Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margareta Triastuti Pristiwa
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam interaksi orangtua dan anak terjadi proses komunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Salah satu tipe komunikasi dalam interaksi orangtua dan anak yang dapat memicu konflik adalah kontrol. Komunikasi orangtua yang penuh dengan evaluasi, penilaian, kritik, nasehat, peringatan, anjuran moral, dan perintah memunculkan beberapa dampak negatif pada anak serta pada hubungan antara orangtua dan anak. Peneliti melihat bahwa penerapan MOE efektif untuk memberikan pengetahuan bagi orangtua mengenai komunikasi yang efektif sehingga orangtua dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan komunikasi efektif serta hubungan yang intim dan hangat antara orangtua dan anak. Penelitian dilakukan terhadap 1 kasus, Dina dan Bu Ria, dengan pelaksanaan sesi sebanyak 7 (tujuh) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOE efektif untuk memberikan pengetahuan bagi orangtua, namun orangtua belum dapat mempraktekkan MOE secara konsisten.
ABSTRACT
During interaction between parent and child, there is a verbal and non verbal communication process. One of its communcation’s type that can trigger conflict is control. Parent’s communication that full of evaluation, judgement, criticism, preaching, moralizing, and commanding can give negative effects to child and parent-child relationship. Researcher believe that Parent Effectiveness Training is effective in giving knowledge to parent about effective communication, so parent can apply it on daily life, and at the end will build effective communication as well as warm and intimate relationship between parent and child. This research was conducted on 1 case, Dina and Bu Ria, with 7 sessions meeting. The result shows that PET is effective in giving knowledge to parents about effective communication, but parent hasn’t use PET consistently.;
2010
T37886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Widyastuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Teknik. Differential Reinforcement of Other Behavior (ORO) dengan penggunaan token reinforcer dalam menurunkan perilaku bermain Play Station dan meningkatkan perilaku mengerjakan tugas akademis yang diterapkan pada anak usia sekolah (seorang anak laki-laki, usia 8 tahun). Hasil penelitian menunjukkan subjek mengalami perubahan perilaku menurunnya durasi bermain play station dan meningkatnya durasi kegiatan akademik setelah mengikuti 10 sesi pertemuan. Penelitian ini didukung oleh kehadiran beberapa literatur penelitian dalam area penggunaan teknik DRO untuk mengatasi pennasalahan seputar perilaku mengganggu dan pennasalahan dalam koridor akademis. Lebih lanjut, adanya batasan dalam penelitian ini disampaikan dalam diskusi.
This study aims to determine the effect of the application of techniques. Differential Reinforcement of Other Behavior (ORO) with the use of token reinforcer in reducing Play Station behavior and improving behavior in performing academic tasks applied to school-age children (a boy, age 8 years). The results showed the subject experienced a change in behavior decreasing the duration of playing station and increasing the duration of academic activities after attending 10 meeting sessions. This research is supported by the presence of several research literature in the area of ​​using DRO techniques to address problems surrounding disturbing and problematic behavior in academic corridors. Furthermore, the limitations in this study were presented in the discussion.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elzza Priscania Raissachelva
Abstrak :
Perpisahan dalam jangka waktu lama yang dialami oleh remaja dan orang tua yang merupakan pekerja migran dapat membuat kualitas hubungan yang terjalin mengalami perubahan dan membentuk hubungan yang buruk diantara mereka. Ketika remaja memiliki hubungan yang buruk dengan orang tua, mereka mulai menjalin kedekatan dengan teman. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kelekatan pada orang tua dan teman sebaya dengan subjective well-being (SWB) remaja yang ditinggalkan orang tua bekerja sebagai pekerja migran. Partisipan penelitian terdiri dari 42 remaja berusia 12 - 15 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur kelekatan adalah inventory of parent and peer attachment (IPPA) oleh Armsden dan Greenberg (1987). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur SWB adalah satisfaction with life scale (SWLS) oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985), positive and negative affect schedule (PANAS) oleh Watson, Clark dan Tellegan (1988) dan subjective happiness scale (SHS) oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan dan hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan pada ayah dengan afek negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada ibu dengan komponen afek positif dan hubungan positif yang signifikan antara kelekatan pada teman sebaya dengan kebahagiaan. ......Long-term separation experienced by adolescents and parents who are migrant workers can make quality of the relationships are change and form a bad relationship between them. When adolescent have a bad relationship with parents, they begin to develop closeness with friends. The aim of this study is to find out the relationship between attachment to parent and peer with subjective well-being (SWB) among adolescents who are left behind by their parent to working as migrant worker. The research sample are 42 adolescents between 12 - 15 years old