Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Budhirahayu Soesanto
"Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kenyataan bahwa kehidupan batita tidak bias dipisahkan dari susu. Kini, makin banyak iklan susu batita. yang mengandung zat pendukung tumbuh kembang seperti Madu, AA, DHA, Taurine dan sebagainya. di berbagai media massa, Melalui penelitian dampak iklan produk susu batita kemudian akan dilihat hubungan antara terpaan iklan dengan persepi, hubungan antara. persepsi dengan dampak iklan dan dampak ilan dengan citra produk. Produk yang menjadi obyek penelitian ini adalah susu batita yang mengandung zat pendukung tumbuh kembang. Teori-teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori Pengambilan Keputusan Konsumen. Sejumlah teori pendukung yang juga. dipergunakan dalam penelitian ini adaiha teori-teori persepsi dari Joseph DeVito:, David Aaker, James J. Gibson, David T. Kollat dan sejumlah ahli lainnya Teori mengenai Hierarchy of Effect Model dari Robert J. Lavidge dan Gary A. Steiner dan Teori Kultivasi dari Gerbner juga. dipergunakan dalam penelitian ini, Teori-teori ini dujadikan landasan untuk membangun kerangka konsep yang akan dipergunakan untuk membuktikan hipotesa penelitian bahwa terpaan ikalnyang tinggi akan berbanding lurus dengan pernahama, persepsi akan berbanding lurus dengan pengetahuan dan citra. akan berbanding lurus dengan sikap. Maksudnya, semakin tinggi terpaan iklannya, makin tinggi pernaham.annya, semakin positifpersepsi konsumen terha.dap produk maka. pengetahuannya mengenai produk tersebut juga semakin positif dan citra yang positif akan berujung pada sikap yang positif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitaif dan jenis penelitiannya. adalah eksplanatif. Pengumpulan data. dilakukan dengan cars. survey. Populasi penelitian pasangan muda yang sudah menikah, berusia. 25-35 tahun, memiliki anak batita, tinggal di wilayah Cinere, dengan SSE AB+, berpendidikan minimal S111.EU dan jumlah sampelnya adalah 100 orang. Teknik penarikan sample yang idpergunakan dalam penelititan ini adalah purposive sampling. Data primer dilakukan melalui pengisian kuesioner dan Tanya jawab dengan pihak-pihak yang dianggap berkompeten dalam duania. batita, sedangkan data sekunder dilakkukan melalui studi literature atas penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Pengujian statistik untuk data univariat disajukan melalui distribusi frekuensi dan grafik, data bivariat diuji dengan menggunakan metode Kendall dan data multivariate dianalilsa. dengan menggunakan Uji Korelasi Parsial Kendall. Dari survey yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh terpaan iklan terhadap persepsi orang tua terhadap produk dapat diabaikan. Hubungan antara, persepsi orang tua terhadap produk dengan dampak iklan memptutyai hubungan yang lemah. Hubungan antara dampak iklan dan citra juga mempunyai hubungan yang sangat lemah. Dengan demikian hipotesa penelitian bahwa terpaan iklan berbanding lurus dengan pengetahuan tidak terbukti. Hipotesa kedua bahwa persepsi konsumen berbanding lurus dengan pengetahuan tidak terbukti. Hipotesa terakhir bahwa citra aka berbanding lurus dengan sikap juga tidak terbukti. Selain itu, diketahui juga. bahwa penganih citra produk terhadap persepsi orang tua terhadap produk dan dampak iklan ternvata tidak mempunyai hubungan yang kuat. Melihat kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa terpaan iklan hanyalah salah satu factor yang ikut mempenganthi keputusan pembelian orang tua tetapi bukan merupakan factor yang utama. Ada factor-faktor lain yang ikut mempengaruhi keputusan petnbelian orang tua. diantaranya. rekomendasi dari tenaga medis, dalam hal ini dokter spesialis anak dan orang-orang dari lingkungan terdekat. Dengan delnikian, iklan bukaniah sarana yang tepat untuk mempengaruhi orang tua dalam pembelian produk. Personal Selling adalah salah satu cara yang dapat dipilih oleh produsen untuk mempengaruhi orang tua dalam membuat keputusan pembelian produk susu batita. yang mengandung zat pendukung tumbuh kembang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Fauziah
