Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ganeshia Kristy Pratiwi
"Pencemaran perairan merupakan masalah kompleks yang belum terpecahkan, salah satunya adalah pencemaran perairan oleh CH3Hg+. Pencemaran tersebut membahayakan Perna viridis dan Anadara indica yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, dilakukan suatu simulasi pencemaran CH3Hg+ melalui jalur air dan jalur pakan sehingga didapatkan pemodelan bioakumulasi CH3Hg+ pada Perna viridis dan Anadara indica. Untuk keperluan analisa bioakumulasi CH3Hg+ digunakan perunut radioaktif CH3203Hg+ yang digunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya konsentrasi CH3Hg+ dalam perairan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan nilai faktor konsentrasi (CF) pada Perna viridis besar berkisar antara 1122,098 hingga 3850,828. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Perna viridis kecil berkisar antara 3495,316 hingga 4737,34. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Anadara indica besar berkisar antara 3474,513 hingga 8998,277. Nilai faktor konsentrasi (CF) pada Anadara indica kecil berkisar antara 7899,7 hingga 8670,17. Nilai faktor konsentrasi tersebut didapatkan setelah kekerangan terpapar CH3Hg+ selama 12 hari.
Efisiensi asimilasi Perna viridis dan Anadara indica setelah 24 jam sebesar 1,147% dan 0,393%. Nilai faktor bioakumulasi (BAF) pada Perna viridis adalah 5760,737 sampai dengan 10877,491 dan nilai BAF pada Anadara indica adalah 6756,617 sampai dengan 10522,492. Nilai tersebut merupakan acuan untuk menentukan batas aman mengkonsumsi kerang dalam satu bulan sesuai dengan dosis referensi menurut EPA (Environmental Protection Agency).

Water pollution is a complex problem which has not been solved yet,for instance is water pollution by CH3Hg+. Pollution can endanger Perna viridis and Anadara indica that are widely consumed by humans. Therefore, in this research was made a simulation of CH3Hg+ pollution through the water and feed so that it results the modell of CH3Hg+ bioaccumulation in Perna viridis and Anadara indica. 203 CH3 Hg+ as a radioactive tracer is used as a tool to detect the concentration of CH3Hg+ in the waters.
Based on the results of the study, the value of concentration factor (CF) in a big Perna viridis is ranged from 1122,098 to 3850,828. The value of concentration factor (CF) in a small Perna viridis is ranged from 3495,316 to 4737,34. The value of concentration factor (CF) in a big Anadara indica is ranged from 3474,513 to 8998,277. The value of Concentration Factor (CF) in a small Anadara indica is ranged from 7899,7 to 8670,17. These concentration factor are obtained after exposuring of CH3Hg+ until 12 days.
Assimilation efficiency in Perna viridis and Anadara indica after 24 hours are 1,147% and 0,393%. Factor Bioaccumulation (BAF) in Perna viridis is from 5760,737 to 10877,491 and BAF in Anadara indica is 6756,617 to 10522,492. That amounts are references to determine the safety of consumption these mussels in a month which according to the EPA (Environmental Protection Agency) reference dose.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Putri Mulya
"Limbah domestik yang berasal dari air mencuci pakaian mengandung COD dan fosfat yang tinggi. Air yang tercemar ditandai dengan COD yang tinggi. Sedangkan fosfat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi. Untuk mengurangi konsentrasi COD dan fosfat dapat dilakukan dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan konsentrasi COD dan fosfat dilihat dari waktu tinggalnya. Dari hasil uji sampel diketahui bahwa konsentrasi COD dan fosfat akan berkurang dengan bertambahnya waktu tinggal. Jika dilihat dari garis trendline, penurunan konsentrasi COD berlangsung dengan cukup cepat. hal tersebut dilihat dari bentuk trendline yang sedikit landai. Nilai korelasi (r) untuk COD rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi COD. Untuk fosfat, penurunannya cukup cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk trendline yang cukup curam. Sedangkan nilai korelasi fosfat rata-rata berada diatas 0,8. Hal tersebut menandakan hubungan yang sangat kuat antara waku tinggal dengan penurunan konsentrasi fosfat. Dari hasil pengukuran persentase removal didapatkan waktu tinggal optimum untuk COD adalah 95 - 110 detik. Pada penelitian ini belum diketahui waktu tinggal optimumnya, karena membutuhkan waktu yang lebih dari 2 jam.

