Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasman
"ABSTRAK
Untuk mengetahui sebaran Mollusca hutan bakau pantai utara Pulau Penjaliran Barat, Kepulauan Seribu, telah dilakukan suatu penelitian pada tanggal 29-31 Juli 1996. Pengumpulan sampel dakukan dalam kuadrat (025 m2) yang diletakkan secara sistematis di setiap 5 meter sepanjang transek. Sebanyak 5 transek masing-masing ditarik tegak lurus garis pantai dari tempat pohon bakau terluar sampai dengan batas darat hutan bakau. Dari 24 jenis Mollusca yang ditemukan, dapat dibags dalam tiga kelompok, yaitu: kelompok Mollusca ash (25,0%), Kelompok Mohlusca fakultatif (8,3%), dan kelompok Mollusca pengunjung (66,7%). Kelompok Mohlusca ash memiliki pola sebaran mengelompok dan acak di bagian tengah sampai bagian belakang hutan, sedangkan kelompok Mollusca fakultatif dan kelompok Mollusca pengunjung memiliki pola sebaran mengelompok dan acak di bagian depan sampai bagian tengah hutan. Kehadiran Mohlusca di hutan bakau lebih dipengaruhi oleh keadaan fisik substrat habitat hutan daripada oleh faktor-faktor hingkungan lain, seperti salinitas, pH, dan suhu. Habitat hutan bakau yang sebagian besar merupakan hamparan pecahan karang mati, memungkinkan jenis-jenis Mollusca pengunjung mendominasi hutan bakau pantai utara Pulau Penjahiran Barat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysia Murn Shintosari
"ABSTRAK
Untuk mengetahui jenis-jenis Gastropoda di rataan terumbu Pulau Penjaliran Barat, Teluk Jakarta, telah dilakukan inventarisasi dengan cara purposif (purposive sampling) di 32 substasiun (@ 1 m xl m) dan di sepanjang pantai utara pulau (koleksi bebas) pada tanggal 2--9 Maret 1996 dan 31 Juli - 3 Agustus 1996. Dari penelitian tersebut diperoleh 45 jenis Gastropoda yang mewakili 2 anak kelas, 4 bangsa, 19 suku, dan 27 marga. Semua spesimen yang diperoleh dapat ditentukan jenisnya berdasarkan morfologi cangkang, kecuali 2 spesimen yang masih muda. Dari 45 jenis Gastropoda yang diperoleh, hanya 4 jenis (8,89%) yang bernilai komersial, yaitu Haliotis varia, Trochus niloticus, Lambis lambis, dan Pleuroploca trapezium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daryanto
"Untuk mengetahui jenis-jenis Nudibranchia di lereng terumbu Pulau Putri Timur, Kepulauan Seribu, telah dilakukan inventarisasi.dengan penjelajahan bebas menggunakan SCUBA di empat substasiun berdlasarkan arah mata angin (Selatan, Barat, Utara, dan Timur) pada tanggal 20-26 Juni 1998, Dari penelitian tersebut diperoleh 19 jenis Nudibranchia yang mewakili 2 anak bangsa, 5 suku, clan 9 marga. Semua spesimen yang cliperoleh dapat clitentukan jenisnya berclasarkan morfologi tul^uhnya, kecuali 3 spesimen yang hanya dapat clikenali sampai tingkat marga."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurmilawati
"ABSTRAK
Telah, dllakukan pengamatan terhadap telur-telur dan anakan-anakan siput Digonistoma truncatum yang dihasilkan oleh siput-slput yang dikumpulkan dari beberapa persawahan di sekitar Desa Sindang Barang, Bogor. Telur-telur dan anakan-anakan tersebut dihasilkan di bawah kondisi Laboratorium Akuatik Balitbang Zoologi Bogor selama bulan Agustus sampai dengan oktober 1989. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui waktu penetasan telur dan saat perkembang biakan yang pertama kali. Untuk mengetahui laju rata-rata pertumbuhan dilakukan pengukuran panjang dan lebar cangkang pada anakan yang berumur satu minggu sampai dengan dua belas minggu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk telur D. trucantum bulat sampai lonjong dengan ukuran panjang rata-rata 0,85 mm dan lebar rata-rata 0,81 mm. Persentase penetasan telur cukup tinggi yaitu 96,40%, yang sebagian besar menetas pada hari ke 7 ( 380 telur atau 24,42%) dan hari ke-8 (388 telur atau 24,94%). Laju rata-rata pertumbuhan anakan cukup tinggi setelah berumur dua minggu sampai sembulan minggu. siput memulai perkembang biakan pertama kali setelah mencapai umur 3,5 bulan atau ukuran panjang cangkang 6,26 mm dan lebar 5,02 mm.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Bogi Sri Pudjiastuty