"Penelitian ini memaparkan bagaimana gambaran persepsi khalayak terhadap serial iklan kartu sim simPATI. Dalam penelitian ini, unsur iklan yang diteliti yaitu unsur illustrasi, judul dan naskah iklan. Untuk illustrasi iklan ini menggunakan gambar kepala botak, mobil tanpa ban, tikus di roda berjalan dan udang dibalik batu. Selain keempat unsur illustrasi, juga keempat judul dan naskah iklan ikut diteliti.unsur judul dan naskah merupakan unsur yang melengkapi atau memperjelas illustrasi; tanpa judul dan naskah, illustrasi iklan itu maknanya belum jelas begitupun sebaliknya. Iklan kartu sim simPATI ini tampil di berbagai media baik media cetak maupun elektronik. Namun, dalam penelitian ini, yang diteliti hanya iklan media cetak terutama iklan yang ada di harian KOMPAS selama periode bulan Agustus 2003.adapun populasinya adalah target market dari kartu simPATI itu sendiri, sedangkan sampelnya adalah para mahasiswa/I FISIP UI jurusan komunikasi yang memiliki atau menggunakan handphone. Data primer untuk penelitian yang bersifat deskriptif ini didapatkan dengan jalan mewawancarai 100 responden dengan instrumen kuesioner juga sambil diperlihatkan gambar-gambar iklan secara keseluruhan. Sebagai data penunjang dilakukan juga wawancara dengan pihak Telkomsel sendiri. Dan hasil penelitian ternyata responden umumnya terkena atau terekspos oleh serial iklan kartu simPATI ini juga frekuensi tereksposnya pun cukup sering dan iklan ini pun paling sering dilihat lebih dari tiga bulan yang lalu. Televisi sendiri merupakan media yang paling banyak menerpa responden ini. Untuk perhatian, kebanyakan responden termasuk kedalam perhatian tidak sukarela karena mereka memang tidak ingin mengganti kartu sim mereka sehingga mereka tidak merasa perlu mencari informasi tentang kartu simPATI. Untuk interpretasi, kebanyakan responden yang termasuk kedalam kelompok penyerderhanaan pesan dan penyusunan pesan. Ini bisa dilihat bahwa mereka `setuju' dengan pernyataan mengenai keempat serial iklan. Sedangkan dampak dari persepsi sendiri, untuk pengenalan, banyak responden yang pernah melihat keempat illustrasi, judul dan naskah dan untuk pengetahuan terhadap keempat unsur iklan tersebut, untuk judul dan naskah kebanyakan responden menyatakan setuju'. Untuk kesan terhadap keempat unsur iklan dan keempat iklan secara keseluruhan, responden menyatakan 'biasa saja', dan untuk pilihan iklan, serial iklan pertama dan ketiga paling banyak dipilih responden. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat bahwa dalam membuat sebuah iklan, kita tidak bisa memisahkan unsur illustrasi, judul dan naskah karena ketiga unsur tersebut merupakan suatu kesatuan. Baik illustrasi, judul maupun naskah hams dibuat semenarik mungkin sehingga iklan tersebut bisa menarik perhatian pembaca dan akhimya khalayak membaca isi pesan iklan itu.. Khalayak sendiri dalam memahami isi iklan pun berbeda-beda tergantung persepsi masing-masing. Dalam memahami sebuah iklan, khalayak bisa menginterpretasikannya secara sederhana, menyimpang atau secara tersusun. Untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap sebuah iklan, kita tidak hanya melihat hasil pemaknaan yang diberikan khalayak tapi kita juga harus melihat bagaimana mereka memahami sebuah iklan, apakah mereka memiliki perbedaan dalam memberikan makna dengan isi pesan yang disampaikan dalam iklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Wahyudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan semakin berkt mbangnya
fungsi kemasan sebagai medium komunikasi produk disamping fungsi sebagai pelindung dan pengemas yang telah dikenal sebelumnya. Untuk itu dipilih sebuah produk dari kategori produk dengan tingkat persaingan yang ketat, dan menampilkan sesuatu yang baru pada desain emasan yang baru diluncurkannya.
Melalui penelitian terhadap produk ini kemuaian akan d "Jihat hubungan antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi terhadap produk produk, serta bagaimana pengaruh persepsi iklan pada hubungan antara \Cedua variabel tersebut.
