Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia
"Kehadiran meme di media sosial tidak hanya untuk melucu atau menghibur, tetapi juga sebagai bentuk sindiran dan kritik. Tema yang diangkat dalam meme berasal dari situasi sosial budaya dalam masyarakat, salah satunya di bidang pendidikan. Pendidikan di Belanda mencakup pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Salah satu pendidikan menengah di Belanda adalah VMBO (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs) atau sekolah menengah kejuruan. Data dari penelitian ini berupa kumpulan meme tentang VMBO. Penelitian ini bertujuan menjabarkan citra siswa VMBO yang ditunjukkan oleh kumpulan meme tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori semiotika denotasi konotasi oleh Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan pembahasan berupa deskripsi dan temuan citra dari kumpulan meme. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kumpulan meme VMBO menunjukkan citra negatif siswa VMBO ditinjau dari kosakata, cara mereka berbahasa dan kebiasaan mereka. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa kata kanker tidak hanya sebatas kata benda, tetapi juga sebagai makian, interjeksi, dan bahasa pergaulan.

The purpose of memes in social media is not only for entertaining, but also as a critic or satire. Various topics can be found in memes, it could be the social and cultural situation in society, such as education. Education system in Netherland includes primary, secondary and higher education. One of secondary education in Netherland is VMBO (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs) or preparatory vocational school. This study used memes about VMBO which can be found in hashtag #vmbomemes on Instagram. The purpose of this study is to describe the image of VMBO students shown by memes about VMBO itself. In this study, Roland Barthes` semiotics theory is used to analyze the memes. Based on the purpose of this study, qualitative method is used to analyze the memes. The discussion consists of description and findings from the memes. At the end, it can be concluded that VMBO memes showed negative image of VMBO students which can be seen from their word choices, speaking manner and daily habits. The word kanker is not only limited as noun, but also as swear word, interjection and slang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Oliver
"Diskriminasi dan kekerasan terhadap wanita merupakan isu yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Permasalahan dapat muncul karena adanya salah penafsiran terhadap aturan yang diterapkan agama. Dalam hal ini, isu opresi dan diskriminasi terhadap wanita ditemukan dalam lingkup agama Islam. Pada tahun 2004, Hirsi Ali, seorang pegiat feminisme, bersama sutradara Theo van Gogh memproduksi film ‘Submission part 1’ yang mengkritik perilaku misoginis yang dihadapi wanita dalam lingkup keluarga Islam. Namun setelah dirilis, film justru menuai kontroversi dan kritik negatif, menimbulkan amarah pada beberapa komunitas Islam konservatif. Penelitian ini menelisik ‘Submission part 1’ yang menyulut beragam kontroversi, dan mencari pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Dengan pembacaan dekat, narasi teks diteliti dan disandingkan dengan pemikiran Lockyer (2008). Hasil penelitian menunjukkan ada pergeseran konstruksi pesan terkait kesalahpahaman.

Discrimination and violence towards women is a worldwide issue that is until now still relevant. This problem is caused by misinterpretation of religious verses. In this case, the issue of oppression towards women are founded in the Islamic environment. In 2004, Hirsi Ali, a reknown feminist, along with  director Theo van Gogh, produced ‘Submission part 1’ as a mean to criticize the misogynistic behaviour in the muslim environment. But after the release, the film attracts controversy and negative critics, provoking anger from the conservative Islam community. This study probes ‘Submission part 1’ that triggered controversies, and question the exact message ‘Submission part 1’ tries to bring. With close reading, the narrative of text is questioned and justxaposed with Lockyer’s thoughts about textual analysis. The result of this research indicates a shift of the constructed  message, due to errors.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Paramesti Ardiningrum Anggoro
"Manusia menggunakan gaya bahasa untuk mendukung proses penyampaian informasi yang mereka coba lakukan. Pemilihan gaya bahasa dapat dipengaruhi oleh kondisi emosi yang sedang dirasakan oleh seseorang. Sebagai contoh, penggunaan disfemisme untuk mengekspresikan kejengkelan, ketidaksukaan, atau kemarahan seseorang. Hoe Duur Was De Suiker merupakan film Belanda yang memperlihatkan konflik antara kulit putih dan kulit hitam dan situasi perbudakan pada abad ke-18 yang terjadi pada sebuah perkebunan tebu di Suriname. Beberapa ujaran yang disampaikan oleh tokoh dalam film mengandung disfemisme. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan fungsi disfemisme yang muncul dalam film Hoe Duur Was De Suiker dengan menggunakan teori Allan dan Burridge (1991 & 2006). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam jenis disfemisme dengan posisi tertinggi pada jenis hinaan dan terdapat sepuluh fungsi disfemisme.

