Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi Febriansyah Pratama
Abstrak :
Pabrik pengolahan makanan PT. XYZ merupakan salah satu pabrik swasta yang menghasillkan produk mie instant yang beralamat di Palembang. Dalam kegiatan produksinya, perusahaan selalu berupaya agar menghasilkan produk yang baik dan menekan kerusakan produk yang tinggi dengan menetapkan standar toleransi sebesar 1,10% dari jumlah produksi.Akan tetapi, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa tingkat kerusakan produkmasih fluktuatif dan bahkan masih terdapat kerusakan produk yang melebihi standar toleransi yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas menggunakan alat bantu statistik bermanfaat dalam upaya mengendalikan tingkat kerusakan produk di perusahaan. Analisis operasional produksi dengan metode SQC dilakukan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, histogram, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Check sheet dan histogram digunakan untuk menyajikan data agar memudahkan dalam memahami data untuk keperluan selanjutnya. Kemudian dilakukan identifikasi terhadap jenis cacat yang dominan dan menentukan prioritas perbaikan menggunakan diagram pareto. Langkah selanjutnya adalah mencari faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan produk menggunakan diagram sebab akibat untuk kemudian dapat disusun sebuah rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas.
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiadi
Abstrak :
Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pada power plant adalahdengan merecovery panas sisa yang keluar dari siklus turbin gas yang dimanfaatkan untukmemproduksi uap. Uap yang diproduksi digunakan untuk meningkatkan daya pada siklusdiatas. Sebagian kecil expansi terjadi pada tingkat pertama turbin diperlukan untuk diextractuntuk meningkatkan air pengisi. Semakin tinggi temperatur air pengisi, semakin kecil heatboiler area. Penambahan daya yang dibangkitkan pada siklus kombinasi pada power plant,sebagai hasil dari recovery panas buang adalah : 27,5 MW dan peningkatan efisiensi thermalsebesar 30% hingga 41 %.
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2014
600 JDTEK 2:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Kamil
Abstrak :
Karya akhir ini mengutamakan pembahasan tentang pengenalan metoda real option. Oengan mengaplikasikannya terhadap strategi bisnis properti untuk Gedung perkantoran di Jakarta. Real Option adalah strategi untuk menghadapi keadaan bisnis yang tidak menentu dalam menghadapi beberapa keaadaan yang tidak dapat diperkirakan secara cennat seperti keadaan ekonomi makro dan mikro, teknologi, perubahan permintaan dan persediaan, kenaikan harga, kegagalan suatu proyek dan lain sebagainya. Para pengusaha dapat menggunakan ketidakpastian dan kesempatan dengan memperhitungkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada dasamya metoda ini mengikuti jalan pemikiran dari financial option yang memberikan hak bukan suatu kewajipan terhadap option yang telah dibeli. Real options dapat menjadi strategi dalam setiap bisnis. Ada bermacam-macam jenis real options yaitu timing option, growth option, staging option, exit option, flexibility options, dan lain sebagainya. Penerapan real options ini memerlukan skenario dalam merencanakan suatu strategi dengan mempelajari beberapa kondisi yang mungkin akan terjadi. Beberapa perhitungan nilai option mengikuti perhitungan financial option seperti Black-Sholes, Binomial dan Monte Carlo. Pada tugas akhir ini saya menerapkan real options ini sebagai strategi dalam bisnis properti yang mengalami keterpurukan yang amat besar dikarenakan krisis yang melanda Indonesia. Properti sendiri merupakan bisnis yang amat peka terhadap beberapa faktor, misalnya keadaan ekonomi suatu negara. Penerapan metoda real options pada properti ini ditekankan pada beberapa proyek gedung yang terhenti pembangunannya dan juga adanya kelebihan persediaan area perkantoran di daerah segitiga emas Jakarta. Dengan menggunakan metode real options para pengusaha dapat memaksimalkan kesempatan terhadap kesempatan yang akan datang dalam situasi yang tidak menentu. Real options kelak akan membantu para pengusaha khususnya di Indonesia agar dapat mempelajari lebih cennat tentang usaha yang akan dijalani dengan belajar dari pengalaman sebelumnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Antonius Torang Parulian
Abstrak :
