Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theresia Martina Marwanti
"Ruang lingkup penelitian ini, yaitu gambaran umum lembaga, latar belakang kehidupan lansia, aktivitas lansia di dalam panti, hubungan sosial lansia dengan penghuni panti termasuk dengan lansia lainnya jugs dengan pengasuh, tanggapan dan harapan lansia terhadap pelayanan yang telah diterimanya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia penghuni panti, dengan menggunakan teknik penarikan purposive sampling, dipilih 7 informan lansia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Panti sebagai unit penelitian dan lansia sebagai unit analisisnya.
Hasil penelitian: Sebagian besar lansia yang tinggal di panti adalah mereka yang hidupnya terlantar, dengan karakteristik miskin dan tidak mempunyai keluarga (hidupnya sebatang kara). Adapula lansia yang masih mempunyai keluarga (anak-anaknya) tetapi tinggal di panti. Aktivitas sehari-hari para lansia, tergantung dari keadaan jasmani dan rohani masing-masing, ada lansia aktif dan pasif. Pada lansia aktif kurang mempunyai aktivitas yang produktif. Secara umum hubungan sosial para lansia dengan lansia lainnya di panti werdha, bisa dikategorikan kurang terjalin dengan baik. Nampaknya latar belakang lansia penghuni panti yang sangat beragam, membuat para lansia agak sulit dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hubungan sosial lansia dengan pengasuh, hanyalah sebatas sampai sejauh mana pengasuh memberikan bantuan (secara fisik) kepada lansia. Sebaliknya bantuan yang bersifat psikis dan sosial jarang dilakukan oleh para pengasuh. Terhadap pelayanan yang telah diberikan, para lansia merasa kebutuhannya belum dapat dipenuhi oleh pihak panti. Mereka hanya bisa bersikap pasrah pada nasib.
Kesimpulan : Pelayanan yang diberikan oleh pihak panti belum mampu memungkinkan perasaan "at home" (kerasan) bagi mereka yang menjadi penghuninya. Kerasan yang dimaksudkan disini tidak bisa diukur sekedar dengan kriteria materiil, atau fisik, tentunya juga tergantung dari faktor-faktor psikologis/sosial, seperti kelaziman yang berlaku, cara-cara seseorang mendapat perlakuan, atau tanggapan dari lingkungan sekitarnya. Ada kecenderungan pelayanan yang diberikan kepada mereka hanya dianggap sebagai proses pertolongari di "terminal tunggu menjelang akhir"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T4478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Widhi Lestari
"Skripsi ini membahas manajemen kasus kekerasan seksual anak yang dilakukan pekerja sosial di Pusat Krisis Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan peran pekerja sosial sebagai manajer kasus dalam penanganan kasus kekerasan seksual anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Diketahui bahwa angka kasus kekerasan seksual anak meningkat dari hari ke hari. Ini merupakan isu yang membutuhkan penanganan dengan tepat karena dampaknya sangat berbahaya pada pertumbuhan anak secara fisik dan mental. Salah satu cara untuk menangani kasus tersebut adalah dengan manajemen kasus dan ditangani oleh tenaga profesional. Pusat Krisis Terpadu RSCM menangani kasus tersebut dengan pekerja sosial sebagai manajer kasus. Manajer kasus adalah seorang yang mengkoordinasikan penanganan kasus dengan profesi lain seperi dokter, psikolog atau lembaga lain yang dapat membantu klien. Tujuannya adalah untuk membantu klien dan keluarga mendapatkan kebutuhan mereka dan dapat berfungsi sosial kembali.

