Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khansa Raihana Salsabila Khalawi
Abstrak :
Urban sprawl atau meluasnya kawasan perkotaan memaksa masarakat mencari hunian di pinggiran kota yang meningkatkan mobilitas dan kemacetan lalu lintas akibat kendaraan pribadi menjadi moda transportasi utama. Konsep Transit Oriented Development (TOD) hadir untuk mengatasi masalah ini dengan memaksimalkan penggunaan angkatan umum massal yang terbukti efektif mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup di berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Hongkong, Jepang, dan lainnya. Indonesia mulai menerapkan konsep TOD dengan adanya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development. Akan tetapi, implementasi TOD di Indonesia belum maksimal dikarenakan konsep TOD kurang proporsional karena pemikirannya terbatas dari aspek komersial terutama difokuskan pada tujuan perumahan mengakibatkan penggunaan kendaraan pribadi masih tinggi dan tidak mengatasi kemacetan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perencanaan TOD di Stasiun KRL Rawa Buntu dengan menggunakan variabel-variabel yang didapatkan dari beberapa referensi. Analisis dilakukan menggunakan variabel tersedia datanya di kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu belum memenuhi standar dan prinsip yang ada. Maka dari itu, diperlukan perbaikan pada beberapa variabel untuk memaksimalkan kawasan TOD Stasiun Rawa Buntu. ......Urban sprawl or the expansion of urban areas forces people to look for housing on the outskirts of the city which increases mobility and traffic jams due to private vehicles becoming the main mode of transportation. The Transit Oriented Development (TOD) concept is here to overcome this problem by maximizing the use of mass public transportation which has been proven to be effective in reducing congestion and improving the quality of life in various countries such as Europe, America, Hong Kong, Japan and others. Indonesia began implementing the TOD concept with the DKI Jakarta Governor's Regulation No. 44 of 2017 concerning the Development of Transit Oriented Development Areas. However, the implementation of TOD in Indonesia has not been optimal because the TOD concept is not proportional because the thinking is limited from a commercial aspect, especially focused on residential purposes, resulting in the use of private vehicles still being high and not solving traffic jams. This research was conducted to analyze TOD planning at Rawa Buntu KRL Station using variables obtained from several references. The analysis was carried out using variables available for data in the TOD planned area of Rawa Buntu Station. After carrying out the analysis, the results were obtained that the TOD planned area for Rawa Buntu Station did not meet existing standards and principles. Therefore, improvements are needed in several variables to maximize the TOD area of Rawa Buntu Station.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Faisal Abbas
Abstrak :
Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Kementerian BUMN merencanakan pembangunan Trem Bogor dalam kota agar dapat menghubungkan konektivitas antar moda transportasi lainnya. Salah satunya yaitu dapat menghubungkan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang berada di Stasiun KRL Bogor. Namun hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan masalah baru yang disebabkan oleh volume calon penumpang yang meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pemodelan rencana pergerakan dan fasilitas pejalan kaki di Stasiun KRL Bogor akibat Pembangunan Trem Bogor dan menemukan solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat pelayanan. Peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak PTV Vissim untuk mempermudah dalam pembuatan model searah penelitian. Sehingga didapat hasil yang menjadi validasi untuk membandingkan kondisi aktual di lapangan dengan hasil model yang telah dibuat. Sehingga tingkat pelayanan (Level of Service) Pejalan kaki yang akan menjadi standar acuan untuk menentukan kelayakan. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui LOS akibat adanya Trem Bogor berkisar dari LOS A sampai LOS C yang menunjukkan masih layak walaupun terdapat sedikit hambatan.   ......As an effort to overcome traffic jams in the city of Bogor, the Bogor City Government together with the Ministry of BUMN is planning to build Bogor Inner City Tram so that it can connect connectivity between other modes of transportation. One of them can be connected to the Electric Rail Train (KRL) at the Bogor KRL Station. However, this also has the potential to create new problems caused by the increasing volume of prospective passengers. This study aims to analyze the modeling of movement plans and pedestrian facilities at the Bogor KRL Station as a result of the Bogor Tram Construction and find the best solution to improve service levels. Researchers use the PTV Vissim software application to facilitate model creation in the direction of research. So that the results become validation to compare the actual conditions in the field with the results of the model that has been made. So that the level of service for Pedestrians will become the reference standard for determining eligibility. Based on the results of the study, it is known that the LOS due to the Bogor Tram ranges from LOS A to LOS C which shows that it is still feasible even though there are few obstacles. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library