ABSTRAK Trading mechanism used in every stock exchange will influence the price determination. The tick size policy is one of trading rule mechanism, which will shift market behavior toward price determination. Tick size is the minimum price change in regular market. Jakarta Stock Exchange is an exchange, which implements order - driven market environment. Management of Jakarta Stock Exchange has changed the tick size policy twice during year 2001. The first change was done in July, 2001, which is to reduce the tick size nominal from Rp 25 to Rp 5. The second change, started in October 2001, is to implement the multi tick size policy, and the tick size used are Rp 5, Rp 25 and Rp 50 applies to any stocks according to their category. When tick size was reduced in the first change, market react negatively to the implementation of Rp 5 tick size. In response to negative reaction, Management of Jakarta Stock Exchange implements the multi tick size policy, with the purpose of increasing market liquidity and reducing volatility. Market liquidity is quite difficult to be defined, however, to common investors, one stock is said to be liquid, if they could sell the stock easily at their convenient price and time. The research conducted in this thesis, observe the impact of multi tick size policy toward market liquidity. Indicators used in this research to observe market liquidity are market spread, market depth and trading volume. Result of this research shows that the policy of multi tick size is effective and efficient for low and medium price of stocks especially for indicators market depth and trading volume. However, for high price stock the policy is not effective, since tick size is not one of the factor, which influence any indicators for high price stocks.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Mansur
Abstrak :
Current account deficit is a common phenomenon in Indonesia. In most years, during the period of 1979-1997, Indonesia experienced current account deficit. Despite the deficit can be solved through foreign direct investment and foreign loan, caution has to be taken to avoid negative effects of the deficit current account, especially on the national economy. Government efforts in order to solve problems of current account deficit can't rely only on funds from abroad. Some factors influencing deficit current account have to be investigated and dealt with seriously in order for the government to issue policy that will help them achieve the target. This research aimed to examine the determinant factors that influenced fluctuation of current account deficit in Indonesia from I979 to1997. The research employed co-integration model and error correction model (ECM) that had been currently popular in econometric analysis, especially to estimate short run dynamic relationship and long run static relationship. The result of this research revealed that fluctuation in real effective exchange rate and foreign incomes were variables that significantly influenced the current account deficit fluctuation in Indonesia, either both short-run and Iong run. When the value of rupiah weakens against the value of foreign currencies (depreciation), the current account deficit decreased. On the other hand, deficit current account and foreign incomes has negative relationship, that is an increase in foreign incomes reduced the current account deficit. The deficit in government budget was another variable affecting the current account deficit, especially in the short-run. The research pointed out that during the study period, deficit on government budget worsened current account position in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T 4515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi Julianto
Abstrak :
Bidang Telekornunikasi diyakini sebagai salah satu pIlar bagi kemajuan suatu negara dan merupakan kebutuhan utama investor sebelum memutuskan untuk mengalirkan dananya (seperti pada kasus pembangunan Jerman Timur). Indonesia termasuk dalam negara yang tingkat penetrasi pelayanan telekomunikasi raya terendah di antara negara-negara ASEAN, untuk itu upaya mempcrcepat pcnggelaraii jaringan telekomunikasi perlu didukung. Mengingat pentingnya bidang Telekomunikasi bagi kemajuan dan kemakmuran ekonomi Negara, maka perlu kesadaran kita semua untuk mengetahui secara gamblang seluruh aspek yang mempengaruhi sukses tidaknya upaya demi memajukan pertelekomunikasian terlebih bagi Indonesia yang memiliki area yang demikian luas dengan penduduk yang lebih dari 210 juta jiwa sehingga upaya pembangunan sarana telekomunikasi juga dapat dimaksudkan untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam membangun jaringan telekomunikasi khususnya Selular (GSM) kita membutuhkan dana dan investor untuk berusaha disini sekaligus memperoleh keuntungan dan usahanya. Tentunya peran pemerintah dalam memutuskan aturan main yang adil bagi iklim persaingan antar operator dan kemudahan penggelaran jaríngan perlu kita dukung terutama dalam rnenghitung besar tarif yang wajar demi meningkatkan gairah berinvestasi di bidang selular. Karya Akhir ini akan membuat model atau formula perhitungan tarif airtime selular. Penulis menganggap penting untuk membuat formula tersebut mengingat híngga saat ini belum ada kajian teknis perihal tata cara perhitungan tarif selular yang wajar artinya dapat diterima oleh masyarakat sebagai si penerima value dan benefit dan pada sisi lain dihasilkan value bagi investor yang berupa keuntungan berusaha sesuai perhitungan yang wajar dalam Capital Budgeting. Dengan Karya Akhir ini dapat diperlihatkan bahwa perhitungan tarif airtime sangat dipengaruhi oleh: - Pemilihan Teknologi - Aspek Komersial dalam menentukan harga per satuan pelanggan - Kecepatan (Waktu untuk proses pembangunan