Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erman Suparno
"PT. PP-TAISEI INDONESIA CONSTRUCTION merupakan salah satu perusahaan Joint-Venture di Indonesia, antara perusahaan dalam negeri dengan perusahaan asing, Jepang, yang telah berusia 25 tahun. Penelitian dilakukan untuk di kaji bagaimana pelaksanaan dalam Manajemen Silang Budaya Organisasinya sehingga tetap dapat meningkat sampai saat ini.
Disadari bahwa didalam perusahaan Joint Venture masalah yang timbul dan sangat mempengaruhi jalannya organisasi adalah perbedaan budaya (culture) dari masing-masing anggota organisasi Joint-Venture tersebut. Oleh karena itu penelitian tentang Manajemen Silang Budaya (Cross Culture Management) pada PT. PP-Taisei Indonesia Construction ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi maupun faktor-faktor yang dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya organisasi antara lain; iklim organisasi, kepuasan kerja karyawan dan kemampuan daya saingnya dalam memasuki era globalisasi atau era persaingan bebas.
Sehingga pokok masaiah dalam tests ini ialah bagaimana pengelolaan silang budaya sehingga organisasi (perusahaan) dapat berkembang dan maju, serta mempunyai daya saing ?
Penelitian ini dengan pendekatan deskriptif analitis dengan menggunakan data kepustakaan serta data primer (in-depth interview) dan studi dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen PT. PP-Taisei Indonesia Construction sangat memperhatikan nilai-nilai budaya yang ada dan yang terjadi dan berupaya mengetolanya sehingga tercipta iklim organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Temuan penelitian yang paling utama adalah gambaran adanya suatu hubungan empiris antara nilai-nilai budaya yang ditetapkan oleh perusahaan dengan iklim organisasi serta kepuasan kerja pegawai.
Pengalaman kemampuan mengelola silang budaya di PT. PP-Taisei dapat pula dijadikan acuan dalam mengelola Silang Budaya Organisasi lainnya, baik organisasi publik maupun Organisasi Swasta terutama yang bersifat aliansi ; Joint-Venture, Joint Operation, Konsorsium atau Penggabungan (Merger).
Nilai-nilai Budaya Organisasi yang telah mengkristal menjadi Budaya Organisasi baru yang telah disepakati, dihormati, ditaati dan dihargai bersama jika dikelola, disosialisasikan serta dipelihara dengan balk akan menjadi kekuatan organisasi dan meningkatkan daya saing organisasi dalam menghadapi era globalisasi."
2000
T8648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunadi
"Dilatarbelakangi oleh keadaan defisit neraca pembayaran yang semakin
membesar, pemerintah telah melakukan berbagai upaya deregulasi untuk mendorong
investasi dan ekspor yang diharapkan akan dapat memperbaiki neraca pembayaran
Indonesia dan sekaligus untuk memperkuat perekonomian indonesia. Salah satu
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah adalah kebijakan fasilitas ekspor
kepada perusahaan eksportir tertentu (PET) yang dikeluarkan pada pertengahan tahun
1996 dan diperbaharui tahun 1997, yang berupa pelayanan yang cepat dalam pengurusan dokumen ekspor, dalam memperoleh restitusi PPN, dalam memperoleh PPN 0% yang dipercepat, serta fasilitas rediskonto. Kemudahan tersebut diberikan kepada PET yang tidak mempunyai masalah perpajakan seperti adanya tunggakan atau manipulasi pajak, tidak mempunyai masalah perkreditan seperti adanya kredit macet, dan tidak mempunyai masalah kepabeanan, seperti adanya ekspor fiktif atau manipulasi dokumen ekspor. Sementara itu jenis komoditi ekspor yang masuk dalam cakupan PET didasarkan penimbangan bahwa produk tersebut mempunyai akar industri yang kuat, kandungan lokal yang tinggi serta tingkat pertumbuhan ekspor yang tinggi.
Ditinjau dari strategi pengembangan ekspor, kebijakan ini merupakan perbaikan
dari kebijakan sebelumnya yang menganut broad width policy yang mendorong ekspor
non-migas tanpa membedakan jenis komoditi. Dengan kebijakan ini dimungkinkan untuk mengembangkan produk-produk yang benar-benar punya keunggulan dan daya saing yang kuat di pasar internasional. Kebijakan ini juga secara selektif memberikan kernudahan kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik, sehingga mereka akan lebih produktif, dan sekaligus dijadikan model untuk merangsang perusahaan ekspor lainnya agar memperbaiki reputasi serta kinerjanya agar memenuhi kriteria PET. Disamping itu kebijakan ini juga sekaligus untuk mengkondisikan aparatur pernerintah agar bekerja secara cepat dan efisien, bertindak sebagai fasilitator bukan lagi sebagai penguasa seperti masa-masa sebelumnya. Bertolak dari perkiraan akan makin ketatnya persaingan dalam era pasar bebas, maka strategi kebijakan PET ini dinilai sangat tepat dalam rnempersiapkan kinerja perusahaan ekspor.
Setelah dilaksanakan kurang Iebih 3 tahun, diperoleh gambaran bahwa kebijakan
PET sangat bermanfaat bagi peningkatan ekspor. Namun demikian dalam
pelaksanaan/implementasi kebijakan PET dilapangan khususnya pelayanan oleh aparatur masih terjadi kelambanan yang disebabkan kurang intensifnya koordinasi dan integrasi antar instansi terkait, kurangnya komitmen yang kuat dari para pelaksana , rendahnya budaya kerja, serta masih adanya egosektoral.
