Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marcella Giovanni Gunawan
Abstrak :
Latar belakang: Indonesia memiliki jumlah lansia yang banyak dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Karies gigi dan karies akar merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh lansia. Perilaku kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penyebab karies yang dapat dimodifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan gigi dan mulut pada status karies gigi dan akar lansia di tahun 2018. Metode: Desain studi cross-sectional menggunakan data Riskesdas 2018. Jumlah sampel sebanyak 4678 subjek usia 60 tahun ke atas. Hasil: Prevalensi karies gigi dan karies akar lansia Indonesia secara berturutturut adalah 95,7% dan 95,5%. Lansia Indonesia memiliki skor rerata decay, missing, filled teeth (DMFT) sebesar 15,6 (SE 0,1) dan skor median root caries index (RCI) sebesar 38,9% (IQR 10%,77,8%). Sembilan dari sepuluh lansia Indonesia tidak mengunjungi tenaga medis gigi dalam setahun terakhir. Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa perilaku menyikat gigi, konsumsi makanan manis, konsumsi minuman manis, dan berkunjung ke tenaga medis gigi memiliki korelasi (p < 0,05) pada skor rerata DMFT lansia Indonesia. Hal yang mirip juga terlihat pada skor median RCI lansia Indonesia, kecuali pada korelasinya dengan makanan manis. Selain itu, perbedaan skor rerata DMFT terlihat antara kategori sosiodemografi usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan dan daerah domisili. Perbedaan status karies akar juga terlihat antara kategori sosiodemografi usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, daerah domisili, dan jaminan kesehatan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan status karies lansia di Indonesia. Program preventif karies, peningkatan kunjungan dokter gigi, dan adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan konsumsi gula pada lansia disarankan. ......Background: Indonesia has a large number of elderly and will continue to grow every year. Dental caries and root caries are dental and oral health problems that are often experienced by the elderly. Dental and oral health behavior is one of the modifiable causes of caries. The purpose of this study was to determine the relationship between dental and oral health behavior on the dental caries status and roots of the elderly in 2018. Methods: Cross-sectional study design using Riskesdas 2018 data. The number of samples was 4678 subjects aged 60 years and over. Results: The prevalence of dental caries and root caries in the Indonesian elderly were 95.7% and 95.5%, respectively. Indonesian elderly have a mean decay, missing, filled teeth (DMFT) score of 15.6 (SE 0.1) and a median root caries index (RCI) score of 38.9% (IQR 10%, 77.8%). Nine out of ten Indonesian seniors did not visit dental personnel in the past year. Spearman correlation test showed that the behavior of brushing teeth, consumption of sweet foods, consumption of sugary drinks, and visits to dental medical personnel had a correlation (p < 0.05) on the average DMFT score of the Indonesian elderly. The same thing is also seen in the median RCI score of the Indonesian elderly, except for the correlation with sweet foods. In addition, differences in DMFT mean scores were seen between sociodemographic categories of age, education level, economic status, occupation and area of ​​domicile. Differences in root caries status were also seen between sociodemographic categories of age, education level, economic status, area of ​​domicile, and health insurance. Conclusion: There is a relationship between dental and oral health behavior and the caries status of the elderly in Indonesia. A caries prevention program, an increase in dentist visits, and a government policy to reduce sugar consumption in the elderly are recommended.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairissa muthia, Author
Abstrak :
Latar belakang: Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi kronis dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. Saat ini, di Indonesia, prevalensi kondisi stunting masih melebihi batasan dari ketentuan WHO (World Health Organization) yaitu ambang batas prevalensi masalah stunting sebesar <20%. Penyakit karies dan status gizi seseorang dapat saling berhubungan satu sama lain. Karies gigi sulung yang tidak dirawat dapat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Tujuan: Mengetahui prevalensi stunting dan karies pada anak usia 5 tahun di Indonesia serta melihat hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut dengan stunting anak usia 5 tahun. Metode: Penelitian cross-sectional pada 410 anak berusia 5 tahun melalui kuisioner data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan pemeriksaan klinis gigi. Hasil: Prevalensi stunting pada 410 anak usia 5 tahun adalah 25,4%. Tingkat keparahan karies paling banyak ditemukan pada kategori S-ECC sebesar 260 anak (63,5%). Berdasarkan uji Chi-square, terdapat hubungan (p= 0,001) antara stunting dengan tingkat pendidikan orang tua dan sosial ekonomi. Tidak terdapat hubungan antara karies dengan stunting. Kesimpulan:Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan orang tua dan status sosioekonomi dengan status gizi berupa stunting. ......Background: Stunting, is one of the chronic malnutrition problems with a relatively high prevalence in the world. Nowadays, in Indonesia, the prevalence of stunting conditions still exceeds the limits of threshold prevalence of the World Health Organization (WHO) provisions which is <20%. Caries disease and nutritional status can be related to one another. Untreated caries in deciduous teeth can affect a nutritional status in individuals. Objective: This study aims to determine the prevalence of stunting and caries disease of 5 year old children in Indonesia and to determine the relationship between oral health status with stunting of 5 year-old children. Method: A cross-sectionl study of 410 children aged 5 years old through clinical tooth examinations and questionnaire of National Health Survey 2018. Results: The prevalence of stunting in 410 children aged 5 years old was 25,4%. Caries severity was mostly found in the S-ECC category of 260 children (63,5%). Based on the Chi-square test, there is a correlation (p=0,001) between stunting with the level of parenteral education and sosioeconomic status. There is no correlation between caries and stunting. Conclusion: There is a significant correlation between the level of parenteral education and socioeconomic status with nutritional status in the form of stunting.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library