who are left behind by their parent to working as migrant worker. Attachment to parent and peer was measured with Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA) by Armsden and Greenberg (1987) and SWB was measured with Satisfaction With Life Scale (SWLS) by Diener, Emmons, Larsen, and Griffin (1985), Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) by Watson, Clark and Tellegan (1988), and Subjective Happiness Scale (SHS) by Lyubomirsky and Lepper (1999). Result of this study indicated that attachment to father has positively significant correlation with life satisfaction and happiness while attachment to father has negatively significant correlation with negative affect. Attachment to mother has positively significant correlation with positive affect and attachment to peer has positively significant to happiness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klarinthia Ratri
Abstrak :
Temuan sebelumnya menemukan hasil yang konsisten mengenai hubungan positif antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). Namun, perkawinan beda agama diharapkan bisa mengubah jalannya hubungan ini. Masing-masing tingkat religiusitas menghasilkan konflik, bertindak sebagai penekan untuk pernikahan. Karena itu, ini Penelitian dilakukan untuk menguji ulang hubungan antara religiusitas dan perkawinan kepuasan, dan untuk menguji peran Copic Dukungan Dyadic sebagai strategi pasangan dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan antaragama (moderator). Kuisioner diberikan kepada 65 peserta dalam pernikahan beda agama dengan usia berkisar 26-64 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan Indeks Kepuasan Pasangan, Inventarisasi Coping Dyadic, dan Kuisioner Skala Sentralitas Religiusitas. Analisis data dilakukan dengan pearson korelasi, analisis regresi, dan Annova satu arah dalam SPSSS versi 23. Hasil tidak menunjukkan hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan (r = -0,154, p> 0,05), a hubungan positif yang signifikan antara coping diad yang mendukung dan perkawinan kepuasan (r = 0,601, p <0,05), dan tidak ada efek moderasi dari coping diad suportif religiusitas dan kepuasan pernikahan (β = 0,056; p> 0,05). Kesimpulannya, mendukung mengatasi diad terbukti mampu melemahkan, tetapi tidak memoderasi hubungan antara religiusitas dan kepuasan pernikahan pada individu dalam pernikahan beda agama. ......Previous findings found consistent results regarding a positive relationship between religiosity and marital satisfaction (Ahmadi & Hossein-abadi, 2009). However, interfaith marriages are expected to change the course of this relationship. Each level of religiosity produces conflict, acts as a suppressor for marriage. Therefore, this study was conducted to reexamine the relationship between religiosity and marital satisfaction, and to examine the role of Copic Dyadic Support as a couple's strategy in facing challenges in interfaith marriages (moderators). The questionnaire was given to 65 participants in interfaith marriages with ages ranging from 26-64 years. Data were collected using the Pair Satisfaction Index, Dyadic Coping Inventory, and the Religiosity Central Scale Questionnaire. Data analysis was performed with Pearson correlation, regression analysis, and one-way Annova in SPSSS version 23. The results did not show a relationship between religiosity and marital satisfaction (r = -0.154, p> 0.05), a significant positive relationship between coping dyads support and marriage satisfaction (r = 0.601, p <0.05), and there was no moderating effect of coping with supportive religiosity and marital satisfaction (β = 0.056; p> 0.05). In conclusion, supporting overcoming dyads can weaken, but not moderate the relationship between religiosity and marriage satisfaction for individuals in interfaith marriages.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Riris
2010
S3648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintia Maharani Saputri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kebingunganidentitas gender yang dialami oleh individu interseksual, meliputi penghayatan dankonflik identitas peran gender sebelum dan setelah operasi. Peneliti menggunakanmetode kualitatif untuk memperoleh gambaran mendalam pada penderita interseksualyang baru menyadari kelainan yang dideritanya ketika telah dewasa. Penelitimemfokuskan subjek penelitian hanya pada penderita male pseudohermaphrodite.Kurangnya pengetahuan mengenai kelainan ini, menyebabkan orang tua tidakmemeriksakan bayi mereka lebih lanjut, meskipun, telah meilhat kelainan padabentuk alat kelaminnya. Oleh karena itu, individu yang menderita malepseudohermaphrodite sebagian besar ditetapkan sebagai perempuan ketikakelahirannya. Dinamika konflik yang dirasakan penderita male pseudohermaphroditedimulai ketika masa kanak-kanak, dimana anak terlihat sangat tomboy dan bertingkahlaku berbeda dengan teman-temannya. Konflik yang lebih besar muncul ketikamemasuki masa pubertas. Puncaknya ketika anak yang ditetapkan sebagai perempuantidak mengalami menstruasi. Penderita male pseudohermaphrodite pun mulaimempertanyakan identitas gender yang dimilikinya. Selain itu, akan dilihat pulakonflik ketika proses pengambilan keputusan untuk melakukan operasi penyesuaianjenis kelamin. Hal itu berdampak pada status yang dipilih dan akan dijalani dalammasyarakat. Biaya operasi yang mahal pun menjadi pertimbangan bagi individuinterseksual untuk melakukan operasi. Bahkan, individu interseksual yang telahmenikah harus menghadapi masalah ketidaksuburan yang berkaitan dengan kepuasanpernikahan yang dijalaninya.