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian jenis-jenis cacing endoparasit pada saluran pencernaan Bufo melanostictus Schneider dan Bufo biporcatus Gravenhorst yang tertangkap di 3 lokasi dalam wilayah kampus UI Depok, yaitu kampus FMIPA-UI, danau Rektorat dan persawahan di belakang kampus FE-UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50
ekor bangkong yang tertangkai, 45 ekor di antaranya adalah Bufo melanostictus (terinfeksi 44 ekor) dan 5 ekor lainnya adalah Bufo biporcatus (terinfeksi 4 ekor). Sedangkan cacing endoparasit yang diperoleh terdiri dan 484 ekor Raillietnema sp., 155 ekor Neyraplectana sp. dan 44 ekor Acanthocephalus sp."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Agung Nugroho
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas Mollusca di perairan Tanjung Ental dan Telaktak di Pulau Nusa Lembongan, Bali Timur pada bulan Maret--April 1995. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis, kemerataan jenis, dan kesamaan jenis Mollusca. Penelitian dilakukan dengan metode transek kuadrat di 6 stasiun, masing-masing 3 stasiun di Tanjung Ental dan 3 stasiun di Telaktak. Pada tiap stasiun dibuat garis transek dari pantai sampai ke tubir dan pada tiap stasiun dibuat substasiun dengan jarak antarsubstasiun 10 meter. Dan penelitian ini diperoleh 39 jenis Mollusca dari 19 suku yang semuanya termasuk kelas Gastropoda. Indeks keanekaragaman jenis dan kemerataan tertinggi di stasiun 4 (H' = 3,61; e = 0,84) dan terendah di stasiun 3 (H' = 0,38; e = 0,38). Dendrogram kesamaan jenis antarstasiun memperlihatkan pengelompokan antara Stasiun 1, 2, dan 3 di Tanjung Ental dan Stasiun 4, 5, dan 6 di Telaktak. Dari penelitian mi dapat disimpulkan bahwa tipe dasaran mempengaruhi komposisi dan penyebaran jenis Moliusca."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Lestira A.S Mendur
"ABSTRAK
Tape merupakan makanan fermentasi yang sudah dikenal oleh penduduk Indonesia. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara tradisional dan menggunakan inokulum ragi tape. Dari ragi tape merk Semar berhasil diisolasi khamir Saccharomycopsin fibuliger.
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan sifat pertumbuhan dan biokimia dari khamir S. fibuliger untuk mengetahui kemampuannya mengurai sumber pati yang terdiri dari: (1) pati siap pakai, (2) sagu, dan (3) tapioka.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa S. fibuliger dapat tumbuh baik pada medium yang mengandung sumber pati pada suhu 30 derajat celcius dan 35 derajat celcius. Khamir S. fibuliger juga merupakan khamir penghasil enzim amilolitik yang cukup baik, sehingga memilki kemampuan mengurai sumber pati tersebut. Selain itu S. fibuliger juga mampu mengurai glukosa dan sukrosa tanpa menghasilkan gas.
Kesimpulan yang diperoleh, ialah S. fibuliger hasil isolasi dari ragi merk Semar' dapat digunakan pada industri-industri yang melakukan hidrolisis pati dan diharapkan bermanfaat juga untuk memproduksi SCP yang menggunakan bahan karbohidrat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Herawati
"Banyak jenis-jenis Gastropoda masih mempunyai masalah taksonomi. Salah satu di antaranya adalah mengenai keong sawah Bellamya javanica dan Bellamya sumatrensis. Beberapa ahli menganggap B. sumatrensis hanyalah sinonim dari B. javanica. Hal ini didukung oleh perbedaan morfologi dan corak cangkang yang sering kali mirip antara kedua keong tersebut. Namun demikian berdasarkan morfologi cangkang dari meteri yang dikumpulkan, menganggap keong tersebut terdiri atas dua jenis. Bellamya sumatrensis bercangkang agak ramping (tidak seramping B. javanica), berwarna hijau terang (lebih hijau terang dari B. javanica) dan mempunyai garis spiral yang nyata. Walaupun B. javanica sangat bervariasi tetapi ia meragukan B. sumatrensis sinonim dari B. javanica. Dari pengamatan morfologi dan anatomi terlihat adanya beberapa perbedaan antara B. javanica dan B. sumatrensis. Pusar pada B. javanica umumnya terbuka (83 %), sedangkan pada B. sumatrensis umumnya tertutup (55 %). Garis spiral yang nyata pada B. javanica hanya terdapat pada susur, sedangkan pada B. sumatrensis garis