jaringan) - Efisiensi Biaya beban usaha yang meliputi (Keandalan Operasi Jaringan, Penetrasi Marketing, Fee Spektrurn Frekukensi, Biaya) - Pajak oleh Pemerintah Model perhitungan tarif airtime yang kami lakukan sekaligus mengoreksi usulan formula tarif yang disampaikan oleh Departemen Perhubungan sebagaimana tertuang dalam Rancangan Tata Cara perhitungan Tarif Sambungan Telepon Bergerak Selular. Hasil perhitungan besar tarif airtime rata-rata tertimbang dengan scenario most likely didapatkan Rp. 722,-per menit. Pada dasarnya tarif adalah nilai terendah yang dapat diterima oleh supplier dan merupakan nilai limit tertinggi yang dapat disetujui oleh pemerintah selaku regulator. Menurut ketentuan perundangan yang berlaku saat ini terdapat diskriminasi tarif antara postpaid dan prepaid, dimana ketentuan tarif airtime postpaid menggunakan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan TeIekomunikasi KM. 27/PR.301/MPPT?98 dan ketentuan tarif airtime prepaid Keputusan Menteri KM 79/1998. Sesuai ketentuan pemerintah, besar tarif airtime maksimai Untuk postpaid adalah Rp.406,25,- pada peak hour dan besar tarif aitlime maksimal untuk prepaid adalah sebesar Rp. 974,25,- Jadi berdasarkan analisa perhitungan yang kami lakukan dan jika perilaku pemakaian telepon oleh pelanggan selular tidak berubah, maka seluruh operator akan cenderung untuk menjual kartu prepaid dan mematok tarif airtime Rp. 974,25,-.per menit. Berdasarkan data dalam Karya Akhir ini, maka dapat diusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan tarif airtime postpaid hingga 20 % dan tarif prepaid maksimal adalah sebesar 90 % Iebih besar dari tarif airtime postpaid pada peak hour. Sehingga didapatkan besar tarif airtime postpaid adalab Rp. 390,- per menit atau Rp. 487,5,- pada peak hour dan maksimal Rp. 926,25,- untuk prepaid. Penulis menyadari keterbatasan dalam beberapa hal terutama sekali dalam mensintesa data pendukung mungkin ada yang tertinggal. Hal tersebut dapat saja terjadi mengingat kompleksitas permasalahan, untuk itu kritik dan masukan sangat diharapkan demi kemajuan kajian perhitungan tarif airtime selular di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyogo Jayalie
Abstrak :
Meningkatnya biaya kesehatan telah menjadi issu-issu ekonomi, politik, dan sosial di banyak negara maju dan yang sedang berkembang. Berbagai usaha telah dilakukan dalam upaya untuk melakukan penghematan biaya kesehatan dan mencari sumber sumber pembiayaan alternatif. Tanpa usaha-usaha penghematan biaya dan penemuan sumber sumber pembiayaan alternatif, sektor kesehatan makin lama akan makin mengurangi porsi pembiayaan sektor-sektor ekonomi yang lain, sebagaimana telah terjadi di banyak negara maju. Sistem Asuransi Kesehatan yang berjalan dewasa ini dianggap turut bertanggung jawab dalam peningkatan biaya kesehatan dari tahun ke tahun. Sistem kapitasi dan cara pembayaran pradana, serta penerapan cara pembayaran paket di rumah sakit, merupakan cara?cara yang antara lain ditempuh untuk dapat mengurangi lajunya peningkatan pengeluaran dalam bidang kesehatan. Di Indonesia, baru 10% pendudUk yang tercakup dalam sistem asuransi kesehatan, dimana sebagian besar di antaranya dicakup oleh PERUM HUSADA BHAKTI, yang melayani pegawai negeri, penerima pensiun dan anggota keluarganya. Asuransi Kesehatan komersial belum begitu berkembanh sebagian disebabkan karena kesulitan dalam memperkirakan resiko yang mungkin terjadi yang bisa berakibat terjadinya kerugian dan sebagian lagi karena belum dilaksanakannya cara kontrol yang efektif. Bentuk asuransi kesehatan dengan menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana telah dilaksanakan oleh Perum HUSADA BHAKTI, PKTK-ASTEK, dan beberapa badan-badan yang sifatnya tidak menekan keuntungan, Seperti YPK-BAPINDO, OPK RS MITRA KELUARGA, YAYASAN MEDICAL SCHEME, dan DUKK RS ST. Carolus. Telah dilakukan studi perbandingan antara asuransi kesehatan konvensional yang menjalankan konsep fee-for-services dengan badan-badan penyelenggara pemeliharaan kesehatan non-komersial yang menggunakan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana. Gambaran sementara yang diperoleh adalah bahwa konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana dapat diterapkan pada asuransi asuransi komersial. Disamping dapat mengendalikan biaya pemeliharaan kesehatan, konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini jua sedikit banyak akan membuat pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien. Lingkungan eksternal dalam menjalankan usaha asuransi kesehatan di indonesia cukup banyak mendukung. Dibutuhkan komitmen politik - dan kalau mungkin finansial - dari pemeriritah untuk asuransi kesehatan dengan konsep kapitasi dan cara pembayaran pradana ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Indriarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dan karya akhir ini adalah untuk mengetahui miai intrinsik saham perusahaan yaitu PT Merck Indonesia Tbk. yang bergerak dalam industri farmasi dengan menggunakan dua metode penilaian perusahaan yaitu metode arus kas bebas (free cash flow model) dan economic profit model.

