Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sakti Wira Yudha
"Tesis ini adalah hasil penelitian kualitatif dengan studi dokumen sebagai teknik utamanya yang mengidentifftasi wacana radikalisme kelompok Isiam, sekaligus melakukan kritik metodologis serp konstruksi model analisis dan skenario radikalisme. Gagasan mengenai konstruksi wacana radikalisme-secara implisit-melekat dengan Islam dan seolah-olah hal memiliki oposisi biner dengan barat. Konsepsi pengetahuan terkait gejala radikalisme yang diadopsi oleh setiap agen memungkinkan mereka untuk melakukan sebuah proses reproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme. Setiap agen justru tidak sekedar melakukan upaya mereproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme, melainkan melakukan elaborasi pengetahuan dengan berusaha mengkonstruksi indikator dan parameter radikalisme. Tipologi, model analisis, dan skenario tentang radikalisme kelompok Islam menjadi alternatif pilihan bagi deteksi dini radikalisme. Skenario radikalisme kelompok Islam dapat digunakan sebagai deteksi dini radikalisme dengan pengembangan tiga tipe skenario yakni harmonis dan teror.

This qualitative study identified Islamic group radicalism discourse, provide methodological critique, and construct scenario and model analysis or radicalism using documents studies. The idea of radicalism discourse construction implicitly embedded to Islam as if having binary opposition to the west. Conception of knowledge related to radicalism symtoms which were adopted by each agent enables them to perform a knowledge reproduction process about radicalism discourse. Each agent would not only make any effort to reproduce knowledge about radicalism discourse, but also elaborate the knowledge by constructing the radicalism parameters an indicators. T1pology, analysis model, and scenario about Islamic group radicalism is alternative for early detection of radicalism. Islamic group radicalism secenario can be used as early detection of radicalism bay develop three types of scenario: harmonious and terror."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dady Hidayat
"Skripsi ini meneliti kemunculan dan perkembangan gerakan dakwah salafi pada era Reformasi. Kerangka teoritis yang digunakan yaitu gerakan sosial dengan 3 faktor utamanya: struktur kesempatan politik, framing sosial, dan mobilisasi sumber daya.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian fied research, dimana peneliti melakukan observasi langsung terhadap subjek yang ditelitinya dan mencoba mengkaji pengalaman-pengalaman subjektif dari subjek tersebut secara sosiologis.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa reformasi sebagai sebuah era keterbukaan memberikan kesempatan kepada Gerakan Dakwah Salafi untuk berkembang. Perkembangan ini juga didukung oleh jaringan sosial yang dimiliki untuk dapat memperoleh akses terhadap sumber daya dan secara tidak langsung membantu Gerakan ini untuk melakukan ekpansi dari aktifitasnya.

This under-graduate thesis examines the genesis and the expansion of Salafi Movements during Reformation Era. This research uses a social movement’s perspective by three main factors on Social Movements; political opportunity structure, framing process, and resources mobilization theory.
The research approach used qualitative approach with a field research method, where the researcher directly observe to the people being studied and try to examine any subjective experiences in the sociological view.
The results of this study reveal that Reformation, as an openness era, gives some opportunity to Salafi Movements rapidly expanded. Their expanding is also supported by any social networks to gain resources and help the movements to do expanding of their activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Alaika
"Twitter menjadi ruang publicsphere yang diciptakan dalam komunitas maya atau virtualsphere. Penggunaannya pun bisa beralih fungsi menjadi ranah debat politik, gerakan mahasiswa hingga kampanye partai kepentingan demi meningkatakan elektabilitas. Untuk itulah penelitian mengenai hubungan antara jaringan sosial pada Twitter terhadap partisipasi politik online dan offline dilakukan. Dengan mengambil sampel mahasiswa yang tergabung dalam organisasi BEM FISIP UI 2014 dan BPM FISIP UI 2014. Dan hasilnya, bahwa jaringan sosial pengguna twitter cenderung kurang mempengaruhi partisipasi politik online dan offline. Namun, ditemukan bahwa dalam virtualsphere terjadi fenomena slacktivism dan clicktivism pada mahasiswa.

