Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusli
"Penelitian mengenai Gerakan Aspirasi Merdeka telah dilakukan di Jayapura dan Sorong sekitar bulan Nopember 2001 dan bulan Juni 2003. Penelitian dilakukan dengan maksud untuk membcrikan gambaran yang komprehensif dan aktual tentang prospek politik Papua menuju kemerdekaan dan pemisahan diri dari Ncggara Kesatuan Republik Indonesia (NKRl). Tujuannya guna mencari solusi terbaik dalam komitmen bersarna mcmpertahankan kedaulatan NKRI.
Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara yaitu melalui sumber tertulis dan lisan. telapi lebih banyak menggunakan sumber tulisan. Hasil penelitian menunjukkan bagi masyarakat Papua, proses integrasi wilayah Papua ke Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969 dianggap tidak sah. Pclaksanaan Papua mereka anggap tidak sesuai dcngan ketentuan New York Agreement. Di samping itu mereka berpendapat Papua pada tanggal 1 Desember 1961, telah merdeka. Dengan demikian Indonesia telah merampas kemerdekaan mereka. Di situlah letak akar perlawanan sebagian orang Papua terhadap Pcmcrintah Indonesia. Situasi itulah yang memunculkan stigma Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang dalam konteks nasional sering disebut scbagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Perlawanan ini tetap ada sarnpai sekarang walaupun tidak sampai mengguncangkan stabilitas nasional.
Pada era reformasi, dimana orang relatif dapat bebas berbicara dan menuntut apa saja, gerakan perlawanan orang Papua mulai terlihat bangkit kembali. Namun cara perjuangannya berbeda Jika scbelum era reformasi perlawanan mereka menitikberatkan pada gerakan bersenjata maka pada era reformasi dilakukan secara politik. Namun, isu yang mereka lontarkan dalam perlawan relatif lama yaitu; : masalah Pepera. pelanggaran HAM, perlakuan tidak adil dan faktor suku bangsa yang berbeda.
Aspirasi untuk merdeka sccara resmi disampaikan kepada Presiden B.J. Habibie di lstana Negara, pada tanggal 26 Februari, 1999. Dari ketiga butir pcrnyalaan yang disampaikan satu di antaranya berbunyi. Papua ingin merdeka.
Langkah selanjutnya tanggal 23 Februari 2000 mereka mengadakan Musyawarah Besar di Sentani yang dihadiri oleh 500 elemen perjuangan Papua merdeka, lcrmasuk Moses Weror, tokoh senior OPM. Mubes ini berhasil membentuk Presidium Dewan Papua (PDP) wadah tunggal perjuangan kemerdekaan Papua yang dikeluai olch Theys Hiyo Eluay dan Tom Beanal. Sebagai tindak lanjut dari Mubes tanggal 29 Mci hingga 5 Juni 2000 diselenggarakain Kongres. Kongres ini melahirkan resolusi yang berisi antara lain menolak hasil Pepera.
Tetapi pemerintah tetap pada pendiriannya yaitu hanya akan memberikan status otonomi khusus bagi Papua, pada tanggal 22 Oktober 2001 Rancangan Undang-Undang (RUU) Otonomi Khusus (Otsus) disyahkan oleh Presiden Megawati menjadi UU No. 21 Tahun 2001. Di tengah situasi konilik. pada tanggal 10 Nopember 2001, pemimpin PDP Theys Hiyo Eluay ditemukan lervas. Pelaku pembunuhan ternyata adalah anggota Kopassus Para pelaku pembunuhan ini kemudian diajukan kepengadilan militer di Surabaya dan dijatuhi hukuman penjara.

The research done by Freedom of Aspiration Movement was conducted in Jayapura and Sarong in November 2001 and June 2003. The research was done to give a realistic actual and comprehensive picture on the political prospect of Papua into freedom and to separate from the Republic of Indonesia.
