Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aini
Abstrak :
ABSTRACT Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian amenorea pascasalin pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia serta pengaruh pola pemberian ASI terhadap kejadian amenorea pascasalin di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan analisis univariat dan bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Jumlah sampel yang ada untuk analisis adalah 2031 bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola pemberian ASI dan penggunaan kontrasepsi dengan kejadian amenorea pascasalin di Indonesia. Ibu yang memberikan ASI saja memiliki masa amenorea lebih lama. Efektifitas MAL pada dua bulan kedua pascapersalinan adalah 63,5% dan pada bulan ke enam adalah 49,5%. Probabilitas amenorea selama 6 bulan pascasalin pada ibu yang tidak menggunakan kontrasepsi sebesar 53,1%, sementara yang menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 16,1%.
ABSTRACT This study aim is to describe the incidence of postpartum amenorrhea in women aged 15-49 years old in Indonesia and to know the association of breastfeeding and contraception againts postpartum amenorrhea. This study used data of Indonesia Demographic and Health Survei (IDHS) 20012 with univariate and bivariate analyzes. Population is a women who have infants within range of ages 0-6 months. The analysis using 2033 infants as a sample. The result of the study shows that there is a relationship between breastfeeding and contraception with the incidence of pascasalin amenorrhea in Indonesia. Mothers who gaves just breastfeeding have longer amenorrhea. The effectiveness of Lactanional Amenorea Methode (LAM) within first two months are 63,5% and 49,5% at the sixth month.The probability of sixth months amenorrhea from mothers who didn?t use contraception was 53,1%, while mothers who used hormonal contraception was 16,1%.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Harris
Abstrak :
Krisis moneter yang berlangsung saat ini sulit diperkirakan sebelumnya sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap pelbagai aspek kehidupan bangsa. Untuk mengatasi dampak negatif dari krisis moneter ini, pemerintah cukup tanggap terhadap masalah kesehatan keluarga miskin, dengan program yang sangat strategis, yang bersifat upaya penyelamatan ( rescue ) yaitu program jaring perlindungan sosial bidang kesehatan (JPS-BK ). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan JPS-BK di Kabupaten DT II Tasikmalaya, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pengelola program, sebagai masukan dalam memperbaiki pelaksanaannya. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Tasikmalaya, mulai dari tingkat Kabupaten dan berjenjang sampai tingkat desa dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang yang terdiri dan 1 orang pengelola JPS-BK Kabupaten, 30 orang kepala puskesmas yaitu satu kecamatan diambil satu kepala puskesmas, sebagai pelaksana tingkat kecamatan, 30 bidan di desa yaitu satu bidan perkecamatan, sebagai pelaksana tingkat desa dan 16 orang petugas yang melakukan pendataan sasaran (tim desa ). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indephi interview ), Focus group diskusi (FGD) dan kajian dokumen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa data sasaran yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan program JPS-BK, ternyata tidak akurat karena kriteria Gakin yang kurang jelas, sebagian besar pendataan sasaran dilaksanakan oleh bidan desa dan kader, bukan oleh tim desa, tidak adanya alokasi dana untuk pendataan dan petunjuk pelaksanaan yang ada terlalu kaku sehingga diperlukan modifikasi yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu hal lain yang penting adalah kurangnya kerja sama lintas sektoral sehingga penanganan Gakin tidak terpadu dan pada akhirnya, mengakibatkan kurang berhasilnya suatu program. Untuk meningkatkan keberhasilan program JPS-BK maka disarankan koordinasi lintas sektoral yang lebih balk, sehingga adanya keterpaduan antar sektor terkait, adanya kriteria Gakin yang mudah diimplementasikan di iapangan dan adanya kesepakatan pelaksanaan untuk melengkapi petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas.