Twitter have became shared information from user to other user. Even, it could be a new public sphere in a virtual sphere. The function of twitter may be used for political aspect like debate, discussion, making a new student movements, or campaign from political parties for successing their goals. This study is finding relationship between social network on Twitter as independent variable and political participation. The sample of this study is member of BEM FISIP UI 2014 and BPM FISIP UI 2014. The results is relationship in social networking on twitter and political participation (online-offline) tend lowest. And, this study also finding phenomenon like as slacktivism and clictivism in virtualsphere.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganggas Wibisono
"Gerakan dan ekspresi keislaman di Indonesia selalu dinamis mengikuti perubahan struktur sosial yang menyertainya. Dari era kemerdekaan hingga reformasi, agenagen Islam selalu merevisi gerakan keislaman yang sesuai dengan kebutuhan umat. Menariknya, agen Islam era reformasi termasuk juga pengusaha muslim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengeksplorasi bagaimana makna wirausaha Islam bagi para agennya, disertai dengan proses sosial yang melahirkan makna tersebut dan bagaimana makna tersebut mampu membentuk praksis sosial sehari-hari. Menggunakan teori strukturasi, penelitian ini menemukan bahwa wirausaha Islam dimaknai sebagai jihad ekonomi Islam. Jihad ekonomi Islam itu memiliki tiga tujuan utama. Pertama, sebagai sarana mobilitas vertikal. Kedua, sebagai upaya pencapaian keadilan ekonomi. Ketiga, sebagai upaya rekonstruksi keislaman modern di Indonesia. Ketiganya terjadi dalam perubahan sifat struktur negara yang memungkinkan dan memberdayakan Islam di era reformasi.

Movement and expression of Islam in Indonesia always dynamically follow the changes in the social structure that accompanies it. From independence to the reformation era, the agents of Islam have always revise the Islamic movement in accordance with the needs of the ummah. Interestingly, Islamic agents in the reformation era includes Moslem entrepreneurs. This study used a qualitative approach to explore how the meaning of Islamic entrepreneurship for agents, accompanied by a social process that gave birth to the meaning and how that meaning is capable of forming everyday social praxis. Using structuration theory, the research found that Islamic entrepreneurship interpreted as Islamic economy jihad. Islamic economy jihad has three main objectives. First, as a means of vertical mobility. Second, as an effort to achieve economic justice. Third, as a way to reconstruct modern Islam in Indonesia. All three occurred in the changing nature of state structures that enabling and empower Islam in reformation era.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Kurnia Dwitantri
"Selama ini Presiden RI selalu memiliki dua atribut: Jawa dan Islam. Pada Pemilu 2014, hanya ada dua kandidat da keduanya bersuku Jawa dan beragama Islam. Lalu, apa yang mempengaruhi pilihan politik pemilih? Tulisan ini ingin melihat sejauh mana hubungan faktor sosiologis dengan perilaku pemilih untuk memilih figur Joko Widodo atau Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2014. Faktor sosiologis yang dimaksud antara lain adalah wilayah, agama, etnis, kelas, keluarga, teman, dan keanggotaan. Studi ini menggunakan pendekatan teoritis sosiologi politik sehingga berbeda dengan studi-studi sebelumnya. Lebih khusus lagi, studi ini menggunakan variabel jarak sosial dan sosialisasi yang belum pernah digunakan pada studi terdahulu. Berbeda dengan hasil studi Liddle dan Mujani (2007, 2010, 2011), penelitian ini berkesimpulan bahwa agama masih berpengaruh pada pilihan politik. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan cara selfadministered, wawancara mendalam, dan telaah data sekunder.