This thesis present case management of child sexual abuse cases that handled by social worker in Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital and role of social worker as a case manager on handling child sexual abuse cases. This thesis used qualitative-descriptive method. Knew by the number of child sexual abuse cases is increase day by day. This is an issue that needs to handle with the right way because the impact is very dangerous to physically and mentally child growth. One of the ways to handle that, is case management and handled by the professional staff. Pusat Krisis Terpadu Cipto Mangunkusumo Hospital handled that case with social worker as a case manager. Case manager is a person that coordinated to handle case with another profession such as doctor, psychologist or other organization that can help the client. The aim is to help the client and the family gets their needs and will be good in social function."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirudin
"Penelitian dengan judul Proses pemberdayaan komunitas pemulung dalam menggunakan alat pelindung kerja (studi kasus pemberdayaan pemulung di Pondok Labu Jakarta Selatan) Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pemberdayaan bagi para pemulung khususnya perubahan perilaku untuk mau menggunakan alat pelindung kerja seperti sarung tangan, masker dan alas kaki. Pemberdayaan yang dilakuklan dilokasi pemulung bukan sebagai program tetapi sebagai proses oleh karena kegiatan pemberdayaan terus-menerus dilakukan walaupun LKC telah melakukan terminasi. Yang menjadi latar belakang dari pemilihan topik pada penelitian ini adalah banyaknya korban akibat para pemulung tidak bisa membedakan mana sampah yang aman dan mana yang berbahaya. Dikatakan berbahaya apabila sampah tersebut mengandung zat kimia tertentu yang tidak boleh tersentuh kulit atau tercium hidung. Sumber sampah B3 berasal dari tempat pembuangan sampah di rumah sakit, pabrik atau pasar. Sebelum pemberdayaan ini dilakukan banyak pemulung yang menderita penyakit seperti ispa, kulit, flu dan lain-lain. Dari hasil wawancara sebelum ada program pemberdayaan ini sering kali diantara mereka yang pusing, mual atau gatal-gatal akibat bersentuhan langsung dengan bahan kimia beracun dan berbahaya. LKC sebagai organisasi non profit yang bersungguh-sungguh membantu masyarakat miskin khususnya bidang kesehatan berusaha melakukan proses pemberdayaan pada kelompok pemulung ini untuk merubah agar pemulung menggunakan alat pelindung kerja saat bertugas. Harapan yang diinginkan dari kegiatan ini adalah terbebasnya para pemulung dari ancaman sampah beracun dan berbahaya. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sementara jenisnya adalah penelitian yang tergolong penelitian case study. Lokasi penelitian adalah para pemulung yang tinggal di kelurahan Pondok Labu Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Jenis sampling (Type of Sampling) pada penelitian ini adalah nonprobability sampling atau nonrandom sampling dan penentuan informan dalam penelitian ini mengggunakan metode Purfosif. Pengumpulan data sendiri pada penelitian ini dilakukan melalui empat cara yaitu pengumpulan data melalui wawancara mendalam (In Depth interview), observasi dan pengumpulan data dengan menggunakan sumber data non manusia (data sekunder) serta di analis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitaif. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan dari Isbandi Rukminto Adi.
Teori Pemberdayaan digunakan untuk menganalisis perubahan perilaku yaitu menggunakan alat pelindung kerja. Dalam melakukan proses pemberdayaan agen pemberdaya melakukan langkah-langkah seperti melakukan persiapan internal berupa penyiapan anggaran, penetapan personal dan kebijakan keuangan sedangkan persiapan eksternal berupa perizinan. Langkah berikutnya yaitu assessment untuk mengidentifikasi kebutuhan dan sumber daya kelompok sasaran. Setelah assessment langkah selanjutnya adalah tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing) sebagai jawaban terhadap masalah yang mereka hadapi. Langkah berikutnya adalah memformulasikan rencana aksi, setelah itu langkah selanjutnya adalah tahap pelaksanaan program atau kegiatan. Langkah evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang terjadi terhadap rangkaian kegiatan yang telah dilakukan, terakhir adalah terminasi. Dalam melakukan proses pemberdayaan kendala yang ditemui dipangan yaitu dari pemulung berupa pendidikan yang rendah, dari pihak lapak berupa ketidakmampuan ketua lapak melepaskan diri dari para preman, sedang dari pihak pemerintah setempat yaitu kekurang peduliannya terhadap keberadaan para pemulung sehingga para pemulung sehingga layanan sosial bagi orang miskin tidak dapat dinikmati oleh para pemulung.
Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk berbagai pihak terutama untuk LSM agar ketika melakukan hal yang sama ditempat lain dapat mengambil pelajaran agar terhindar dari kegagalan yaitu lakukanlah komunikasi yang intensif agar tidak timbul kecurigaan dari kelompok sasaran. Saran untuk pihak pemerintahan setempat yaitu tingkatkan kepedulian pada para pemulung dalam bentuk membantu mempermudah mereka mendapatkan identitas kependudukan agar dengan itu ia dapat memanfaatkan layanan sosial yang disediakan pemerintah.

