Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meylin
"Gas N2O merupakan salah satu senyawa dari NOx. Senyawa ini satu dari beberapa gas yang dapat menyebabkan gas rumah kaca. Meskipun konsentrasi N2O sedikit diudara tetapi sangat sulit terdekomposisi diudara. Oleh karena itu diperlukan adanya pemisahan NOx dalam bentuk N2O. Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan pencemaran udara. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Pengaruh konsentrasi pelarut merupakan salah satu parameter dalam absorpsi NOx oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi pelarut larutan HNO3 dalam kinerja penyerapan gas NOx melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Dari penelitian ini dilakukan uji perpindahan masa serta untuk analisis gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Gas Chormatography digunakan untuk menganalisis kandungan gas NOx yang terserap setelah percobaan. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu konsentrasi pelarut HNO3 sebesar 0,5; 1; 1,5; 2M dan serat membran yaitu 2000, 4000, 6000 sedangkan variabel tetap yaitu laju alir gas 0,1 L/menit ,dan konsentrasi H2O2 0,5 wt. Pada penelitian ini didapatkan persen penyerapan N2O, koefisien perpindahan massa fluks perpindahan massa, N2O loading terbesar secara berturut ndash; turut yaitu 89,6 , 4,95x10-6 m/s, 10,2x10-5 mol/m2s, 4,43 x10-2 mol N2O/mol pelarut. Semakin besar laju alir maka semakin besar penurunan tekanan dalam penelitian ini rasio penurunan tekanan berkisar antara 1, 107- 2,04. Kata kunci: absorpsi N2O, hollow fiber contactor membrane, jumlah serat, konsentrasi HNO3, superhidrofobik.

Dinitrogen oxide is one of compound NOx. N2O one of compound NOx which can to make effect global warming. Although concentration N20 is small in the atmosfer but N2O can rsquo t decomposed in air but solute in water. Therefore, we need separation N2O as NOx. Nowdays membran technology have been developed by people to overcome problem in air pollution. The main principle of membrane contactor use gradient concentration as a driving force. In this study to knowing influence concentrations of solvent HNO3 in absorp gas NOx through superhidrophobic hollow fiber membrane contactor. Gas Chromatography is used to analyse concentration gas NOx in sample after research. Independent variable in this study is concentration of HNO3 0,5 1 1.5 2 M and numerous of fibers 2000,4000,6000 meanwhile dependent variable are flow rates gas 0,1 L minute, and concentration of H2O2 0,5 wt. This study aims to see the effects of concentrations of HNO3 and number of fibers in the contactor on the mass transfer coefficient KL , efficiency of absorption R , flukx J , and NOx loading. In this study, the largest percentage of N2O absorption, coefficient of mass transfer, flukx of mass transfer, N2O loading are 89,6 , 4,95x10 6 m s, 10,2x10 5 mol m2s, 4,43 x10 2 moles of N2O mol of solvent. Increasing flow rate will be obtained pressure drop rise. In this research the ratio of pressure drops ranges from 1, 107 2.04. Key Words absorption N2O, amount of fiber, concentration of HNO3, hollow fiber contactor membrane, superhidrophobic "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Dhia Athalla
"Kandungan CO2 pada gas alam, harus dihilangkan karena merupakan pengotor pada industri gas bumi. Gas CO2 bersifat sangat korosif dan dengan cepat merusak jaringan pipa dan peralatan. Pemisahan gas CO2 yang saat ini sedang dikembangkan adalah teknologi membran. Keuntungan yang dimiliki teknologi membran adalah biaya operasi yang rendah, kebutuhan energi yang rendah dan pengoperasian yang fleksibel. Selulosa asetat merupakan polimer basa yang baik karena memiliki stabilitas kimia yang tinggi terhadap zat organik, bahannya relatif murah, dan polimer tersebut dikenal tinggi CO2. Kerugian dari selulosa asetat adalah memiliki permeabilitas CO2 yang rendah, sehingga diperlukan modifikasi membran untuk mencapai kinerja pemisahan gas yang tinggi. Fokus penelitian ini adalah pengembangan membran pembawa terimobilisasi dengan selulosa asetat sebagai polimer dasar yang ditambahkan dengan Polietilen glikol metil eter akrilat (PEGMEA). Radiasi electron beam dilakukan untuk meningkatkan sifat mekanik dari membran. Membran yang dihasilkan akan diuji kinerjanya menggunakan gas campuran biner CO2/CH4 dengan menvariasi tekanan umpan gas dan dosis radiasi electron beam 5 dan 10 kGy untuk melihat pengaruhnya terhadap permeabilitas dan selektivitas membran. Hasil penelitian menunjukan membran selulosa asetat PEGMEA 0,5% dengan dosis radiasi 5 kGy memberikan permeabilitas CO2 sebesar 165 barrer dan selektivitas CO2/CH4 sebesar 9 pada tekanan operasi 30 psi.