Domestic wastewater from clothes washing water contains high COD and phosphate. Contaminated water is characterized by high COD. While high phosphate can cause eutrophication. To reduce the concentration of COD and phosphate can be done by using activated carbon. This study aims to determine the decrease in the concentration of COD and phosphate seen from retention time. From the results of the sample test is known that the concentration of COD and phosphate will decrease with increasing residence time. If seen from the trendline, a decrease in the concentration of COD runs quite fast. It is seen from the slightly sloping trendline. Average correlation values (r) for COD is above 0,8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of COD. For phosphate, the decreased concentration is quite rapid. This can be seen from the form of a fairly steep trendline. While the average correlation value of phosphate is above 0.8. This indicates a very strong relationship between retention time and decreased concentration of phosphate. From the measurement results obtained optimum residence time, percentage removal of COD is optimum for 95-110 seconds. In this study the optimum residence time for phosphate is not known, because it takes more than 2 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Anandatri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai timbulan dan komposisi limbah padat pada Taman Safari Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar timbulan limbah padat, persentase jenis komposisi limbah padat, evaluasi sistem teknis operasional eksisting, dan rekomendasi pengembangan sistem teknis operasional. Metode yang digunakan yaitu SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil dari penelitian ini adalah evaluasi dan pengembangan sistem teknis operasional, dimulai dari pewadahan, pengangkutan, hingga pemrosesan akhir yang diterapkan di Taman Safari Indonesia. Timbulan limbah padat Taman Safari Indonesia adalah 11,9 m3/hari dengan berat 3.076,26 kg/hari, untuk timbulan per area per hari yaitu sebesar 0,0081 kg/m2/hari atau 0,31 l/m2/hari. Komposisi limbah padat pada TPA Taman Safari Indonesia terdiri dari 63,83% organik, 13,35% kertas, 12,24% plastik, 4,16% pampers dan pembalut, 3,66% sampah kayu, 1,44% sampah tisu, 1,05% sampah logam, 1,02% sampah sterofoam, 0,56% sampah tekstil, 0,46% sampah baterai, dan 0,4% sampah lainnya. Perencanaan pengembangan teknis operasional dimulai dari pemisahan wadah dan pengangkutan limbah padat berdasarkan jenisnya serta membangun Unit Pengolahan Sampah dengan total luas desain adalah 380 m2.

ABSTRACT
This study focuses on the solid waste generation and composition in Taman Safari Indonesia. This study aims to determine the major solid waste generation, the percentage of solid waste composition, evaluation of operational technical system existing, and development recommendation of operational technical system. The method which being used is SNI 19-3964-1994 on Methods of Sample Collection Measurement and Composition of Urban Waste. The results of this study are evaluation and development of operational technical system, start from crocking to final treatment that can be applied in Taman Safari Indonesia. Generation of solid waste generated in Taman Safari Indonesia is equal to 11,9 m3/day with weight is 3.076,26 kg/day, for generation per area per day is equal to 0,0081 kg/m2/day or 0,31 l/m2/day, and for generation per person per day is equal to 1,58 kg/person/day or 6,1 l/person/day. The composition of solid waste in Taman Safari Indonesia consists of 63,83% organic, 13,35% paper, 12,24% plastic, 4,16% diapers and sanitary napkins, 3,66% wood, 1,44% tissue, 1,05% metal, 1,02% styrofoam, 0,56% textile, 0,46% battery, dan 0,4% the other. Development planning of operational technical system starts from splitting the container and transporting solid waste based on the type and also build a Material Recovery Facility (MRF) with total area is 380 m2."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Prahtama
"ABSTRAK
Permasalahan sampah dapat dikurangi dengan menggunakan sistem digestasi anaerobik. Sampah makanan mengandung banyak kandungan organik serta limbah ikan yang kaya akan lemak yang dapat berfungsi sebagai substrat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan rasio C/N dan pH dengan komposisi gas, hubungan logam ringan dan LCFAs sebagai faktor penghambat dengan komposisi gas, dan mengetahui fluktuasi pembebanan COD. Penelitian ini dilakukan dengan sistem batch menggunakan dua digester (A perbandingan sampah makanan dan limbah ikan 70:30 dan B 50:50) dengan variabel rasio C/N, komposisi gas, pH, logam ringan, LCFAs, dan COD. Hasil yang didapat ialah rasio C/N berkisar 8,6-11,1; pH berkisar 3,1-5,7; komposisi gas menunjukkan tidak ada metana dan yang mendominasi adalah karbon dioksida berkisar 23-64% dan 11-66% pada digester A dan B. Terdapat kandungan logam ringan, pada digester A dan B masing-masing Mg 82,01 mg/L dan 86,16 mg/L; Ca 647,98 mg/L dan 1231,62 mg/L; K 777,88 mg/L dan 734,50 mg/L; Na 1261,7 mg/L dan 1191,98 mg/L. Terdapat kandungan LCFAs, pada digester A dan B masing-masing asam oleat 29,23% dan 38,86%; asam palmitat 25,09% dan 40,04%; asam miristat 0,75% dan 1,39%. Konsentrasi COD untuk digester A dan B berkisar 28.339 – 47.373 mg/L dan 23.616 – 49.866 mg/L. Hasil menunjukkan proses masih berada pada tahap asidogenesis. Adanya kandungan logam ringan di atas ambang batas optimum dan kandungan LCFAs di dalam substrat menjadi penghambat bagi terbentuknya metana.

