Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akses Tri Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sikap terhadap hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual dengan religiusitas pada kaum dewasa muda yang beragama Islam. Di Indonesia fenomena perilaku hubungan seksual, masturbasi, pornografi, dan homoseksual sudah sedemikian maraknya, khususnya di kota Jakarta.
Peneliti ingin melihat bagaimana sikap masyarakat, khususnya kaum dewasa muda, dalam menyikapi perilaku-perilaku tersebut. Kemudian peneliti mencoba mengaitkannya dengan dimensi-dimensi religiusitas yang pernah dikemukakan oleh Glock dan Stark (dalam Robertson, 1988). Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner sikap terhadap hubungan seksual, masturbasi, pornografi dan homoseksual; dan kuesioner religiusitas. Dalam penelitian ini subjek terdiri dari 100 orang dengan rentang usia antara 20 - 40 tahun, dan beragama Islam.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara perilaku hubungan seksual, masturbasi, dan homoseksual dengan dimensi ritual, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi. Hasil penghitungan independent sampel t-test menunjukkan bahwa laki-laki memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap perilaku masturbasi dan pornografi dari pada perempuan. Sedangkan hasil penghitungan one way ANOVA menunjukkan bahwa subjek yang telah menikah memiliki religiusitas yang lebih tinggi pada dimensi ritual, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensi bila dibandingkan subjek yang belum menikah.

The research is purposed to understand correlation between sexual intercourse, masturbation, pornography, and homosexual with religiosity among moslem young adulthood. In Indonesia, the phenomenon of sexual intercourse, masturbation, pornography, and homosexual has been common, especially in Jakarta.
Author wanted to know the attitude of the community, especially that of young adulthood to these behaviors. Furthermore, author tried to correlate these behaviors with religious dimensions that Glock and Stark have pointed out (in Robertsons, 1998). The research uses a questionnaire method to gather data. One questionnaire of the research is concerned with attitude toward sexual intercourse, masturbation, pornography, and homosexual, and the other to religiosity. In the research, subject consisted of 100 persons ranging from 20 - 40 years of age who were Moslems.
The research findings, show a significant negative correlation between attitude toward sexual intercourse, masturbation, pornography, and homosexual with ritual, experiential, knowledge, and consequential dimensions. A calculation of independent t-test sample indicated that men had a positive attitude toward masturbation and pornography than women. Whereas, one way ANOVA measurement showed that those subjects getting married had a higher religiosity at ritual, experiential, knowledge, and consequential dimensions that those of being singled."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nathania
"ABSTRAK
Postnatal depression (PND) merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada ibu dalam masa sekitar 1 bulan sampai 1 tahun setelah melahirkan. PND dialami oleh sekitar 10-23% ibu yang baru melahirkan. Salah satu faktor resikonya adalah usia ibu saat melahirkan. Ibu yang melahirkan pada usia remaja dan dewasa madya, cenderung memiliki resiko yang lebih besar dalam mengalami PND. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat perbedaan PND menurut usia ibu saat melahirkan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan cara cross sectional study design, dengan setting hospital-based. PND diukur menggunakan alat ukur Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) versi Indonesia, pada 359 sampel ibu, yang baru melahirkan dan memiliki bayi berumur 1 bulan hingga 1 tahun, di Puskesmas Sukmajaya, Depok. Responden kemudian dikelompokkan menurut tahapan usia saat melahirkan, menjadi kelompok remaja, dewasa muda, dan dewasa madya. Selanjutnya, peneliti melihat perbedaan skor EPDS dengan menggunakan teknik statistik ANOVA dan tes lanjutan post-hoc. Dari hasil olah statistik, ditemukan perbedaan mean EPDS yang signifikan antara kelompok usia saat melahirkan remaja, dewasa muda, dan dewasa madya. Namun dari hasil uji beda post-hoc, perbandingan antar kelompok yang signifikan hanya ditemukan pada perbedaan antara kelompok usia melahirkan remaja dengan kelompok usia melahirkan dewasa muda.