ABSTRACT
A researh entitles the process of empowering the waste-picker community in using work protection tools ( a case study of empowering waste-picker in Pondok Labu, South Jakarta). This research aims to describe the process of empowerment for the waste-picker community specifically on behavior change of willingness to use work protection tools such as glove, face mask and footwear. The empowerment to the wastepicker within their community is not a particularly a program yet as a process, therefore the suistanable empowerment activities have been implemented even though LKC (free community health service) has completed their program. The background of the topic in this research is the significant increasingly number of affected waste pickers who are not able to distinguish the safe and the harmful garbage. The garbage is identified as harmful if the garbage consists of specific chemical essence which relectant to the skin surface and inhaled. B3 waste is usually from hospitals, factories and markets. Before this empowerment activity occured, it was found that some waste pickers was affected asthma, skin diseases, flu and so on. From the interview with the community before this program implemented some of the community members had got fever, itchy, and sligtly vomit as the effect of direct interaction with the harmful chemical essence. LKC is as non-profit organization is willingly help the poor community especially in health service and also initiate to do the empowerment process for groups of waste-pickers to advocate the them intorder to use work protection tools when doing their activity. The output from this activity is the waste-picker community is free from the threat of harmful garbage. The approach of this research is a qualitative research in which case study is as type of. The location of this research is the waste-picker community lives in Pondok Labu, CIlandak, South Jakarta. Type of sampling in this research is non-probability sampling or non-random sampling and the respondents? selection is using purposive method. Data collection in this research was conducted into 4 (four) mechanisms they are In Depth interview, observation and data collection through secondary data and data analysis using qualitative-descriptive. The narrative of this research is using the empowerment theory of Isbandi Rukminto Adi.
Empowerment theory is used to analyse the behaviour change of using work protection tools. In implementing the empowerment process, the agent of empowerment is doing significant steps such as budget preparation, staffing, and financial policy while the external preparation is such as reserach permit. Next step is assessment of needs and resources identification of targeted community. Followed up with program planning or designing as the answer of the problems faced by them. Then, formulate the action plan follwed up with the implementation or the excecution of the program. Evaluation activity is conducting to identify the weaknesses of the activity process and at last the termination of the activity. Some obstacles appeared during the program implementation especially the lack of education, and also lack of capacity form the leader of land owner to anticipate the involvement of the unresponsible persons. From government side, it is known that there is lack of attention and cooperation from the government which cause the social service for the waste-pickers and poor people is not iptimized.
The result of this research is to encourages and to recommend stakeholders particularly Non-Government Organization to replicate similar acitivities in different location and can observe the lessons learned from this program to avoid the failure implementation. it is expected that the NGO will have intensive communication to the beneficiaries to minimize the internally social conflict. We hope that the local government will significatly particiapte and have awareness to the waste-picker community by providing them easy access to have legal identification so that they can use the social service provided by government."
2007
T19503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tribuana Tungga Dewi
"HIV/AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak, dibicarakan masyarakat awam serta para ahli Salah satu alasan begitu banyak kalangan yang menganggap HIV/AIDS sebagai masalah kesehatan yang pelik adalah karena sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengobati virus HIV. Alasan lain yang menyebabkan HIV/AIDS menjadi isu yang banyak dibicarakan adalah karens begitu cepatnya pertambahan jumlah Orang Dengan RIV/AIDS (ODHA) di dunia. Sampai 31 Oktober 1999 telah tercatat 1005 kasus HIV/AIDS di Indonesia dan jumlah ini hanyalah sebagian kecil saja dari sekian banyak ODHA yang tidak mengetahui bahwa dalam dirinya telah terdapat virus HIV. nformasi yang diperoleh masyarakat mengenai cara penyebaran maupun bahaya virus HIV seringkali simpang siur dan kurang tepat, akibatnya munculah berbagai isu yang kurang tepat mengenai HIV/AIDS. Salah satu contohnya adalah bahwa penyakit ini merupakan penyakit kalangan homoseksual Kelompok lain dalam masyarakat yang kerap dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap virus HIV adalah kelompok pekerja seks komersial (PSK) PSK yang dalam profesinya terpaksa sering bergai pasangan bukan saja rentan terhadap penularan virus HIV karena pola hubungan seksualnya, tetapi juga karena banyak hal lain. Diantaranya karena sebagian PSK berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi rendah, sehingga akses untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan pun menjadi sangat sulit dicapai Apalagi ditambah dengan pandangan negatif masyarakat terhadap profesi ini yang menyebabkan kelompok PSK semakin terkucil. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu strategi yang tepat untuk menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS bagi kelompok PSK Strategi yang dianggap tepat untuk kelompok terkucil seperti PSK, adalah metode pendidikan sebaya Penulisan skripsi ini berusaha untuk menyajikan hasil penelitian dari strategi Yayasan Kusuma Buana dalam menyebarkan informasi mengenai HIV/AIDS di Lokalisasi Kramattunggak.