spiral juga terdapat di atas (4-8 buah) dan di bawah (0-8 buah) susur. Jumlah gerigi kecil gigi-gigi tepi pertama pada B. javanica kurang dari 17 (13-16), sedangkan pada B. sumatrensis tidak ada yang kurang dari 17 (17-21). Rumus gerigi kecil kedua sisi gigi tepi kedua pada B. javanica umumnya 4 dan 4, sedangkan pada B. sumatrensis umumnya 3 dan 5. Berdasarkan pada perbedaan-perbedaan morfologi cangkang, gigi radula dan distribusinya, serta kedua keong cenderung tidak pernah hidup pada lokasi yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa B. javanica dan B. sumatrensis merupak dua jenis terpisah. Kondisi lingkungan B. javanica pada lokasi penelitian adalah sebagai berikut. Suhu berkisar antara 25 0C-31 0C, kandungan Ca berkisar antara 1,89-103,33 ppm, dan dasar perairan lumpur. Pada lokasi penelitian B. javanica dapat hidup bersama-sama dengan beberapa keong air tawar lainnya. Kerapatannya berkisar antara 2,40 individu/m2 sampai 30,13 individu/m2. Kerapatan relatif berkisar antara 4,63 %-17,25 %. Frekuensi kehadirannya berkisar antara 0,36-0,93. Frekuensi relatif berkisar antara 18,03 %-23,6 %. Dari perhitungan indeks dispersi Morisita menunujukkan bahwa dispersi B. javanica cenderung berbeda tergantung pada tempat hidupnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ramasari Hamid
"Dalam rangka penelitian kondisi oseanografi perairan pantai utara Pulau Jawa, telah dilakukan pengambilan contoh plankton dari tujuh lokasi pada musim barat dan musim timur 1981 oleh para teknisi Laboratorium bagian Plankton, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi ? LIPI, Jakarata. Analisa kepadatan Chaetognatha telah dilakukan, terhadap contoh plankton yang diambil dari 35 stasiun, baik pada musim barat (Januari ? Februari 1981) maupun musim timur (Agustus ? September 1981). Analisa kuantitatif menunjukkan bahwa pada bulan Januari ? Februari1981, kepadatan Chaetognatha rata-rata di perairan pantai utara Pulau Jawa adalah 22 individu/m3. Sedangkan kepadatan Chaetognatha rata-rata pada bulan Agustus ? September 1981 adalah 20 individu/m3. Dari hasil uji t-student diketahui bahwa kepadatan Chaetognatha rata-rata tidak berbeda nyata pada kedua musim. Dari hasil analisa kualitatif , pada musim barat ditemukan jenis-jenis Sagitta enflata, S. johorensis, S. neglecta,dan S. robusta, sedangkan pada musim timur ditemukan S. enflata, S. neglecta, S. robusta, S. bruuni, S. bedoti, S. oceania, dan S. regularis. Dari jenis-jenis tersebut, S. enflata merupakan jenis yang dominan baik pada musim barat maupun musim timur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"ABSTRAK
Achatina fulica Bowdich mempunyai potensi sebagai sumber protein hewani, dan saat ini sudah dibudidayakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor ruangan, substrat, frekuensi penyiraman, dan interaksi faktor-faktor tersebut terhadap fertilitas telur, mortalitas anakan umur 0-2 minggu, mortalitas anakan umur 2-4 minggu, dan viabilitas anakan sampai umur 1 bulan (tanpa estivasi).
Analisis data mortalitas anakan umur 0-2 minggu menggunakan analisis variansi 3 faktor, sedangkan data lainnya menggunakan analisis varian ranking satu arah Kruskal-Wallis.
Penelitian ini membuktikan, bahwa fertilitas telur tertinggi didapat pada interaksi antara ruangan tertutup-substrat campuran-frekuensi penyiraman sehari sekali, rata-rata 100%; mortalitas anakan umur 0-2 minggu terendah didapat pada lokasi luar ruangan dan frekuensi penyiraman dua-hari sekali, rata-rata 2O,37% dan 21,37%; mortalitas anakan umur 2-4 minggu terendah didapat pada interaksi antara lokasi luar ruangan substrat tanah-frekuensi penyiraman sehari sekali, rata-rata 0,33%; dan viabilitas anakan sampai umur 1 bulan (tanpa estivasi) tertinggi didapat pada interaksi antara lokasi luar ruangan-substrat tanah-frekuensi penyiraman sehari sekali, rata-rata 93%.
Sebagai tindak lanjut, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi makanan terhadap viabilitas anakan A. fulica, karena makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhannya.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>