Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Bur
"Latar Belakang : Perbedaan antara demam dengue ( DD ) dan demam berdarah dengue ( DBD ) adalah terjadinya kebocoran plasma pada DBD. Kebocoran plasma pada ruang interstitial ditandai dengan adanya efusi cairan di pleura dan peritoneal, hemokonsentrasi, serta hipovolemia intravaskular. Keadaan ini menyebabkan gangguan perfusi ke jaringan, sehingga menyebabkan metabolism anaerob. yang menimbulkan peningkatan kadar laktat dalam darah.
Tujuan Penelitian: Mengetahui peran laktat sebagai prediktor prognosis dan diagnosis kebocoran plasma pada infeksi dengue pasien dewasa.
Metode: Studi potong lintang, pada infeksi virus dengue pasien dewasa yang dirawat di bangsal penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan Jakarta. Jumlah subjek sebanyak 57 orang. Dilakukan pemeriksaan kadar laktat untuk melihat perbedaan rerata kadar laktat antara DD dan DBD dengan uji t-tes tidak berpasangan, dan nilai titik potong kadar laktat pada keadaan tanpa atau dengan kebocoran plasma dilakukan dengan menentukan sensitifitas dan spesifisitas terbaik dari kurva ROC yang sudah dibuat.
Hasil: Rerata kadar laktat pada DBD secara bermakna lebih tinggi daripada DD. Nilai titik potong untuk prediktor prognostik pada hari ke-3 yang ditentukan dengan kurva ROC mendapatkan nilai kadar laktat ≥ 2,65 mmol/ L dengan AUC 0,626 ; IK 95% 0,480-0,772. Dan nilai titik potong untuk diagnostik pada hari ke-5 mendapatkan nilai kadar laktat ≥ 2,55 mmol/L memberikan sensitivitas 66,6%% dan spesifisitas 54,2%.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar laktat antara DD dan DBD. Nilai kadar laktat ≥ 2,65 mmol/L belum dapat digunakan sebagai prediktor prognostik adanya kebocoran plasma pada fase kritis. Nilai kadar laktat ≥ 2,55 mmol/L pada saat fase kritis dipakai sebagai petanda adanya kebocoran plasma dengan akurasi yang rendah.

Background: The difference between dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) is plasma leakage which occurs in DHF. The leakage of plasma into interstitial space is shown by pleura and peritoneal effusion, hemoconcentration, and intravascular hypovolemia. Anaerob metabolism will occur due to perfusion dysfunction which will cause increased serum lactate.
Objectives: To determine the role of lactate as a prognostic predictor and diagnostic in plasma leakage which occurs in adult dengue-infected patients.
Methods: This is cross-sectional study which is conducted in adult dengueinfected patients hospitalized in internal medicine ward of Cipto Mangunkusumo Hospital and Persahabatan Hospital in Jakarta. There are 57 adult dengue-infected patients recruited. Serum lactate is examined to determine the mean difference between DF and DHF. The data is analyzed by t-test independent and cut-off point is identified in presence as well as absence of plasma leakage which is to determine the sensitivity and specificity based on ROC curve.
Results: The mean of serum lactate in DHF is significantly higher compared to DF. The cut-off point of prognostic predictor in day three of fever which is determined based on ROC curve shows lactate serum ≥ 2.65 mmol/L with AUC 0.626; 95% CI 0.480-0.772. Moreover, the cut-off point of diagnostic factor in day five of fever is shown by serum lactate ≥ 2.55 mmol/L with sensitivity 66.6% and specificity 54.2%.
Conclusion: There is difference of serum lactate in DF and DHF. Serum lactate ≥ 2.65 mmol/L could not be used as a prognostic predictor of plasma leakage in critical phase. Serum lactate ≥ 2.55 mmol/L during critical phase could be used as a marker of plasma leakage but low of accuracy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Leopold Jim
"Latar Belakang : Kebocoran plasma merupakan proses utama yang terjadi pada demam berdarah dengue (DBD) dimana mulai terjadi pada hari ke-3 demam dan mencapai puncaknya pada hari ke-5 demam. Kebocoran plasma menyebabkan hipoksia jaringan yang berakibat asidosis. Variabel yang terkait dengan mikrosirkulasi perfusi jaringan yaitu parameter asam-basa. Menurut Stewart, abnormalitas asam-basa metabolik ditentukan dengan menghitung Strong Ion Difference (SID). Hingga saat ini belum diketahui nilai SID pada infeksi dengue dewasa dengan kebocoran plasma.
