Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nigel Immanuel
"Salah satu prediksi menarik dari kerangka gravitasi kuantum adalah keberadaan panjang minimum. Temuan ini membuat prinsip ketidakpastian Heisenberg yang sudah terkenal menjadi termasuk dalam pendekatan leading order dari relasi ketidakpastian yang lebih umum. Penelitian terkini mengenai generalized uncertainty principle (GUP) telah menghasilkan tiga model. Memperkenalkan model-model GUP ini dalam density of states di dalam volume fase-ruang dapat mengubah sifat statistik dan termodinamika sistem fisik apa pun pada tingkat mikroskopis. Pada beberapa kasus, perubahan ini menimbulkan beberapa perilaku aneh ke model yang lebih umum dari sebuah objek kompak, yang merupakan pencarian utama dari penelitian ini. Kami akan menginvestigasi sebuah bintang foton yang sudah sering dikonfirmasi untuk memiliki persamaan keadaan yang linear P = ρ. Sebuah bintang foton dalam sistem satu dimensi, yang notabene tidak memiliki horizon, ternyata memiliki skala yang identik dengan relasi luas-entropi lubang hitam. Menambahkan koreksi GUP ke dalam persamaan keadaan objek ini diduga akan menimbulkan properti tidak terduga di dekat daerah panjang minimum. Penelitian kami memperluas kuantitas termodinamika dan fisis dari bintang foton dibawah pengaruh tiga model GUP yang telah ada. Selanjutnya, kami akan mengamati dampak persamaan keadaan bintang foton yang telah modifikasi ini di setiap model koreksinya.

One of the intriguing predictions from the framework of quantum gravity is the existence of a minimum length. This founding makes Heisenberg’s already established uncertainty principle belongs to the leading order approximation of a generalized uncertainty relation. Recent work on this generalized uncertainty principle (GUP) has resulted in three models. Introducing these GUP models in the density of states inside phase-space volume changes any physical system’s statistical and thermodynamic properties at the microscopic level. In some cases, these changes suggested some odd behaviors to a generalized model for compact objects, which is the main quest of this thesis that we will soon explore further. We will investigate a self-gravitating photon that has been severally confirmed for having a linear equation of state P = ρ. A one-dimensional self-gravitating photon, which incidentally has a horizonless feature, identically scales with the black hole’s area-entropy relation. Adding GUP correction into the equation of the state of this object is suspected of showing unexpected properties near the minimal length region. Our research results extend the self-gravitating photon thermodynamics and physical quantities under the three existing GUPs. Furthermore, we will observe the impact of this modified equation of state’s impact across each correction model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujirin
"Telah diturunkan formulasi propagator spin-5/2 murni menggunakan formalisme tensor spinor dan teori orde dua yang diusulkan oleh Acosta dkk. Dengan formulasi ini diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul pada penggunaan propagator Rarita-Schwinger, seperti hadirnya kontribusi partikel latar berspin lebih rendah, pelanggaran unitaritas Compton, pelanggaran simetri Lorentz serta pelanggaran kausalitas Einstein pada penjalaran partikel propagator di lingkungan medan elektromagnetik. Ruang pembawa partikel berspin-5/2 direpresentasikan dengan keadaan Weinberg-Joos (5/2,0)\oplus(0,5/2) dari grup SO(1,3) yang terbenam pada ruang representasi yang merupakan hasil produk antara ruang tensor antisimetrik; tensor antisimetrik dan spinor Dirac. Sektor spin-5/2 murni didapatkan dengan operator proyeksi yang dibentuk dari operator Casimir dalam suku-suku generator grup Lorentz. Propagator didapatkan dari invers persamaan gerak yang didalamnya termuat operator proyeksi tersebut. Kami menggunakan perangkat lunak FeynCalc untuk membantu kontraksi index dan penyederhanaan perhitungan.