We utilized two methods of data collection by oral and written but much more using the written source. The result reflects the condition of Papua deny the integration process deny the act of free choice (Penentuan Pendapat Rakyat - Pepera) 1969, which has been considered illegitimate. Pepera was not conducted according to the New York agreement. Additionally, the people of Papua believed that ,they actually gained independence aim December 1st , 1961. They believe Indonesia interfered with their sovereignty.
So that is' the root cause of the opposition (struggle) from the Papua is Indonesia. This situation created stigma towards Gerakan Pengacau Keamanan (GPK.), which on the national context is commonly referred to as Free Papua Movement (OPM). The struggle continues to exist although it has not risen to national stability damaging.
The reformation era marked the first implementation of freedom for speech and to claim the struggle of Papua society growing up but in a different way. The struggle has stuffed from around to the more sophisticated political movement. However the issues remained the same of PEPERA problems, Human Right, unfair treatment and cultural differences.
The aspiration to be free according formally decelerated to the President, B.J. Habibie at Istana Negara, February 26th 1999. One of three demands among other thing stated: Papua wants to be free.
On February 23rd 2000 OPM to arrange Musyawarah Besar in Sentani than came 500 elements from the various Freedom of Papua, including Moses Weror, a senior figure in OPM. The Assembly formed Presidium Dewan Papua (PDP) that unified the various elements struggle of Papua Freedom elected Theys Hiyo Eluay and Tom Beanal as their leaders. POP'S 1st congress washed on May 29th until June 5?Th 2000, which produced the resolution, any which PDP rejected the result of Pepera.
Unfortunately the Indonesian government ignored the resolution of the offered special autonomy status for Papua. On October 22nd 2001, the draft and the special autonomy law was sign by President Megawati into law UU No.21, 2001.
In the conflict situation, on November 10th, 2001, Kopassus murdered Theys Hiyo Eluay. All of the murderer suspect and than to proposed at military judgment in Surabaya and was detention in prison.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oslan Amril
"Keberadaan Pasukan Bela Diri sebagai ujung tombak kebijakan pertahanan nasional Jepang yang terganjal oleh Konstitusi Jepang khususnya pasal 9 merupakan sebuah fenomena tersendiri. Pihak pemerintah merasa perlu dengan pembentukan pasukan Bela Diri sebagai sebuah negara merdeka dan berdaulat, di lain pihak masyarakat Jepang yang trauma dengan akibat Perang Dunia II tidak menginginkan kembalinya kekuatan militer. Pemerintah tetap yakin bahwa konstitusi tidak melarang kepemilikan akan kepentingan kekuatan persenjataan dalam tingkat kepentingan minimal pertahanan diri. Kebijakan pertahanan Jepang yang berorientasi pada pertahanan eksklusif bermakna bahwa kekuatan militer tidak dapat digunakan sampai ada agresi atau serangan bersenjata. Pasukan Bela Diri Jepang harus dapat mendefinisikan bahwa tingkatan penggunaan kekuatan pertahanan harus tetap dijaga seminimal mungkin untuk tujuan pertahanan diri. Kebijakan pertahanan Jepang tidak dapat dipisahkan dengan aliansi Jepang-Amerika Serikat. Peran militer Jepang baik domestik maupun global akan sangat dipengaruhi oleh peran militer Jepang."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Raymon
"Skripsi ini menjelaskan mengenai peranan ODA (Official Development Assistance) Jepang di Indonesia pasca krisis Asia, dalam memperkuat hubunganekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yang bahkan telah ada sebelum krisis Asia. Hubungan-ekonomi asimetris yang dimaksud ialah hubungan yang tidak setara?secara ekonomi antara Jepang dengan Indonesia. Usaha untuk menciptakan kondisi tersebut dianalisis dengan cara melihat kinerja ODA yang ada di Indonesia pasca krisis Asia.
