Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septian Ardianto
Abstrak :
Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepede) merupakan komoditas perikanan budidaya Indonesia yang bernilai tinggi. Mikobakteriosis adalah kasus penyakit umum yang ditemukan pada budidaya ikan gurami. Mikobakteriosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium spp. yang diantaranya adalah Mycobacterium avium subspesies avium. Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepede) di laboratorium kesehatan ikan Depok diketahui telah terinfeksi Mycobacterium avium subspesies avium. Pada penelitian ini dilakukan infeksi artifisial lebih lanjut untuk mendapatkan data diagnosis mikobakteriosis akibat spesies Mycbacterium avium subspesies avium. Diagnosis yang dilakukan berupa diagnosis fisik, histologi, mikrobiologi, dan biomolekular. Hasil penelitian menunjukkan infeksi artifisial Mycobacterium avium subspesies avium berhasil menunjukan gejala umum mikobakteriosis pada bak perlakuan. Gejala yang berhasil diamati dari 4 jenis diagnosis digunakan sebagai dasar pengujian T dengan hasil uji T pada bak 1 dan bak 2 terdapat perbedaan signifikan dengan kontrol. Sedangkan pada bak 3, dimungkinkan ikan memiliki imunitas lebih kuat sehingga tidak menunjukan gejala. Data uji diagnosis digunakan dalam penanganan wabah penyakit ikan. Diagnosis fisik dan histologi dapat dilakukan untuk pengamatan gejala yang muncul pada ikan, sedangkan diagnosis mikrobiologi dan biomolekuler dapat dilakukan untuk konfirmasi bakteri yang menginfeksi ikan. ......Gourami Fish (Osphronemus gouramy Lacepede) is a high-value Indonesian aquaculture commodity. Mycobacteriosis is a common case of a disease found in the cultivation of gourami. Mycobacteriosis is caused by the bacterium Mycobacterium spp. which among them is Mycobacterium avium subspecies avium. Gourami fish (Osphronemus gouramy Lacepede) in the Depok fish health laboratory are known to have been infected with Mycobacterium avium subspecies avium. In this study, further artificial infections were carried out to obtain data on the diagnosis of mycobacteriosis due to the species Mycbacterium avium subspecies avium. The diagnosis carried out is in the form of physical, histological, microbiological, and biomolecular diagnoses. The results showed that the artificial infection of Mycobacterium avium subspecies avium succeeded in showing common symptoms of mycobacteriosis in the treatment bath. The symptoms that were successfully observed from 4 types of diagnosis were used as the basis for T testing with the results of the T test in tub 1 and tub 2 there were significant differences with controls. While in tub 3, it is possible for fish to have stronger immunity so that they do not show symptoms. Diagnosis test data are used in the management of fish disease outbreaks. Physical and histological diagnosis can be carried out for the observation of symptoms that appear in fish, while microbiological and biomolecular diagnoses can be carried out for confirmation of bacteria that infect fish.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shafira Zahra
Abstrak :
Penyakit ikan dapat disebabkan oleh bakteri pembentuk biofilm, seperti Aeromonas hydrophila dan Flavobacterium columnare. Pengobatan penyakit ikan umumnya menggunakan antibiotik dan tanaman herbal. Penelitian bertujuan mengetahui potensi antibakteri ekstrak etanol tumbuhan liar dari Sulawesi Selatan dan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak dengan berbagai konsentrasi terhadap pembentukan biofilm. Uji sensitivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi cakram dan mikrodilusi. Uji penghambatan pembentukan biofilm dilakukan dengan metode microtiter plate dan cover slip dilanjutkan visualisasi 3D menggunakan software ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan, uji sensitivitas ekstrak etanol Ammannia baccifera dan Breynia virgata menghasilkan zona hambat terhadap kedua bakteri pada konsentrasi 0,2 g/mL, 0,4 g/mL, dan 0,6 g/mL dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) pada 1,56 mg/mL, 25 mg/mL, 50 mg/mL, dan 100 mg/mL serta konsentrasi bunuh minimum (KBM) pada 3,13 mg/mL,12,5 mg/mL, dan 200 mg/mL. Ekstrak etanol A. baccifera dan B. virgata konsentrasi 6,25–12,5 mg/mL menghambat pembentukan biofilm A. hydrophila dengan kuat. Ekstrak A. baccifera konsentrasi 0,78 mg/mL, 3,13 mg/mL, dan 6,25 mg/mL menghambat dengan kuat pembentukan biofilm F. columnare. Ekstrak etanol A. baccifera dan B. virgata konsentrasi 200 mg/mL meningkatkan pembentukan biofilm A. hydrophila dan F. columnare dengan kuat. Tutupan biofilm tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya konsentrasi ekstrak. ......Fish diseases can be caused by biofilm-forming bacteria, such as Aeromonas hydrophila and Flavobacterium columnare. Treatment of fish diseases is usually done using antibiotics and herbal plants. This study aims to determine the antibacterial potential of ethanolic extracts of wild plants from South Sulawesi and to determine the effect of giving extracts with various concentrations on the formation of biofilms. Antibacterial sensitivity test was carried out using disc diffusion and microdilution methods. The biofilm formation inhibition test was carried out using the microtiter plate and cover slip methods followed by 3D visualization using ImageJ software. The result revealed that, the sensitivity test of ethanolic extracts Ammannia baccifera and Breynia virgata inhibited both bacteria at concentrations of 0.2 g/mL, 0.4 g/mL, and 0.6 g/mL with minimum inhibitory concentrations (MIC) at 1.56 mg/mL, 25 mg/mL, 50 mg/mL, and 100 mg/mL and minimum bactericidal concentrations (MBC) at 3.13 mg/mL, 12.5 mg/mL, and 200 mg/mL. Ethanolic extracts of A. baccifera and B. virgata at concentrations of 6.25–12.5 mg/mL strongly inhibited the formation of A. hydrophila biofilms. Ammannia baccifera ethanolic extract concentrations of 0.78 mg/mL, 3.13 mg/mL, and 6.25 mg/mL strongly inhibited the formation of F. columnare biofilms. Ethanolic extract of A. baccifera and B. virgata with a concentration of 200 mg/mL strongly increased the biofilm formation of A. hydrophila and F. columnare. Biofilm coverage was not affected by the larger or smaller concentration of the extract.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library