Tujuan Penelitian : Mengetahui peran nilai SID untuk memprediksi dan mendiagnosis kebocoran plasma pada infeksi dengue pasien dewasa.
Metode : Studi potong lintang dan kohort retrospektif, pada infeksi virus dengue pasien dewasa yang dirawat di ruang penyakit dalam RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUP Persahabatan Jakarta. Dilakukan pemeriksaan nilai SID untuk melihat perbedaan rerata nilai SID antara demam dengue (DD) dan DBD dengan uji t tidak berpasangan, dan nilai titik potong SID pada keadaan dengan atau tanpa kebocoran plasma dilakukan dengan menentukan sensitivitas dan spesifisitas terbaik dari kurva ROC.
Hasil : Jumlah subjek sebanyak 57 orang. Jenis kelamin laki-laki sebanyak 31 pasien (54,38%) dan perempuan 26 pasien (45,61%). Kasus DD 31 pasien (54,38%) dan kasus DBD 26 pasien. Nilai SID hari ke-3 pada DBD secara bermakna lebih rendah dibandingkan DD [36,577 (±2,08) dan 39,032 (±1,44); p<0,01]. Demikian pula pada hari ke-5, nilai SID pada DBD lebih rendah dibandingkan DD [34,423 (±2,36) dan 37,548 (±2,55); p<0,01]. Hasil analisis statistik didapatkan perbedaan bermakna. Berdasarkan kurva ROC pada hari ke-3 didapatkan nilai SID ≤37,5 sebagai titik potong yang memberikan sensitivitas 65% dan spesifisitas 84% dengan Area Under Curve (AUC) 0,824 (IK 95% 0,71 ? 0,93; p<0,001). Pada hari ke-5, titik potong nilai SID ≤36,5 memberikan sensitivitas 81% dan spesifisitas 68% dengan AUC 0,813 (IK 95% 0,7 ? 0,92; p<0,001).
Kesimpulan : Nilai SID hari ke-3 dan hari ke-5 pada DBD lebih rendah dibandingkan DD. Nilai SID ≤37,5 pada hari ke-3 dan ≤36,5 pada hari ke-5 dapat dipakai sebagai petanda kebocoran plasma.

Background : Plasma leakage is the main process in dengue haemorrhagic fever (DHF) which starts at day 3 of fever and peaked at day 5 of fever. Plasma leakage is causing tissue hypoxia that resulting in acidosis. Tissue perfusion microcirculation-associated variable is acid-base parameters. According to Stewart, abnormality of metabolic acid-base is determined by calculating Strong Ion Difference (SID). Now, SID in adult dengue-infected patients with plasma leakage is not known yet.
Objectives : To detemine the role of SID in prediction and diagnosis of plasma leakage in adult dengue-infected patients.
Methods : These were cross-sectional and retrospective cohort study which conducted in adult dengue-infected patients that hospitalized in internal medicine ward of Cipto Mangunkusumo General Hospital and Persahabatan General Hospital in Jakarta. SID was examined to determine the mean difference between dengue fever (DF) and DHF by t-test independent, and cut-off point of SID in plasma leakage was identified by sensitivity and specificity based on ROC curve.
Results : There were 57 adult dengue-infected patients recruited; consist of 31 male patients (54,38%) and 26 female patient (45,61%); 31 DF patients (54,38%) and 26 DHF patients (45,6%). SID on day 3 of fever in DHF was significantly lower than DF [36,577 (±2,08) vs 39,032 (±1,44); p<0,01]. Similarly on day 5, SID of DHF 36,577 (±2,08) vs DF 39,032 (±1,44); p<0,01. Based on ROC curve of day 3, the cut-off point of SID was ≤37,5 with sensitivity 65%, specificity 84%, Area Under Curve (AUC) 0,824 (95% CI 0,71 ? 0,93; p<0,001). On day 5, the cut-off points of SID was <36,5 with sensitivity 81%, specificity 68%, AUC 0,813 (95% CI 0,7 ? 0,92; p<0,001).
Conclusion : SID on day 3 and day 5 of fever in DHF was significantly lower than DF. SID ≤37,5 on day 3 and ≤36,5 on day 5 can be used as a marker of plasma leakage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library