Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudiono
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan jenis dan tipe artefak Tejakula yang memperlihatkan ciri-ciri bagian, dapat dikemukakan bahwa permukiman di pantai utara Bali, khususnya la telah berlangsung sejak masa perundagian. Pilihan terhadap Tejakula sebagai permukiman lebih didasarkan pada kondisi lingkungan, seperti bentuk lahan an dan perbukitan), sumber bahan baku (bangunan tempat tinggal dan benda alit), keletakan yang strategis di pesisir pantai, kesuburan tanah, keberadaam er air bersih dan sungai-sungai besar yang mengalir di wilayah ini, seperti Tukad , Tukad Glagah, Tukad Julah, Tukad Song, Tukad Palad dan sebagainya. Keberadaan berbagai tipe artefak, menunjukkan bahwa aktivitas-aktivitas dupan telah berlangsung di lokasi permukiman Tejakula. Kehidupan sosial budaya hhatkan melalui aktivitas penggunaan peralatan hidup sehari-hari, seperti aktivitas mencari makanan (mata pencaharian hidup) dan aktivitas dagangan. Sementara kehidupan sosial budaya tergambar dari aktivitas yang kaitan dengan kepercayaan, seperti penguburan dan pendirian bangunan-bangunan Penggunaan peralatan hidup sehari-hari ditunjukkan dengan adanya berbagai tipe bah yang digunakan. Fungsi gerabah sangat penting dalam kehidupan masyarakat 'akula yaitu sebagai tempat untuk mengolah makanan, tempat menyimpan bahan.

Kajian terhadap peninggalan arkeologi di Tejakula, Bali melalui ciri budaya prasejarah bertujuan mengetahui corak budaya prasejarah yang berkembangan di situs ini pada masa perundagian dan melihat kemungkinan adanya hubungan antara masyarakat Tejakula dengan masyarakat lainnya pada masa ini.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasanuddin
Abstrak :
Kabupaten Nias merupakan suatu pulau yang terletak di pantai barat Sumatra. Sebagian besar daerah ini terdiri atas dataran-dataran rendah dan pegunungan kapur yang tingginya bervariasi. Peninggalan megalitik dalam berbagai bentuknya ditemukan pada ketinggian antara 100 - 800 meter dari permukaan laut, tersebar di Nias Selatan, Tengah, Barat, dan sebagian kecil di Nias Utara. Fokus penelitian ini mencakup Nias Selatan dan telah ditetapkan sebanyak lima situs. Bentuk-bentuk peninggalan megalitik yang ditemukan pada kelima situs tersebut seperti batu tegak (hehu), tempat duduk dari batu (osa-osa dan neogadi), meja batu (harefa) serta tempat persidangan (areosali). Keseluruhan bentuk peninggalan itu memperlihatkan bentuk yang spesifik dan tidak ditemukan di daerah lain di Nias. Kelima situs yang diteliti memperlihatkan keseragaman pola dalam hal bentuk, tata letak dan orientasi situs yang sama. Analisis yang digunakan meliputi analisis bentuk dan kontekstual serta dipadukan dengan studi etnografi terhadap daerah yang masih mempertahankan tradisi lamanya seperti Bawomataluwo dan Lolowa'u (Nias Selatan) Berta Mandrehe (Nias Tengah). Hasil analisis menunjukkan susunan keletakan benda yang teratur dan berteras. Masing-masing benda memiliki fungsi namun secara keseluruhan terikat oleh suatu sistem norma yang disepakati dalam masyarakat. Keseragaman pola mencerminkan aturan dan kesepakatan sosial dalam upacara pesta adat (owasa). Aspek budaya yang tercermin dalam pelaksanaan pesta (owasa) turut memberi wujud pada budaya materi yang dihasilkan, terutama peninggalan megalitik. Peninggalan megalitik di Nias Selatan erat kaitannya dengan pesta adat (owasa), sebab benda-benda tersebut tidak dapat dibangun sebelum diselenggarakan pesta. Tujuan pendirian megalit selain berkaitan dengan pesta pengukuhan stataus sosial juga sebagai tanda peringatan meninggalnya leluhur mereka. Studi etnografi menunjukkan bahwa situs-situs di Nias Selatan selain sebagai situs upacara (baik berkaitan dengan kemasyarakatan maupun religi) dan juga situs permukiman. Bentuk upacara dilaksanakan dengan mengerahkan orang dalam jumlah yang banyak dan turut dikorbankan puluhan hingga ralusan ekor babi. ...... Nias Regency is an island located on the west coast of Sumatra. Most of this area consists of lowlands and limestone mountains of varying heights. Megalithic relics in various forms are found at altitudes between 100 - 800 meters above sea level, spread across South, Central, West Nias, and a small part in North Nias. The focus of this research covers South Nias and has been determined