Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Suprayogi
Abstrak :
Dampak 'syok Cina' pada mitra dagang merupakan sumber guncangan yang besar terhadap pasokan yang menggusur produsen manufaktur dinegara-negara lain, selain itu juga menjadi sumber guncangan permintaan yang mendorong berbagai sektor luar negeri termasuk yang memproduksi produk primer, perantara, dan jasa. Namun, banyak literatur hanya menekankan pada syok pasokan dan dampaknya, meninggalkan sejumlah besar pertanyaan terhadap 'syok Cina'. Kami melakukan melakukan penelitian penting dengan menjelaskan 'syok Cina' dari dua sisi dan dampaknya di beberapa negara (Brasil, Indonesia, India, Meksiko, dan Turki) yang hasil penelitian dinegara-negara tersebut masih sedikit dan tidak dapat dibandingkan secara langsung. Dengan menggunakan kerangka kerja akuntansi input-output yang menyoroti aspek penciptaan lapangan kerja dari ekspor bersama dengan aspek pengurangan tenaga kerja melalui impor, kami menyajikan penelitian tentang efek ketenagakerjaan dari perdagangan bilateral dengan China selama periode 1995-2011. Hasil kami menunjukkan bahwa mempertimbangkan efek dari penawaran dan permintaan yang terkait dengan guncangan Cina menyebabkan 3,7 juta pekerjaan hilang di negara-negara ini, dibandingkan dengan 11,8 juta jika hanya syok pasokan yang dipertimbangkan. Kecuali Brasil, semua negara lain mengalami penurunan permintaan tenaga kerja terkait dengan perdagangan bilateral dengan China. ......The impact of 'China shocks' on trading partners is a source of a massive supply shock that displaces foreign manufacturing producers, combined with an important source of demand shock that propelled forward a wide range of foreign sectors including those producing primary products, intermediates, and services. Yet, much of the emphasis of the literature has been placed on the supply shock and its impact, leaving a large span of 'China shocks' unexplained. We undertake the important task to account for the dual track of 'China shocks' and their impacts on a representative set of emerging economies (Brazil, Indonesia, India, Mexico, and Turkey) for which the evidence remains scanty and not directly comparable. Using a global input-output accounting framework which highlights the job creation aspect of exports along with the job destruction aspect of imports, we provide evidence on the employment effect of bilateral trade with China over the 1995-2011 period. Our results suggest that considering the net effect of supply and demand related to China shocks leads to 3.7 million job losses for these economies, compared to 11.8 million if only the supply shock has been considered. Except for Brazil, all other countries have experienced job losses associated with net exports with China, the direct result of the resource sector. When we isolate the portion of employment changes associated only to the exogenous effects to this set of economies, they all become subject to important job losses.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugraheni Dwi Utami
Abstrak :
This paper analyses the impact of Chinese import competition on deindustrialization measured by real value added and employment share in 61 developed and developing countries over 1970-2010 period. By employing quantile regression with instrumental variables to correct potential endogeneity bias, the results suggest that the main driver of deindustrialization in employment in developed countries is technological change. There is heterogeneous effect of China shock. In developed countries, the effect is destructive in term of both employment and real value added in the lower quantile of distribution, with the higher magnitude for the former. In the higher quantile, complementary effect outweighs detrimental impact. In developing countries, the negative effect of Chinas shock on real value-added rises as the increase in the proportion of manufacturing value-added in countries. The destructive effect on employment in developing countries seems to be harder after 1990 period.
Tesis ini menganalisis tentang dampak dari persaingan impor dari China terhadap deindustrialisasi yang diukur dari riil nilai tambah dan proporsi tenaga kerja dari 61 negara-negara maju dan berkembang di dunia. Dengan menggunakan quantile regression dengan instrumental variables untuk mengkoreksi endogeneity bias. Hasilnya menunjukkan bahwa deindustrialisasi tenaga kerja di negara-negara maju disebabkan utamanya karena perubahan teknologi. Dampak dari China shock di negara-negara maju sangat beragam, efek negatif di quantile yang lebih rendah lebih besar berdampak pada tenaga kerja dibandingkan dengan riil nilai tambah. Sedangkan di quantile yang lebih tinggi, efek positif melebihi efek negative. Di negara berkembang, efek negative dari persaingan impor dari China naik seiring kenaikan dari riil nilai tambah suatu negara. Dampak yang negative ini bahkan bertambah besar setelah tahun 1990-an.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library