Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukemi
"ABSTRAK
Sebuah prosessor yang dibangun dengan bitspace diharapkan mampu bekerja
optimal pada batasan waktu (deadline) yang ditetapkan, walaupun hal ini belum
berlaku bagi arsitektur komputer secara umum. Pendekatan awal akan diusulkan
dengan mereduksi bagian dari data/tugas (task) yang bersifat kurang signifikan
namun memiliki presisi yang identik dengan presisi format double (double-precision)
floating-point. Hasil dari pendekatan ini adalah sebuah usulan prosessor yang
memiliki reduktor dari sebuah data/tugas. Pendekatan kedua, merancang sebuah
prosessor yang memiliki kemampuan sebagai penghitung dengan tingkat
presisi/akurasi yang beragam (variable precision computing) dengan implementasi
metode MSB-first. Pendekatan terakhir dilakukan dengan ?menambah? kepastian
presisi berupa interval aritmetika yang mampu memotong data/tugas. Potongan
?tersebut? berupa batasan atas dan batasan bawah dari area (bounds). Ke-tiga
pendekatan ini dapat dibangun menjadi satu kesatuan dan menjadi sebuah prototipe
prosessor yang memiliki lebar bit yang bervariasi (8, 16, 32 dan 64 bit) dengan
menambahkan sebuah selektor sebagai pengambil keputusan untuk tingkat
akurasi/presisi untuk menghasilkan optimalitas waktu komputasi. Hasil akhir dari
representasi unit aritmetika di simulator MatLab R12a dan Altera Quartus II Cyclone
EP2C35F672C6 menunjukkan bahwa sub unit aritmetika Adder/sub 8, 16, 32 dan 64
bit dengan selektor/arbiter dan kolektor memberikan optimalisasi waktu proses
eksekusi komputasi. Nilai akurasi bitspace adder/sub 32 bit (single-operand) untuk
uji data random tanpa selektor sebesar 97,91 % pada siklus pertama. Sedangkan pada
arsitektur dengan metode yang masih dipakai saat ini (LSB) hanya menghasilkan
akurasi sebesar 0,01 % sehingga terdapat selisih akurasi yang sangat signifikan,
sebesar 97,90 %. Hasil akurasi bitspace adder/sub 16 bit data sound.wav tanpa
selektor (single operand) dengan yang menempatkan selektor (Multi operand) yakni
87,41 % dan 98,71 %. Sehingga terjadi peningkatan optimalitas akurasi sebesar
11,30 % dan membuktikan bahwa hipotesa diawal adalah benar

ABSTRACT
A processor built with bitspace expected to work optimally on a specified
time limit (deadline), although this has not been true for computer architecture in
general. The initial approach will be proposed by reducing part of the data/task (task)
which are less significant but have a precision that is identical to the double format
precision (double-precision) floating-point. The result of this approach is a processor
proposal that has reductor of a data/task. The second approach, designing a processor
that has the ability as a counter with a level of varied precision / accuracy (variable
precision computing) with MSB-first implementation method. The last approach is
performed by 'adding' the precision certainty in the form of arithmetic interval that is
capable of cutting data/task. The pieces are in the form of the upper limit and lower
limit of the area (bounds). All these three approaches could be built into a single unit
and became a prototype processor that had a width varying bits (8, 16, 32 and 64 bit)
by adding a selector as decision makers for the accuracy/precision level to produce
the optimality of computing time. The final result of the arithmetic unit
representation in the simulator of MatLab R12a and Altera Quartus II Cyclone
EP2C35F672C6 indicated that the sub-unit of arithmetic Adder/sub 8, 16, 32 and 64
bit with the selector/arbiter and collectors gave the optimized time of the computing
execution process. The accuracy value of bitspace adder/sub 32 bit (single-operand)
was to test the random data without the selectors of 97.91% in the first cycle. While
in the architecture with a currently used method (LSB) only produced an accuracy of
0.01%, so there was a very significant difference in accuracy, amounting to 97.90%.
