Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nurizati
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran dosis yang diterima janin pasien radioterapi dengan menggunakan simulasi perhitungan Monte Carlo DOSXYZnrc. Diandaikan pasien kanker payudara dan diberi radioterapi pada daerah dada dengan sinar-x 2 MeV, lapangan tangensial 6 x 16 cm2 dan supraclave 14 x 5.8 cm2 (kategori kecil), tangensial 9 x 15 cm2 dan supraclave 17.7 x 8.6 cm2 (kategori sedang), dan tangensial 8.5 x 19 cm2 dan supraclave 20.4 x 11.4 cm2 (kategori besar), serta lapangan tangensial 6 x 16 cm 2 , 9 x 15 cm2, dan 8.5 x 19 cm2 untuk pasien yang hanya menerima perlakuan tangensial. Jarak antara tepi lapangan radiasi dengan posisi titik pengukuran dibuat bervariasi dengan asumsi letak janin yang berubah sesuai umur kehamilan dan diamati pada tiap trimester kehamilan. Pada setiap jarak tertentu, perhitungan dosis dilakukan pada 3 kedalaman berbeda yaitu 2, 5, dan 10 cm. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dosis janin akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman, berkurangnya luas lapangan, dan maksimum pada saat jarak antara tepi lapangan dengan posisi janin terdekat.
ABSTRACT The fetal dose that received at radiotherapy patient was measured by using Monte Carlo DOSXYZnrc simulation calculations. Patient was regarded breast cancer patients and given radiotherapy to the chest area with 2 MeV x-ray beam, field tangential 6 x 16 cm2, and 5.8 x 14 cm2 supraclavicula (small categories), field tangential 9 x 15 cm2 and 17.7 x 8.6 cm2 supraclavicula (medium categories) and tangential 8.5 x 19 cm2 and 20.4 x 11.4 cm2 supraclavicula (large category), as well as field tangential 6 x 16 cm2, 9 x 15 cm2, and 8.5 x 19 cm2 for patients who received only tangential treatment. Distance between the radiation field edge to the position of measurement point varies with assumption that the changing according the location fetal gestation and observed at each trimester of pregnancy. At any given distance, the dose calculations performed at 3 different depths of 2, 5, and 10 cm. The calculations show that the fetal dose will decrease with increasing depth, decreasing of the area field, and at the time of maximum distance between the edge of the field with a fetal position nearby.
2010
T29106
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho Oktavianto
Abstrak :
Telah dilakukan pengukuran relatif untuk mengetahui perubahan parameter dosimetri berkas sinar X 6 MV pada sumbu vertikal/sumbu normal terhadap permukaan dengan variasi sudut gantry 0º, 15º, 30º, 45º, dan 60º dari pesawat Linac Electa Precise 5991 milik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan luas lapangan 10x10 cm2, 15x15cm2 , dan 20x20 cm2. Rekonstruksi TPS dan simulasi Monte Carlo menggunakan parameter yang sama dengan pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan kedalaman maksimum yang dipengaruhi kenaikan luas lapangan dan sudut gantri dengan deviasi terbesar -33,3% pada luas lapangan 20x20 cm2 dan sudut gantri 600 terhadap luas lapangan 10x10 cm2 dan sudut gantri 00. Terjadi titik belok pada sumbu vertikal yang disebabkan karena adanya kemiringan permukaan, yang menurun dengan kenaikan sudut gantri. Hasil rekonstruksi TPS menunjukkan kesesuaian terhadap hasil pengukuran pada titik PDD maksimum, kedalaman 5 cm dan 10 cm, berbeda dengan hasil perhitungan Monte Carlo yang relatif lebih tinggi. Demikian pula untuk titik-titik di luar sumbu vertikal/sumbu normal. Rekonstruksi TPS mempunyai deviasi < 2%, sedangkan perhitungan Monte Carlo mempunyai deviasi < 2% hanya pada daerah kuadran (+). Pengamatan titik-titik pada sumbu utama berkas hanya dilakukan dengan rekonstruksi TPS karena keterbatasan kemampuan alat, hasil penelitian menunjukkan bahwa PDD pada kedalaman dmax, 5 cm, dan 10 cm pada sumbu utama untuk sudut gantri 150 sampai dengan 600 cenderung menurun untuk ukuran lapangan yang sama demikian juga pada daerah kuadran (+). ......Relative meauserement for change of dosimetry parameters X ray beam 6 MV Linac Electa Precise 5991 property of Hasan Sadikin Bandung?s hospital at the vertical central line from surface with incident obliquity 0º, 15º, 30º, 45º, 60º and 10x10 cm2, 15x15cm2, 20x20 cm2 field has been done. As in Reconstruction of TPS and Monte