The current monetary crisis, unpredictably causes negative impacts in many life aspects. The Indonesian government has given a good respond to overcome this situation, particularly concerning the health problems of poor families, by implementing a very strategic rescue program called the Social Protection Sector Development Program on Health sectors (SPSDP-HS). The research conducted is aimed to obtain detailed information regarding the program implementation and any obstacles found during the time of implementation in Tasikmalaya regency. The findings can be of benefits to improve the future program. Cross sectional design in used in this study, with qualitative approach, to analyze SPSDP-HS implementation from the regency level, stratified to the village level. Number of respondents are 77 individuals : one person as the manager of SPSDP-HS, 30 head of Puskesmas ( one representative is the person in charge for sub-district level ), 30 village midwives ( one representative as the person in charge for village level ), and ] 6 person as members of the data collection teamwork. Data is obtained by indepth-interview technique, Focus group Discussion, and document analysis. In conclusions, baseline data of the targeted population, one of the most important key for the success of all program implementations, is inaccurate due to unclear criteria for determining poor families; most of the baseline data of the targeted population-supposed to be collected by the village team-has been obtained by the midwives and cadres; no funds allocated for data collections and an inflexible guidance for the implementation. Such a guidance should be more understandable and practical, therefore there is a need for simplification. In addition, a minimum effort of inter sector collaborations with result of inadequate action to rescue poor families-seems to be the reason for unsuccessful program implementations. To increase the success of SPSDP-HS program a better inter sectors collaborations should be maintained to achieve an integrated action for rescuing poor families, and gaining a better understanding to clarify the implementation guidance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Legina Anggraeni
Abstrak :
Doula adalah seseorang yang terlatih dan tersertifikasi untuk melakukan pendampingan kepada ibu selama hamil, bersalin dan pasca persalinan. Doula memberikan dukungan kepada ibu dengan tujuan agar ibu siap secara fisik dan psikologis dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya kelak. Salah satu manfaat penggunaan jasa doula adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Angka bersalin oleh dukun di beberapa wilayah Kota Bogor masih cukup tinggi. Diharapkan dengan adanya adaptasi konsep doula (pendamping persalinan) di Kota Bogor dapat meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi dukungan yang doula berikan kepda ibu selama proses pendampingan dan membandingkannya dengan program penyelamatan maternal (motivator KIA) di Kota Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini adalah doula, penyedia jasa doula, ibu hamil dan suami yang menggunakan jasa doula yang ada di wilayah Jakarta. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat,Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Kota Bogor, Bidan Koordinator PONED Puskesmas Cipaku, kader dan dukun bayi (paraji) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipaku. Hasil penelitian ini menunjukan dukungan yang diberikan doula kepada kliennya meliputi pemberian motivasi, afirmasi (sugesti) positif, pemberian pujian, dukungan jasa, waktu, menyusun brith plan, pemenuhan nutrisi, aktivitas fisik dan melakukan disukusi bersama. Perbedaan antara konsep dukungan doula dengan program penyelamatan ibu (motivator KIA) hanyalah pada segi dukungan secara mental dan psikologis. SDM yang tepat untuk melakukan program pendampingan persalinan di Kota Bogor adalah kader dan dukun paraji, sedangkan uang transport yang diberikan dapat dialokasikan dari APBD dan BOK. ......Doula is a trained and certified person to assist mother during pregnancy, childbirth and postpartum. Doula provides support to the mother with the aim that mothers are physically and psychologically ready in the face of pregnancy and childbirth someday. One of the benefits of using doula services is improving access to health services. Birth rate by shamans (paraji) in some areas of Bogor is still quite high. It is expected that with the adaptation of doula concept (birth attendant) in Bogor City can increase the coverage of delivery by health personnel. This study aims to find out the support that doula give kepda mother during the mentoring process and compare it with the program of maternal rescue (motivator KIA) in the city of Bogor. This research method using qualitative approach with data collection through observation and in-depth interview. Informants in this study were doula, doula service providers, pregnant women and husbands using doula services in the Jakarta area. Head of Public Health Section, Head of Family Health Section of Bogor, Midwife Coordinator of PONED, cadre and shamans "paraji" in Cipaku Public Health Service. The results of this study show that the support given by the doula to the client includes motivation, positive affirmation, praise, service support, time, brith plan, nutritional fulfillment, physical activity and joint engagement. The difference between the concept of doula support and the mother's rescue program (maternal and child health motivator) is only in terms of mental and psychological support. The right human resources to conduct mentoring programs in Bogor are cadres and paraji shamans, whereas the given transport money can be allocated from APBD and BOK.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Adriani