Produk yang dijadikan obyek neJitian adalah sabun mandi catr LUX Beauty Shower. Produk ini baru diluncurkan ulang dengan desain kemasan yang baru, baik secara struktural maupun grafisnya.
Teori-teori yang digunakan pada penehtia ini adalah sejumlah teori
tentang persepsi dari DaYid Aaker, Joseph Devito dan beberapa ahli lainnya, teori tentang desain kemasan dari Herbert Meyer dan Steven Sonsino, teori tentang persepsi patla kual itas produk dari Leon Schiffinan. Beberapa teori pendukung tentang persepsi, desain kemasan dan iklan juga digunakan. Teori-teori ini dijadikan landasan untuk membangt!n kerangka konsep yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesa pe elitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan
berbanding lurus dengan persepsi terbadap produk dimana semakin baik persepsi terhadap desain kemasan akan semakin baik pula-persepsi terhadap prod}lk, juga sebaliknya. Selain itu, ingin dicuktikan pula baQ.wa persepsi terhadap iklan produk juga memberikan pengaruh pada hubungan keduanya.
Penelitian ini dilaktikan dengan menggunakan mmdekatan-.kuantitatif dan jenis penelitian eksplanati( Pengumpulan data dilakukan dengau cara survei. Populasi peneJitian adalah remaja dan wanita muda pengguna sabun mandi cair di wilayah Depok yang berusia antara 18 sampai 31 tahun dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan ~mpel di akiikan dengan cara purposive sarnpling. Data primer dikumpufkan melalui pengisian kuesioner oieh responden
dan tanya jawab dengan pihak terkait sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi atas hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengujian statistik dilakukan untuk data univariat yang dianalisis dengan menyajikan distribusi frekuensinya, data bivariat yang dianalisis dengan uji korelasi Kendall
untuk statistik non parametrik serta data multivariat yang dianalisis dengan ujikorelasi parsial Kendall. Dari data basil survei yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap desain kemasan mempengaruhi persepsi mereka terhadap produk Ll.JX Beauty Shower dengan bentuk hubungan yang positif Dengan demikian hipotelia peuelitian bahwa persepsi terhadap desain kemasan akan mempengaruhi persepsi terhadap produk diterima. Selain itu diketahui pula bahwa
persepsi responden terhadap iklan sabun mandi LUX Beauty Shower mempengaruhi hubungan yang terjadi antara persepsi terhadap desain kemasan dengan persepsi responden terhadap produk LUX Beauty Shower. Dengan demikian, hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa persepsi terhadap iklan juga ikut mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk juga dapat dibuktikan dan diterima. Melihat kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa desain kemasan hanya merupakan salah satu faktor yang membentuk persepsi responden terhadap produk. Ada fakor-faktor lain yang juga ikut membentuk persepsi tersebut. Iklan
adalah salah satunya. Dengan demikian diperlukan pemanfaatan yang terintegrasi dari masing-masing faktor tersebut untuk dapat membangun persepsi terhadap produk secara efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rickevin Malik
"Dalam dunia usaha yang semakin berkembang dan penuh dengan persaingan ini, segmentasi pasar merupakan hal yang sangat penting. Seorang produsen harus memiliki sasaran yang jelas untuk memasarkan produknya. Hal ini sangat berguna bagi produsen untuk menentukan bagaimana cara menjangkau segmen tersebut, bagaimana cara untuk mempertahankan dari serangan pesaing dan lain sebagainya. Setelah didapat segmen pasar yang ingin dituju, kemudian produsen melakukan langkah-langkah berikutnya untuk memasarkan produknya. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah promosi terhadap produk yang dipasarkan. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah strategi promosi yang baik dan efektif dalam kegiatan promosi yang dilakukan. Dalam hal ini, biasanya produsen mempercayakan kegiatan kampanye promosinya kepada sebuah biro iklan: Pemberian kepercayaan kegiatan promosi kepada biro iklan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari lagi saat ini, karena biro iklan memiliki keunggulan tertentu untuk melakukan pekerjaan yang satu ini. Untuk memperkenalkan produk klien-nya kepada konsumen, dikenal dua jenis media yang dapat dipergunakan. Mereka adalah above the line dan below the line. Dalam penelitian ini, jenis media yang dianalisa merupakan media above the line, lebih khususnya lagi media televisi. Media televisi di Indonesia telah menjadi alternatif penempatan media iklan yang penting, setelah diperbolehkannya stasiun televisi swasta sejak tahun 1989. Salah satu alasan bagi televisi untuk menjadi media yang penting bagi sebuah iklan yaitu tampilannya yang berupa audio visual dan jangkauannya yang luas sehingga lebih dapat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu pemasangan iklan di televisi membutuhkan biaya yang mahal untuk waktu penayangan yang sedikit. