Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Aju Njoman Purbasari
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang komposisi bentuk koloni (1if form) karang batu di tubir Pulau Semak Daun, Teluk Jakarta, pada bulan Januari 1991, dengan menggunakan metode transek garis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui corak komposisi bentuk koloni karang batu di Pulau Semak Daun dan untuk melihat apakah corak komposisi bentuk koloni di suatu terumbu dipengaruhi lokasi dan kedalamannya. Pengambilan data di tubir (kedalaman 1 meter) dilakukan di empat stasiun yang terletak di Utara, Selatan, Barat, dan Timur pulau tersebut dengan masing-masing tiga ulangan. Data di kedalaman 3 dan 10 meter merupakan data sekunder yang diperoleh dari P30-LIPI, hasil kerja sama ASEAN-Australia di bidang Marine Science, Coastal Living Resources, penelitian di Pulau Semak Daun pada tanggal 27 Juli dan 23 Deseinber 1987. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa corak komposisi bentuk koloni yang mencolok di tubir Pulau Semak Daun kedalainan 1 meter adalah bentuk koloni branching (575,60%), sedangkan bentuk koloni massive mencolok pada kedalaman 3 meter (53,68%) dan 10 meter (557,62%). Lokasi terumbu dan kedalaman mempengaruhi corak komposisi bentuk koloni karang batu. ABSTRACT
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Reginastuti
Abstrak :
Romanomermis iyengari mempunyai potensi yang besar sebagai jasad-pengendali-hayati populasi larva nyamuk, diantaranya adalah Aedes aegypti yang merupakan vektor utama penyakit demam berdarah di Indonesia. Peranannya tersebut dilakukan dengan menjadi endoparasit obligat pada larva nyamuk tersebut. Untuk mengetahui efektivitas R. iyengari' dalam mengendalikan populasi larva A. aegypti, telah dilakukan pengujian 100, 200, 300, dan 400 preparasit R. iyengari sebagai perlakuan terhadap 50 larva A. aegypti instar II di laboratorium. Efektivitas setiap perlakuan ditentukan oleh kemampuan kolektif terbesar parasit membunuh inang, ditambah dengan perbandingan jenis kelamin cacing yang dihasilkan sehingga memungkinkan untuk terjadinya "recycling". Dari penelitian ini didapat bahwa perbandingan yang paling memenuhi kriteria efektivitas tersebut adalah 6 preparasit R. iyengari untuk 1 larva A. aegypti.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Noviyanti
Abstrak :
ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui daya tahan pemelihara lebah di PUSBAHNAS Perum Perhutani, Parung Panjang, Bogor-Jawa Barat. Sampel diperoleh dan 12 orang pemelihara lebah dan 11 orang bukan pemelihara lebah. Analisis kadar IqE total dan kadar IgE spesif 1k terhadap bisa lebah madu (Apis mellif era) dilakukan dengan teknik ELISA, dan analisis kadar IgG total dilakukan dengan teknik RID. Hasil uji statistik non parametrik Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar IgE dan IgG pada pemelthara lebah. Rata-rata kadar IgE total pada pemelihara lebah lebih tinggi (1046,3 kU/l) dari bukan pemelihara lebah (957 kU/l). Rata-rata kadar IgG total pada pemelihara lebah lebih rendah (13,23 g/l) dari bukan pemelihara lebah (15,99 g/l). Rata-rata kadar IgE spesifik terhadap bisa lebah madu (Apis mellifera) pada pemelihara lebah lebih rendah (1,59 PRU/ml) dari bukan pemelihara lebah (1,64 PRU/ml). Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kadar IgE total, kadar IgG total, kadar IgE spesifik dan jumlah sengatan per bulan pada pemelihara lebah.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesnanto
Abstrak :
Terumbu karang merupakan ekosistem khas di daerah tropika yang memiliki berbagai fungsi untuk biota yang hidup di dalamnya. Namun, terumbu karang sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Penelitian struktur komunitas karang batu yang meliputi persentase tutupan karang batu, komposisi koloni menurut bentuknya, dan keanekaan jenis telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas karang batu di Pulau Rambut (dekat dengan Jakarta) dan Pulau Pari (jauh dari Jakarta). Penelitian dilakukan dengan netode line intercept transect yaitu metode standar yang disepakati ASEAN-AUSTRALIA dalam kegiatan penelitian terumbu karang. Data penelitian dikumpulkan dari kedalaman 1 m, 3m, dan 5 m di sisi utara dan sisi selatan masing-masing pulau. Terdapat perbedaan persentase tutupan karang batu di masing-masing pulau. Bentuk koloni massive mendominasi Pulau Rambut, sedangkan bentuk koloni branching mendominasi Pulau Pari. Sejumlah 8 marga karang batu ditemukan di Pulau Rambut, 14 marga di sisi selatan Pulau Pari, dan 19 marga di sisi utara Pulau Pari. Perbedaan lokasi Pulau Rambut dan Pulau Pari menunjukkan perbedaan struktur komunitas karang batu.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Arifin