Humans use language styles to support the process of conveying the information they are trying to deliver. The choice of language style can be influenced by the emotional state that is being felt by someone. For example, the use of dysphemism to express annoyance, dislike, or anger in someone. Hoe Duur Was De Suiker is a Dutch film that shows the conflict between whites and blacks and the situation of slavery in the 18th century on a sugarcane plantation in Suriname. Some of the utterances conveyed by the characters in the film contain dysphemism. This study is conducted to determine the types of dysphemism and its functions in the film Hoe Duur Was De Suiker by using Allan and Burridge’s theory (1991 & 2006). This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. The results of this study indicate that there are six types of dysphemism with the highest position on the type of insult and there are ten functions of dysphemism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Shibaa Haliilah Irsan
"Metafora merupakan sebuah fenomena kebahasaan dalam kajian semantik yang membawa konsep sebuah pengalaman ke dalam pengalaman lain dalam membentuk sebuah makna. Gaya bahasa metafora dapat digunakan dalam praktik bahasa lisan maupun tulisan, tidak terkecuali dalam penulisan sebuah artikel berita. Salah satu kategori berita yang diminati masyarakat adalah berita olahraga. Formula 1 sebagai salah satu ajang balap mobil terkemuka dunia menarik untuk diikuti, begitu pun dengan perkembangan beritanya. Penelitian ini kemudian membahas bagaimana metafora digunakan dalam artikel berita ajang balap mobil Formula 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel berita Formula 1 berbahasa Belanda yang bersumber dari situs RN365 (www.racingnews365.nl), diteliti berdasarkan teori metafora konseptual Lakoff dan Johnson (2003). Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan metode deskriptif. Dalam penelitian ini, ditemukan penggunaan metafora jenis struktural, orientasional, dan ontologis. Penelitian menunjukkan penggunaan metafora struktural yang dominan dalam kasus ini. Ketiga jenis metafora memiliki fungsi berbeda yang masing-masing berperan dalam memberikan informasi seputar ajang Formula 1. Berdasarkan hasil penelitian, metafora digunakan untuk memberikan variasi kosakata dalam penulisan berita serta memberikan gambaran lebih jelas tentang serba-serbi dunia Formula 1.


Metaphor is a linguistic phenomenon in semantics studies that brings the concept of an experience into another experience in forming a meaning. Metaphors can be used both in spoken and written language practice, furthermore in the writing of a news article. One of the news categories that people are interested in is sports news. Formula 1 as one of the world's leading racing sports competitions is interesting to follow, as well as its news updates. This study then discusses how journalists use metaphors in terms of Formula 1 racing news articles. The data used in this research are Formula 1 news articles written in Dutch sourced from RN365 (www.racingnews365.nl). The data were analyzed based on the conceptual metaphors theory of Lakoff and Johnson (2003), using qualitative research approaches and descriptive methods. In this research, the use of structural, orientational, and ontological metaphors was found. Research also shows the dominant use of structural metaphors. The three types of metaphors have different functions, each of which plays a role in providing information about Formula 1. Based on the results of this research, metaphors were used in the writing of Formula 1 news articles to provide variations in vocabulary and provide a clearer picture of the world of Formula 1.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Pebriana
"Zusje edisi Online Werken adalah sebuah komik strip karya Gerrit de Jager yang dirilis melalui website pribadinya pada tahun 2020. Komik ini memuat lebih banyak percakapan antar para tokoh yang terjadi secara daring sebagai bentuk penggambaran situasi pada masa pandemi di Belanda. Sama halnya dengan percakapan luring, dalam percakapan daring juga terdapat tindak tutur dan kendala yang dapat menghambat prosesnya, seperti tidak terpenuhinya “Prinsip Kerja Sama” pada implikatur percakapan tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba mengkaji bagaimana tindak tutur yang terdapat pada percakapan daring di empat bagian cerita dari komik Zusje edisi Online Werken menggunakan teori tindak tutur dari J. L. Austin dan Searle. Selain itu, ketidakpatuhan maksim pada implikatur dalam percakapan daring ini juga turut dianalis dengan teori H. P. Grice. Penelitian ini mengkaji tuturan para tokoh menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tindak tutur yang paling banyak ditemukan adalah tindak tutur asertif. Sedangkan dalam implikatur percakapan, terlihat bahwa ketidakpatuhan cenderung terjadi pada maksim kuantitas dan relevansi dengan jenis ketidakpatuhan berupa pengabaian pada maksim.