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitati£ Dalam penelitian ini akan dilihat pemahaman dari dua karakteristik responden yang berbeda yaitu ibu rumah tangga dan ibu bekerja terhadap sebuah iklan. Sampel yang diambil sebanyak 10% dari populasi. Namun untuk mendapatkan jumlah sampel yang seimbang maka sampel yang diambil sebanyak 30 orang dari setiap kelompok responden. Iklan yang dipakai adalah iklan detergen Surf yang merupakan iklan yang membentuk sebuah jalan cerita. Namun dalam penelitian ini iklan yang dipakai yaitu iklan yang terakhir yang ditayangkan di televisi pada saat penelitian ini dilakukan. Hal ini karena iklan detergen ini sudah ditayangkan sejak bulan Juli tahun 2000. Pemahaman responden terhadap iklan dibandingkan dengan menggunakan teknik pengolahan data SPSS dengan metode independent samples t test. Dari pengolahan data ini dilihat nilai mean yang lebih tinggi. Setelah diolah dengan statistik, ditemukan basil yaitu ibu rumah tangga lebih memahami mengenai iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja. Hasil ini ditunjukkan baik pada tahap kognitif maupun pada tahap afektif. Namun perbedaan kedua tahap ini berbeda, yaitu pada tahap kognitif hanya berbeda sedikit yaitu 2.1 sedangkan pada tahap afektif terdapat perbedaan cukup jauh yaitu sebesar 16.4667. Data ini menunjukkan bahwa pemahaman ibu rumah tangga yang lebih dalam terhadap iklan detergen Surf bila dibandingkan dengan ibu bekerja dapat juga disebabkan faktor lain diluar konsumsi mereka terhadap televisi. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini tahap kognitif hanya dilihat dari konsumsi mereka terhadap televisi. Sedangkan faktor diluar konsumsi terhadap televisi tidak dilihat pada penelitian ini. Hal ini dapat menjawab hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga lebih memahami pesan iklan detergen Surf dibandingkan dengan ibu bekerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4296
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novianty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S3766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novrita Widiyastuti
"Pendekatan humor dalam iklan digunakan sebagai salah satu pendekatan yang biasa digunakan dalam kreativitas iklan. Brand awareness atau sadar-tahu terhadap merek merupakan tahap awal seorang konsumen memilih suatu produk untuk dibeli. Penelitian ini menggambarkan hubungan antara iklan serial yang menggunakan humor dengan brand awareness khalayaknya dan sampai sejauh mana hubungan tersebut. Penelitian telah dilakukan kepada 100 orang responden di dalam kampus FISIP UI pada bulan November 2003. Penarikan sample secara aksidental dengan karakteristik sampel: laki-laki, mahasiswa, 20-25 tahun dan pernah menonton paling tidak salah satu versi iklan Sampoerna Hijau. Tingkat kadar humor sebagai variabel independen dan tingkat sadar-tahu iklan Sampoerna Hijau sebagai variabel dependen diukur dengan skala ordinal yang masing-masing terdiri atas 5 jenjang. Selain itu diukur pula faktor lain yaitu frekuensi terpaan TV dan ketertarikan terhadap humor. Berdasarkan jawaban responden yang masuk diketahui bahwa mayoritas responden menganggap iklan Sampoerna Hijau lucu. Dengan demikian iklan ini dipersepsi positif dan mampu menghibur khalayaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sadar-tahu khalayak terhadap iklan Sampoerna Hijau tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa iklan ini telah tertanam di benak khalayaknya. Uji korelasi bivariat menunjukkan antara pendekatan humor (persepsi terhadap kadar humor iklan) dengan sadar-tahu merek terdapat hubungan sebesar 0,533** (sig. = 0,000). Artinya, terdapat hubungan positif yang cukup berarti dan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan diantara dua faktor (variabel independen) lainnya. Dari fakta di lapangan ada poin yang penting bahwa penggunsan humor dalam serial iklan dapat berhasil dengan efektif. Untuk gambaran yang lebih jelas dan konsisten, perlu adanya penelitian yang berkesinambungan dengan studi kasus yang berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Hidayati
"Saat ini, banyak produsen makanan ringan berlomba dalam mempromosikannya kepada khalayak sasaran mulai dari makanan ringan untuk anak-anak sampai orang dewasa pun ada. Hal ini terbukti jika kita melihat ke dalam pasar swalayan di mana merek-merek makanan ringan berjejer memenuhi rak-rak khusus makanan ringan tersebut. Lain halnya dengan rak-rak yang berada di pendingin. Merek-merek yang ada di rak pendingin tersebut hanya untuk makanan dan minuman ringan yang butuh didinginkan seperti jelly, yoghurt, macam-macam jus dan puding.