Abstrak :
Penebangan hutan bakau yang dilakukan di ^epanjang pantai kecamatan Padang Ceritiin Kabupaten Lampung Selatan telah mengubah ekosistem pantai. Keadaan tersebut telah banyak mempengaruhi keadaan fauna, termasuk nyamuk. Pbnelitian mengenai keberadaan spesies nyamuk yang hidup di daerah tersebut dengari kondisi sekarang ini perlu dilakukan kareha beberapa spesibs nyamuk mempunyai hubungan yang erat sekali dengan kesehatan penduduk setempat, yaitu sebagai vektor penyakit tertentu seperti malaria yang merupakan masalah di daerah tersebut. Dari penangkapan dengan umpan badan brang, perangkap lampu, dan pengumpulan jentik, diperoleh nyamuk sebanyak 33 spesies, yang terdiri dari Culex 12 spesies. Anopheles 9 spesies, Aedes 6 spesies, Armigeres 3 spesies, Coquillettidia l spesies, Mansohia 1 spdsies dan Tripteroides l spesies. Culex vishnui hampir selalu tertangkap dSngan ksiimpahan nisbi tinggi sedangkan nyamuk dari genus Anopheles tertangkap dengan kelimpahan nisbi yang rendah. Anopheles sundaicus, An. nigerrimus, An. subpictus dan. An. barbirostris adalah sebagian dari spesies nyamuk yang tertangkap dan dikonfirmasi sebagai vektor penular penyakit malaria di Indonesia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Saraswati
Abstrak :
Penelitiaii ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ransum harian yang efisien yang dibutuhkah untuk riiendukung pertumbuhan optimum udang galah yang diablasi pada stadium juvenil. Sifat penelitiah adalah eksperimehtal, menggunakan metOde raneangan adak lengkap dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan, udang galah yang diablasi diberikan pakan berupa pelet komersial berkadar protein 38% sejumlah 5%, 10%, 15%, 20%, 25% berat badan, dan sebagai kontrOl adalah udang galah yang tidak diablasi dengan pemberian ransum harian sejumlah 5% berat badan. Uji analisis variansi menunjukkan adanya pengaruh tingkat pemberian ransum harian terhadap pertumbuhan relatif, dan efisiensi kOnversi pakan, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap laju pertumbuhan harian. Rata-rata pertumbuhan relatif tertinggi diperoleh pada pemberian ransum harian lO% berat badah, kemudian diikuti dengan pemberian ransum 5%, 20%, 15%, kontrol, dan 25%. Uji Tukey menunjukkah antara pemberian ransum 5% dan 10% tidak berbeda nyata. Rata-rata efisiensi konversi pakan yang paling baik diperoleh pada pemberian ransum harian sejumlah 5%, kemudian diikuti dengan kontrol, pemberian ransum 10%, 15%, 20%, dan 25%. Uji Dukey menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara pemberian ransurti hariafi 5% dan 10%
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunizar Faisal Imamsyah
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang komunitas Gammaridea di perairan pantai Sainpur—Marunda, Teluk Jakarta pada bulan September dan Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahni jenis, frekuensi kehadiran, keanekaragaman jenis, dan kepadatan individu Gammaridea dalam jarak 100 m dari garis pantai. Sampel diambil dengan Ekman grab sampler (15 cm x 15 cm) pada garis transek di lima stasiun, yaitu (I) Pantai Sampur; (II) Pantai Cilincing; (III) Muara Cakung Drain; (IV) Pantai Marunda; dan (V) Muara Surigai Blencong. Hasil yang diperoleh 7 jenis Gammaridea yang mewakili 7 suku. Jenis yang paling banyak jumlahnya dan paling Bering ditemukan adalah Lembos sp., sedangkan yang paling sedikit dan jarang ditemukan adalah Ampelisoa sp. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi berada di Stasiun IV (H' = 1,929), sedangkan yang terendah di Stasiun I (H' = 0). Kepadatan rata-rata tertinggi dijumpai di Stasiun II (1238 indivdu/m^) dan yang terendah di Stasiun I (4 individu/m^). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kehadiran Gammaridea dipengaruhi oleh tipe sedimen dan kondisi perairan di setiap stasiun.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafaini
Abstrak :
ABSTRAK


Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas Gammaridea (Amphipoda, Crustacea) di perairan pantai Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) pada bulan September-Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriftif dan bertujuan mengetahui jenis-jenis Gammaridea dan pola sebarannya di pantai TIJA dalam jarak 100 m dari pantai. Sampel diambil dengan Ekman grab sampler yang berukuran 15 x 15 cm sebanyak dua kali pengulangan. Metode yang digunakan adalah metode transek garis. Penelitian dilakukan di 5 stasiun yaltu, (1) Pantai Marina (belakang Dunia Fantasi); (2) Pantai Indah (belakang Hotel Horison); (3) Pantai Danau (belakang Putri Duyung Cottage); (4) Pantai Binaria (pantai pemandian); dan (5) Pantai Bagus (tempat pemancingan). Dari kelima stasiun penelitian diperoleh 12 jenis yang mewakili 10 suku. Indeks keanekaragaman jenis berkisar 0,737-1,287. Keanekaragaman jenis tertinggi ditemukan di Stasiun II (H' = 1,287) dan terendah di Stasiun I (H' = 0,737). Jenis yang paling dominan di kelima stasiun adalah Lembos sp. Indeks dominansi tertinggi adalah 0,536 pada Stasiun Ill. Pola sebaran Gammaridea di kelima stasiun adalah merumpun (clumped). Kesimpulan dari penelitian adalah keberadaaan Gammaridea sangat dipengaruhi kondisi perairan, terutama sedimen dasar perairan tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Warastuti
Abstrak :
Penelitian tentang prevafensi clan derajat intensitas infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak usia sekolah dasar di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat telah dilakukan di Laboratorium Parasitologi U.S. NAMRU-2, Jakarta, pada bulan Agustus-September 1996. Pemeriksaan sampel tinja dilakukan dengan meggunakan teknik Kato yang dimodifikasi (modifikasi baru) clan penyebaran kuesioner pada seluruh responden yang diperiksa. Dan penelitian mi diperoleh hasH 90 anak positif mengandung telur cacing usus dari 216 sampel tinja yang diperiksa. Prevalensi cacing gelang (Ascaris Iumbncoides) 4,63%; cacing cambuk (Trichuris trichiura) 33,8%; clan cacing tambang (Necator americanus clan Ancylostoma duodenale) 11,1 %. Derajat intensitas infeksi cacing usus adalah cacing cambuk 22050 telur/gram, cacing gelang 11550 telur/gram, clan cacing tambang 5550 telur/gram. Uji Khi-kuadrat ( ) pada taraf nyata a=0,05 menunjukkan bahwa jenis kelamin clan umur anak tidak mempengaruhi distribusi infeksi cacing usus. Prevalensi infeksi cacing usus menurut jenis kelamin anak clan umur anak adalah relatif rendah (ringan) sementara derajat intensitas infeksi cacing usus pada masing-masing jenis kelamin anak clan tingkatan umur anak secara umum termasuk dalam kategori berat (tinggi).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilisha Putri Pertiwi
Abstrak :
Penelitian mengenai pengaruh pemberian pakan buatan yang mengandung tepung maggot terhadap pertumbuhan ikan balashark (Balantiocheilos melanopterus) telah dilakukan. Ikan balashark berbobot ± 1,1 g, berukuran 3--5 cm ditebar dalam bak bervolume 120 L dan kepadatan 100 ekor. Penelitian dilakukan secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan berupa sumber protein pakan yaitu 100% tepung ikan (pakan A), 90% tepung ikan + 10% tepung maggot (pakan B), 80% tepung ikan + 20% tepung maggot (pakan C), 70% tepung ikan + 30% tepung maggot (pakan D). Perlakuan dilakukan selama 3 bulan dengan tingkat pemberian pakan harian sebesar 8% dari biomassa/hari dan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari. Faktor lingkungan yang diamati adalah T, DO, pH, dan NH3. Parameter perhitungan yang digunakan adalah laju pertumbuhan (SGR), konversi pakan (FCR), retensi protein (PR), retensi lemak (LR), dan sintasan (SR). Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan terdapat pengaruh antarperlakuan pakan terhadap semua parameter yang diukur dan uji Student Newman-Keuls menunjukkan pengaruh tidak signifikan terhadap FCR dan SR. Berdasarkan parameter SGR, PR, dan LR, pakan C memberikan pertumbuhan terbaik di antara semua perlakuan pakan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>