Agar kebijakan PET dapat mencapai sasaran, langkah-langkah perbaikan yang
dipandang perlu dilakukan antara lain :
- Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam memantau dan mengendalikan
pelakanaan kebijakan PET, bila perlu dengan menetapkan mekanisme khusus
melalui penetapan kelembagaan tersendiri, mendorong sistem kerja kolaboratif serta
menetapkan visi tentang peningkatan ekspor nasional.
- Meningkatkan dukungan sarana/prasarana dipelabuhan ekspor untuk mempercepat
arus barang untuk mengimbangi percepatan penyelesaian dokumen ekspor.
- Pengembangan sistem informasi terpadu yang dapat dengan mudah diakses oleh
segenap pihak terkait.
- Perlu dibuat standar pelayanan dengan membuat Standar Operasional Prosedur yang
baku sehingga pelayanan dapat dilakukan secara transparan dan dapat dikontrol oleh
masyarakat.
- Perlu dilakukan pertemuan rutin antara pimpinan dan pelaksana untuk menciptakan
budaya organisasi yang kondusif dan terjadinya learning organization yang baik."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kartini
"Dalam upaya pengendalian harga dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan pasokan semen di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada kondisi dimana produksi semen di dalam negeri masih terbatas dalam memenuhi kebutuhan nasional, pasokan semen impor cukup berperan untuk mensupply kebutuhan tersebut. Guna pengamanan ketersediaan stok semen di dalam negeri sehingga tidak terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga semen telah dikeluarkan beberapa kebijakan Pemerintah dalam penentuan harga (harga eceran tertinggi/HET dan kernudian Harga Pedoman Setempat/HPS) menurut wilayah pemasaran tertentu serta diatur dan diawasi pelaksanaan ekspor semen yang dapat mengakibatkan terganggunya stok semen dalam negeri.
Semakin berkembangnya industri semen dengan didirikannya pabrik semen baru baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah di beberapa wilayah, peranan semen impor semakin berkurang dan terjadi pergeseran produksi semen selain memenuhi kebutuhan dalam negeri juga dipasarkan ke luar negeri dengan tingkat harga yang cenderung lebih menguntungkan.
Berkenaan dengan penulisan tesis ini, akan dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan semen dan ekspor semen yang dapat berakibat terganggunya pengadaan semen di dalam negen serta upaya pencapaian efektifitas dan efisiensi distribusi semen. Pengumpulan data diperoleh melalui instansi terkait dan lembaga-lembaga lainnya yang turut terlibat dalam distribusi semen. Sedangkan alat analisis data yang digunakan antara lain analisis regresi berganda dengan bantuan komputer melalui Program Statistical Package Social Science (SPSS) dan Program Linier (Model Tranportasildengan bantuan komputer melalui Program Quantitative System for BusinessPlus (QSB+). Dari hasil analisis dalam penelman ini disimpulkan bahwa permintaan semen seoara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi nasional antara lain perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), investasi Nasional dan Nilai Tambah Bruto sektor konstruksi. Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang semakin membaik dan bagi para produsen atau peiaku niaga semen diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Disamping itu guna tercapainya efisiensi dan efektifitas distribusi semen, hendaknya ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam menunjang kelancaran distribusi semen agar pemasaran semen dapat terlaksana sesuai mekanisme pasar yang mengarah pada persaingan bebas."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Juni Wartono
"ABSTRAK
Komoditas mete Indonesia merupakan salah satu komoditas ekspor yang
memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisa sektor non migas.
Kemampuan tanaman mete yang hidup di lahan kritis, ketersediaan lahan pengembangan yang masih Iuas, dan semakin tingginya minat rakyat untuk menanam tanaman ini merupakan harapan yang cerah bagi pengembangan komoditas ini.
Namun, seiring dengan cerahnya pasaran komoditas ini perlu kiranya
diantisipasi persaingan yang semakin ketat di pasaran dunia. Karakteristik pasar dunia dimana tersedia banyak preferensi yang ditawarkan oleh para produsen menuntut kemampuan untuk bersaing. Persaingan tidak hanya terbatas pada penyediaan komoditas, tetapi persaingan dimulai dari bagaimana komoditas itu diproduksi hingga ditawarkan pada konsumen. Pada akhirnya konsumen tentu akan memilih komoditas yang minimal sesuai dengan nilai yang dikeluarkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing komoditas mete di pasar global, mengetahui faktor-faktor apa yang dipertimbangkan dan Strategi yang digunakan dalam pengembangan dan peningkatan ekspor komoditas mete. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif dengan penerapan model diamond Porter, dan untuk membantu menyusun strategi digunakan model analisis SWOT.
Kondisi faktor yang mendukung bagi peningkatan daya saing komoditas
mete Indonesia adalah ketersediaan lahan yang cukup Iuas, sehingga hal ini merupakan peluang untuk lebih mengembangkan tanaman mete di masa depan dengan prospek pasar ekspor yang cerah.
Peran pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing
komoditas mete, yang pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung atau tidak langsung. Melalui berbagai kebijakan yang dlkeluarkan, peran pemerintah mempengaruhi faktor-faktor penentu (determinant) Iainnya, seperti kondisi faktor; kondisi permintaan; struktur, strategi dan persaingan; industri terkait dan penunjang; serta kesempatan. Oleh karena itu, maka peningkatan daya saing komoditas mete di pasar global mutlak membutuhkan adanya koordinasi lintas sektoral setiap lembaga yang terkait.
Strategi yang diterapkan untuk meningkatkan daya saing komoditas mete di pasar global yaitu dengan meningkatkan kualitas komoditas yang dihasilkan, sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Dengan demikian, dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan pada gilirannya nanti akan dapat lebih meningkatkan ekspor komoditas mete."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library