Nilai intrinsik perusahaan diperoleh dari perhitungan nilai sekarang dari arus kas bebas dan economic profit perusahaan di masa depan dengan menggunakan weighted average cost of capital. Arus kas bebas dan economic profit perusahaan di masa depan diperoleh dengan terlebih dahulu membuat proyeksi laporan keuangan perusahaan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi selama beberapa tahun ke depan.

Namun sebelum menyusun proyeksi laporan keuangan, terlebih dahulu diperlukan analisis industri farmasi serta analisis kinerja perusahaan yang diperoleh dari analisis rasio laporan keuangan perusahaan selama beberapa tahun yaitu dari tahun 1994?2000.

Analisis industri dan perusahaan pada dasarnya adalah untuk mengidentifikasi karakteristik ataupun potensi industri serta posisi perusahaan di dalam industri tersebut untuk memperoleh landasan dan asumsi yang memadai untuk menyusun proyeksi laporan keuangan.

Proyeksi laporan keuangan disusun dengan membuat tiga skenario yang menggambarkan skenario dalam keadaan normal, optimis, dan pesimis. Dari masing masing ketiga skenarto tersebut dihitung nilai intrinsik perusahaan dengan menggunakan dua metode yang telah disebutkan sebelumnya yaitu metode arus kas bebas (free cash flow model) dan economic profit model. Nilai intrinsik saham yang dihitung dengan kedua metode yang berbeda tersebut harus menghasilkan nilai yang sama.

Dengan adanya tiga skenario yang berbeda maka akan menghasilkan tiga nilai intrinsik yang berbeda pula. Dari ketiga nilai tersebut, bisa diperoleh satu nilai yang diharapkan per lembar saham (expected value per share) dengan memberikan probabilitas kejadian pada masing-masing skenario di atas.