ABSTRACT
Postnatal depression (PND) is one of the most common problems among women that occurs during approximately one month to one year after childbirth. PND is experienced by approximately 10-23% of mothers who give birth. One risk factor is age of the mother at the time of delivery. Adolescence and middle adult mothers are at greater risk of experiencing PND. Therefore, this research needs to be conducted to examine a comparison of PND on mothers by age-stages at delivery. This is a quantitative study using cross sectional study design, with hospital-based setting. PND is measured using the Edinburgh Postnatal Depression Scale version (EPDS)-Indonesian Version, to 359 sample of mothers, who had just given birth and have a baby aged one month to one year in Puskesmas Sukmajaya, Depok. Samples were grouped to the age of the mothers when they give birth, which are group of adolescence, young adults and middle adults. To see differences between the three groups, researcher looked at the mean differences in EPDS scores using ANOVA and post-hoc test statistical technique. From the statistical results, researchers found a significant difference in mean of EPDS between adolescence, young adults and middle adults age stages groups at delivery. However, from the results of a post-hoc test, differences between groups was found significant only on comparison to the difference between the adolescent group and the young adult group."
2010
S3573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lisa Tantoso Djohan
"Sikap masyarakat terhadap homoseksualitas mengalami perubahan dari masa ke masa (Gadpaille, 1989; Nevid., Fichner-Rathus, & Rathus, 1995; Oetomo, 2001; dan Spencer, 2004). Pada masa Yunani, masyarakat cenderung bersikap positif terhadap homoseksualitas tetapi pada zaman Romawi,homoseksualitas dianggap sebagai dosa karena pengaruh hukum-hukum agama mengenai seksualitas. Pada saat sekarang ini, sikap masyarakat intelektual,khususnya psikiater, menjadi lebih positif dengan menyatakan homoseksualitas sebagai bukan gangguan. Akan tetapi, masyarakat cenderung bersikap negatif terhadap homoseksualitas. Bentuk-bentuk sikap negatif ini adalah dengan memberikan stigma-stigma bahwa homoseksualitas berhubungan dengan perilaku seksual yang menyimpang dan identitas homoseksual sebagai idcntls yang menyimpang dari identitas heteroseksual. Kaum homoseksual yang berada di Indonesia juga masih mengalami diskriminasi hak-hak asasinya dan bentuk kekerasan(Kenda1, 1998; Oetomo, 2001; “Masyarakat”, 2002; "Mereka", 2004).
Dengan adanya keadaan masyarakat yang bersikap negatif peneliti hendak mengetahui dan memperdalam bagaimana kaum homoseksual menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain khususnya dalam hubungan pertemanan hubungan pertemanan ini dipilih karena hubungan pertemanan adalah hubungan yang dibentuk berdasarkau pilihan seseorang atas orang-orang yang disukai dan orang-orang yang menyenangkan untuk diajak melakukan kegiatan bersama (Dwyer, 2000). Hal ini membedakan hubungan pertemanan dengan hubungan keluarga yang merupakan hubungan 'terberi', yang sudah ada dengan sendirinya sejak manusia lahir hingga mati.
Dalam hubungan pertemanan, usaha aktif seseorang ditampakkan dalam membentuk hubungan pertemanan. Hubungan pertemanan menjadi penting untuk diteliti karena hubungan pertemanan umum dimiliki seseorang dibandingkan dengan hubungan romantis. Papalia, Olds, dan Feldman (1998) juga menyatakan bahwa hubungan pertemanan yang baik lebih stabil daripada hubungan pernikahan. hubungan pertemanan pada kaum homoseksual menarik untuk diteliti karena penelitian-penelitian pada kaum homoseksual yang pernah dilakukan di Indonesia belum menyinggung permasalahan ini sebagai tema utama. Permasalahan yang kerap diangkat adalah identitas homoseksual. Maka, penelitian ini hendak menjawab perttanyaan bagaimanakah hubungan pertemanan pada kaum homoseksual?
Pendalaman pertanyaan ini adalah dalam bentuk-bentuk hublmgan pertemanan yang dibentuk, proses pertemanan, serta manfaat pertemanan bagi kaum homoseksual. Untuk menjawab pertanyaan ini, penelitian ekploratif dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif terhadap dua orang gay. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data adalah wawancara mendalam. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan cara analisis isi.
Dari data, diketahui bahwa kedua subyek memiliki orientasi homoseksual pada skala 5 mengikuti skala Kinsey dkk. Kedua subyek memiliki ketertarikan seksual terhadap orang-orang yang memiliki kesamaan gender dengan dirinya,keterlibalan seksual dengan seseorang atau lebih yang memiliki kesamaan jenis kelamin dengan dirinya, dan telah mengidentifikasikan diri sebagai gay. Bentuk hubungan homoseksual berbeda di antara kedua subyek penelitian. Pada A,bentuk hubungan adalah pasangan terbuka sedangkan pada Y, bentuk hubungan adalah pasangan tertutup.