Carlo simuation with the same parameters measurement have been conducted. The result of the experiment showed the change of maximum depth because of the increase in the filed dan angle of gantri with deviation -33% at the 20x20 cm2 field and 600 angle of gantry to 10x10 cm2 field and 00 angle of gantry . To happened point of to drop at the vertical central line because change sloping field to surface and drop on with increase of angle?s gantry. The result of reconstruction of TPS to show not different with meaurement at point máximum PDD, 5 cm depth, 10 cm depth, point at off verical line, Monte Carlo calculation is higher. In all oint of reconstruction?s TPS has deviation < 2%, but calculation Monte Carlo just happen at the kuadran (+) area. Observation at the point in the central beam just done with reconstruction of TPS because the equipment capability limitation in the measurement, PDD at the depth of dmax, 5 cm, 10 cm, 150 to 600 angle of gantry in the central beam tilted decrease for the same field and kuadran (+) area too.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Anam
Abstrak :
Telah dilakukan studi kontaminasi elektron pada berkas foton 6MV pesawat Linac Elekta SL15 menggunakan simulasi Monte Carlo. Pemodelan kepala Linac menggunakan program BEAMnrc, analisis phase space file menggunakan program BEAMDP dan perhitungan dosis radiasi dalam phantom air menggunakan program DOSXYZnrc. Dalam simulasi ini, energi awal elektron yang optimum adalah 6.3 MeV, dan intensitas radialnya memiliki FWHM 1.0 mm karena diketahui paling sesuai dengan pengukuran. Dalam simulasi diperoleh, semakin besar ukuran lapangan radiasi, dosis kontaminasi elektron mengalami kenaikan. Pada kedalaman 1.0 mm dan ukuran lapangan radiasi 5x5, 10x10, 20x20, 30x30, dan 40x40 cm2, dosis kontaminasi elektron secara berurutan sebesar 3.71, 5.19, 14.39, 18.97 dan 20.89%. Semakin ke dalam, dosis kontaminasi elektron semakin berkurang dan pada kedalaman 15 mm, kontribusinya hanya sekitar 1%. Kontaminasi elektron terutama dihasilkan oleh udara antara Linac dan fantom, mirror dan flattening filter. Bagian lain dari kepala Linac, hanya memberikan kontribusi yang kecil. ......Study on electron contamination for 6 MV photon beams from Elekta SL15 linac by using Monte Carlo simulation has been done. The linear accelerator head was simulated by BEAMnrc code and the phase-space file then was analyzed by BEAMDP, while the absorbed dose in water phantom was calculated using DOSXYZnrc code. In this simulation, the optimal initial electron beam parameters were 6.3 MeV in energy and 1.0 mm in FWHM (full width at half maximum) on the radial intensity distribution. They were found to be in good agreement with the measured data. It was obtained in this reasearch that the electron contamination increases as the field size increases. At 1.0 mm in depth and the field size 5x5, 10x10, 20x20, 30x30, and 40x40 cm2, the dose from electron cotamination respectively 3.71, 5.19, 14.39, 18.97 and 20.89%. The electron contamination decreases with depth. At 15 mm in depth, the contribution of electron contamination is about 1%. The electron contamination is mainly produced from air volume between the linac head and water phantom, mirror and flattening filter. The other parts of linac head only give small contribution.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29121
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdi Wadud Syafi`i
Abstrak :
Telah dilakukan studi simulasi Monte Carlo untuk perhitungan besaran dosimetri dari berkas sinar X 6 MeV tanpa filter perata yang dihasilkan Linac Elekta SL-15. Pemodelan kepala Linac menggunakan program BEAMnrc, analisis phase space file menggunakan program BEAMDP dan perhitungan dosis radiasi dalam medium air menggunakan program DOSXYZnrc. Parameter awal elektron dalam simulasi ini menggunakan hasil yang sudah diperoleh oleh saudara Anam C. Perhitungan PDD dalam medium air dilakukan dengan variasi ukuran lapangan 5x5, 10x10, 20x20 dan 40x40 cm2 dengan SSD 100 cm. Dosis profil dihitung dengan variasi ukuran lapangan yang sama dengan kedalaman 10 cm. Hasil perhitungan PDD tanpa filter relatif lebih rendah dibanding dengan PDD dengan filter dan tidak dipengaruhi ukuran lapangan radiasi. Spektrum berkas sinar-X tanpa filter perata mempunyai