The accuracy results of bit space adder/sub 16 bit data sound.wav without selector
(single operand) with the placing selector (Multi operand) that is 87.41% and
98.71%. Thus, there was a significant improvement of the accuracy optimization of
11.30% and proved that the initial hypothesis was true"
2016
D2205
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iwan Wahyuddin
"State of Charge (SoC) baterai merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui keadaan isi baterai, dan dijadikan pedoman untuk memantau kapasitas terkini dari baterai. Estimasi nilai SoC menjadi sulit dilakukan karena adanya ketidaklinieran dalam reaksi kimia baterai ditambah SoC tidak dapat diukur secara langsung. SoC dapat diperoleh melalui nilai resistansi internal baterai yang saling berkorelasi sesuai dengan besaran tegangan terminal dan tegangan open circuit yang terjadi karena adanya arus baik saat proses charging maupun discharging. Modifikasi metode coulomb counting dalam memperoleh nilai resitansi internal adalah mudah dilakukan melalui pendekatan persamaan yang didapatkan melalui interpolasi dari data hasil eksperimen. Metode ini berhasil mendapatkan korelasi antara nilai SoC terhadap resistansi internal untuk dua keadaan yaitu charging dan discharging. Proses estimasi nilai SoC, dilakukan dengan cara mengestimasi nilai SoC saat terjadinya efek recovery untuk mendapatkan nilai maksimum/minimumnya selama periode tertentu.Metode yang dikembangkan berhasil mengestimasi nilai SoC bateri dengan pengukuran secara tidak langsung melalui resistan dalam baterai di saat proses charging atau discharging.

Battery State of Charge (SoC) is a parameter used to determine the state of charge battery, and is used as a guideline for monitoring the current capacity of the battery. Estimating the value of SoC becomes difficult because of the nonlinearity in the reaction battery chemistry plus SoC cannot be measured directly. SoC can be obtained through the value of the internal resistance of the battery which is correlated according to the magnitude of the terminal voltage and the open circuit voltage that occurs due to the battery current both during the charging and discharging process. Modification of the coulomb counting method in obtaining internal resistance values ​​is easily done through the equation approach obtained through interpolation of experimental data. This method succeeded in obtaining a correlation between the SoC value and the internal resistance for two conditions, namely charging and discharging. Estimating the SoC value, by looking at the initial SoC value when the effect recovery occurs to get the maximum/minimum value for a certain period. The method developed has succeeded in estimating the SoC value of a battery by indirectly measuring the resistance in the battery during the charging or discharging process"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ane Prasetyowati R.
"Meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan di mana salah satunya adalah tenaga angin, menimbulkan masalah baru, yaitu terjadinya fluktuasi dalam produksi energi angin tersebut. Untuk mengembangkan potensi energi angin, persiapan untuk pembangkitan ke jaringan memerlukan model prediksi potensi daya angin pada PLTBayu yang akan dihasilkan dari ladang angin. Dalam kondisi seperti ini, dibutuhkan model prediksi yang dapat memprediksi pola intermittent pada hasil prediksi daya angin yang dihasilkan. Metode prediksi daya angin yang akan dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan metode statistik, metode-metode mesin pembelajaran dan proses pembelajaran lebih lanjut (deep learning). Di dalam penelitian ini dikembangkan model prediksi output daya angin menggunakan metode Triple Exponential Smoothing (TES) dengan mengadaptasi parameter α, β dan γ. Parameter-parameter ini dapat beradaptasi terhadap pola intermittent yang terbaca dengan variasi berbeda untuk setiap set data deret waktu pada tiga lokasi pengamatan. Dalam model prediksi daya angin di PLTBayu ini, metode Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) digunakan untuk memproses penghalusan data deret waktu kecepaan angin historis, sementara Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) digunakan untuk menentukan nilai prediksi tenaga angin dengan mengikuti pola intermittent yang terjadi pada area pengamatan. Setelah dilakukan pengujian dan analisa, model prediksi APTES-MLSTM mampu membaca sangat baik pola intermittent dengan pola yang berubah-ubah dan memiliki banyak variasi. Dengan pola intermittent yang sering terjadi, model ini mampu memprediksi dalam waktu jangka pendek dengan beberapa step ke depan. Hasil analisa menunjukkan MAPE untuk dua lokasi luaran daya angin: Pandansimo dan Ciemas, masing-masing dengan rata-rata sebesar 12,93% dan 7,70%. Dari hasil pengujian model di lahan Harjobinangun tanpa melakukan training pada MLSTM menunjukkan pada tahun 2011 nilai MSE sebesar 0,11453, pada tahun 2012 nilai MSE sebesar 0,10509 dan pada tahun 2013 nilai MSE sebesar 0,0449. Akurasi prediksi yang dihasilkan dengan model ini cenderung memiliki MSE semakin mengecil di setiap term dibandingkan dengan model dengan kombinasi metode-metode konvensional seperti Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, dikombinasikan dengan pembelajaran Support Vector Machine dan Neural Network.