Nilai intrinsik saham perusahaan ini kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham perusahaan pada tanggal penilaian yaitu pada akhir tahun 2001 untuk mengetahul apakah saham perusahaan di pasar overvalued atau undervalued. Dan hasil perbandingan ternyata saham perusahaan di pasar Mengalami undervalued. Hal yang perlu diingat adalah dalaim proses penilaían perusahaan ini adalah asumsi yang digunakan adalah berdasarkan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di J3ursa Efek Jakarta. Pemilihan dan penggunaan asumsi yang berbeda dan karya akhir ini akan menghasilkan nilal intrinsik yang berbeda pula.
2002
T3096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidajat Hoesni
Abstrak :
ABSTRAK
Merjer merupakan alternatif strategi yang telah lazim digunakan dalam upaya pengembangan maupun mempercepat pertumbuhan perusahaan di berbagai jenis industri. Merjer diantara perusahaan dalam sebuah kelompok usaha yang sama atau lebih dikenal dengan merjer internal tampaknya makin diminati oleh manajemen perusahaan saat-saat ini, karena merger ini lebih bersifat friendly merger sehingga sinergi positip diharapkan dapat lebih mudah tercipta di antara perusahaan perusahaan yang melakukan merger. Namun demikian etika bisnis harus diperhatikan agar kepentingan minoritas dan pihak ketiga tidak dirugikan.

Dalam melakukan merjer, manajemen perusahaan PT. X dan PT. Y selalu berhati-hati (prudent) dalam memperhitungkan setiap langkah-langkah merjer yang harus dilakukan agar merjer yang telah menghabiskan biaya yang tidak murah tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak mengandung resiko yang tinggi. Oleh karena itu pelaksanaan Iangkah-langkah merjer tersebut harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan harus ditinjau dari segala aspek seperti: 1. Aspek hukum, agar keberlangsungan merjer tersebut dapat dianggap sah keberadaannya menurut ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan status perusahaan yang menggabungkan diri baik yang melalui proses likuidasi maupun tanpa melalui proses likuidasi terlebih dahulu dapat jelas statusnya menurut hukum di Indonesia.

2. Aspek perpajakan agar manajemen dapat menyusun lax planning terlebih dahulu sebelum melakukan merjer sehingga dapat terhindar dan resiko pembayaran pajak yang tinggi akibat ketidak-tahuan manajemen perusahaan mengenai ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia khususnya ketentuan ketentuan perpajakan mengenai restrukturisasi perusahaan.

3. Aspek akuntansi, apakah pencatatan mengenai akuntansi penggabungan usaba balk yang menggunakan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest) rnaupun metode pembelian (purchase method) sudah sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia.

4. Aspek keuangan, dimana merjer yang dilakukan jangan sampai merugikan kepentingan pemegang saham minoritas. Oleh karena itu ada baiknya perusahaan yang menggabungkan diri atau perusahaan target dapat dilakukan penilaian saham terlebih dahulu oleh perusahaan penilai independen agar diperoleh harga saham yang pantas, dimana pembayarannya dapat dilakukan dengan kas atau dengan konversi saham.

Disamping ke empat aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek-aspek lainnya yang harus diperhatikan seperti aspek mengenal budaya masing-masìng perusahaan yang melakukan penggabungan, aspek mengenai ketenaga-kerjaan dan pengalokasian manajemen, aspek mengenai kepentingan kreditur, dan sebagainya.

Dalam aspek hukum, PT. X Hasil Merjer harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi-instansi terkait seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (MENKEHAM) agar merjer tersebut dapat dianggap sah keberadaannya menurut hukum di lndonesia.

Sedangkan dalam aspek perpajakan, karena pencatatan akuntansi PT. X hasil Merjer menggunakan metode pooling of interest. maka pihak perusahaan harus memperoleh persetujuan penggunaan nilai buku dari Direktorat Jenderal Pajak. dimana persetujuannya diterbitkan melalui Kantor Wilayah setempat. Hal ini sangat diperlukan agar perusahaan terhindar dari kewajiban membayar pajak yang lebih besar lagi, akibat pihak fiskus menetapkan peralihan harta dan kewajiban perusahaan yang menggabungkan diri tersebut dengan menggunakan harga pasar sehingga terdapat keuntungan atas pengalihan harta yang merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Dalam aspek akuntansi, metode yang digunakan adalah metode pooling of interest, sehingga pencatatan akuntansi PT. X Hasil Merjer hanyalnh merupakan penggabungan harta, kewajiban dan ekuitas dari masing-masing perusahaan yang menggabungkan diri.

Penilalan saham sebagaimana dibahas dalam aspek keuangan, penulis menggunakan 5 (lima) metode penilaian saham, dimana estimasi harga saham PT. Y selaku perusahaan target berkisar antara Rp. 3.193.300 sampal dengan Rp 4.402,800. Penilaian saham tersebut penulis lakukan hanya sebagai perbandingan saja, karena manajemen perusahaan tidak melakukan peniIaian saham terlebih dahulu terhadap perusahaan target dan cenderung menentukan harga saham berdasarkan kesepakatan bersama karena porsi saham pemegang saham minoritas dirasakan tidak material.