Zusje in Online Werken edition is a comic strip by Gerrit de Jager which was published on his personal website in 2020. This comic contains more conversations between the characters online as a form of describing the situation during the pandemic in the Netherlands. Similar to offline conversations, there are also speech acts and obstacles in online conversations that can hinder the process, such as not fulfilling the "Principles of Cooperation" in the conversation implicatures. Therefore, the author tries to examine how the speech acts contained in online conversations in the four parts of the story from the Zusje comics in the Online Werken edition use the speech act theory of J. L. Austin and Searle. In addition, non-observance maxims on implicature in online conversations is also analyzed with the theory according to H. P. Grice. This study examines the utterances of the characters using a qualitative method with an analytical-descriptive approach. Based on the results of the analysis, it is known that the most common speech acts found are assertive speech acts. Meanwhile, in conversational implicatures, it is seen that disobedients tend to occur in the maxim of quantity and relevance to the type of disobedient in the form of flouting a maxim."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Choirul Maudy Alavia
"Eksistensi kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda berasal dari perjalanan sejarah yang panjang. Proses migrasi kelompok diaspora Jawa-Suriname dari Hindia-Belanda ke Suriname kemudian ke Belanda membawa mereka pada permasalahan identitas budaya. Di masa kini, media digital dapat menjadi salah satu pilihan bagi kelompok diaspora untuk mengkonstruksi identitas budaya mereka. Tulisan ini membahas peran media digital dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda. Dalam menganalisis konstruksi identitas budaya tersebut, tulisan ini mencermati dua situs, yakni manggarmegar.nl dan javanenindiaspora.nl dengan menggunakan teori identitas budaya Hall (1996) dan konsep digital diaspora Brinkerhoff (2009). Hasil penelitian menunjukkan media digital berperan dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname melalui tiga cara, yaitu sebagai alat memfasilitasi konstruksi identitas budaya, sebagai ruang berbagi cerita, dan pembangun solidaritas internal kelompok diaspora.