The increasing need for renewable energy where one of them is wind power, raises a new problem, namely the occurrence of fluctuations in the production of wind energy. To develop wind energy potential, preparation for generation to the network requires a prediction model of wind power potential on PLTBayu that will be produced from wind farms. Under these conditions, a predictive model is needed that can predict intermittent patterns on the results of the predicted wind power generated. The wind power prediction method that will be developed in this study uses statistical methods, machine learning methods and the process of further learning (deep learning). In this study a wind power output prediction model was developed using the Triple Exponential Smoothing (TES) method by adapting the parameters α, β and γ. These parameters can adapt to intermittent patterns that are read with different variations for each time series data set at the three observation locations. In this wind power prediction model in PLTBayu, the Adaptive Parameters Triple Exponential Smoothing (APTES) method is used to process refinement of historical wind speed data series, while Multiplicative Long Short Term Memory (MLSTM) is used to determine the predicted value of wind power by following intermittent patterns that follow occur in the observation area. After testing and analysis, the APTES-MLSTM prediction model is able to read very well intermittent patterns with changing patterns and has many variations. With intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead (With the intermittent patterns that often occur, this model is able to predict in the short term with several steps ahead). The results of the analysis show MAPE for two locations of wind power output: Pandansimo and Ciemas, respectively with an average of 12.93% and 7.70%. From the results of testing the model in the Harjobinangun field without doing training in MLSTM shows that in 2011 the MSE value was 0.11453, in 2012 the MSE value was 0.10509 and in 2013 the MSE value was 0.0449. The accuracy of the predictions produced by this model tends to have MSE getting smaller in each term compared to the model with a combination of conventional methods such as Kalman Filter, Wavelet Decomposition, Bayesian Hierarchy, combined with learning Support Vector Machine and Neural Network."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2691
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arba`i Yusuf
"Tomografi kapasitansi merupakan salah satu teknik visualisasi objek yang berdasarkan pada distribusi permitivitas dalam sensor. Distribusi permitifitas dapat dicari dari pengukuran kapasitansi antar pasangan elektroda. Penelitian dalam tomografi kapasitansi berhubungan dengan desain sensor yang di dalamnya terdapat sekumpulan elektroda beserta sistem elektroniknya atau yang dikenal dengan sistem akuisisi data berupa perangkat keras, dan rekonstruksi citra berupa perangkat lunak . Disertasi ini membahas tentang pengembangan akuisisi data dan metode pemindaian yang digunakan untuk tomografi volumetrik yang dikenal dengan nama Electrical Capacitance Volume Tomography ECVT. ECVT merupakan salah satu alat ukur instrumentasi yang khusus digunakan untuk aplikasi tomografi. Alat instrumentasi yang didesain ini menggunakan sensor kapasitif yang berbentuk tabung silinder sebanyak 64 elektroda. Untuk mengakomodasi sensor kapasitansi 64 elektroda diperlukan dua buah sistem akusisi data yang masing-masing sistem mampu menangani 32 elektroda.Dalam proses tomografi terdapat data akuisisi yang fungsinya untuk mengukur kapasitansi yang berasal dari sensor kapasitif. Data tersebut diperoleh dari proses pemindaian di mana dalam satu pengambilan data hanya terdapat satu pasang elektroda yang aktif. Pada umumnya, proses pemindaian ECVT menggunakan metode konvensional, yaitu mengaktifkan satu pasang elektroda dan mengukur sinyal kapasitansinya.
Di dalam Disertasi ini diusulkan metode pemindaian baru yaitu metode pemindaian polaritas bertukar reverse polarity scanning method . Metode pengukuran ini adalah dengan cara membalik polaritas pada masing-masing elektroda yang aktif yaitu mengubah elektroda eksitasi menjadi deteksi dan sebaliknya mengubah elektroda deteksi menjadi eksitasi. Kemudian kedua metode pemindaian tersebut dibandingkan untuk melihat hasil performansinya. Simulasi dan eksperimen dilakukan menggunakan sensor kapasitif 64 channel dengan objek berupa batang silinder yang diisi dengan air. Dan juga dilakukan simulasi terhadap tiga buah objek bola untuk membandingkan kedua metode tersebut. Untuk mengevaluasi performansi sistem, digunakan objek statis untuk mengukur parameter-parameter seperti Mean Absolute Error MAE , Coefficient-Correlation R , dan observasi kualitas citra. Dari hasil simulasi dan eksperimen tersebut dihasilkan nilai rata-rata Coefficient-Correlation R sebesar 0.6 dan Mean Absolute Error MAE sebesar 0.2, sehingga metode yang diusulkan dapat meningkatkan kualitas citra sebesar 3.2.