For the time being, President of Republic of Indonesia has to have two attributes: Javanese and Mosleem. In 2014 election, there are two candidates (Prabowo Subianto and Joko Widodo) and they both have those attributes. The next question is what is the influental factor of voter‘s political choice? This study tries to examine the correlation between sociological factors and political choice of university student in 2014 presidential election. Sociological factors that has been choosen are region, religion, ethnics, class, family, peer, and membership. This study uses political sociology theoretical approach. This study uses social distance and socialization as it's variables which had not been used yet in other studies. This study indicates religion remains an infuental factor that determines voter behavior. This study uses quantitative approach and survey method. Gathering data is done by self-administered online questionnaire and in-depth interview.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulisa Fringka
"Penelitian ini membahas resistensi masyarakat lokal terhadap rencana tambang oleh perusahaan ekstraktif yang difokuskan pada studi konflik, kemudian akan dilihat apakah konflik ini berkembang menjadi sebuah gerakan sosial atau tidak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan stratergi studi kasus di Nagari III Koto, Sumatera Barat. Terdapat 12 informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive dan snow ball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tujuh variabel yang menjadi sebab resistensi. Norma dan aturan adat menjadi variabel yang sangat penting sebagai sebab resistensi sekaligus sebagai penentu bentuk resistensi yang dilakukan. Sedikitnya ada tujuh bentuk resistensi yang dilakukan t hingga tujuan gerakan itu dapat tercapai. Selain menjadi sebab dan menentukan bentuk, adat dengan legalitas yang tinggi ternyata juga digunakan sebagai alat dalam melakukan mencapai tujuan resistensi oleh masyarakat. Kemudian berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diidentifikasi bahwa resistensi pada masyarakat Nagari III Koto termasuk kedalam bentuk gerakan sosial.

This research discuss about the resistance in local societies against mining corporation by extractive corporate. This study focus in conflict approach which is seen if it can be a social movement or not. This study uses qualitative approach with case study held in Nagari III Koto, West Sumatera. There are twelve informants selected by purposive and snow ball technique. The result of this research shows us that there are seven variables which being the cause of resistance. Norms and customs? tradition are the most important in determining the forms of resistance. At least there is seven forms of resistance which did by actors in the region until it achieved. Highly legal tradition can be used as a tool to reach the goals of resistance in society. Finally, based on this research, resistance in Nagari III Koto's society included as social movement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Hapsari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas dinamika pro dan kontra berbagai kelompok kepentingan terhadap RUU Pertembakauan. Hasilnya dewasa ini negara belum mampu menegaskan arah komitmennya terhadap tembakau. Menariknya, negara seperti bersifat memihak pada kedua kubu, contohnya adalah dengan belum meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), namun pada tingkat nasional merilis PP No. 109 Th. 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. Sudut pandang budaya menganggap rokok sebagai warisan tradisi leluhur, dan legacy yang perlu dilestarikan oleh karena memiliki nilai sejarah yang panjang. Sudut pandang ekonomi melihat rokok sebagai industri dengan prospek yang baik, yang menyumbang banyak pemasukan untuk pendapatan negara, terutama cukai. Sudut pandang moralitas dan humanity melihat rokok sebagai hal yang merugikan masyarakat karena berdampak buruk pada kesehatan, kemiskinan dll. Peneliti melihat konflik kepentingan dibalik pro dan kontra aktor politik dalam kebijakan pertembakauan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang juga mengeksplorasi siapa saja aktor dalam polemik Rancangan Undang-undang (RUU) Pertembakauan serta faktor yang mendorong sikap pro dan kontra. Penelitian ini memberikan gambaran bentuk-bentuk konflik kepentingan yang terjadi antar aktor yang terlibat dalam RUU Pertembakauan.

