untuk mengubah keluaran panel surya yang berupa arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC).Penggunaan komponen elektronika daya seperti inverter, ditambah keluaran panel surya yang cenderung fluktuatif merupakan disturbansi.Pada umumnya, inverter mempunyai frekuensi switching di atas 1Khz, atas dasar ini pada rentang 9-150 Khz inverter bisa menghasilkan disturbansi pada sistem PLTS.Namun, standardisasi untuk persyaratan emisi yang ada untuk inverter pada frekuensi 9 kHz-150 kHz kurang. Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dilakukan penelitian mengenai karakteristik disturbansi pada frekuensi 9kHz-150 kHz pada sistem PLTS On-Grid di SPBU Kuningan. Pengukuran dilakukan di sisi keluaran dari inverter dan sisi output grid-tie inverter. Berdasarkan hasil dari pengolahan data, nilai disturbansi pada frekuensi ini cenderung konstan terhadap daya atau irradiasi, namun jika perubahan terjadi secara cepat maka nilai disturbansi juga mengalami perubahan.

 


The usage of renewable energy is increasing in many countries, Indonesia included. This spike of interest is supported by its environmental-friendly nature and the fact that it is one of the most effective ways to combat global warming.Solarpower plants are electricy generators with the ability to convert solar energy to electricity by using solar panels.However, solar power plants are indubitably dependent on solar energy, which can cause a fluctuation of output because solar energy is affected by weather and the clouds condition.Generally, solar power plants have a power electronics component called an inverter. Inverters are used to convert the output of solar panels, the direct current (DC), to alternating current(AC). The usage of power electronics such as inverters plus the fluctuation of the solar panelcommonly cause disturbansis.Invertes usually have a switching rate higher than 1 Khz, which can cause disturbansis in the range of 9-150 Khz throughout the whole system.However, there is little to none standardization regarding how much emission it is allowed to radiate at the 9-150Khz. With the aforementioned concerns in mind, this writing discusses research regarding the characteristics of disturbansis on the 9-150Khz frequency on the On-Grid solar power plants located at SPBU Kuningan.Measurement is done on the output side of the bidirectional inverter and the output side of the grid-tie inverter. The results of this disturbansi research shows that the disturbansi produced remains constant in correlation with changes in irradiance or power, however the disturbansi produced increases as the power output changes during a short interval.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library