Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Ayu Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Berkembangnya budaya konsumsi serta persaingan brand fesyen dalam menarik konsumen menjadikan adanya kebutuhan akan ruang yang representatif untuk memperkenalkan produknya. Tak jarang saat ini seorang perancang busana bekerjasama dengan seorang arsitek khususnya dalam merancang sebuah event space, yaitu ruang yang dirancang atau direncanakan sesuai tujuan yang ingin dicapai dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman diluar kebiasaan/rutinitas yang biasa terjadi sehari-hari sehingga dianggap menjadi hal yang spesial atau istimewa. Dalam penulisan skripsi ini saya ingin menelaah lebih lanjut bagaimana sebuah event space yang dirancang oleh arsitek dapat menjadi media penyampaian ide karya fesyen serta menghubungkan antara perancang busana dengan konsumennya. Dengan kajian teori terkait fesyen dan arsitektur serta studi kasus dua pagelaran busana kerjasama perancang busana dan arsitek, dapat disimpulkan bahwa event space dapat menjadi media penyampaian ide karya fesyen dengan menghadirkan pengalaman ruang terkait konsep karya fesyen melalui indra, narasi, serta persepsi yang dapat disampaikan secara eksplisit/harafiah maupun hanya sebagai trigger awal desain event space.
ABSTRACT
The consumerism and fashion brand competition in attracting consumers call up the need of representative space to introduce their products. Not infrequently, fashion designers work with architects, especially in designing an event space, a temporal space that is designed or planned according objectives to be achieved by presenting experiences that are different with common experiences in everyday life, so considered to be a special case. By writing this essay I want to examine how an event space designed by architect serves as a medium in delivering fashion ideas, connecting fashion designer with their consumers. With studies related to fashion and architectural theory and case studies of two fashion runway designed by fashion designers and architects, it can be concluded that event space can be a medium for delivering of fashion ideas by presenting spatial experience related to the concept of fashion through the senses, narration, and perceptions that can be delivered explicitly/literal or simply as initial trigger of event space design.
2015
S60615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintya Wahyu Apriliriana
Abstrak :
Adanya Globalisasi dan perkembangan teknologi membuat manusia kini memiliki mobilitas tinggi dan mampu mengatasi masalah ruang, jarak, dan waktu. Meskipun memiliki mobilitas tinggi, manusia tetap memiliki kebutuhan untuk berhuni menetap. Kemudahan berpindah memicu sebagian manusia untuk melakukan berhuni sambil berpindah atau bertransformasi menjadi nomad modern. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang nomad modern sebagai produk dari perubahan zaman, klasifikasi nomad modern dan bagaimana pola berhuni sambil berpindah yang mereka lakukan yang kemudian dikaitkan dengan teori tentang berhuni dan tempat sebagai salah satu aspek penting dalam berhuni. Hasil penelitian menunjukan bahwa bila dikaitkan dengan konsep berhuni, pada pola berhuni berpindah yang dilakukan nomad modern terdapat anomali yang disebabkan naluri manusia untuk berhuni menetap dengan kebutuhan nomad untuk terus berada dalam perpindahan. Anomali yang dimaksud berupa dilema yang dirasakan nomad modern yang kemudian diselesaikan dengan adanya periode mooring (berhuni di suatu tempat dalam periode tertentu) yang dilakukan pada proses berhuni berpindah mereka. Mooring ini bertujuan sebagai pemulihan dari kelelahan selama perpindahan yang konstan sebelum melanjutkan kembali perjalanan mereka.
The existence of globalization and the development of technology makes people now have high mobility and capable of overcoming the problem of space, distance, and time. Despite having high mobility, people still have the need to settle. These facility trigger some people to do mobile dwelling or transformed into modern nomads. In this paper the author discusses about modern nomad as a product of the change of time, the classification of modern nomad and their mobile dwelling pattern then asscociated with the theory of dwelling and place as one of the important aspects of dwelling. The results showed that when associated with the concept of dwelling, there is anomaly in the pattern of mobile dwelling that done by modern nomad caused by the human nature to settle and the mobility of nomad that needs to continue moving. This anomaly is a form of dilemma perceived by modern nomad who later settled it with mooring period (dwelling in a particular place within a certain period of time) that done on the process of their mobile dwelling. This mooring period is to recover from fatigue during constant displacement before resuming their journey.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardini Azzah
Abstrak :
ABSTRAK
Homemaking merupakan salah satu aktivitas dalam pembangunan presentasi akan citra rumah dan penghuninya, presentasi inilah yang disebut sebagai area front. Di lain pihak, back pun hadir sebagai area yang disembunyikan karena merupakan bagian untuk persiapan sebuah presentasi. Kehadiran front sebagai hal yang selalu ingin dipertunjukan back yang disembunyikan dalam keseharian homemaking menyebabkan terjadinya proses peralihan pada kedua area tersebut, yang disebut sebagai proses alternating. Tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis bagaimana alternating bekerja dalam homemaking, melalui salah satu aktivitas yang merepresentasikannya, yaitu laundry. Alternating dapat hadir dalam keseharian laundry dan kepada objek dan ruang yang dilalui oleh laundry. Pengertian pada proses alternating dapat memberikan makna lebih kepada homemaking. Hal ini menunjukan bahwa homemaking dapat memperlihatkan terjadinya peralihan peran pada fungsi dari suatu desain dalam keseharian. Pemahaman pada proses alternating juga dapat meningkatkan kesadaran mengenai kemungkinan proses alternating yang dapat terjadi pada bergam aktivitas dalam homemaking.