Capacitance tomography is one of image visualization technique based on permittivity distribution from capacitance measurement between electrode pairs inside the sensor. Research in capacitance tomography generally related to sensor design, electronics measurement hardware, and image reconstruction software. The dissertation explained the development of data acquisition and scanning method for volumetric tomography namely Electrical Capacitance Volume Tomography ECVT. ECVT is one of measurement instrument that is specifically used in tomography application. The design of the acquisition instruments used 8 8=64 electrodes capacitive sensor array in cylindrical shape. To accommodate all of electrodes we used two data acquisition systems which is capable to handle up to 32 electrodes, respectively.In tomography process, the data acquisition system measures the capacitance from capacitive sensors using scanning process by activating the electrode pairs. Generally, scanning process in ECVT uses conventional scanning by activating an electrode pair and measure the capacitance signal for the pair.
This study proposes a new scanning process, by reversing the polarity of sensors in scanning method. The method is applied by changing the polarity of excitation electrode into detection electrode, and vice versa. Then, both of methods are compared to evaluate the performance of the acquisition system. Simulation and experiment are performed using 64 channel capacitive sensors with cylinder rods phantom filled with water, and three balls, as objects. To evaluate the performance of the ECVT system, static objects were used to measure parameters such as Mean Absolute Error MAE, Coefficient-Correlation R, and image qualitative observation. From the simulation and experiment, the Coefficient-Correlation R value as 0.6 and Mean Absolute Error MAE value as 0.2, so that the proposed method can improve image quality of 3.2 .
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2507
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Yudi Limpraptono
"Laboratorium jauh adalah lingkungan perangkat lunak yang mendukung kegiatan praktikum jarak jauh, di mana user yang berada pada jarak yang jauh dimungkinkan untuk berinteraksi dengan perangkat pengukuran dan peralatan laboratorium yang sesungguhnya. Keuntungan penggunaan laboratorium jauh yaitu kinerja laboratorium yang lebih baik dan lebih efisien, mendukung kegiatan berbagi pakai sumber daya dan kolaborasi antar laboratorium. Beberapa penelitian laboratorium jauh yang telah dipublikasikan, menyebutkan bahwa mayoritas laboratorium jauh yang ada saat ini diimplementasikan dengan komputer desktop. Sistem berbasis komputer memiliki kekurangan yaitu konsumsi energi listrik yang besar dan biaya investasi sistem yang mahal. Dengan adanya isu lingkungan dan pemanasan global maka disain sistem laboratorium jauh diharapkan lebih efisien dan dapat mendukung era komputer hijau. Selain itu disain laboratorium jauh yang banyak dikembangkan masih mempunyai beberapa kelemahan seperti isu interoperabilitas dan skalabilitas.
Dari permasalahan diatas maka untuk menjawab beberapa isu tersebut dalam disertasi ini akan diusulkan arsitektur baru laboratorium jauh hijau multi-user dan multi-device berbasis sistem tertanam, dengan menerapkan konsep embedded grid. Konsep embedded grid akan memberikan kontribusi dalam mewujudkan laboratorium jauh hijau yang efisien dan ramah lingkungan. Arsitektur baru laboratorium jauh yang telah direalisasikan, dapat melayani kerja kolaborasi dan mampu beradaptasi terhadap penambahan modulmodul percobaan. Dari hasil pengujian kinerja dan skalabilitas, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat melayani kerja kolaborasi dan mampu bekerja dengan baik untuk melayani sampai 70 user konkuren. Penerapan sistem yang diimplementasikan dengan teknologi sistem tertanam memberikan kontribusi terhadap penghematan daya sebesar 95,63%, penghematan ruang sebesar 97,78% dan penghematan biaya investasi sebesar 88,33%.

Remote laboratory is a software environment that supports remote experiments, where remote users is possible to interact with the laboratory equipments and the actual measurement devices. The advantages of using remote laboratory is a laboratory performance better and more efficiently, support resource sharing and collaboration between laboratories. Several research about remote laboratories that has been published, the majority of existing remote laboratories is implemented with a desktop computer. Remote laboratory based on computer has disadvantages such as high power consumption and high investment costs. With the issue of the environment and global warming, design of the remote laboratory is expected to be more efficient and can support a green computing era. In addition, many remote laboratory design which has been developed still has some issues such as interoperability and scalability.
