Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jajang Gunawijaya
Abstrak :
Masyarakat Kasepuhan Gunung Halimun hingga saat ini masih memelihara dan taat menjalankan berbagai tradisi. Adanya berbagai tradisi yang masih dijalankan itulah yang menyebabkan masyarakat tersebut menjadi dikenal dan dikunjungi oleh warga masyarakat di luar lingkungannya dari berbagai kalangan. Tradisi-tradisi yang mereka jalankan itu nampak seperti tradisi lama seperti yang dijalankan oleh leluhur mereka, akan tetapi bila diamati lebih jauh tradisi-tradisi itu tidak lagi mumi sebagai tradisi lama, melainkan merupakan tradisi yang telah dikreasikan oleh elit-elit lokal dengan kemasan simbol-simbol lama sehingga dapat diterima oleh masyarakat pendukungnya dan diperlakukan bagaikan tradisi leluhur mereka. Kajian-kajian mengenai tradisi itu telah dilakukan oleh para ahli di luar Indonesia yang mengungkap adanya kelompok-kelompok tertentu yang menjadi inisiator untuk mencip-takan tradisi baru dengan mengemasnya dengan simbol-simbol lama untuk mencapai tujuan atau efek yang diharapkan. Tujuan atau efek yang diharapkan itu adalah untuk; (1) mengukuhkan kembali identitas kelompok etnis di tengah-tengah kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas; (2) menghidupkan kembali simbolisasi kepemimpinan tradi-sional; (3) memperkokoh superioritas kelompok sosial tertentu dalam persaingan mem-peroleh kesempatan-kesempatan ekonomi; (4) mengukuhkan hegemoni kebesaran suatu negara atas negara-negara lain; dan (5) untuk memperoleh dukungan, kesetiaan rakyat ter-hadap penguasanya. Penelitian mengenai tradisi yang mempunyai efek atau tujuan-tujuan tertentu itu saya lakukan di Kasepuhan Gunung Halimun, namun saya ingin mengungkap apakah semua efek atau tujuan dari penciptaan tradisi baru yang diungkap para ahli itu sepenuhnya teijadi di Gunung Halimun, atau justru terdapat efek atau tujuan-tujuan lain yang berbeda dari tujuan di atas. Hal ini menarik perhatian saya, karena karakteristik masyarakat Gunung Halimun sangat berbeda dengan masyarakat yang telah diteliti para ahli tersebut, meskipun sama-sama mengalami penciptaan tradisi baru yang digerakan oleh elit-elit lokal. Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif ini mengungkap hubungan antara tradisi, elit politik lokal, dan pemanfaatn potensi sumber daya alam di Kawasan Gunung Halimun yang secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. ...... Communities of Kasepuhan of Halimun Mountain,up to now, still maintain and obey to run a variety of traditions. Running their various traditions, those communities become well known and visited by citizens of various circles who come from outside their environment Traditions they run look like such a long tradition carried on by their ancestors but when it is observed further, it is not exactly pure as the old tradition but it has been created by local elites with an old symbol packaging so they can be accepted by their supporting communities and treated like their ancestral traditions. Studies on the traditions that has been done by some experts from outside of Indonesia that reveal the presence of certain groups to be the initiator to create a new tradition packaged with the old symbols to achieve the purpose or expected effect The purpose or expected effect are: to reaffirm the identity of ethnic group among others in the wider society; to revive the symbolization of traditional leadership; to strengthen the superiority of particular social group in the competition to obtain economic opportunities; to confirm the greatness of a nation hegemony against other countries; and to get support and the loyalty of the people against their ruler. Research on the traditions that have effect or certain purposes, I conduct at Kasepuhan of Halimun Mountain, but I want to reveal whether any effect or purpose of creating a new tradition disclosed by the experts fully happened in Halimun Mountain or just have the effect or other purposes that differ from the above ones. This is caught my attention because the characteristic of communities of Halimun Mountain are quite different from those who have been researched by those experts, even though both are created by local elites. Research using qualitative method reveals the relationship between traditions , local elites and the potential utilitization of natural resources in the area of Halimun Mountain which is administratively located in the District of Sukabumi, West Java.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
D-Pdf
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
Abstrak :
Studi ini menjelaskan ciri-ciri Masjid Kerajaan di Indonesia dari abad ke-16 hingga awal abad ke-20 Masehi melalui kajian arsitektural dan arkeologis terhadap komponen bangunannya. Masjid Kerajaan adalah sebuah konsep yang bermakna bangunan tempat ibadah sultan shalat berjamaah bersama rakyatnya yang berlokasi di ibukota kerajaan Islam yang merupakan representasi sultan dan sekaligus menjadi identitas kerajaan yang bercorak Islam di masa lalu. Melalui kajian arsitektural dan arkeologis, beberapa masjid kerajaan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara, dikaji dengan memperhatikan konteks ruang (spatial) dengan pusat pemerintahan (istana), alun-alun, pasar, makam dan bangunan lainnya. Disamping itu, dikaji juga aspek relasi kuasa masjid dengan kraton sebagai pusat kuasa, untuk mengungkapkan representasi kuasa di dalam masjid, dengan memperhatikan gaya bangunan dan ritual. Hasil yang diperoleh memperlihatkan masjid-masjid kerajaan di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus yang ditampilkan (display) dalam bangunannya dan praktik ritual lokalnya yang berbeda dengan masjid non kerajaan dan masjid di luar Indonesia sebagai suatu strategi dan resistensi terhadap relasi kuasa Islam global di masa lalu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2120