Bicara mengenai puding, di antara berbagai makanan dan minuman ringan yang berada di rak pendingin, terdapat merek puding yang bernama Vita Puding dengan berbagai rasa yaitu coklat, stroberi, vanilla dan mangga. Vita Puding ini diproduksi oleh PT. Sedapindo Trijaya, merupakan perusahaan yang pertama memproduksi makanan Jelly dan Puding di Indonesia. Sebenarnya Vita Puding ini keberadaannya sudah lama ada, namun citra merek dari Vita Puding ini masih sedikit yang terekam di dalam benak khalayak sasaran maka konsumen cenderung lari ke merek lain, ditambah lagi masih kurang gencarnya program promosi yang dilakukan Vita Puding.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa dalam pengtahuan khalayak sasaran terhadap produk Vita Puding melalui program komunikasi pemasaran terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis melakukan kampanye program komunikasi pemasaran terpadu Vita Puding melalui elemen promosi diantaranya dengan periklanan, Personal selling dan sales promotion. Kampanye program promosi Vita Puding ini dilakukan selama satu tahun yaitu mulai bulan Juli 2005 - Juni 2006. Anggaran yang dikeluarkan untuk program komunikasi pemasaran tersebut kurang lebih sekitar Rp 19 Milyar yang dialokasikan untuk elemen promosi periklanan, personal selling dan sales promotion. Setelah semua program sudah terencana dengan baik, maka perlu dilakukan evaluasi, monitoring dan control.
Bentuk evaluasi tersebut meliputi previtest dan post-test Pre-test dilakukan sebelum kampanye berjalan untuk kemudian menentukan strategi yang terbaik yang dipakai dengan cara melakukan metode FGD (Focus Group Discussion), sedangkan post-test dilakukan setelah program berjalan dengan melakukan metode survey pada, tiga kota besar di Indonesia yaitu Jadebotabek, Bandung dan Surabaya. Selain itu, dilakukan kontrol atas semua program untuk mengetahui apakah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, hasil evaluasi dan monitor tersebut akan berguna untuk menentukan apakah semua program yang telah direncanakan perlu dilanjutkan, direvisi atau dihentikan seraya mencari alternatif baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marita Grisanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septriani Noti Hapsari
"Pembelian spontan adalah suatu prilaku pembelian yang tidak terencana dari konsumen. Hal ini tergantung dari banyak faktor, eksternal maupun internal. Dari faktor eksternal bisa disebabkan oleh strategi promosi penjualannya, kemasan, faktor penyusunan di rak penjualan, dll. Sedangkan faktor internal adalah faktor dari dalam setiap individu. Dalam penelitian ini, faktor eksternal yang akan diteliti adalah dampak promosi penjualan (potongan harga) dan faktor internalnya adalah karakteristik prilaku konsumen itu sendiri berdasarkan gaya hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap prilaku pembelian spontan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen HERO. Sampel diambil 100 orang konsumen HERO yang terdapat di dua wilayah yaitu Bogor dan Jakarta Selatan. Cara penarikan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling, dengan teknik analisa data menggunakan Korelasi Pearson dan Regresi Berganda dengan skala pengukuran interval. Korelasi Pearson digunakan untuk melihat korelasi antar variabel sedangkan Regresi Berganda digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar variabelnya, yaitu antara dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap prilaku pembelian spontan (impulse buying). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh dari variabel dampak promosi (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen terhadap pembelian spontan (impulse buying) sebesar 22,2 %. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain selain dampak promosi penjualan (potongan harga) dan karakteristik prilaku konsumen mempengaruhi prilaku pembelian spontan sebesar 77,8 %. Kemudian terungkap pula dari dua jenis karakteristik prilaku konsumen berdasarkan gaya hidup, yaitu experiencer dan makers, gaya hidup experiencer lah yang memiliki hubungan dengan prilaku pembelian spontan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prilaku pembelian spontan pada tahapan pertama dipengaruhi oleh promosi penjualan (potongan harga) pada tingkat afeksi, yang kemudian didukung oleh faktor karakteristik prilaku konsumen sampai pada tahap konasinya.