We have derived the formulation of pure spin-5/2 propagator by using the tensor spinor formalism and second-order theory formalism proposed by Acosta et. al. This prescription provides as one of the alternatives to avoid the background problem in the Rarita-Schwinger formulation, such as the emergent of the lower spin background, the violation of Compton unitarity, the violation of Lorentz local symmetry, as well as the violation of Einstein causality in the electromagnetic field. The carrier space of the spin-5/2 particle is represented by the Weinberg-Joose state (5/2,0)\oplus(0,5/2) of SO(1,3) that is embedded into a reducible space constructed by using the tensor product of antisymmetric tensor; the antisymmetric tensor and the Dirac spinor. The pure spin-5/2 sector is extracted by the projection operator in the basis constructed by the Casimir operator in terms of Lorentz-group generator. The propagator is obtained by calculating the inverse of the equation of motion in term of the projection operator. We used Feyncalc to simplify the calculation."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
T55286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kitri Mipa Utami
"White dwarf (WD) dapat dikatakan sebagai keadaan evolusi akhir dari bintang sekuens utama dengan massa awal hingga 8.5-10.6 M. Berbeda dengan bintang neutron, WD relatif kurang kompak tetapi persamaan keadaan (EoS) dari WD relatif lebih pasti dikenal orang. 'General relativity' (GR) dari Einstein adalah teori standar dari gravitasi. Saat ini modififikasi teori gravitasi menjadi topik yang sangat menarik perhatian para peneliti karena pada bintang kompak seperti WD dan binatang neutron dapat terobservasi adanya modififikasi dari GR. Dibanding bintang neutron, penelitian terkait modififikasi gravitasi untuk WD relatif lebih jarang. Padahal saat ini diobservasi WD dengan massa yang lebih besar dari massa Chadrasekar, yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan GR. Pada penelitian kali ini, akan diinvestigasi konfifigurasi kesetimbangan dari WD berdasarkan teori modififikasi gravitasi F(R, T), dimana R adalah Ricci skalar dan T adalah tensor dari energi momentum dimana teori F(R, T) = R + 2IT dengan nilai dari I konstan digunakan selain itu kami juga menggunakan EoS yang realistik yang diusulkan oleh Salpeter. Sifat fifisik dari WD yang akan diselidiki meliputi massa, radius, tekanan, dan kerapatan energi serta ketergantungan sifat-sifat tersebut terhadap parameter I. Hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil pengamatan.

White dwarf (WD) is the fifinal evolutionary state of the main sequence star with an initial mass of up to 8.5-10.6 M. WD is different from neutron stars, it is relatively less com pact but the equation of state (EoS) of WD is relatively more certain. 'General relativity' (GR) from Einstein is the standard theory of gravity. Recently, the study of modifified theories of gravity has attracted many researchers` attention because compact stars like WD and neutron stars can be observed for modififications from GR. Compared to neutron stars, studies related to gravity modifification for WD are relatively rare. Even though WD is currently observed with a larger mass than the Chandrasekar mass, which cannot be explained based on GR. In this work we investigate the equilibrium confifigurations of white dwarfs based on modifified gravity theory, namely F(R, T) gravity, R stand for the Ricci scalar and T stand for the trace of the energy-momentum tensor, where the theory F(R, T) = R + 2IT withI being constant. Besides that, we also use realistic EoS proposed by Salpeter. The properties of WD to be investigated include mass, radius, pressure, and energy density as well as the dependence of these characteristics on the I parameter. The results are compared with the other results of observations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isa Randra
"Hamburan K+p dimodelkan sebagai pertukaran satu hadron. Hadron yang dipertukarkan berupa meson skalar σ; meson vektor ρ dan ω; hyperon Λ dan Σ; dan resonans Σ∗ (1385). Besaran yang dihitung adalah spin-averaged differential cross section yang dihitung menggunakan kinematika relativistik serta menggunakan teknik tiga dimensi sehingga tanpa ekspansi gelombang parsial. Penelitian dilakukan untuk melihat kontribusi suku rescattering pada hamburan K+p. Kontribusi suku rescattering dengan melibatkan semua pertukaran partikel dihitung pada energi 700 MeV - 3400 MeV. Kemudian, kontribusi suku rescattering untuk tiap pertukaran partikel dihitung pada energi 700 MeV - 2200 MeV dan energi 5 GeV - 10 GeV.

K+p scattering is modeled as one-hadron exchange. The hadrons being exchanged are scalar meson σ; vector meson ρ and ω; hyperon Λ and Σ; and resonance Σ∗ (1385). Spin-averaged differential cross section is calculated using relativistic kinematics and three-dimensional technique thus without partial wave expansion. The research was conducted to see the contributions of rescattering terms on K+p scattering. Rescattering terms contributions involving all exchanged particles are calculated for energies 700 MeV - 3400 MeV. Furthermore, rescattering terms contributions for each exchanged particles are calculated for energies 700 MeV - 2200 MeV and energies 5 GeV - 10 GeV."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library