Disamping itu, merjer internal yang terjadi sangat unik, dimana perusahaan yang menderita kerugian fiskal yang cukup signifikan menjadi surviving company sedangkan perusahaan yang memiliki keuntungan harus dilikuidasi. Hal ini mengundang banyak pertanyaan dari berbagai pihak mengenai keberlangsungan usaha (going concern) PT. X Hasil Merjer tersebut di masa yang akan datang sehingga sinergi positif yang dikumandangkan oleh manajemen perusahaan dalam awal proses mener menjadi semu dan terllhat bahwa PT. X hasil merjer terperangkap oleh sinergi tersebut. Namun demikian patut dimengerti bahwa kerugian yang diderita oleh PT. X maupun PT. Y disebabkan oleh kerugian selisìh kurs akibat melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Apabila dilihat dari operating margin (laba operasi) ke dua perusahaan dinilai cukup baik dan manajemen perusahaan optimis bahwa dengan penggabungan usaha tersebut akan menghasiÌkan kinerja perusahaan yang Iebih baik karena brand dan produk-produk yang akan dijual oleh PT. X Hash Merjer sudah dikenal dipasaran Internasional sehingga akan rneningkatkan penjualan perusahaan.
2001
T2851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Aditiyawarman
Abstrak :
Reksadana mempakan salah satu pilihan investasi yang sudah dikenalkan pada masyarakat luas sejak tahun 1997 dan dikukuhkan Pemerintah melalui Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Beberapa jenis reksadana yang tersedia dan biasa dipakai sebagai instrument investasi adalah reksadana sahani, reksadana pendapatan teiap, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Mengingat perkembangan reksadana yang makin meningkat baik dari segi volume perdagangan maupun jumlah investor yang berpartisipasi, maka sangat diperlukan adanya suatu metoda penilaian kinerja investasi reksadana yang cukup mendekati dan informatif bagi kalangan investor baik investor perorangan maupun investor kelompok. Pada umumnya para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi hingga saat ini hanya berpatokan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) masing-masing rerksadana yang dipublikasikan pada beberapa media cetak dan jaringan internet, selain prospektus yang ditawarkan para manajer investasi yang sudah barang tentu sangat dipengaruhi oleh kepentingan bisnis. Data tersebut juga hanya membanlu untuk kepentingan investasi jangka pendek yang sifatnya spekulasi dan sulit untuk dipakai sebagi acuan bagi investor untuk kebutuhan investasi jangka panjang. Infonnasi tentang kinerja suatu portofolio seperti reksadana secara utuh yang dapat digunakan untuk keputusan jangka panjang akan sangat membantu bagi investor dan juga bagi manajemen investasi itu sendiri dalam memperbaiki kinerja portofolio yang ditawarkannya. Beberapa pendekatan teori portofolio dan investasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kinerja suatu portofolio, adalah Trey/tor, yang mempertimbangkan dua komponen risiko yaitu risiko yang terjadi akibat fluktuasi pasar, risiko sistematik (P) dan risiko yang terjadi akibat fluktuasi dalam portofolio sekuritas, Sharps, yang mengukur risiko portofolio secara keselumhan dengan memperhitungkan standar deviasi dari tingkat imbal hasil (a), Jensen, yang mengukur kinerja / prestasi portofolio berdasarkan tingkat bunga bebas risiko (RFR) yang berbeda setiap periodenya, dan Analisis Rasio Informasi, atau Rasio Penilaian, adalah pengukuran statistik rala-rata perbedaan imbal hasil satu portofolio dengan portofolio pembanding (benchmark) dibagi dengan standar deviasi perbedaan return tersebut. Sebagai salah satu alternatif dalam menjawab tantangan di alas maka pembahasan difokuskan pada evaluasi kinerja portofolio dengan metode Jensen dan Analisis Rasio Informasi untuk Reksadana Saham dan metode Evaluasi Selisih Imbal Hasil (excess return) dan Analisis Rasio Informasi untuk Reksadana Pendapatan Tetap. Untuk memperoleh hasil pendekatan yang lebih