Dari basil penlitian dapat disimpulkan bahwa hubungan pertemanan yang dibentuk adalah hubungan pertemanan seksual dan hubungan pertemanan dekat. Kesamaan oricntasi seksual dan adanya reward menentukan terbentuknya pertemanan. Maka., teman dekat adalah sesama gay. Kedua subyek tidak pemah memiliki ketertarikan seksual, dan tidak berkeinginan untuk menjalin hubungan seksual dengan teman dekatnya ini. Perteman dekat dengan kaum heteroseksual juga dapat terbentuk bila adanya penerimaan dari teman terhadap homoseksualitas subyek, baik teman tersebut mengetahui atau tidak mengetahui homoseksualitas subyek. Usaha mempertahankan pertemanan adalah dengan mengadakau pertemuan-pertemuan yang bermakna bersama teman-temannya, bersikap terbuka, dan memaafkan atau memaklumi kesalahan-kesalahan temannya Hubungan pertemanan casual yang dijalin oleh subyek membuat subyek memiliki teman untuk bersenang-senang atau beraktivitas bersama. Hubungan pertemanan dekat memenuhi kebutuhan akan intimasi, integrasi sosial,pengasuhan, dan bantuan.
Saran-saran yang diberikan adalah untuk menjalin hubmmgan dengan kaum homoseks, masyarakat perlu mcnunjukkan penerimaan tcrhadap kaum homoseks. Di samping itu, kaum homoseks disarankan untuk berinteraksi di dalam komunitasnya dan membentuk pertemanan-pertemanan dekat yang memungkinkan dirinya untuk mendapatkan perhatian dan bantuan kapan pun ia memerlukannya karena pertemanan dekat dapat memenuhi kebutnhan subyek akan intimasi, integrasi sosial, pengasuhan, dan bantuan. Untuk penelitian selanjutnya, akan menarik bila dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hubungan pertemanan gay dengan pria homoseksual, masalah agama dan pernikahan pada kaum homoseksual. Terakhir, karena adanya keterbatasan dalam reliabilitas, validitas, dan generalisasi penelitian, peneliti menyarankan agar hasil penelitian ini tidak diberlakukan secara umum kepada semua kaum homoseksual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindyantika Arsanty
"Depresi pasca melahirkan adalah salah satu gangguan mood yang dialami wanita pada periode pasca melahirkan. Gangguan mood ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor risiko salah satunya adalah tipe persalinan. Terdapat empat tipe persalinan secara spesifik, yaitu persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar terencana, dan bedah caesar gawat darurat. Keempat tipe persalinan secara spesifik tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok tipe persalinan secara umum, yaitu tipe persalinan biasa dan persalinan luar biasa.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko masing-masing tipe persalinan terhadap kemunculan gangguan depresi pasca melahirkan. Penelitian ini merupakan studi lapangan dengan disain crosssectional yang menggunakan alat ukur deteksi Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan kuesioner demografi sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan pada 357 orang wanita pasca melahirkan yang memiliki bayi berusia satu hingga 12 bulan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistik inferensial one-way ANOVA pada SPSS 13.0.
Hasil penelitian pada tipe persalinan secara spesifik menunjukkan tidak terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan vaginal spontan, vaginal instrumental, bedah caesar elektif, dan bedah caesar gawat darurat terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan. Sementara, hasil penelitian pada tipe persalinan secara umum menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita yang mengalami persalinan biasa dengan wanita yang mengalami persalinan luar biasa terhadap kemunculan depresi pasca melahirkan.

Postnatal depression is one of mood disorder associated with childbirth. There are many risk factors for postnatal depression, which one of them is mode of delivery. Specifically, the modes of delivery were clustered into four groups i.e spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency caesarean delivery. But in general, those modes of delivery could be clustered into two common groups i.e normal delivery and abnormal delivery.
This research aims to find out whether each mode of delivery both of specifically or generally, has significant differences on the risk of developing postnatal depression. It is a field study with cross-sectional design using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) and demographic questionnaire as tools for collecting data. A total of 357 women living in Jabodetabek area and having infants whose age one to 12 months old participated in this research. Aqcuired data was analyzed using oneway ANOVA as the inferential statistics techniques in SPSS 13.0.
First investigation showed that there was no significant difference between women having spontaneous vaginal, instrumental vaginal, elective caesarean, and emergency delivery on the risk of developing postnatal depression. Nevertheless, in general modes of delivery there was significant difference between women having normal delivery and abnormal delivery on the risk of developing postnatal depression.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library