Impulse buying is a consumer unplanned buying behavior, which depends on external and internal factor. The external factors are such as promotional sales strategy, packaging, store shelf-arrangement factor, etc. And an internal factor comes within consumer themselves. The external factor that is going to be examined is the sales promotional impact (discount) and the internal factor is consumer behavior characteristics. This research is aimed to perceive whether sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristics have influence on impulse buying behavior. This research is an explanatory quantitative research which uses accidental sampling. The population of this research is the entire HERO consumers. Sample is taken from 100 people, inhabit in two cities, Bogor and South Jakarta. Pearson Correlation and Multiple Regression are conducted to identify the correlation of interval scale variables and the influence of independent variables [sales promotional impact (discount); and consumer behavior characteristics) on dependent variables [impulse buying behavior]. This research shows that there is an influence of 22,2 % sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristic on impulse buying behavior. This indicates that other factors beside sales promotional impact (discount) and consumer behavior characteristics has 77,8% of influence. And is also revealed that from two kinds of consumer characteristics (experiencer and makers), the experiencer characteristic has the significant correlation with impulse buying behavior. This research concludes that impulse buying behavior, in the first phase is affected by sales promotion (discount) on the affection stage, and then endorsed also by the consumer characteristic factor until action stage (buying).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Kurniasih
"Persaingan di pasar dunia semakin lama semakin ketat. Memuaskan dan mempertahankan konsumen yang loyal untuk memajukan bisnis menjadi prioritas utama strategi marketing. Konsumen yang loyal tidak mudah dipengaruhi oleh iklan produk pesaing dan dapat mengurangi biaya iklan. Mereka pada umumnya tidak mencari produk alternatif dan tidak mudah berpaling pada merek yang lain. Pembentukan komunitas merek yang beranggotakan terdiri dari konsumen dan konsumen potensial adalah sebuah cara yang menjalin hubungan jangka panjang, dengan tujuan memberikan kepuasan yang nyata dari penyedia produk atau jasa kepada konsumennya. Komunitas merek juga berperan penting untuk membentuk loyalitas konsumen. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan peranan brand community dalam pengembangan loyalitas konsumen dengan studi kasus Honda Mega Pro Club. Saat observasi penulis melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan Pertanyaan dalam penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang berperan dalam pengembangan loyalitas konsumen. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan beberapa faktor yang mungkin berperan dalam pengembangan loyalitas konsumen. Pada akhir diskusi ditemukan bahwa penerapan pendekatan yang digunakan oleh peneliti sebagian besar terbukti memiliki peran yang penting dalam pembentukan loyalitas. Selain itu diperoleh pengetahuan baru tentang strategi pemasaran yang berkembang di dalam suatu brand community yang juga didasari oleh loyalitas seorang konsumen.

The world market becomes more and more competitive. Satisfying and retaining customers to sustain business are usually firms' top priorities in marketing strategies. Loyal customers are less affected by advertisements of competitors and saves costs of advertisement designed to draw new customers. They don't search for alternatives and don't switch the brand. Building brand community consists of consumer and potential consumer is the way to interlace long relationship. Brand community can also be the important role to build the consumer loyalty. The main goal of the research is to describe brand community role in developing consumer loyalty. By using qualitative method, with case study of Honda Mega Pro Club. During the observation, the writer conducted depth interview to some informan. To discover the factors effects in developing consumer loyalty, the writer used some approaches. In the end, those factors proved to be the important role of developing consumer loyalty. The writer also found the new marketing strategy created in brand community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library