akurat maka evaluasi kinerja portofolio reksadana ini dilakukan terhadap data NAB reksadana saham dan pendapatan tetap yang sudah dipublikasikan mulai Januari 1997 hingga Maret 2001. Sebagai pembanding (benchmark) dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio reksadana saham adalah Indeks harga Saham Gabungan (1HSG) di Bursa Efek Jakarta dan tingkat suku bunga deposito berjangka 1, 3, 6, dan 12 bulan yang berlaku pada Bank-bank Swasta Nasional sebagai aset investasi bebas risiko pada periode tersebut. Dengan data-data yang ada tersebut, maka analisis statistik deskriptif, dan regresi untuk mencari hubungan antara NAB setiap reksadana terhadap IHSG dan tingkat suku bunga bebas risiko. deposito berjangka yang menjadi pembanding (benchmark) dalam menetukan urutan kinerja dan rasio infonnasi dari masing-masing reksadana tersebut. Selain dari pada urutan kinerja masing-masing reksadana berdasarkan ukuran kinerja Jensen, dan Rasio Infonnasi, analisis juga dilakukan untuk inemperolell infonnasi mengenai Risiko Sistematik, pj, Rata-rata Tingkat Imbal Hasil, Risiko Non-sistematik / standar deviasi, a tingkat keuntungan harian, dan Tingkat Diversifikasi, R3, dari setiap reksadana saham. Khusus dalam melakukan evaluasi kinerja reksadana saham lebih lanjut, dilakukan juga analisis sensitivitas kinerja Jensen terhadap variasi tingkat suku bunga bebas risiko, deposito berjangka untuk melihat pengaruh perubahan suku bunga bebas risiko terhadap ukuran kinerja Jensen. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran yang semaksimal mungkin kepada investor bahwa ukuran kinerja portofolio Jensen bukanlah harga yang absolut melainkan sangat dipengaruhi oleh investasi pada aset bebas risiko yang dipakai sebagai pembanding, yang dalam hal ini deposito berjangka. Sebagai hasil dari analisis kinerja portofolio reksadana yang dilakukan terhadap Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap yang beredar mulai Januari 1997 hingga Maret 2001, maka tersusun Daftar Urutan Kinerja Jensen dan Rasio Infonnasi untuk masing-masing reksadana setiap tahunnya pada tingkat suku bunga bebas risiko 1, 3, 6, dan 12 bulan yang dapat digunakan sebagai salah satu referensi dan bahan pertimbangan dalam melakukan investasi jangka panjang pada instrument investasi Reksadana. Hasil evaluasi kinerja portofolio berdasarkan data historis ini memang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, pasar modal, dan lingkungan bisnis pada setiap periode sehingga dapat dilihat bahwa suatu reksadana dapat menempati urutan kinerja yang berbeda pada seliap tahunnya. Perlu diingat bahwa dari hasil evaluasi dan analisis kinerja reksadana saham dan pendapatan tetap yang dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator pasar seperti IHSG, dan tingkat suku bunga deposito Bank Swasta Nasional tidak sepenuhnya mempunyai korelasi langsung. Sesuai dengan UU No. 8 Tentang Pasar Modal bahwa pada Reksadana Saham sekurang-kurangnya 80% dananya diinvestasikan pada portofolio ekuitas yang terdaftar pada Bursa Efek sedangkan pada Reksadana Pendapatan Tetap, sekurang-kurangnya 80% hams diinvestasikan pada obligasi atau instument investasi pendapatan tetap. Artinya, bahwa hasil evaluasi kinerja reksadana dengan metode ini dapat menjelaskan korelasi terhadap faktor-faktor tersebut sebesar 80%. Dengan demikian ada sekurang-kurangnya 20% faktor lain yang mempengaruhi kinerja suatu reksadana yang sangat tergantung dari jenis portofolio yang digunakan untuk menginvestasikan dana para investor. Analisis lebih lanjut terhadap komposisi portofolio setiap reksadana diharapkan akan dapat menjelaskan 20% faktor yang belum dijelaskan pada pembahasan thesis ini, sehingga kombinasi analisis dan evaluasi selanjutnya dapat digunakan sebagai standar penilaian dan evaluasi menyeluruh (holistic evaluation & performance) dari suatu reksadana.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>