HIV/AIDS is a health problem that is widely discussed by ordinary people and experts. One of the reasons so many people consider HIV/AIDS to be a complicated health problem is because until now no medicine has been found to treat the HIV virus. Another reason why HIV/AIDS has become a widely discussed issue is because of the rapid increase in the number of people living with RIV/AIDS (PLWHA) in the world. As of October 31 1999, 1005 cases of HIV/AIDS had been recorded in Indonesia and this number is only a small portion of the many PLWHA who do not know that they already have the HIV virus. The information that the public obtains regarding how the HIV virus spreads and the dangers of the HIV virus is often confusing and inaccurate, resulting in various inaccurate issues regarding HIV/AIDS emerging. One example is that this disease is a disease among homosexuals. Another group in society that is often considered a group that is vulnerable to the HIV virus is the group of commercial sex workers (CSWs). PSK who in their profession are forced to frequently have multiple partners are not only vulnerable to transmission of the HIV virus because of their sexual relationship patterns, but also because of many other reasons. This is because some prostitutes come from families with low socio-economic status, so access to information and health services becomes very difficult to achieve. Moreover, the negative view of society towards this profession has caused the prostitute group to become increasingly isolated. For this reason, there is a need for an appropriate strategy to disseminate information about HIV/AIDS for the CSW group. The strategy that is considered appropriate for isolated groups such as CSWs is the peer education method. This thesis attempts to present research results from the Kusuma Buana Foundation's strategy in disseminating information about HIV/AIDS in the Kramattunggak Localization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
S10562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilin Darmiyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pelaksanaan model Assertive Community Treatment, faktorfaktor
penghambat dan pendukung serta pelaksanaan di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis studi kasus.
Sedangkan data dan informasi diperoleh dari informan yang ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Metode pengumpulan data diperoleh melalui studi kepustakaan,
wawancara mendalam, observasi, serta pengambilan foto. Berdasarkan dari hasil penelitian
didapatkan kesimpulan bahwa pelaksanaan model Assertive Community Treatment di Rumah
Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor cukup berhasil, karena didukung oleh berbagai pihak
yaitu Dinas Kesehatan, dokter, perawat, dan kader pelaksanaan model Assertive Community
Treatment di Masyarakat."
2011
T29514
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hosea Ocbrianto
"Skripsi ini membahas partisipasi masyarakat terhadap posyandu dalam upaya pelayanan kesehatan balita dengan melakukan studi kasus pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo, Depok. Tujuannya untuk memberikan gambaran bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan balita serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat, seperti partisipasi tenaga, uang dan ikut dalam pelaksanaan program. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, seperti pengetahuan, lama tinggal, usia, pekerjaan, kebiasaan, kebutuhan, keluarga, lokasi posyandu, serta manfaat yang telah dirasakan dari posyandu.

This research reviews about ommunity participation in an effort to posyandu child health service children health by doing case study in posyandu nusa indah II RW 11, Meruyung Village, Limo Subdistricts, Depok City. The objective is to present description about the way of community giving their participation and predisposing factors. This research conducts qualitative method with descriptive design.
The result shows that there are some form participation by the community, as participation exertion, money and get in program execution. It is influenced by some internal and external factors, as knowledge, length of stay, age, job, habits, needs, family, location of posyandu, as well as benefit that has been perceived of posyandu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library