Carbon Dioxide in natural gas must be removed because it is an impurity in the natural gas industry. CO2 is highly corrosive and can damage pipelines and equipment. The separation of CO2 gas that is currently being developed is membrane technology. The advantages of membrane technology are low operating costs, low energy requirements and flexible operation. Cellulose acetate is a good basic polymer because it has high chemical stability against organic substances, the material is relatively cheap, and the polymer is known to be high in CO2. The disadvantage of cellulose acetate is that it has low CO2 permeability, so it is necessary to modify the membran to achieve high gas separation performance. The focus of this research is the development of immobilized carrier membrans with cellulose acetate as a basic polymer added with polyethylene glycol methyl ether acrylate (PEGMEA). Electron beam radiation is carried out to improve the mechanical properties of the membran. The resulting membrane will be tested for its performance using a CO2/CH4 binary gas mixture by varying the feed gas pressure and the dose of electron beam radiation of 5 and 10 kGy to see the effect on membrane permeability and selectivity. The results showed that 0.5% PEGMEA cellulose acetate membrane with a radiation dose of 5 kGy gave a CO2 permeability of 165 barrer and CO2/CH4 selectivity of 9.11 at an operating pressure of 30 psi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Ansori
"

Sistem dehidrasi glikol di Lapangan X bertujuan untuk menjaga kandungan air pada gas jual di bawah 10 lbs/MMSCFD sesuai permintaan konsumen. Dengan kondisi operasi saat ini, terdapat permasalahan kehilangan glikol yang menyebabkan biaya operasional bertambah. Penyebab kehilangan glikol dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya karena permasalahan kadar keasaman (pH) yang tidak netral pada sirkulasi glikol (Azubuike & Michael, 2017) serta terjadinya oksidasi pada make up tank (Trueba et al., 2022). Pada Lapangan X, kondisi operasi tersebut pun terjadi, yaitu pH sirkulasi glikol berkisar antara 5 hingga 6 yang terukur pada make up tank. Terdapat beberapa metode untuk mengatasi kehilangan glikol, diantaranya penerapan Pre-Inhibited Glycol dan Nitrogen Blanketing. Makalah tesis ini membahas tentang pemecahan masalah kehilangan glikol dengan analisis proses pada kondisi aktual dan penerapan modifikasi Pre-Inhibited Glycol, Nitrogen Blanketing dan Metode Kombinasi Pre-Inhibited Glycol - Nitrogen Blanketing. Perangkat lunak yang digunakan untuk simulasi adalah Aspen HYSYS v11. Tujuan dari simulasi proses modifikasi ini adalah mendapatkan variabel kehilangan glikol fraksi massa TEG > 0.98 dan kadar air pada sales gas kurang dari 10 lbs/MMSCF. Analisis keekonomian dilakukan untuk menilai kelayakan modifikasi pada glikol dengan kriteria NPV ≥ 0, IRR ≥ WACC dan Payback Period ≤ 10 tahun. Berdasarkan hasil 100 studi kasus pada simulasi Aspen HYSYS, metode Nitrogen Blanketing merupakan metode yang memenuhi kelayakan teknis dengan parameter fraksi massa TEG sebesar 0.9808 – 0.9860, water content sebesar 9.15 – 12.04, dan pH 6.78 – 6.87. Secara kelayakan ekonomis, metode Nitrogen Blanketing juga layak dengan nilai IRR, NPV dan Payback Period berturut-turut sebesar 31.9%, Rp. 31.143.295 dan 1 tahun. 