Selain itu pula dalam skripsi ini akan dibahas mengenai sejarah lahirnya ODA dan perkembangan awalnya di Indonesia, serta bagaimana proses formulasi kebijakan ODA Jepang, dari tahap awal hingga pengimplementasiannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ODA Jepang memiliki peranan dalam memperkuat hubungan-ekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yakni dengan cara memperkuat posisi Jepang dan memperlemah posisi Indonesia secara ekonomi dalam hubungan tersebut.

This thesis explains about the role of Japan's foreign aid or usually called ODA (Official Development Assistance) in strengthening asymmetric economicrelationship with Indonesia, that have been existed before the Asian Crisis . The terminology of asymmetric economic-relationship here refered to unequall relationship?in economic terms?between Japan and Indonesia. The effort to strenghthen that condition can be explained by observing the implementaion of Japan?s ODA to Indonesia.
Besides that, this thesis also explained about the emergence of Japan?s ODA at the first time, the history about the flow of Japan's ODA to Indonesia from Old Order Era up to now, and also about the policy formulation of Japan's ODA, from the beginning until the implementation phase. This research used qualitative method with analytical-descriptive explanation.
The result of this research showed that ODA has role in strenghthening asymmetric economic-relationship between Japan and Indonesia, by strengthening Japan's position and weakening Indonesia?s economic position on that relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiana
"Propaganda merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi pola tingkah laku seseorang agar bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh propagandis. Demikian pula dengan propaganda yang dilakukan oleh Jepang, dengan mengajarkan bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda, maka diharapkan masyarakat Hindia Belanda dapat memiliki pola pikir seperti Jepang, sehingga nantinya masyarakat Hindia Belanda dapat membantu Jepang dalam berbagai perang yang diikuti oleh Jepang.
Pada skripsi ini tujuan penulis adalah untuk mengetahui apakah pengajaran bahasa Jepang termaksud propaganda. Skripsi ini membahas kegiatan propaganda Jepang yang dikemas dalam bentuk pengajaran bahasa Jepang kepada masyarakat Hindia Belanda pada tahun 1942-1945. Hingga akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa Jepang yang diberikan oleh Jepang merupakan kegiatan propaganda.

Propaganda actually an activity to influence the action of other people so that other people do the propagandist desire. At the same case of Japanese propaganda that taught Japanese language to Hindia Belanda societies so the Japanese hope that the societies could help the Japanese in any war.
In this thesis, the writer's purpose is to know that is the teaching of Japanese language as a propaganda. The focus of this study is about the Japanese propaganda in teaching of Japanese language to Hindia Belanda societies in 1942-1945. The writer suggest that the teaching of Japanese language is a propaganda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13751
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maudina Aisya
"Pada tanggal 4 Juni 1942, Angkatan Laut Jepang mengalami kekalahan atas Amerika Serikat dalam pertempuran di Pulau Midway, Hawaii, Samudra Pasifik. Pertempuran Midway merupakan titik balik Perang Pasifik. Dalam pertempuran Midway, Angkatan Laut Jepang kehilangan empat kapal tempur mereka yaitu Akagi, Kaga, Hiryu, dan Soryu. Kekalahan Jepang diakibatkan oleh berhasilnya intelijen Amerika dalam memecahkan informasi rahasia Angkatan Laut Jepang, sehingga pihak Amerika dapat mengantisipasi serangan dan menyerang kembali pihak Jepang. Keberhasilan intelijen Amerika memecahkan informasi rahasia adalah kegagalan besar bagi pihak intelijen Angkatan Laut Jepang. Kegagalan tersebut disebabkan oleh; (1) pihak Angkatan Laut Jepang yang mengesampingkan faktor intelijen dalam setiap operasi pertempuran, (2) terdapat kendala bahasa karena pihak intelijen Angkatan Laut Jepang tidak memiliki staf yang fasih berbahasa Inggris, (3) arogansi Angkatan laut Jepang yang didasarkan oleh kemenangan sebelumnya dalam Penyerangan Pearl Harbour, sehingga Angkatan Laut Jepang kurang waspada dalam persiapan operasi penyerangan Midway.