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqyuddin
Abstrak :
ABSTRAK Kajian budaya pertanian masa Jawa kuno abad ke-8 ndash; 11 M yang menggunakan data utama isi prasasti, lokasional candi beserta gambaran reliefnya yang terkait dengan kondisi alam berdasar dimensi temporal dan spatial menunjukkan gambaran rekonstruksi lanskap arkeologi pertanian masa Jawa kuno. Penelitian arkeologi yang memfokuskan mengkaji benda budaya yang terkait dengan pertanian dalam isi prasasti, relief candi, sebaran candi dan lingkungannya yang ada di Jawa bagian tengah hingga Jawa bagian timur, pada bagian-bagiannya menurut waktu dan lokasionalnya menunjukkan keahlian lokal masyarakat Jawa kuno. Analisis arkeologis, analisis keruangan ekologi dapat menunjukkan bukti bahwa berbagai jenis pangan, tradisi pangan, jenis pengolahan tanah, pengolahan bahan pangan, profesi dan pejabat terkait dengan pengelolaan tanah, teknologi atau alat yang disebutkan untuk mendukung budaya pertanian masa lalu yang dipimpin oleh para-raja-raja masa Jawa kuno yang mengukuhkan tata aturan sesuai dengan agama Hindu dan Buddha di berbagai ruang wilayah penelitian dapat dibedakan keistimewaannya. Pelaksanaan budaya pertanian dikaji tidak terlepas dengan kondisi geografis fisiknya sebagai bukti upaya pemanfaatan lanskap alam yang terkait dengan lanskap arekologi pertaniannya. Analisis keruangan dari bukti-bukti tersebut dapat direkonstruksi nilai-nilai budaya masa Jawa kuno dan dijadikan refleksi. Refleksi nilai-nilai budaya tersebut dijadikan rujukan demi keberhasilan budaya pertanian. Nilai-nilai tersebut yaitu bahwa masyarakat Jawa kuno pandai memilih lanskap alam yang memiliki daya dukung lanskap budaya pertanian yang berkelanjutan. Selain itu masyarakat Jawa kuno yang berbekal pengalaman dan pengetahuan adaptasi ekologi di Jawa bagian tengah pada akhirnya peran manusia ikut menentukan perkembangan penerapan teknologi pertanian dan menentukan wilayah pilihan untuk melanjutkan kebudayaannya di Jawa bagian timur. Pengetahuan dan pengalaman menghadapi perubahan ekologis di Jawa bagian tengah yang relatif di dataran sempit berbukit hingga bergunung api, selanjutnya mampu mengekplorasi dan mengeksploitasi tidak hanya dataran luas lereng-lereng vulkanik tetapi hingga dataran rendah, dataran banjir sungai, rawa, pesisir dan laut. Hal ini dapat dijadikan refleksi budaya pada suatu wilayah dalam pengolahan tanah, pengadaan dan penyediaan pangan untuk lebih berkelanjutan.Kata kunci: Lanskap arkeologi pertanian, keruangan, ekologi.
ABSTRACT The Study of Agriculture in Ancient Java using data from inscription, location of temple along with its candi relief related with natural environment, along with spatial and temporal dimension reconstruct archaeological agriculture in ancient Java era. Archaeological research aim and focus in studying cultural artifact of agriculture contain in inscriptions, candi relief, distribution of location of candi and its surrounding environment in central and east Java, each part described with its specific location and time frame, summarizing the evidence of local agricultural skill in ancient Java people. Archaeological along with spatial analysis such ecology conclude the evidence of various food source, food tradition, type of land cultivation, the food processing, the profession, bureaucracy related to land used, technology and various tools can provide a clear picture of ancient agriculture lead by kings in ancient Java in his terms of compliance to the religious setting and rule of Hinduism and Buddhism in various area in its specific settings. The cultural activity related to Agriculture are not separated with physical geography condition as a proven record of the use of natural landscape with its archeo agricultural landscape. Spatial analysis along with all related evidence can be use to reconstruct many of cultural values of ancient java on which can be reflected to now days needs situation. The value proved that ancient Java people has skill, knowledge, and experience to choose natural landscape that can support alive and sustainable agriculture landscape. On the progress, such expertise including ecological adaptation in central Java are used to choose to flourish the next episode of agriculture era in east Java. The knowledge and experience of challenging the ecological adaptation in central java, especially in narrow flat land to undulated hills and to volcanic mountain setting, are used well in exploring many areas not only hilly volcanic area, but also good use of flood plain, swamp, and coastal area. All of these great skill and experience can be use as cultural reflection in how an area can be used, tilled, and cultivated for a sustainable food security. Key Words Archaeology of Agricultural Landscape, spatial, ecology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2288
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library