The existence of Javanese-Surinamese diaspora groups in the Netherlands comes from a long history. The migration process of the Javanese-Surinamese diaspora from the Netherlands-Indies to Suriname then continued to the Netherlands brings them to the cultural identity problem. Today, digital media can be an option for diaspora to construct their cultural identity. This paper discusses the role of digital media in the construction of the cultural identity of diaspora Javanese-Surinamese in the Netherlands. In analyzing the construction of cultural identity, this paper examines two sites, namely manggarmegar.nl and javanenindiaspora.nl by using Brinkerhoff and Hall's theories. The results of this study show that digital media plays a role in the construction of the cultural identity of the Javanese-Suriname diaspora in three ways, namely as a tool that facilitates cultural construction, provides a space for sharing stories, and builds internal solidarity of the diaspora."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Zahra Sausan Suharsono
"Karya ilmiah ini membahas tentang bagaimana gaya bahasa yang digunakan pada sembilan slogan iklan susu Belanda merek Friesche Vlag dan Friesland Campina periode 2009-2020 serta seperti apa unsur persuasif non-verbal diwakili oleh warna dan latar yang ditampilkan pada kesembilan iklan yang diambil dari situs internet Youtube tersebut. Dalam karya ilmiah ini, digunakan metode analisis-deskriptif dengan menganalisis kesembilan iklan dilihat dari gaya bahasa pada slogannya dengan teori gaya bahasa dari Wertzema dan Jansen, serta menganalisa unsur persuasif non-verbal dari iklannya dengan teori warna dari Sadjiman Ebdi Sanyoto dan teori latar dari Suparmin. Penelitian ini mencoba menjabarkan bagaimana gaya bahasa dari kesembilan slogan iklan tersebut serta mengamati unsur persuasif non-verbal seperti warna latar yang digunakannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap slogan iklan mempunyai ciri khasnya masing-masing dan gaya bahasa yang berbeda-beda dari setiap slogannya. Gaya bahasa digunakan dengan tujuan untuk memperindah tulisan supaya menarik dan untuk menekankan pesan iklan agar dapat diterima konsumen. Dalam setiap iklan juga terdapat unsur persuasif non-verbal seperti warna dan latar yang melengkapi iklan agar lebih menarik dan lebih berciri khas. Biasanya, warna dan latar pada iklan saling berkesinambungan untuk menegaskan pesan.
This paper discusses how the figurative language and what kind of non-verbal persuasive elements such as color and setting are displayed on the nine slogans of the Dutch milk brand Friesche Vlag and Friesland Campina in the 2009-2020 period taken from the internet site Youtube. In this paper, the descriptive-analysis method is used by analyzing the nine advertisements seen from the figurative language of the slogan with the theory of figurative language from Wiertzema and Jansen, and analyzing the non-verbal persuasive elements of the advertisements with the color theory from Sadjiman Ebdi Sanyoto and setting theory from Suparmin. This research tries to describe how the meaning of nine slogans by the figurative language they used and to observe non-verbal persuasive elements such as the colors used and the setting of the advertisements. The results of this study show that each advertising slogan has its own characteristics and figurative language that are different from each slogan. The figurative language is used with the aim of beautifying the extravagant writing and to emphasize the ordering of advertisements to be acceptable to consumers. In each ad, here are also persuasive non-verbal elements such as color and setting that complements the ad to make it more distinctive. Usually, the color and setting of the ad are continuous to emphasize the message."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Natasia Nadia
"ABSTRACT
Pasca penyerahan kedaulatan 27 Desember 1949, bahasa Belanda tidak lagi digunakan sebagai bahasa pengantar di Indonesia karena kebijakan pemerintah Indonesia yang membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi negara. Pada Agustus 1950, bahasa Belanda dihapuskan sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dasar. Penelitian ini membahas situasi bahasa Belanda di ranah pendidikan di Indonesia sebelum dan setelah penyerahan kedaulatan 27 Desember 1949 dan persoalan terkait dengan bahasa Belanda di ranah pendidikan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak bisa lepas begitu saja dari bahasa Belanda. Penggunaan bahasa Belanda di ranah pendidikan Indonesia sangat mempengaruhi perkembangan negara Indonesia yang baru merdeka, sehingga terjadi banyak perdebatan antara lapisan masyarakat terhadap penggunaan bahasa Belanda di ranah pendidikan di Indonesia.

ABSTRACT
After the transfer of sovereignty, December 27, 1949, the Dutch language was no longer used as the medium of instruction in Indonesia because of the Indonesian government 39 s policy of making the Indonesian language the official language of the country. In August 1950, the Dutch language was abolished as the language of instruction in all primary schools. This study discusses the situation before and after the transfer of sovereignty, December 27, 1949 and issues related to the Dutch language in the realm of Indonesian education. This study uses historical method consists of four stages, namely heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The result shows that education in Indonesia can not be separated from the Dutch language. The use of the Dutch language in the realm of education in Indonesia is affecting the development of the newly independent state of Indonesia, so a lot of debate between the layers of society to use the Dutch language in the realm of education in Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina
"Posisi elite pribumi dalam birokrasi pemerintahan di Jawa Tengah merupakan fokus utama dalam penelitian ini. Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana posisi elite pribumi dalam sistem birokrasi kolonial di wilayah Jawa Tengah 1918-1924. Periode yang diteliti dimulai dari tahun 1918, ketika pemerintah kolonial mulai memberlakukan kebijakan Ontvoogding Ordonanntie (Ordonansi Pembebasan Perwalian) dan berakhir pada 1924 dengan diberlakukannya Regentschapsordonantie (Ordonansi Kabupaten). Metode yang digunakan adalah metode sejarah didukung dengan model lapisan sosial dari Roland Mousnier dan konsep kekuasaan dari Michael Mann. Sumber primer yang digunakan adalah Staatsblad van Nederlandsch-Indië dan majalah Pedoman Prijaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bupati memegang posisi tertinggi dalam birokrasi pemerintahan pribumi di wilayah Jawa Tengah berdasarkan aturan turun-temurun yang diberikan oleh pemerintah kolonial sejak abad ke-19. Sikap pemerintah kolonial yang tidak memberikan kebebasan menimbulkan adanya perlawanan dari para elite birokrasi pribumi. Pemerintah kolonial memberi respon dengan menyerahkan kekuasaan dan wewenang kabupaten kepada pemerintah pribumi.