On June 4th, 1942 Japanese Navy was defeated by the United States in Midway Atoll, Hawaii, Pacific. The Battle of Midway was a Pacific War turning point. In the Battle of Midway, Japan lost her four battleship Akagi, Kaga, Hiryu, and Soryu. The loss was caused by United States Intelligence s success in breaking the Japanese Navy secret code. Hence, the United States Navy managed to surmount strike and did counterattacks against the Japanese Navy. The United States Intelligence s success in breaking the code is a big loss for Japanese Intelligence. The cause of the failures are; (1) the Japanese Navy underestimated their own intelligence in every battle operation, (2) there were language barriers because Japanese Navy intelligence did not have any staff who is fluent in English, (3) Japanese Navy was arrogant after their previous victories in Pearl Harbor attack, so the Japanese Navy was not vigilant in preparing for the Midway attack operation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Ardyanto
"Pada masa sebelum Perang Dunia Pertama kedudukan Jepang sebagai salah satu negara besar di Cina sedang menghadapi berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut timbul akibat timbulnya kembali persaingan dalam perebutan konsesi di Cina. Masalah-masalah tersebut juga timbul akibat lemahnya keuangan Jepang sehingga menyulitkannya dalam mengikuti persaingan perebutan konsesi dengan negara-negara Eropa dan Amerika. Masalah-masalah yang dihadapi Jepang di Cina mengakibatkan timbulnya tekanan-tekanan dari dalam negeri Jepang. Tekanan-tekanan ini menghendak pemerintah Jepang pada saat itu untuk mengambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya. Pecahnya Perang Dunia Pertama menyebabkan negara-negara Eropa terpaksa menarik kekuatannya dari kawasan Asia. Hal ini menimbulkan kekosongan di kawasan Asia, terutama Cina. Kekosongan yang terjadi di kawasan Asia ini dipandang oleh beberapa pihak di Jepang sebagai sebuah kesempatan bagi Jepang untuk memperbaiki posisinya di Cina. Permintaan bantuan oleh Inggris kepada Jepang untuk menaklukan Jerman di Asia juga mendorong Jepang untuk memperbaiki posisinya sementara negara-negara Eropa saingannya sibuk berperang.
Jepang pada akhirnya mengajukan tuntutan yang kesemuanya berjumlah duapuluh satu pasal kepada Cina untuk memperbaiki kedudukannya di Cina. Tuntutan-tuntutan ini dikenal dengan sebutan Taika Nijuuikkajoo Yookyuu atau Tuntutan Duapuluh Satu Pasal dan diajukan pada tanggal 18 Januari l9l5. Tuntutan-tuntutan Jepang ini menimbulkan reaksi dari ber-bagai pihak. Cina melalui jalur diplomasi melakukan perlawanan terhadap tuntutan Jepang tersebut. Cina juga mempublikasikan tuntutan-tuntutan tersebut sehingga menimbulkan banyak protes diajukan kepada Jepang. Protes-protes datang dari Amerika Serikat dan Inggris. Perlawanan dari Cina serta protes-protes dari Negara-negara lain pada akhirnya menyebabkan Jepang harus beberapa kali memperlunak tuntutannya. Pada akhirnya Jepang terpaksa mengirimkan ultimatum kepada Cina agar memenuhi beberapa pasal tertentu dari tuntutannya. Tindakan ini diambil menyusul sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Cina menyebabkan perundingan-perundingan mengalami jalan buntu. Pemerintah Cina setelah ultimatum tersebut akhirnya bersedia memenuhi tuntutan-tuntutan tertentu dari Jepang. Cina bersedia menandatangani Perjanjian-Perjanjian tanggal 25 Mei 1915 yang merupakan penyelesaian dari tuntutan-tuntutan Jepang tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhimantoro
"Penelaahan mengenai serangan unit pasukan tempUr berani mati Jepang dalam pertempuran di Okinawa tahun 1945 pada masa Perang PasiFik, Yaitu Pasukan Khusus Kamikaze (1944-1945). Tujuannya adalah untuk mengetahui operasi serangan pasukan Kamikaze dalam mempertahankan pulau Okinawa dan pengaruh pasukan Kamikaze tersebut bagi Jepang dalam pertempuran di Okinawa khususnya dan Perang PasiFik pada umumnya. Penelitian dilakukan melalui metode kepustakaan} dengan mengumpUlkan data dari sejumlah buku. Sulitnya penulis mendapatkan buku acuan berbahasa Jepang membuat sebagian besar didasarkan pada buku--buku acuan berbahasa Inggris.
Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Pasukan Khusus Kamikaze merupakan unit pasukan yang penting bagI Jepang pada masa akhir Perang PasiFik. Keberhasilan Jepang mempertahankan pulau Okinawa dari serbuan Sekutu dan menghindarkan Jepang dari kekalahan dalam Perang Pasifik ditentukan oleh keberhasilan operasi serangan pasukan Kamikaze terhadap armada kapal penyerbu Sekutu di Okinawa. Operasi serangan pasukan Kamikaze dalam pertempuran di Okinawa merupakan suatu serangan bunUh diri yang melibatkan satuan Kamikaze terbesar yang pernah digunakan Pasukan Udara Jepang menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan membutuhkan pengorbanan jiwa dan material yang sangat besar Serta bersifat untung-untungan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Burhan
"Skripsi ini membahas konsep pemikiran Makiguchi Tsunesaburo mengenai pendidikan yang terdapat dalam kumpulan tulisan Soka Kyoikugaku Taikei lahir akibat rasa ketidakpuasan Makiguchi terhadap pendidikan Jepang yang ia temui selama ia bertugas sebagai pengajar maupun kepala sekolah diberbagai sekolah dasar di Jepang selama puluhan tahun.
Kumpulan tulisan Soka Kyoikugaku Taikei terbagi menjadi beberapa pokok bahasan penting, yaitu Teori Tujuan Pendidikan (kyoiku mokutekiron), Teori Reformasi Pendidikan (kyoiku kaizoron), Teori Nilai (kachiron), Teori Metodologi Pendidikan (kyoiku hohoron) dan Teori Bahan-bahan Pengajaran (Kyozairon) Dalam konsep pendidikan yang Makiguchi cetuskan ini terlihat jelas unsur kebersamaan dan ketergantungan terhadap lingkungan, karena ia sangat tertarik dengan bidang studi Geografi (chirigaku) dan terpengaruh hasil penelitiannya selama bertahun-tahun mengenai Studi Komunitas (kyodoka kenkyu)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrarina S.W.