ABSTRACT
Homemaking has become a pilar structure, for the image building process of a home. Image of the home itself can be categorised as the front region, acting as the area that is shown and presented to public. At the same time, it created another area that is suppressed and hidden called the back region. The existence of front and back in the everyday of homemaking resulted the two regions to switch over from one to another, resulting in the appearance of alternating. This study investigates on how does the alternating operates through the everyday of laundry, as a representation of the homemaking process. The study shows that alternating could occur towards the laundry itself and to the space that is experienced by laundry. Understandings of alternating could add more meaning to the interpretation of homemaking, and also could lead to the increase awareness of it?s existence that could take place in variations activities of the homemaking.
2016
S63992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellanti Nur Elizandri
Abstrak :
ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah manusia gerobak di Kota Bekasi, yang dikategorikan sebagai tuna wisma, melakukan kegiatan bertempat tinggal. Bertempat tinggal bersifat dinamis dan ditandai dengan diperolehnya sense of home. Sense of home bukan hasil dari house. Sebaliknya, house dibentuk karena kehadiran sense of home sehingga homeless tidak selalu disebabkan oleh houseless. Sebagai tuna wisma, manusia gerobak di Kota Bekasi bertempat tinggal dan memiliki house serta home, yang diwujudkan melalui pemanfaatan bangunan dan fasilitas umum serta kegiatan perpindah, terkait kondisi fisik dan non-fisik Kota Bekasi.
ABSTRACT
The purpose of this study was to assess whether manusia gerobak in Bekasi City are conducted dwelling practice, as roofless. Dwelling is dynamic and appointed by obtaining the sense of home. Sense of home is not the result of house. Instead, the house is formed by the presence of a sense of home so homeless are not always caused by houseless. As roofless, manusia gerobak in Bekasi city are dwelling and having a house and home that implemented by utilization of public building and public facilities and moving, related physical and non physical condition in Bekasi city.
2017
S66134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fadilah
Abstrak :
ABSTRAK
Memori dan sejarah kerap dikaitkan satu sama lain karena berkaitan erat dengan waktu, padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Sebuah kota yang berdiri sejak dahulu, mengalami berbagai kejadian pada setiap waktunya sehingga memiliki memori dan sejarahnya sendiri yang membuat kota tersebut berbeda dari yang lainnya. Dalam hal ini keduanya berperan dalam membangun ruang urban dalam sebuah kota. Tetapi dalam perwujudannya, seringkali hanya menjadi representasi tanpa ingatan dari masyarakat pada kota tersebut, bahkan seringkali hanya menjadi ldquo;pemanis rdquo; bagian komersial, atau memori kolektif dari sebuah kota sudah tergantikan oleh memori personal dari masyarakat. Namun apakah penggunaan memori di dalam ruang urban masih relevan?Dalam skripsi ini saya mempertanyakan kembali apakah penggunaan memori dalam kota masih relevan atau tidak. Kebanyakan masyarakat Jakarta dengan rentang usia 17-26 tahun tidak mengetahui sejarah dan tujuan pembangunan Bundaran HI, terdapat dua kemungkinan dalam pelupaan yang terjadi di dalamnya, apakah karena rentang waktu yang memang terlalu jauh tetapi juga dapat disebabkan rancangan kota yang ada di dalamnya tidak mendukung proses pengingatan terjadi. Dalam skripsi ini saya mencoba melihat Bundaran HI melalui teori Rossi, Boyer, dan Borden, bagaimana keterkaitan antara lokasi yang dipilih dengan makna yang ada di baliknya, keterkaitan antara jalan dengan lokasi-lokasi lainnya, dan juga perkembangan dari monumen itu sendiri, apakah mendukung proses pengingatan tersebut atau tidak sama sekali.