The position of indigenous elite in government bureaucracy in Central Java is the main focus of this research. The problem proposed is how the position of indigenous elite in the colonial bureaucracy in Central Java region 1918-1924. The period of this research starts from 1918, when the colonial government to released Ontvogding Ordonanntie (Freedom Ordonance) policy and ended in 1924 releasement of the Regentschaps Ordonanntie (Regency Ordonance) policy. The method used the historical methods supported with social layer model from Roland Mousnier and authority concept from Michael Mann. Primary resources used Staatsblad van Nederlandsch-Indië and Pedoman Prijaji. The result shows that regent holds the highest position of native government bureaucracy in Central Java region based on hereditary rule that has been given by colonial government since the nineteenth century. The attitude of colonial government which did not provide freedom led to resistance from indigenous bureaucracy elite. The colonial government responded by handing over the power and authority of the regency to the native government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naftally Clarettha
"

 

Tong Tong Fair merupakan festival budaya Indo terbesar yang diselenggarakan di Den Haag. Tong Tong Fair sebagai pasar malam memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Sejak hadirnya Tong Tong Fair, orang-orang Indo memiliki wadah untuk bernostalgia dengan budaya Indo. Selain untuk mengobati rasa rindu terhadap tanah air, Tong Tong Fair juga diperuntukkan kepada generasi selanjutnya yaitu orang-orang Indo dan keturunannya yang tinggal di Belanda. Kegiatan Tong Tong Fair tidak hanya menyediakan program budaya dan gerai makanan yang menarik untuk dikunjungi. Namun juga kita dapat menemui beragam barang khas yang dimiliki oleh budaya Indis contohnya adalah kerajinan tangan dengan berbagai variasi. Tong-Tong Fair diharapkan menjadi wadah untuk orang Indo agar tetap mempertahankan identitas budaya mereka di Belanda. Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah: Bagaimana Tong Tong Fair dapat bertahan sampai saat ini? Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan keunggulan dari Tong Tong Fair dan keragaman budaya yang ditampilkan  di Tong Tong Fair sehingga dapat bertahan sampai saat ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dan konsep identitas budaya dari Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekembangan kegiatan Tong Tong Fair berubah seiring dengan pergeseran identitas kultural orang Indo di Belanda. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan Tong Tong Fair dapat bertahan karena mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring berjalannya waktu memberikan perubahan pada perkembangan dalam kegiatan Tong Tong Fair

 


 

Tong Tong Fair is the biggest Indo festival which are held in Den Haag. As a  night market, Tong Tong Fair has high historical & rich cultural values. Since the presence of Tong Tong Fair, Indo have their own place to reminisce with Indo culture. Beside to cure homesick feeling into Indo culture, Tong Tong Fair also aimed to inherit the culture into the next Indo generation that live in Netherlands. Besides of food & cultural program, Tong Tong Fair also sell Indonesian goods with many variation. Tong Tong Fair is expected can be a place for Indo keeping their cultural identity in Netherlands. The issue that exist in this research is: How Tong Tong Fair maintain its existence until now? The aim of this research is to explain the advantages of Tong Tong Fair and cultural diversity that being showed in Tong Tong Fair. Author using analytical descriptive & cultural identity theory from Stuart Hall. The research show that Tong Tong Fair  activities development is a shift in Indo's cultural identity in Netherlands. In this research, author can conclude that Tong Tong Fair succeed maintain its existence because it followed community development. The changes from community development  also effect activities development in Tong Tong Fair.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>