The glycol dehydration system in Field X aims to maintain the water content of selling gas below 10 lbs/MMSCFD according to consumer demand. With current operating conditions, there is a problem of glycol loss, which causes operational costs to increase. The cause of glycol loss can be caused by various factors, including the problem of non-neutral acidity (pH) in glycol circulation (Azubuike & Michael, 2017) and oxidation in the makeup tank (Trueba et al., 2022). In Field X, the operating conditions also occur, namely that the circulating pH of glycol ranges from 5 to 6, which is measured in the make-up tank. There are several methods to overcome glycol loss, including the application of Pre-Inhibited Glycol and Nitrogen Blanketing. This research discusses solving the problem of glycol loss by analyzing the process under actual conditions and applying modified Pre-Inhibited Glycol, Nitrogen blanketing, and Pre-Inhibited Glycol-nitrogen blanketing combination methods. The software used for the simulation is Aspen HYSYS v11. The purpose of this modification process simulation is to obtain a variable loss of glycol mass fraction TEG > 0.98 and a water content in sales gas of less than 10 lbs/MMSCF. Economic analysis was carried out to assess the feasibility of modifying glycol with the criteria of NPV ≥ 0, IRR ≥  WACC, and Payback Period ≤ 10 years. Based on the results of 100 case studies on the Aspen HYSYS simulation, the Nitrogen Blanketing method is a method that meets technical feasibility with TEG mass fraction parameters of 0.9808–0.8860, water content of 9.15–12.04, and pH 6.78–6.77. In terms of economic feasibility, the Nitrogen Blanketing method is also feasible with IRR, NPV, and Payback Period values ​​of 31.9%, Rp. 31,143,295 and 1 year.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derryadi Angputra
"Industri tahu merupakan salah satu industri pengolahan kacang kedelai yang sedang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Limbah industri tahu banyak mengandung senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein yang dapat mencemari lingkungan terutama pada ekosistem perairan. Penelitian ini menggunakan membran ultrafiltrasi polyvinylidene fluoride (PVDF) yang dibuat dengan teknik inversi fasa dengan pelarut N, N, dimethylacetamide (DMAc) dan aditif polyvinylpyrrolidone (PVP). Membran dibuat dengan variasi jumlah PVP 0,1 gram, 0,15 gram, dan 0,2 gram. Pada penelitian ini membran PVDF digunakan pada proses ultrafiltrasi untuk mengolah limbah cair tahu yang sudah diolah melalui koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan PAC dengan konsentrasi 300 ppm. Proses ultrafiltrasi menggunakan variasi tekanan 4 bar, 5 bar, 6 bar, dan 7 bar. Limbah cair tahu awal memiliki karakteristik BOD 3150 mg/L, COD 7350 mg/L, pH 4.01, TSS 501 mg/L, TDS 833 mg/L, dan kekeruhan 594 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan parameter limbah cair tahu terbesar terdapat pada komposisi larutan cetak 0,1 PVP dan tekanan umpan 4 bar dengan penyisihan COD 0%, TSS 99,1%, TDS 23,49%, kekeruhan 96,67% dan menaikkan pH hingga 8,21.