"Penulisan mengenai pemikiran Kita Ikki dalam mereorganisasi negara Jepang dilakukan melalui pendekatan historis dan deskriptif analisis berdasarkan studi kepustakaan. Tujuan penulisan ini adalah untuk memahami pemikiran Kita Ikki dalam pereorganisasian negara Jepang dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan pemerintahan. Pengumpulan data dilakukan terutama dengan menelaah dan mendeskripsikan buku Radical Nationalist in Japan: Kita Ikki 1883-1937 karya George M. Wilson, dan buku "Kita Ikki Chosakushuu" karya Kita Ikki, yang mengemukakan argumentasi mengenai pereorganisasian negara Jepang, serta buku-buku penunjang lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan utama dari program pembaharuan Kita Ikki dalam mereorganisasi Jepang adalah untuk menghilangkan klik-klik istimewa yang telah mencampuri hubungan kaisar dengan rakyat Jepang, serta menjamin keadaan ekonomi pribadi semua orang dan untuk merasionalisasikan ekonomi nasional sehingga negara dapat mengatasi perang atau konflik di dalam negeri. Kita Ikki adalah seorang sosialisme karena program-program pembaharuannya ditujukan pada kelompok buruh, dengan menyajikan kesejahteraan kaum buruh."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raharti Ekasari
"Jepang pada masa kini adalah salah satu negara yang maju di dunia. Ini jelas terlihat dalam bidang ekonomi dan teknologinya yang merupakan senjata utama bangsa Jepang dalam mengangkat nama negaranya agar dapat sejajar dengan negara-negara Adikuasa. Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh sejarah, tabiat serta watak bangsa itu sendiri. Demikian pula dengan Jepang, jika kita lihat melalui latar belakang sejarah, perjalanan Jepang dalam membangun negaranya bukanlah suatu hal yang mudah, dengan melalui pengorbanan yang tidak sedikit. Masa Isolasi selama 250 tahun itu justru membawa hikmah bagi bangsa Jepang untuk mengoreksi diri bahwa hidup di dunia ini adalah saling ketergantungan. Sehingga kita tidak dapat hidup dengan cara mengasingkan dan menutup diri dengan lingkungan sekitar kita.
Kedatangan Komodor Perry yang telah dengan paksa meminta pemerintahan Tokugawa untuk membuka negaranya agar menandatangani perjanjian yang sangat merugikan itulah yang merupakan cambuk bagi Jepang untuk membenahi diri agar dapat sejajar dengan bangsa Barat. Jepang sadar bahwa mereka akan dapat dihargai oleh negara-negara lain jika mempunyai sistem pertahanan yang baik dan kuat. Tentu saja untuk mencapai itu,harus diadakan perombakan-perombakan tertentu terutama di dalam negeri untuk memperbaiki keadaan sosial, ekonomi dan teknologinya. Selain itu salah satu usahanya adalah mengirimkan pemuda-pemudanya belajar ke luar negeri untuk mempelajari peradaban Barat yang ternyata ,jauh lebih maju dari Cina yang selama itu merupakan kiblat bagi Jepang. Salah satu di antara pemuda-pemuda pilihan yang dikirim ke luar negeri tersebut adalah Nishi Amane. Dia adalah salah seorang tokoh terkemuka pada masa itu yang sangat besar andilnya dalam memperkenalkan peradaban Barat kedalam masyarakat Jepang. Nishi adalah seorang cendekiawan keturunan Samurai yang menerima pendidikan Konfusianisme klasik semasa muda yang kemudian mengagumi pemikiran Ogyu Sorai.
Kedua dasar pemikiran inilah yang kemudian mempengaruhi perkembangan pemikiran Nishi selanjutnya.Di satu pihak dia tidak dapat meninggalkan konfusianisme untuk mentaati perintah atasannya tetapi di lain pihak dia tetap menganut ajaran-ajaran Sorai yang dia yakini kebenarannya,karena melalui ajaran-ajaran Sorai itulah dia mulai mengadakan kontak dengan ilmu pengetahuan Barat. Setelah kembali dari luar negeri,dengan bekal berbagai pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dia dapatkan di sana, dia mulai mendarmabaktikan diri kepada masyarakat Jepang pada saat itu. Antara lain dengan memperkenalkan pemikiran-pemikiran August Comte dan John Stuart Mill, serta aktif dalam Meirokusha atau dikenal sebagai Masyarakat ke-6 Meiji. Dalam asosiasi akademis tersebut Nishi giat dalam mendidik masyarakat Jepang untuk maju. Sehingga dapat dikatakan bahwa Nishi adalah orang yang rendah hati. Walaupun dia memiliki latar helakang pendidikan dan pengalaman yang balk tetapi dia lebih meletakkan kepentingan umum di atas kepentingan sendiri.Dan dia juga menyadari untuk tetap melestarikan tradisi-tradisi Jepang walaupun banyak menerjma pengaruh-pengaruh asing."
1987
S13818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>