ABSTRACT
Memory and history are often linked to each other because they are related to time eventhough they are slightly different. Since the time it was built, a city has been experiencing various of events so it has its own memory and history that makes the uniqueness of the city. Both history and memory have their roles to build urban space in the city. But in its constructing process, the city often just a mere representation without the memory of the society, and often used for an ldquo additional sweetener rdquo of the commercial part, or replaced the collective memory the city has had to personal memory of individual in society. But is using memory in urban space still relevant In this thesis, I seek for the use of memory in the city, whether if it rsquo s still relevant or not relevant. Most of Jakarta youngsters aged 17 26 years do not know the history and the meaning behind the construction of Bundaran HI, and there are two possibilities why are they forgetting the history whether they are not yet existed when it happened, or because the design itself doesn rsquo t support people to remember its history. Therefore, I try to see the design of Bundaran HI through the theory of Rossi, Boyer, and Borden how the location linked to its meaning, to the link between the street and other locations, and to the monument itself, whether the design supports the remembering process, or the design gives no chance to be remembered.
2017
S67692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurin Amalia Pramudhani
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap individu memiliki cara pandang mereka terhadap dunia. Cara pandang ini antara lain dipengaruhi oleh aspek gender, feminitas dan maskulinitas. Aspek gender ini juga mempengaruhi tindakannya dalam menangani dan mencari solusi untuk suatu permasalahan. Individu feminin lebih melibatkan subjektivitas, perasaan dan rasa terkait dengan individu lainnya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan arsitektur yang mempengaruhi perilaku pengguna melalui rancangannya. Pengaruh ini diyakini mampu menjadi solusi dari permasalahan kebutuhan manusia. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan aspek feminitas dalam rancangan arsitek Indonesia saat ini. Metode yang digunakan adalah dengan kajian teori dan analisis terhadap data sekunder dari sampel arsitek perempuan dan laki-laki Indonesia beserta rancangannya. Dari kajian pada penulisan ini ditemukan hasil bahwa aspek femininitas ditemukan pada kedua rancangan arsitek, baik pada rancangan arsitek perempuan maupun laki-laki.
ABSTRACT
Every individu has their own way of seeing the world. This way is affected by feminity and masculinity. It also affects the way they handle problems and how they solve it. Feminine tends to count the subjectivity, emotions, and ethic of care. Those are potentially developed to create the sensous architecture, which then could affect the users rsquo behavior. This affection is believed to be solutions for the human need problems. The aim of this writing is to know the presence of feminity aspects in architectural design by Indonesian rsquo s architects. The method use in this writing is literature review and analyzing the secondary data of female and male Indonesian architects. From this writing, it is found that feminity aspects are found in both female and male architect rsquo s design.
2017
S67693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Rahardja
Abstrak :
ABSTRAK
Ruang kota yang dilalui oleh manusia dapat memiliki andil dalam kesehatan mentalnya. Tujuan penulisan skripsi ini ialah untuk menyatakan secara jelas alur dampak ruang kota, sensori dan kesehatan mental manusia sebagai satu kesatuan. Skripsi ini akan mengkaji bagaimana seseorang dapat merasa kelelahan mental saat sensorinya menerima terlalu banyak rangsangan rangsangan sensori yang berlebihan dari ruang kota yang kurang baik. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi partisipan dalam perjalanannya sehari-hari di Jakarta pada jam dengan kepadatan manusia dan kendaraan yang cukup tinggi. Penggolongan ruang kota yang dilalui partisipan dilakukan dengan lima faktor pembentuk ruang kota, sensori yang dominan digunakan, serta ekspresi partisipan sebagai indikator dari kesehatan mental manusia. Perjalanan partisipan akan menunjukkan bahwa ruang kota di Jakarta yang dilaluinya merangsang sensori secara berlebihan dan membuat partisipan menunjukkan ekspresi negatif dalam menjalaninya. Oleh karena itu, semakin banyak partisipan menunjukkan ekspresi negatif, semakin terlihat bahwa dirinya merasakan rangsangan sensori yang berlebihan dan sedang mengalami kelelahan mental.
ABSTRACT
Urban spaces which human walk within, have certain impact on mental health. The purpose of this paper is to describe the impact of urban spaces to sensory and mental health as a single process. This paper will discuss how people can feel mental fatigue when their sensory is receiving a lot of stimulation from bad urban spaces, which is called sensory overload. The research was done with observing participants within their daily journey in Jakarta during the most crowded time. Urban spaces was classified by the five factors that form urban spaces, dominant sensory being used, and the expression of participants as the indicator of mental health. All participants rsquo journey will show that the urban spaces in Jakarta trigger the sensory excessively and make them express a lot of negative emotions in their journey. Therefore, the more they exhibit a negative expression, the more they indicate that they feel an excessive sensory stimulus and is suffering from mental fatigue.