Tofu industry is one of the soybean processing industries that is currently in high demand by the people of Indonesia. Tofu industry waste contains many organic compounds such as carbohydrates, fats and proteins that can pollute the environment, especially in aquatic ecosystems. This research is using polyvinylidene fluoride (PVDF) ultrafiltration membrane made through phase inversion method with N, N, Dimethylacetamide (DMAc) as solvent and polyvinylpyrrolidone (PVP) as additive. Membrane was made with variation of 0,1 gram, 0,15 gram, and 0,2 gram PVP. In this research, PVDF membrane used in ultrafiltration to process the pre-treated tofu wastewater through coagulation-flocculaton with 300 ppm concentration PAC coagulant. Ultrafiltration process was using pressure variation of 4 bar, 5 bar, 6 bar, 7 bar. Tofu wastewater have the characteristic of BOD 3150 mg/L, COD 7350 mg/L, pH 4.01, TSS 501 mg/L, TDS 833 mg/L, and turbidity 594 mg/L. The results of this research shows that the best rejection of tofu wastewater parameters in casting solution with the addition of 0,1 gram PVP and 4 bar pressure with COD rejection 0%, TSS 99,1%, TDS 23,49%, turbidity 96,67% and increased pH to 8,21."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agus Setiawan
"Penelitian sintesis biodiesel dari minyak Sawit sudah banyak dilakukan bahkan sudah banyak diproduksi secara komersial. Metode konvensional yang paling sering digunakan untuk sintesis biodiesel adalah proses transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa lebih disukai karena lebih cepat dan lebih tidak korosif dibanding katalis asam. Namun demikian, kecepatan reaksi, konsumsi energi dan waktu pemisahan produk dengan proses transesterifikasi dengan katalis basa masih dapat diimprovisasi dengan metode yang memiliki mekanisme reaksi yang berbeda. Metode elektrolisis plasma terbukti mampu menghasilkan banyak spesies radikal yang reaktif dan mampu mengonversi minyak kelapa sawit menjadi biodiesel dengan kinerja yang lebih baik dibanding proses konvensional. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengamati bagaimana pengaruh durasi proses, kecepatan pengadukan, dan rasio molar minyak-metanol pada metode elektrolisis plasma terhadap pembentukan biodiesel. Hasil yang didapat menunjukkan kecepatan pengadukan merupakan variabel yang paling memberikan pengaruh signifikan terhadap kecepatan reaksi, yield biodiesel dan konsumsi energi.. Hasil optimum dari penelitian ini mendapatkan 92% yield biodiesel dan energi spesifik 372 J/g pada kondisi rasio molar metanol-minyak 18 : 1, kecepatan pengadukan 500 rpm, dan durasi proses 5 menit.

Researches about biodiesel synthesis have been studied by many researchers as its commercial production has been advanced by some companies. Conventional method commonly used in biodiesel synthesis is transesterification. Transesterification reaction with alkali catalyst is preferred because it is faster and less corrosive than acid catalyst. Nevertheless, reaction rate, energy consumption, and separation process of transesterification with alkali catalyst may be able to be improvised with a method that has different reaction mechanism. Plasma electrolysis evidently can produce many radical species and it can convert palm oil better than conventional process. Therefore, this research wants to observe the effect reaction time, mixing rate, and molar ratio of methanol-oil. The results showed that mixing rate is the variable that has the most significant effect to yield of biodiesel and energy consumption. Besides, reducing molar ratio of methanol-oil from 24:1 to 18:1 can accelerate separation process significantly. Based on this research, the optimum result is 92%-vol yield of biodiesel and 372 J/g energy consumption under condition molar ratio of methanol-oil 18:1, mixing rate is 500 rpm, and reaction time is 5 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Arya Sidi Mantra
"Tesis ini membahas tentang evaluasi opsi pengembangan LPG Plant untuk memaksimalkan revenue di Lapangan Gas ?X? sebagai produk tambahan selain komponen gas alam dan kondensat. Penelitian ini adalah bersifat simulasi berdasarkan data-data fasilitas dan informasi cadangan gas yang telah ada dengan metode simulasi LPG extraction, estimasi biaya konstruksi dan operasional dengan informasi akhir berupa penentuan kelayakan ekonomi secara keseluruhan.