ABSTRACT
This study discusses the dynamics of the pros and cons of various political groups against the draft tobacco bill. As a result, the state, up to this day, has not been able to affirm its stance on tobacco. Interestingly, the state seems to support both sides. For example, it has not ratified the FCTC (Framework Convention on Tobacco Control), yet at the national level it has released PP No. 109 Th. 2012 on the Safeguarding of Addictive Substances Containing Materials Form of Tobacco Products for health. Culturally, cigarettes are considered as part of an ancestral heritage and legacy that has to be preserved because of its long history and value. Economically, cigarettes are seen as an industry with good prospects, which contributes a significant amount of income to state revenue, especially in taxes. Morally and humanely, cigarettes are seen as detrimental to the society due to its negative effects for health, poverty, etc. Researchers saw a conflict of interest behind the pros and cons of political actors in the policy on tobacco. This study uses a qualitative approach which also explores who the actors involed in the debate of the draft tobacco bill and also the factors supporting both for and against groups. This study provides an overview on the potential conflicts of interest that occurs between the actors involved in the draft tobacco bill.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Lovenza Anastacia
"ABSTRAK
Delapan tahun telah berlalu sejak film ldquo;Green Zone rdquo; dirilis secara internasional dan jelas menuai banyak kritik karena film ini menjadikan pemerintah Amerika sebagai tokoh antagonis. Padahal sebelum invasi, pemerintah Amerika yang membingkai Irak sebagai yang menyimpan dan mengembangkan senjata pemusnah massal. Argumen penelitian ini adalah bahwa film Green Zone merupakan film yang disampaikan kepada masyarakat untuk melawan bingkai pemerintahan Bush terhadap Irak selama ini bahwa Irak adalah negara penghasil WMD dan bahwa hanya Amerika yang dapat membantu Irak untuk dibebaskan dari Saddam Hussein. Peneliti menggunakan metode framing oleh William A. Gamson untuk menguraikan pesan yang disampaikan dalam film Green Zone. Ditemukan bagaimana film Green Zone memberikan counter terhadap frame yang selama ini disebarkan oleh media internasional Amerika bahwa invasi Irak oleh Amerika melibatkan frame injustice, agency, dan identity oleh Gamson. Terdapat kekuatan pemerintah yang mendominasi media dan menyebabkan media framing dapat dilakukan. Jika sebelumnya media Amerika berusaha membingkai Irak sebagai negara teroris penghasil WMD, film Green Zone 2010 yang menjadi objek penelitian ini memberikan perlawanan dan melalui setiap karakter yang direpresentasikan, film ini justru kembali membingkai pemerintahan Amerika sebagai pemerintahan yang berbeda dengan apa yang diklaim oleh pemerintah Amerika sendiri sebelumnya. Yaitu dengan menunjukkan pemerintah Amerika sebagai pemerintah yang menggunakan powernya atas media untuk melegitimasi penyerangan ke Irak.