2017
S67265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Vidya Primadhani Raudin
Abstrak :
Arsitektur dan puisi adalah bentuk seni yang menggunakan kreativitas. Ini adalah studi tentang hubungan antara puisi The Act of Jan Palach oleh David Shapiro dan The House of Suicide dan The House of the Mother of Suicide oleh John Hejduk. Penelitian ini menggunakan metode Alan Simpson dalam analisis komparatif. Kesamaan dalam konsep, sikap dan kualitas transendental merupakan faktor dalam analisis komparatif. Penelitian ini juga menyelidiki puisi sebagai sumber inspirasi. Dalam studi kasus, ada hubungan kuat antara arsitektur dan puisi. ...... Architecture and poetry are forms of art that use creativity. This is a study of the relation between the poem The Act of Jan Palach by David Shapiro and The House of the Suicide and The House of the Mother of the Suicide by John Hejduk. This study applies Alan Simpson rsquo s method of comparative analysis. The similarities in concepts, attitudes and transcendental quality are the factors in the comparative analysis. This is also an investigation of the use of poetry as a source of inspiration. In the case study, there is a strong relation between architecture and poetry.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohaddeseh Maktabifard
Abstrak :
ABSTRACT
Homs is a Syrian city that has gone through a drastic change by the affection of today rsquo s Syrian civil war. Drained of city rsquo s population from 823,000 2008 to 200,000 individuals 2016 , 1 is a token, that echoes the lost voice of the sense of identity as large number of city rsquo s inhabitants turned into refugees and Zaatari Refugee Camp as a haven has become all they seek for. In this thesis study, the extent of depicted traces of conformity between Zaatari refugee camp rsquo s architecture and Homs rsquo multilayered traditional architecture is analyzed. Furthermore, studies on French Mandate era as a gap in Homs history that separated the memory of Homs rsquo one social group within the architecture of mixity from today brought this thesis study to conclusion of how refugees attempted to apply their identity and write absent moments down in Zaatari self assemblage camp context.
ABSTRACT
Homs adalah kota Syria yang telah mengalami perubahan drastis oleh perang saudara Syria. Telah terjadi pengurangan populasi kota dari 823,000 2008 sampai 200,000 individu 2016 , adalah sebuah tanda, yang mencerminkan suara identitas yang hilang ketika jumlah besar masyarakat menjadi pengungsi dan Kamp Pengungsi Zaatari sebagai surga yang mereka mencari. Dalam penelitian skripsi ini menjangkau jejak yang melukiskan kesesuaian antara arsitektur kamp pengungsi Zaatari dan arsitektur tradisional berlapis Homs. Selanjutnya, penelitian era Mandat Perancis sebagai celah di sejarah Homs yang memisahkan ingatan satu group sosial Homs dalam arsitektur mixity sejak sekarang membawa studi skripsi ini kepada kesimpulan bagaimana pengungsi mencoba untuk menerapkan identitas mereka dan menulis saat yang tidak hadir di camp rakit sendiri Zaatari.
2017
S67599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramadityo
Abstrak :
ABSTRAK
Kemunculan system kereta api Commuter Line mendorong masyarakat untuk mengakses stasiun dan naik kereta, alih-alih menggunakan kendaraan pribadi. Ini membuat stasiun menjadi titik di mana orang-orang dating dan pergi dan mendorong berkembangnya elemen-element perkotaan di kawasan sekitar stasiun seperti bangunan, halte bus, flyover, pagar stasiun, dan bahkan tiang listrik sebagai respon terhadap kehadiran stasiun. Orang-orang mulai membangun berbagai macam fasilitas yang mendukung para pengguna kereta, seperti toko, restoran, area parkir, titik transportasi lain, dan kawasan perumahan. Ketika orang-orang mengokupasi kawaan sekitar stasiun, mereka mulai mencari dan memakai titik-titik yang terbentuk dari elemen perkotaan untuk menunjang aktivitas mereka. Olehkarenaitu, skripsi ini berdasarkan pada fenomena perkembangan tempat-tempat di kawasan sekitar stasiun yang telah menjadi simpul baru di dalam kota. Selanjutnya, berangkat dari fenomena tersebut, observasi pada kawasan sekitar stasiun Commuter Line dilakukan untuk mengetahui bagaimana orang-orang memanfaatkan elemen perkotaan di kawasan tersebut.
ABSTRAK
The presence of the Commuter Line train system encourages people to access the station and catch the train, instead of drive their private vehicles. This makes the train stations become the nodes for people to come in and encourages a development of the urban elements around the station such as buildings, bus shelter, flyover, station rsquo s fence and even electrical poles as the response of the station. People start to build facilities which can support the users of the Commuter Line, such as shops, restaurants, parking area, another transportation nodes, and residential area. When the commuters occupy the station rsquo s surrounding area, they begin to look and utilize the spots that formed from the urban elements to support their activities. Thus, this undergraduate thesis is based on the phenomena of the place development around the station that already become a new nodes within the city. Then, based on the phenomena, an observation of the Commuter Line surrounding area is conducted to understand how people utilize the urban elements in the mentioned area.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>