ABSTRACT
Waste problem can be reduced by using anaerobic digestion system. Food waste contains high organic and fish waste that is rich in fatty and can be useful as substrate. The purpose of this study was to investigate relationship of C/N ratio and pH with gas composition, relationship of light metals and LCFAs as inhibitor variables with gas composition, and to investigate fluctuation of COD loading. This study was conducted with a batch system using two digesters (with A with substrate comparison food waste and fish waste 70:30 and B 50:50) with variables C/N ratio, gas composition, pH, light metals, LCFAs, and COD. The results are C/N ratio ranged from 8.6-11.1; pH ranged from 3.1-5.7; gas composition showed no methane and dominated by carbon dioxide ranging from 23-64% and 11-66% for digester A and B. There are light metals content, the digester A and B contained Mg 82.01 mg/L and 86.16 mg/L; Ca 647.98 mg/L and 1231.62 mg/L; K 777.88 mg/L and 734.50 mg/L; Na 1261.7 mg/L and 1191.98 mg/L. There are LCFAs content, the digester A and B contained oleic acid 29.23% and 38.86%; palmitic acid 25.09% and 40.04%; miristic acid 0.75% and 1.39%. Concentration of COD for digester A and B ranged from 28,339 – 47,373 mg/L and 23,616 – 49,866 mg/L. The results indicate the process is still at the acidogenesis stage. There are high concentration of light metals and LCFAs in substrate become inhibitor to the formation methane.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunartriasih
"ABSTRAK
Air lindi TPA Cipayung dilakukan pengujian adsorpsi menggunakan karbon aktif dari kompos (KAK) karena masih terlampauinya konsentrasi kromium heksavalen (Cr VI) di atas baku mutu. Uji adsorpsi dilakukan melalui metode uji batch dan uji kolom untuk diketahui efisiensi penyisihannya pada efluen. Uji batch (dosis 2,5 g/L dan 0,5 g/L) dilakukan pada kecepatan pengadukan 50 rpm untuk waktu 20-100 menit. Persentase penyisihan mencapai 96% untuk dosis KAK 2,5 g/L, dan 81% untuk dosis KAK 0,5 g/L. Pada uji kolom dengan dosis KAK 17,4 g/L, persentase penyisihan terbesar yang didapat adalah 100% pada percobaan 2 (jam ke- 6 s/d 12) untuk kedalaman 80 cm, dan yang terkecil adalah 77% pada percobaan 3 (jam ke- 12 s/d 18) untuk kedalaman 20 cm. Hasil menujukkan bahwa uji batch memiliki efisiensi penyisihan yang lebih baik yaitu dengan kapasitas adsorpsi yang sebesar 1,79 mg/g dan dosis KAK hanya 0,5 g/L, dibandingkan dengan uji kolom yang hanya memiliki kapasitas adsorpsi terbesar 1,43 μg/g dengan dosis KAK yang sebesar 17,4 g/L.

ABSTRACT
The leachate from Cipayung landfill was undergone an adsorpstion test using a compost-based activated carbon (CBAC) due to the exceeding concentration of hexavalent chromium (Cr VI) from the threshold limit. The test was done through batch testing and column testing method for its reduction efficiency being evaluated. The batch testing method (dose of 2,5 g/L and 0,5 g/L) was done in mixing gradient velocity of 50 rpm for range time of 20 to 100 minutes. Reduction efficiency of 96% was achieved for CBAC dose of 2,5 g/L, and 81% for CBAC dose of 0,5 g/L. In the column test using 17,4 g/L CBAC dose, the achieved highest reduction was 100% in the 2nd testing (6-12 hours) for CBAC depth of 80 cm, and the lowest was 77% in the 3rd testing (12-18 hours) for CBAC depth of 20 cm. The result showed that batch method has the better removsl efficiency with an adsorption capacity of 1,79 mg/g and CBAC dose which is only 0,5 g/L, compared to the column method which adsorption capacity is 1,43 μg/g with the CBAC dose as big as 17,4 g/L.;"
2016
S64724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library