2010
S3568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Gina Andrea
Abstrak :
Di Indonesia, terdapat fenomena ta?aruf di kalangan Muslim sebagai salah satu dari berbagai hasil adaptasi sistem perjodohan yang sedang berkembang saat ini. Ta?aruf adalah proses perkenalan menuju pernikahan berdasarkan nilai agama Islam. Pernikahan melalui ta?aruf tidak didahului dengan proses berpacaran dan ada peran pihak ketiga yang terlibat mengatur proses menuju pernikahan untuk membatasi interaksi antara pria dan wanita. Berdasarkan studi literatur, religiositas telah ditemukan berasosiasi dengan tingginya komitmen pernikahan pada individu. Namun, belum ada penelitian yang melihat hubungan antara kedua variabel tersebut dalam konteks pernikahan melalui ta?aruf. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara religiositas dan komitmen pernikahan pada 205 individu yang menikah melalui ta?aruf. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara religiositas dan komitmen personal (r = 0.245, p < 0.01, one-tailed), antara religiositas dan komitmen moral (0.181, p < 0.01, one-tailed), dan juga antara religiositas dan komitmen struktural (r = 0.204, p < 0.01, one-tailed).
In Indonesia, there is ta?aruf phenomenon in Muslims as one of adaptation of various kinds of arranged marriage system that is currently developing. Ta?aruf is acquaintanceship process based on the values of Islam. Marriage through ta?aruf is not initiated with dating process and there is the third party who in charge to set the process leading towards marriage to limit the interactions between man and woman. Based on the literature study, religiosity was found to be associated with increased marital commitment in individuals. However, there were no studies that examined the relationship between the two variables in the context of ta?aruf. This study aims to examine the relationship between religiosity and marital commitment in 205 individuals who are married through ta?aruf. The results show that there is a positive and significant relationship between religiosity and personal commitment (r = 0.245, p < 0.01, one-tailed), between religiosity and moral commitment (0.181, p < 0.01, one-tailed), and also between religiosity and structural commitment (r = 0.204, p < 0.01, one-tailed).
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayuning Zaskya Nugrahani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama. Prestasi akademik diukur melalui nilai rapor semester I yang diperoleh responden dari sekolah, sedangkan pengukuran keterlibatan ayah dilakukan melalui the Father Involvement Scale (Reported) yang disusun oleh Finley dan Schwartz (2004). Responden pada penelitian ini berjumlah 263 remaja kelas VIII Sekolah Menengah Pertama yang berusia 13 hingga 15 tahun dan memiliki sosok ayah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah pada remaja Sekolah Menengah Pertama (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Walau hasil penelitian tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan keterlibatan ayah, namun tidak berarti ayah tidak memiliki peran pada prestasi akademik anak remaja. Di masa tersebut remaja masih memerlukan keterlibatan ayah guna mendukung pencapaian prestasi akademik yang optimal di sekolah. ...... This study examined the relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students. Academic achievement was measured by students’ official school records, whereas the father involvement was measured by the Father Involvement Scale (Reported) (Finley & Schwartz, 2004). The participants of this study were 263 8th grade junior high school students who have a father and encompassing the age between 13 and 15 years old. The result of this study indicates that there is no significant relationship between academic achievement and father involvement among junior high school students (r = -.026; n = 263; p > 0,05, two-tailed). Furthermore, although the result of the study indicates no significant relationship between father involvement and academic achievement among junior high school students, but it does not mean that father does not have any role at all in student’s academic achievement, because during that period, adolescents still need father involvement in order to support the optimum academic achievement in their school.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Talita Margijanto
Abstrak :
Pengembangan pendidikan inklusif di Jakarta meningkatkan kebutuhan akan penelitian yang meneliti faktor yang berperan dalam keberhasilan pendidikan tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti hubungan sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan strategi pengajaran guru di sekolah dasar inklusif pada kelompok guru yang pernah memiliki pengalaman kontak langsung dengan anak berkebutuhan khusus sebelum mengajar di sekolah inklusif dan yang tidak pernah. Penelitian dilakukan pada 102 guru sekolah dasar inklusif di Jakarta dan Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap guru dan perbedaan strategi pengajaran di antara kedua kelompok guru; namun terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru dan strategi pengajaran. Hal itu menunjukkan bahwa semakin positif sikap guru, semakin banyak strategi pengajaran inklusif yang digunakan guru. ...... The development of inclusive education in Jakarta raises the need to study factors related to its success. This research aims to study the relationship between teachers’ attitude towards inclusive education and teaching strategies among inclusive primary school teachers. Furthermore, this research also investigates the role of prior contact with special education need (SEN) students and its effect on both attitude and teaching strategies. The study was done to 102 primary school teachers across Jakarta and Depok. The result shows no significant difference on attitude and teaching strategies among teachers who had prior contact with SEN students and teachers who hadn’t. However, significant correlation was found between teachers’ attitude towards inclusive education and teaching strategies, which indicates increased attitude is followed by increased number of inclusive teaching strategies used.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>