This tesis is discussing about evaluation development plan of LPG extraction plant to improve revenue in ?X? Field ? South Sumatera as additional product from the existing ones which are natural gas and condensate. The method of this research is simulation refer to data from existing facility and reservoir to be evaluated using software LPG extraction analysis, cost estimate related with construction and operational cost with final result about overall economic evaluation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27649
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuel Bagas Sugiarto
"ABSTRAK
Gas Nitrogen Oksida (NOx) yang tergolong sebagai pencemar udara primer seperti Nitrogen Monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Kadar NOx yang sangat tinggi di lingkungan akibat dari kendaraan bermotor dan industri menyebabkan peristiwa hujan asam dan eutrofikasi terjadi. Oleh karena itu, proses absorpsi yang dikombinasikan dengan membran serat berongga dapat menjadi alternatif untuk menjadi metode untuk mengurangi gas NOx sehingga mengurangi emisi gas yang dibuang ke lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada. Proses absorpsi menggunakan pelarut sodium klorit (NaClO2) dan sodium hidroksida (NaOH). Penelitian dilakukan dengan sumber gas NOx dengan komposisi NO sebesar 34,51 ppm dan NO2 sebesar 525,68 ppm. Pada penelitian ini divariasikan laju alir gas NOx dengan laju 100-200 mL/menit, konsentrasi NaClO2 0,02-0,1 M dan serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian secara beturut-turut adalah 94,88%, 0,01534 cm/s, 9,4 x 10-8 mmol/cm2.s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Putri Widyanti
"Maraknya permasalahan limbah logam berat dan organik yang tidak tertangani dengan baik, membuat dibutuhkannya suatu metode efektif untuk mengurangi jumlah limbah tersebut secara signifikan, untuk kemudian mengolahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Limbah cangkang rajungan dan limbah nikel hasil industri, akan sangat berbahaya terhadap manusia apabila kadarnya melebihi ambang batas. Untuk itu, perlu dikembangkan metode pengolahan limbah yang mampu menyelesaikan kedua permasalahan tersebut, yakni metode adsorpsi-desorpsi menggunakan kitosan berbahan dasar cangkang rajungan sebagai adsorben logam nikel, yang dilanjutkan dengan electrowinning untuk memperoleh padatan nikel. Adsorpsi nikel oleh kitosan yang memiliki derajat deasetilasi 50,2% berlangsung optimum pada kondisi pH 3, perbandingan solid/liquid 1:150, dan waktu kontak 30 menit. Sementara itu, desorpsi berlangsung optimum pada pH 2 selama 60 menit. Rapat arus 150 mA/cm2 dan waktu 60 menit merupakan kondisi optimum untuk electrowinning nikel.

Nowadays, one of the most critical problems is about environmental pollution due to heavy metal and organic waste. For solving these problem, we should have an effective methods to reduce those wastes significantly and change them into something that more useful and have an economical value. Crab shells and nickel waste are very dangerous to human. So, we need to develop a waste treatment method, which could solve both problems. One of the methods is adsorption-stripping method using chitosan from crab shell waste as a nickel adsorbent. Electrowinning is the last process in nickel recovery for getting nickel in the solid phase. Nickel adsorption which was used chitosan with deacetylation degree 50,2%, have the optimum condition at pH 3, ratio solid/liquid 1:150, and adsorption time 30 minutes. Meanwhile, the optimum condition for stripping process was reached at pH 2 during 60 minutes. Finally, electric current 150-mA/cm2 and electrowinning time 60 minutes is the required condition for getting the optimum nickel recovery in electrowinning process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Candra
"Pada penelitian ini dilakukan pemisahan ammonia terlarut dalam air melalui kontaktor membran serat berongga yang dinilai bisa memberikan efisiensi yang lebih jika dibandingkan pengolahan secara konvensional dengan proses menara absorpsi. Jenis membran serat berongga yang digunakan adalah polipropilena yang bersifat hidrofobik sedangkan larutan penyerap yang digunakan adalah asam sulfat. Penelitian ini mempelajari koefisien perpindahan massa dan sifat hidrodinamika air dengan variasi 10, 15, dan 20 serat serta variasi laju alir 3, 4, dan 5 Lpm. Untuk studi perpindahan massa, hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar jumlah serat membran dan laju alir akan meningkatkan koefisien perpindahan massa. Sementara itu untuk studi hidrodinamika, peningkatan jumlah serat membran dan laju alir akan memperbesar friksi sehingga penurunan tekanan juga akan semakin besar. Efisiensi pemisahan tertinggi diperoleh pada kondisi variasi serat 20 dan laju alir 5 Lpm dengan nilai 63,45%.