ABSTRACT
Eight years have passed since the movie Green Zone released internationaly and gaining lots of critics because the movie as if intentionaly making America rsquo s government as a villain. Even though before the invasion happened America rsquo s government is the one who framed Iraq as the villain who keeps and developing weapons of mass destruction. The thesis argument is that Green Zone is a movie told to the public to counter Bush administration rsquo s frame towards Iraq all these time which said that Iraq is a WMD developing country and that only the US who can help and free Iraq from Saddam Hussein rsquo s tyranny. Researcher used framing method by William A. Gamson to analyze the message sent by Green Zone. It was found how Green Zone countered the frames spread by America rsquo s media about Iraq rsquo s invasion include injustice, agency, and identity frame by Gamson. There was political power which dominates America rsquo s international media causing the media framing was able to be done. If before America rsquo s media tried to frame Iraq as a terrorist and weapon of mass destrtuction producing country, Green Zone on the other hand countered the frame and through every character represented, this movie frame America rsquo s administration instead. Counter frame that Green Zone did is through showing that America rsquo s administration used their power over media to legitimate their attack to Iraq. "
2018
T51281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Khansa Fauziyah
"Penelitian ini mengungkapkan strategi berkampanye sekelompok masyarakat sipil melalui organisasi non-partai politik. Tidak hanya mengapa, tetapi juga bagaimana strategi tersebut dibentuk untuk mengumpulkan dukungan KTP sehingga seseorang bisa menjadi calon kepala daerah secara independen. Peneliti mengambil kasus Teman Ahok, sebuah organisasi yang berupaya mengusung Basuki Tjahja Purnama disapa Ahok menjadi kandidat independen dalam proses pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Batasan waktu penelitian ini adalah sampai pada saat Ahok diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP. Argumen penulis dalam penelitian ini adalah, membangun organisasi merupakan strategi yang tepat untuk mengusung seseorang menjadi calon kepala daerah melalui jalur independen dalam arena politik seperti Pilkada. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, peneliti mewawancara pendiri dan beberapa anggota Teman Ahok. Teori Arena, Habitus, dan Modal dari Pierre Bourdieu penulis jadikan pisau analisis untuk melihat secara sosiologis latar belakang mereka mendirikan Teman Ahok serta posisi mereka dalam Arena politik. Sementara Teori Framingdari William A. Gamson menjadi pisau analisis Framingyang dilakukan oleh Teman Ahok. Penelitian ini mendukung pendapat Bourdieu bahwa Modal sosial dan habitus sangat menentukan keberhasilan agen dalam persaingannya di Arena politik. Persaingan di arena politik dianalogikan oleh Bourdieu sebagai pasar dimana para agen memperebutkan posisi kekuasaan. Penelitian ini menemukan bahwa organisasi sangat dibutuhkan dalam kontestasi politik. Selain itu, untuk melakukan framingdalam persaingan politik, agen harus memiliki informasi dan data yang kuat. Sebab dalam era digital, data dapat dengan mudah disalahgunakan bahkan menjadi acuan.

This research reveals the strategy of campaign by civil society through non political party organizations. Not only why, but also how the strategy was formed to collect the support so that someone can become independent candidate for Regional Election. Author took the case of Teman Ahok, an organization that seeks to carry Basuki Tjahja Purnama known as Ahok to be an independent candidate in DKI Jakarta Governor Election 2017. Time limit of this research is until Ahok carried by Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP. The argument of this research is, building an organization is the right strategy to carry someone to become candidate in Regional Election through independent path in political arena. Using qualitative descriptive approach, author interviewed the founders and member of Teman Ahok. With theory of Arena, Habitus, and Capital by Pierre Bourdieu author saw sociologically their reason to established Teman Ahok as well as their positions in the Political Arena. FramingTheory of William A. Gamson became the tools for framinganalysis. This study supports Bourdieu 39 s theory that said social capital and habitus determine the success of agents in their competition in the political arena. Competition in the political arena analogous to Bourdieu as a market where agents compete for position power. This study found that organizations are needed in political contestation. In addition, to conduct framing in political competition, agents must have strong information and data. Because in the digital age, data can be easily misused, even become a reference.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belicia Ranti Setiamarga
"Meningkatnya jumlah pendeta Protestan yang merambah ke dunia politik merupakan sebab keprihatinan di Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. Studi kualitatif ini menggunakan dalam analisis data wawancara mendalam dan observasi lapangan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana konflik peran pendeta-politisi terjadi. Dalam kasus di mana seorang individu dikaitkan dengan kedua peran tersebut, konflik peran akan terjadi. Ditemukan juga bahwa terjadinya konflik peran sebenarnya mencerminkan proses role exit dari peran sebagai seorang pendeta. Namun, jika proses peran keluar tidak selesai, dapat menyebabkan kerusakan terhadap aktor yang terkait dengan pendeta, yaitu jemaat gereja dan Sinode.

The rising numbers of protestant pastors venturing into politics is a cause of concern in the Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Synod. This qualitative study used in-depth interview data analysis and field observation in order to explain why and how the role conflict of pastor-politicians happened. In the case where an individual is associated with both roles, a role conflict will occur. It was also found that occurrence of role conflict actually reflects the process of role exit from the role as a pastor. However, if the process of role exit is not completed, it might cause harm towards the actors associated with a pastor, which is the congregation and the Synod."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>