Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Sulaiman
"ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk menganalisis implementasi kebijakan tntang standar tarifINA-CBGs program JKN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif denganmelakukan wawancara mendalam. Informan penelitian melibatkan aktor pemangkukepentingan antara lain Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan P2JK KementerianKesehatan, BPJS Kesehatan, asosiasi profesi, dan asuransi kesehatan swasta. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa RS swasta merupakan pihak yang belum siap dalammelakukan implementasi kebijakan tarif INA-CBGs karena besaran tarif dirasakanbelum mencukupi beban operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana RS.Setiap aktor pemangku kepentingan telah memiliki agenda sendiri dalam rangkamembuat implementasi kebijakan tarif INA-CBGs menjadi semakin lebih baik,termasuk IDI yang mempersiapkan standar mutu pelayanan medis untuk diusulkanke Kemenkes. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan tarif INA-CBGsmemerlukan perumusan yang ke arah lebih baik. Kementerian Kesehatan sebaiknyamempertimbangkan kenaikan tarif INA-CBGs sesuai harapan organisasi profesidengan memperhitungan CBGs berbasis kinerja.

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the implementation of INA CBGs tariff policy of JKN program. This research used qualitative method by conducting in depth interview. The research informants involved stakeholder actors such as Center of Health Financing and Insurance P2JK Ministry of Health, BPJS Health, professional associations, and private health insurance. The results showed that private hospitals were not ready in implementing the tariff policy of INA CBGs because the tariff is not sufficient to meet the operational and maintenance expense of hospital facilities and infrastructure. Each of stakeholder has iown agenda in order to improve the implementation of t he INA CBGs tariff policy, including IDI preparing the quality standard of medical services that should be proposed to the Ministry of Health. This research concluded that INA CBGs tariff policy requires better formulation. The Ministry of Health should consider increasing the INA CBGs tariff as per the expectations of professional organizations and prepare thecalculation of CBGs based on performance. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sulaiman
"Tujuan penelitian untuk menganalisis implementasi kebijakan tntang standar tarif
INA-CBGs program JKN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
melakukan wawancara mendalam. Informan penelitian melibatkan aktor pemangku
kepentingan antara lain Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (P2JK) Kementerian
Kesehatan, BPJS Kesehatan, asosiasi profesi, dan asuransi kesehatan swasta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa RS swasta merupakan pihak yang belum siap dalam
melakukan implementasi kebijakan tarif INA-CBGs karena besaran tarif dirasakan
belum mencukupi beban operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana RS.
Setiap aktor pemangku kepentingan telah memiliki agenda sendiri dalam rangka
membuat implementasi kebijakan tarif INA-CBGs menjadi semakin lebih baik,
termasuk IDI yang mempersiapkan standar mutu pelayanan medis untuk diusulkan
ke Kemenkes. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan tarif INA-CBGs
memerlukan perumusan yang ke arah lebih baik. Kementerian Kesehatan sebaiknya
mempertimbangkan kenaikan tarif INA-CBGs sesuai harapan organisasi profesi
dengan memperhitungan CBGs berbasis kinerja.

The purpose of this research is to analyze the implementation of INA-CBGs tariff
policy of JKN program. This research used qualitative method by conducting indepth
interview. The research informants involved stakeholder actors such as
Center of Health Financing and Insurance (P2JK) Ministry of Health, BPJS Health,
professional associations, and private health insurance. The results showed that
private hospitals were not ready in implementing the tariff policy of INA-CBGs
because the tariff is not sufficient to meet the operational and maintenance expense
of hospital facilities and infrastructure. Each of stakeholder has iown agenda in
order to improve the implementation of the INA-CBGs tariff policy, including IDI
preparing the quality standard of medical services that should be proposed to the
Ministry of Health. This research concluded that INA-CBGs tariff policy requires
better formulation. The Ministry of Health should consider increasing the INACBGs
tariff as per the expectations of professional organizations and prepare the
calculation of CBGs based on performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library