This research conducted removal of dissolved ammonia from aqueous solution through hollow fiber membrane contactor. This process gives more efficiency than conventional process using an absorption column. Polypropylene is a kind of hollow fiber membrane that used in this research. It has a hydrophobic characteristic, whereas sulfuric acid is an absorbent. This research studied about mass transfer coefficient and hydrodynamics properties of water by variation of 10, 15, and 20 fibers, also 3, 4, and 5 Lpm of flow rates. For mass transfer study, results showed that the increasing of flow rate and number of fiber membrane will increase the mass transfer coefficient. While for Hydrodynamic study, the increasing number of fiber membrane and flow rate will increase a friction with the result that increasing a pressure drop. A great efficiency achieves as high as 63.45 % at 20 fibers and 5 Lpm flow rate variation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51821
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jihadilan Aliansyah Putra
"Controlled Atmosphere Storage memiliki CO2 Scrubber yang dapat dikembangkan melalui pengembangan adsorben karbon aktif. Produksi karbon aktif dapat dibuat dengan bahan baku biomassa, salah satunya ialah cangkang kelapa sawit yang memiliki kandungan karbohidrat struktural lignin (53,85%), hemiselulosa (26,16%), dan selulosa (6,92%). Produksi karbon aktif berbahan baku cangkang kelapa sawit melalu mekanisme preparasi bahan baku. Langkah pertama adalah aktivasi kimia dengan merendamkan cangkang kelapa sawit dalam larutan KOH selama 24 jam dan dilanjutkan dengan karbonisasi pada suhu 350oC. Lalu aktivasi kimia kedua dengan variasi rasio KOH : karbon aktif 2:1 dan 4:1 sebelum diaktivasi scara fisika menggunakan gas N2 dengan laju alir 150 ml/menit selama 60 menit pada suhu 800 ᵒC. Hasil karbon aktif terbaik didapat pada rasio 2:1 dengan Bilangan Iod, Luas Permukaan, dan yield berturut-turut 1216,28 mg/g; 1209,78 m2/g; dan 39,01%. Modifikasi karbon aktif yang bertujuan meningkatkan kemampuan adsorpsi CO2 dilakukan dengan perendaman dalam larutan logam NiO dengan variasi loading 0,5%, 1%, dan 2%. Hasil adsorpsi gas CO2 dengan gas analyzer terbaik didapat pada variasi loading 2% dengan presentase adsorpsi sebesar 19,1%.

Controlled Atmosphere Storage has a CO2 Scrubber that can be improved through the development of activated carbon adsorbents. The production of activated carbon can be made with biomass raw materials, one of which is a palm kernel shell which has structural carbohydrate content of lignin (53.85%), hemicellulose (26.16%), and cellulose (6.92%). Production of activated carbon made from palm kernel shells is through the mechanism of preparation of raw materials. The first step is chemical activation by immersing the palm kernel shell in a KOH solution for 24 hours and followed by carbonization at 350 °C. Then the second chemical activation with a variation of the ratio of KOH: activated carbon 2:1 and 4:1 before being physically activated using N2 gas with a flow rate of 150 ml /min for 60 minutes at a temperature of 800 °C. The best activated carbon yield was obtained at a ratio of 2:1 with Iodic Number, Surface Area, and yield respectively 1216.28 mg/g; 1209.78 m2/g; and 39.01%. Modification of activated carbon which aims to increase the ability of CO2 adsorption is done by immersion in a NiO metal solution with loading variations of 0.5%, 1%, and 2%. The best result of CO2 gas adsorption with gas analyzer were obtained at a loading variation of 2% with an adsorption percentage of 19.1%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>