fraksi komponen energi rendah relatif lebih tinggi dibanding dengan sinar-X dengan filter perata sehingga kurva PDD-nya relatif lebih rendah. Hasil perhitungan dosis profil menunjukan dengan melepaskan filter perata akan meningkatkan fluence dan energi fluence serta laju dosis untuk setiap lapangan radiasi. Hasil penting lainnya adalah dosis permukaan yang jauh lebih tinggi dibanding dengan sinar X yang ber-filter mencapai 59.42 % untuk lapangan 5x5 cm2 dan 70.13 % untuk lapangan 40x40 cm2 dan dosis yg tinggi pada daerah build-up diakibatkan kontaminasi elektron. Berdasarkan hasil yang didapat penggunaan sinar X tanpa perata akan menurunkan skin sparring effect, sehingga tidak cocok untuk dipakai pada Linac. Namun, masih mungkin digunakan untuk teknik IMRT yang membutuhkan intensitas output yang tinggi. ......Study on dosimetric properties for an unflattened 6-MV photon beams of an Elekta SL15 linac was calculated using Monte Carlo simulation has been done. The linear accelerator head was simulated by BEAMnrc code and the phase-space file then was analyzed by BEAMDP, while the absorbed dose in water phantom was calculated using DOSXYZnrc code. Initial parameters of electrons in this simulation using the results already obtained by Anam C. PDD calculations performed in water medium by variation of field size 5x5, 10x10, 20x20 and 40x40 cm2 with SSD 100 cm. Dose profiles calculated with the same field size variation with depth of 10 cm. PDD calculation results without the filter is relatively lower compared with the PDD with the filter and not influenced by the size of the radiation field. The spectrum of unflattened X-ray beam has a fraction of the low energy component is higher than with flattened X-rays so that the PDD curve is relatively lower. The results of dose calculation shows the release flattening filter will increase the fluence and energy fluence and dose rate for each radiation field. Another important outcome is that the surface dose is much higher than with flattened X-ray to the field reaches 59.42% and 70.13% of 5x5 cm2 to 40x40 cm2 field and on high doses in the build-up due to contamination of electrons. Based on the results obtained using unflattened X-rays the skin sparring effect will decrease, making it unsuitable for use in the linac. However, it still may be used for IMRT techniques that require high output intensity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29797
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmanto
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian untuk memperoleh distribusi dosis sumber brakiterapi Ir-192 HDR (High Dose Rate) Mikroselektron Klasik dalam medium air dengan Monte Carlo EGSnrc. Parameter dosis dikalkulasi sesuai dengan rekomendasi AAPM TG 43 seperti: kekuatan kerma udara, konstanta laju dosis, fungsi dosis radial, dan fungsi anisotropi. Hasil kalkulasi diperoleh nilai kekuatan kerma udara (Sk/A) sebesar 9,65 x 10-8 U.Bq-1 dengan nilai konstanta laju dosis (Λ) sebesar 1,121 cGy h-1 U-1. Dalam klinis, brakiterapi umumnya menggunakan distribusi dosis dari multi sumber. Distribusi dosis tersebut sangat ditentukan oleh interval antar sumber. Dengan mengambil referensi dosis di titik sumbu utama pada jarak 1,0 cm dari sumber maka distribusi dosis mulai tidak homogen bila interval antar sumber ≥ 1,5 cm terutama untuk r ≤ 1,0 cm. ......This study presents the results of EGSnrc Monte Carlo calculations of the dose distribution of Ir-192 brachytherapy HDR (High-Dose Rate) Microselectron Classic sources in water medium. Parameters of dose were calculated according to AAPM TG 43 recommendations such as air kerma strength, dose rate constant, radial dose function and anisotropy function. The results of calculations obtained air kerma strength (Sk/A) of 9.65 x 10-8 U.Bq-1 with dose rate constant (Λ) of 1.121 cGy.h-1.U-1. In clinical, brachytherapy generally used dose distribution from multi-sources. The dose distribution is mostly determined by the interval between sources. By taking reference dose at the point of the main axis at a distance of 1.0 cm from the source dose distribution started not homogeneous when the interval between sources ≥ 1.5 cm especially for r ≤ 1.0 cm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harjono
Abstrak :
ABSTRAK