Abstrak :
ABSTRAK
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan PelayananKesehatan Gigi Dan Mulut Oleh Ibu Hamil Di Kecamatan PancoranMas Depok Tahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHPenyakit gigi dan mulut memiliki hubungan dengan kehamilan dan resiko kelahiranyang merugikan seperti BBLR, preeklamsia dan kelahiran prematur. Pemeriksaan gigidan mulut saat kehamilan memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayinya, namun, angkautilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dari penelitian sebelumnya di Indonesiamasih rendah. Kunjungan ibu hamil di KIA Puskesmas Pancoran Mas tahun 2016sebanyak 2648 kunjungan, namun, di tahun yang sama hanya terdapat 24 kunjungan dipelayanan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut oleh ibu hamil diKecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Penelitian menggunakan desain potong lintangdengan jumlah sampel sebanyak 162 responden. Penarikan sampel menggunakan teknikrandom sampling yang terdiri dari ibu hamil dan ibu yang memiliki anak berusia sampaidengan satu tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok.Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden dan atauwawancara dengan responden. Data dianalisis menggunakan regresi logistik ganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat 25,9 ibu yang melakukanpemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Variabelkepemilikan asuransi kesehatan p=0,028 , perceived need p=0,009 dan keterpaparaninformasi p=0,026 memiliki hubungan yang signifikan dengan kunjungan ke doktergigi selama kehamilan. Dibutuhkan adanya kebijakan, inovasi program dan strategipreventif untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut olehibu hamil serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai pentingnyamenjaga kesehatan gigi dan mulut saat hamil.Kata kunci:Kehamilan, utilisasi, pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
ABSTRACT
Factors Associated With Utilization of Dental Health CareServices Among Pregnant Women in Pancoran Mas District,Depok, in 2018Counsellor Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHIt has been known that dental and oral health problems are correlated with pregnancyand adverse pregnancy outcomes such as low birth weight, pre eclampsia and pretermbirth. Seeking dental health services when pregnant has many benefits, however,previous studies showed that utilization of dental health service by pregnant womenwere low in Indonesia. In 2016, there were 2648 pregnant women utilized maternal andchild health care in Pancoran Mas Depok Public Health Center, however, only 24pregnant women utilized dental health care. The objective of this study was to identifyfactors related to utilization of dental health services among pregnant women inPancoran Mas District, Depok. This study was conducted using cross sectional designwith a total sample of 162 respondents. Random sampling method was applied forstudy subject selection that consists of pregnant women and mother who has child witha maximum age of one year living in the work area of Pancoran Mas Depok PublicHealth Center. Data collection was done by self administered questionnaires andinterview. Data was analyzed using multiple logistic regression. The results showed thatonly 25,9 visit dental health care services during pregnancy. Health insuranceownership p 0.028 , perceived need p 0.009 and exposure to information aboutcorrelation between dental health and pregnancy p 0.026 have a significantrelationship with dental visits during pregnancy. These findings suggest that policies,innovation programs and prevention strategies are needed to improve dental health careservices by pregnant women and increase the knowledge and awareness of pregnantwomen about the importance of maintaining oral health during pregnancy.Key words pregnancy, utilization, dental health care services
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsha Nur Alfaiza
Abstrak :
TBC masih merupakan masalah kesehatan dunia, bahkan Indonesia. Pemerintah telah menerapkan program DOTS untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, namun angka tersebut masih belum mencapai target. Selama pandemi Covid-19, program DOTS tetap diselenggarakan dengan adanya penyesuaian pengelolaan input dan process. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Depok Jaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni Penanggung Jawab Program DOTS, Dokter Penanggung Jawab Program DOTS, Ketua Kader dan PMO, sedangkan informan pendukung, yakni Pasien TBC. Peneliti mengambil data secara daring melalui Zoom Meeting. Hasil penelitian bahwa pelaksanaan program DOTS di tengah pandemi Covid-19 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, diantaranya wajib memakai masker dua rangkap dan mencuci tangan pakai sabun. Sumber daya PMO dan petugas puskesmas yang berdedikasi memiliki peran penting dalam upaya penyembuhan pasien TBC. Selain itu, ketersediaan anggaran, sarana, dan prasarana yang cukup dapat menunjang keberlangsungan program agar efektif. Kegiatan utama yang masih rutin diadakan yakni pengobatan TBC melalui pemberian Obat Anti Tuberkulosis yang tidak pernah kurang. Terdapat beberapa kendala dalam program DOTS, antara lain jumlah sumber daya kader kesehatan yang sedikit, kurang tersedianya Tes Cepat Molekuler, dan kurang mendukungnya ruangan pasien TBC. Beberapa kegiatan utama di Puskesmas selama