With the background of the problems above, then to answer some of these issues, in this dissertation will be proposed new architecture multi-user and multi-device green remote laboratory based on embedded systems by applying the concept of embedded grid. Implementation of embedded systems technology will contribute in realizing the green remote laboratory more efficient and environmentally friendly. The new architecture of remote laboratory that has realized, can serve collaborative work and able to adapt to the addition of the experiment modules. Performance and scalability test results, it can be concluded that the system can serve for collaborative work and able to serve up to 70 concurrent users. The realization of the system that implemented with embedded systems technology contributes to power saving of 95.63%, space savings of 97.78% and investment cost savings of 88.33%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D1977
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Niken Dwi Wahyuni Setya Budi Utami
"Penelitian susut dan rangkak di daerah tropis lembab ini dilakukan pada beton berkinerja tinggi fc' 60 MPa dengan campuran tanpa abu terbang (TAT) dan dengan abu terbang (DAT). Spesimen susut berukuran 150x150x600 mm3 (3 buah) dan spesimen rangkak 200Ñ…600Ñ…2700 mm3 (1 buah). Pemberian beban dilakukan dengan cara pratekan sebesar 0.3 fc' pada umur 15 hari, tulangan sebatas emberian beban tersebut. Ruang dikondisikan pada temperature 28±3°C dan kelembaban 72±5%. Model dibuat berdasar pengamatan 800 hari dan 1000 hari. Data diolah dengan metode outlying ASTM E178-02 untuk nilai ekstrim dengan tingkat signifikansi 5%.
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model rheologi susut dan rangkak beton berkinerja tinggi di daerah tropis lembab.
Model rheologi susut sampai jangka waktu 1000 hari adalah (H|N)-(H|N), sedangkan untuk rangkak (H|N)- (StV|N). Faktor koreksi susut untuk rasio air terhadap semen (w/cm) 0.26, 0.30, 0.34, dan 0.38 dalam jangka pendek (7-15 hari) berturut-turut adalah 1, 1.1, 2.1 dan 2.3, serta untuk jangka panjang 1, 1.13, 1.54 dan 1.65. Faktor koreksi jumlah semen sama dengan faktor koreksi ACI 209R.
Daerah tropis lembab menyebabkan suhu maximum 24 jam pertama untuk skala penuh dapat mencapai 2 kali suhu maximum di daerah non tropis lembab. Pencapaian suhu maximum tersebut setengah waktu pencapaian suhu maximum di daerah non tropis.
Dengan mengacu ACI 209 R, maka laju regangan susut di daerah tropis lembab pada jangka pendek TAT adalah 1.1 dan jangka panjang 4.1 kali laju regangan ACI 209R dan bila dengan abu terbang 1.6 dan 2.4. Laju rangkak kedua campuran terhadap ACI adalah 0.8 untuk jangka pendek dan 1.8 untuk jangka panjang. Regangan susut jangka panjang terhadap ACI 209 untuk TAT 1.7 dan DAT 1.4; sedang rangkak 1.3 dan 1.

The research of shrinkage and creep in humid tropical weather area was done in high performance concrete HPC fc' of 6MPa mixed with composition without fly ash called TAT and within fly ash called DAT. Three shrinkage specimens are 150x150x600 mm3 and one creep speciments is 200x600x2700 mm3. Loading was applied by prestressing of 0.3 fc' in 15th day, the reinforcement was limited by that prestressing. Room was set in 28 ± 3°C temperature and 72 ± 5% humidity. Rheological models were created based on 800 days and 1000 days observation. Datas were processed by using ASTM E178-02 outlying methode for extreme value with 5% significant level.
The objective of this research is to create rheological models of shrinkage and creep of high performance concrete in humid tropical weather.
Shrinkage rheological model until the age of 1000 days is (H|N)-(H|N), while for creep is (H|N)- (StV|N). Shrinkage correction factors for water ratio to cement (w/cm) of 0.26, 0.30, 0.34, and 0.38 (7-15 days) are 1, 1.1, 2.1 and 2.3 respectively, and for long term are 1, 1.13, 1.54 dan 1.65. Correction factors of cement amount was similar with correction factor of ACI 209R.
Humid tropical area caused maximum temperature in first 24 hours could reach 2 times of maximum temperature in non humid tropical area (full scale). The maximum temperature achievement was much faster, that was a half of maximum temperature achievement in non humid tropical area. Reffered to ACI 209 R, the rate of shrinkage in humid tropical area in short term is 1.1 and for long term is 4.1 times rate ACI 209R for TAT, 1.6 and 2.4 for DAT. Creep rate of the both mixture was compared with ACI 209R: 0.8 for short term and 1.8 for long term. Long term shrinkage strain of TAT and DAT was 1.7 and 1.4 times ACI 209R, while for creep was 1.3 and 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
D2015
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library