Perlakuan radioterapi pada daerah paru memerlukan perhatian khusus karena dalam daerah tersebut terdapat berbagai jaringan dengan densitas massa maupun densitas elektron bervariasi, oleh karena itu setiap komponen mempunyai daya serap yang berbeda. Hasil pengobatan radioterapi dipengaruhi oleh ketepatan sistem perencanaan pengobatan (TPS) dalam menentukan distribusi dosis dalam pasien. Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui distribusi dosis (kurva isodosis dan PDD) dalam paru pada simulasi Monte Carlo perlakuan radioterapi kanker paru menggunakan sinar-x Megavolt. Penelitian ini menggunakan simulasi Monte Carlo program paket EGSnrc yang terdiri dari BEAMnrc, dan DOSXYZnrc. Distribusi dosis yang dihasilkan dari simulasi Monte Carlo kemudian dibandingkan dengan data TPS. Dalam simulasi ini, energi awal elektron yang optimum adalah 6,2 MeV untuk mengsimulasikan sinar-x 6 MV. Simulasi Monte Carlo pada citra CT pasien kanker paru sebelah kanan dengan kedalaman target 7.5 cm menghasilkan nilai PDD 84,4 % untuk lapangan 5 x 5 cm2 dan 80,3 % untuk lapangan 10 x 10 cm2. Untuk pasien yang sama kalkulasi TPS menghasilkan nilai PDD pada target 75,2 % untuk lapangan 5 x 5 cm2 dan 74,8 % untuk lapangan 10 x 10 cm2. Faktor koreksi untuk luas lapangan 5 x 5 cm2 adalah 1,0 ? 1,087. Sedangkan pada luas lapangan 10 x 10 cm2 diperoleh faktor koreksi 1,0 -1,066.
Abstract
2012
T31777
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Dradjat Noerwasana
Abstrak :
Perhitungan besarnya hamburan dari pasein dalam pesawat fluoroskopi dengan tabung di atas merupakan sesuatu yang penting dalam proteksi radiasi. Sebuah user kode Monte Carlo yaitu DOSXYZnrc digunakan untuk menghitung rasio hamburan terhadap entrance surface dose (ESD). Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan pengukuran untuk menunjukkan adanya hamburan dalam fluoroskopi tersebut. Pemodelan dalam DOSXYZnrc dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan sebuah pesawat fluoroskopi, phantom, dan lithium fluoride thermoluminescent dosimeter (TLD). TLD ditempatkan pada jarak 50 cm dengan sumbu berkas sinar-x dalam beberapa sudut dari pusat phantom dan juga pada tubuh staf yaitu di dekat mata, leher, dada, pinggang dan kaki pada saat melakukan tindakan. Radiasi hambur pada jarak 50 cm dari sumbu berkas diperkirakan menyebar tertinggi pada sudut 1400 dari tubuh pasien atau jika staf yang memiliki tinggi 160 cm akan pada bagian matanya. Selanjutnya dosis akan berkurang untuk sudut yang lebih kecil atau bagian yang lebih ke bawah yaitu leher, dan dada. Pada pengukuran TLD dosis pada kaki meningkat karena pengaruh dari hamburan balik dari permukaan lantai. Bagian mata untuk staf dengan tinggi 160cm dan arah sudut 1400 menerima dosis paling tinggi karena radiasi hambur dan kaki menerima dosis yang lebih karena adanya tambahan hamburan balik dari permukaan lantai. ......Calculation of scattering from a patient in fluoroscopy with upper tube is an important part on determining the radiation protection requirements. A software based on Monte Carlo Method named DOSXYZnrc was used to calculate the percentage of scatter radiation from entrance surface dose (ESD). Calculations have been compared with measurements to show that simulation result are representative of scatter found in fluoroscopy. Modeling in DOXYZnrc and measurement were performed using a X-ray fluoroscopy, some phantom, and some lithium fluoride thermoluminescent dosimeter (TLD). TLD's were placed at 50 cm from x-ray beam axis in some angle of phantom center and also on the staff's body near to eyes, neck, chest, waist and legs. The radiation scattered at the distance of 50 cm from the beam axis with the highest predicted spread angle 140° of the patient's body or if the 160 cm staff tall will be in the eye. Furthermore, the dose will be reduced in a smaller angle or decreased on neck, and chest. In the TLD dose measurement in legs was increased because of the back-scattering influence from the surface of the floor behind. The eye in the 160cm staff tall and direction on the angle of 140° receiving the highest dose due to the scattering from a patient, and then feet receive higher doses because of the additional back-scattering from the surface of the floor behind.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library