pandemi mengalami penurunan jumlah kegiatan, diantaranya investigasi kontak, skrining, penyuluhan, serta pelatihan. Selain itu terdapat beberapa masalah di pelaksanaan program DOTS yang terjadi selama pandemi Covid-19, yaitu masyarakat yang cenderung individualis, kurang terbuka, dan memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga petugas puskesmas dan kader kesehatan seringkali kesulitan dalam melakukan pemantauan terkait dengan investigasi kontak dan pengobatan pasien TBC. Dampaknya, cakupan pengobatan TBC tidak mencapai target, yakni sebesar 71,87% berdasarkan Renstra Puskesmas Depok Jaya Tahun 2021—2026. Hasil penelitian menyarankan untuk Puskesmas dapat memberikan pelatihan kepada kader kesehatan terkait dengan penyikapan investigasi kontak dan edukasi penyakit TBC yang baik kepada masyarakat disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19, memberikan pelatihan kepada PMO terkait memotivasi pasien TBC dalam minum obat secara teratur dan pemeriksaan cek dahak secara rutin, serta perlu melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung terkait kebutuhan program DOTS. ......TB is still a global health problem, even in Indonesia. The government has implemented the DOTS program to reduce morbidity and mortality due to tuberculosis, but this figure has not yet reached the target. During the Covid-19 pandemic, the DOTS program will continue to be held with adjustments to input and process management. The purpose of this study is to describe the implementation of the DOTS program during the Covid-19 pandemic in the Depok Jaya Health Center work area. This research uses a qualitative approach with a case study design. Data collection technique is in-depth interview with the main informants are the person in charge of the DOTS Program, the doctor in charge of the DOTS Program, the head of the cadre, and the medical supervisors, while the supporting informants are the TB patients. Researchers took data online through Zoom Meeting. The results showed that the DOTS program in the mindst of the Covid-19 pandemic was carried out by implementing health protocols, including the obligation to wear two masks and wash hands with soap. Medication supervisor and health center officer resources have an important role in efforts to cure TB patients. In addition, the availability of sufficient budget, facilities, and infrastructure can support the sustainability of the program to be effective. The main activity that is still routinely held is TB treatment through the provision of Anti Tuberculosis Drugs which is never lacking. There are several obstacles in the DOTS program, including the small number of health cadre resources, the lack of availability of Molecular Rapid Tests, and the lack of support for TBC patient rooms. Several main activities at the Health Center during the pandemic experienced a decrease in the number of activities, including contact investigation, screening, counselling, and training. In addition, there are several problems in the implementation of the DOTS program that occurred during the Covid-19 pandemic. People who tend to be individualistic, less open, and have high mobility, so that health center officers and health cadres often find it difficult to carry out monitoring related to contact investigations and patient treatment. As a result, TB treatment coverage did not reach the target, which is 71,87% based on the Depok Jaya Health Center Strategic Plan 2021—2026. The results of the study suggest that the Puskesmas can provide training to health cadres related to the attitude of contact investigations and TB education to the communities adapted to the Covid-19 pandemic conditions, provide training to medication supervisors related to motivating TB patients to take medication regularly and check sputum regularly, and complete supporting facilities and infrastructure related to the needs of the DOTS program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrudin Ali Ahmad
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang penggunaan jamu untuk pengobatan pada pasien di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Tawangmangu tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan Rapid Assesment Procedures (RAP). Hasil penelitian menemukan bahwa jamu yang digunakan untuk pengobatan sudah dirasakan manfaatnya dengan efek samping yang ringan, serta jamu yang paling banyak digunakan adalah sediaan godokan. Hal yang mendukung penggunaan jamu untuk pengobatan adalah pengetahuan terhadap tanaman obat, persepsi terhadap jamu, informasi mengenai klinik dan fasilitas pelayanan yang tersedia, keterjangkauan akses, adanya keluhan sakit serta keinginan untuk sembuh. Saran dari penelitian ini perlunya edukasi kepada masyarakat dan penambahan Klinik Saintifikasi Jamu yang terjangkau
ABSTRACT
This thesis discusses the use of Jamu for treatment on patients at The Hortus Medicus Jamu Scientification Clinic in 2012. The study was a qualitative research using Rapid Assessment Procedures (RAP) approach. The study found that Jamu medicine used for treatment has already felt the benefit with low side effects, as well as the most widely used Jamu preparations is boiling. Factors encouraged the use of Jamu medicine for treatment are the knowledge of medicinal plants, Jamu perception, the availability of information on clinical and service facilities, the affordability of access, the pain complaints and the desire to recover. There is a need to educate people and increasing an affordable Jamu Scientification Clinic
2012
T31270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library