as many as five sites. The forms of megalithic relics found at the five sites are upright stones (hehu), stone seats (osa-osa and neogadi), stone tables (harefa) and court places (areosali). All forms of these relics show specific forms and are not found in other areas in Nias. The five sites studied show uniform patterns in terms of the shape, layout and orientation of the same site. The analysis used includes form and contextual analysis and is combined with ethnographic studies of areas that still maintain their old traditions such as Bawomataluwo and Lolowa'u (South Nias) Berta Mandrehe (Central Nias). The results of the analysis show the arrangement of objects in a regular and terraced manner. Each object has a function but overall is bound by a system of norms agreed upon in society. The uniformity of the pattern reflects the rules and social agreements in the traditional party ceremony (owasa). The cultural aspects reflected in the implementation of the party (owasa) also give form to the material culture produced, especially megalithic relics. Megalithic relics in South Nias are closely related to the traditional party (owasa), because these objects cannot be built before the party is held. The purpose of establishing megaliths is not only related to the party to confirm social status but also as a sign of commemoration of the death of their ancestors. Ethnographic studies show that the sites in South Nias are not only ceremonial sites (both related to society and religion) but also settlement sites. The form of the ceremony is carried out by mobilizing people in large numbers and dozens to hundreds of pigs are also sacrificed.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T2967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.R. Retno Susanti
Abstrak :
Peninggalan tradisi megalitik tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, yaitu antara lain di daera.h Nias, Batak, Sumatera Barat, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya. Peninggalan-peninggalan megalitik ditemukan dalam berbagai bentuk dan variasi yang sesuai dengan lingkungan setempat. Hasil karya pendukung tradisi megalitik memperlihatkan berbagai bentuk seperti yang dipergunakan untuk tempat (wadah) pemujaan, antara lain yaitu menhir, area megalitik, dolmen, bangunan berundak, dan tahta batu. Sedangkan bentuk-bentuk tempat (wadah) penguburan seperti kalamba, peti kubur batu, sarkofagus, dan waruga. Peninggalan megalitik baik yang berasal dari masa prasejarah maupun megalitik yang masih berlanjut mempunyai ciri-ciri khas yang berbeda, namun perbedaan ciri-ciri peninggalan megalitik tidak berarti menunjukkan perikehidupan dan alas pikiran yang berbeda. Peninggalan-peninggalan tradisi megalitik pada umumnya berorientasi pada kultus nenek moyang (ancestor-worship). Hal itu ditandai dengan adanya pemujaan terhadap arwah nenek moyang yang dianggap hidup terus di dunia arwah (Sukendar 1981/198?:79--63). Peninggalan megalitik di Sulawesi Tengah berbeda dengan peninggalan megalitik di Flores atau Timor, atau di Lampung. Peninggalan tradisi megalitik di Lampung berbentuk dolmen dan kadang-kadang ditemukan berbentuk menhir. Di daerah Sulawesi Tengah temuan yang menonjol berbentuk kubur batu yang disebut kalamba. Bersamaan dengan kubur-kubur batu kalamba ditemukan pula area-area menhir, yang biasanya berbentuk silindrik dan pada bagian atasnya terdapat pahatan bergambar muka manusia dengan anggota badan yang digambarkan sangat sederhana dalam bentuk go'resan-goresan atau pahatan. Penemuan monumen megalitik di daerah Wonosari (Gunung Kidul) berupa kubur peti batu, yang biasanya ditemukan bersama-sama dengan area menhir atau menhir. Peninggalan megalitik di dataran tinggi Pasemah memiliki bentuk khas berupa area megalitik bercorak dinamis. Selain area megalitik ditemukan pula bangunan berundak, lesung batu, lumpang batu, kubur peti batu, palung batu, dolmen, menhir polos dan berukir, dan kubur bilik batu. Tinggihari yang terletak di daerah perbukitan merupakan salah satu situs yang terdapat di daerah Pasemah. Peninggalan yang berada di Tinggihari cukup beraneka ragam antara lain berbentuk area megalitik (manusia dan binatang), menhir berukir dan poles, batu berlubang, lumpang batu, batu datar, dan batu pipisan.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library